Dengan mengaitkan kedua pengertian diatsa maka kita dapat mendefinisikan diagnosis
kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik
serta latar belakang kesulitan – kesulitan belajar dengan menghimpun berbagai
informasi selengkap mungkin sehingga mempermudah dalam pengambilan
kesimpulan guna mencari alternatif kemungkinan pemecahannya.
Pada dasarnya bila setiap kesulitan belajar terjadi, latar belakangnya akan bersumber pada
komponen – komponen yang berpengaruh atas berlangsungnya proses belajar – mengajar
sendiri.
Berbagai variabel yang mempengaruhi proses belajar – mengajar menurut loree (1970:121-
133) terdiri atas:
· Method Variables, menyangkut kuat lemahnya motivasi untuk belajar, intensif – tidaknya
bimbingan guru dan ada – tidaknya kesempatan untuk praktikum.
b. Enviromental Variables, yang menyangkut iklim belajar yang bergantung pada faktor
tersedianya waktu yang cukup untuk belajar dan tersedianya fasilitas belajar yang memadai
1. Characteristic of the learners, antara lain tingkatan inttelegensi, usia dan taraf
kematangan, jenis kelamin dan kesiapan untuk belajar.
2. Mediating Processes, kondisi yang lazim terdapat dalam diri swasta, antara lain,
intelegensi, persepsi, motivasi, takut, cemas dan tekanan batin yang sebagainya turut
berperan dalam proses berperilaku belajar.
3. Response Variables
Jika dikelompokkan berdasarkan tujuan pendidikan dapat dilihat sebagai berikut.:
2. Tujuan – tujuan afektif, seperti sikap – sikap, nilai – nilai, minat dan apresiasi.
3. Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
5. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan proses belajar dan
pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal, dst.
7. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah tersinggung, suka
menyendiri, bertindak agresif, dst.
B. Ciri-Ciri.
Anak tidak mampu memusatkan perhatiannya kepada sesuatu hal atau objek tertentu untuk
jangka waktu yang cukup lama. Beberapa ahli menyebutkan perhatian anak pada kelompok
ini kurang dari 10 detik.
2. Distrakbilitas
Pada distribilitas visual, konsentrasi visual dialihkan ke benda- benda yang dilihatnya.
Kedua matanya terus menerus menyelidik dan mencari pengalaman visual yang lebih seru
serta lebih baik, akibatnya penderita sering memperlihatkan kekeliruan khas sewaktu
membaca dan cenderung melompati kata – kata atau bahkan melewati begitu saja
kalimatnya.
Pda distrikbilitas auditoris menyebabkan perhatian mudah teralih kepada suara – suara
latar belakang. Pada distrikbilitas internal menyebabkan penderita terganggu oleh
rangsangan yang berasal dari dalam dirinya berupa pikiran, ngatan, maupun asosiasiaya
sendiri. Terlihat penderita sering melamun sehingga tidak memperhatikan pelajaran di
kelas.
3. Impulsif
4. Kurang Ulet
Penderita akan menunjuukan sifat kurang ulet dalam bekerja sehingga pekerjannya jarang
ernah selesai, selain itu juga akan mudah lelah sehingga berpikir lama kan mudah
menguap, menggeliat, biasanya jam tidur juga tidak berimbang, siang hari suka tidur dan
pada malam hari sering terbangun.
5. Selalu Berubah
Perhatian penderita akan sangat bergantung pada motivasinya, pada motivasi yang tinggi
fokus perhatian akan lebih tajam, misalnya ; mengikuti acara televisi tertentu.
6. Inkoordinasi
Artinya sukar melakukan kegaiatn motorik halus sehingga mengalami keslitan dalam
menyalakan korek api, bermasalah dengan resleting, dan lain – lain.
Fenomena kesulitan beljar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja
akademik atau belajarnya. Namun, kesulian belajar juga dapat dibutikan dengan
menculnya kalainan prilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan berteriak didalam
kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah dan sering minggat
dari sekolah. Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang terdapat dalam diri peserta
didik itu sendiri yang disebutkan faktor internal, dan yang terdapat diluar diri peserta didik
yang disebut dengan eksternal.
menurut Burton ( 1952 : 633 – 640 ), variabel yang mempengaruhi proses belajar mengajar
dapat dikelompokan menjadi dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari
luar diri siswa.
Ø Kelemahan secara fisik, seperti tidak berkembangnya susunan syaraf pusat karena cacat
atau sakit, kurang berkembangnya panca indera sehingga menyulitkan proses interaksi
penyakit menahun dan ketidakseimbangan perkembangan dan reproduksi.
Ø Kelemahan – kelemahan secara mental, seperti cacat mental, kurang semangat, serta
trauma.
Ø Kelemahan – kelemahan emosional, seperti terdapatnya rasa tidak aman, tercekam rasa
phobia, maupun ketidakmatangan.
Ø Kelemahan – kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan yang salah, seperti banyak
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan aktivitas sekolah.
Ø Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti membaca,
menghitung, dsb.
a. Kurikulum yang seragam ( uniform ), bahan dan buku sumber yang tidak sesuai dengan
tingkat – tingkat kematangan.
e. Kekurangan gizi.
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari
dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri
yang bersangkutan.
1. Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor
kejasmanian.
2. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang berada atau berasal dari luar
mahasiswa. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Faktor instrumental
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan
belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang
dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala – gejalanya.
kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang ditandai hambatan-hambatan
tertentu untuk mencapai hasil belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh
faktor intelegensi yang rendah(kelainan mental), akan tetapi dapat juga disebabkan oleh
faktor-faktor non intelegensi, dengan demikian , iQ yang tinggi belum tentu menjamin
keberhasilan belajar, karena itu dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada
setiap anak didik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan
belajar.
Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor yang
menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari
dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri
yang bersangkutan.
3.2 saran
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, kritik dan masukan dari pembaca dapat menambah
kesempurnaan dari makalah ini. Muda-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Abin, S.M. (2002) Psikologi Pendidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Siti Mardiyati et al. (1994) Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta : Penerbit UNS.