BELAJAR
Dr.H.SYAMSUL ARIFIN,M.Pd
Batasan
Belajar dapat didefinisikan sebagai
“suatu usaha yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara sadar
dari hasil interaksinya dengan
lingkungan” (Slameto, 1991:2).
Kesulitan belajar dapat diartikan suatu
kondisi dalam suatu proses belajar
yang ditandai adanya hambatan-
hambatan tertentu untuk menggapai
hasil belajar.
Faktor yang dibutuhkan dalam
perkembangan kognitif /proses belajar
1. Kematangan dan keutuhan dari struktur organ-organ
seseorang, termasuk otak, alat persepsi,sistim motorik, serta
faktor genetik.
2. Stimulasi atau rangsangan yang optimal dan
berkesinambungan dari lingkungan. Sikap , respon dan dorongan
dari orang tua sangatlah berpengaruh dalam proses belajar
seorang anak. Sikap menghargai setiap rasa keingintahuan anak
merupakan awal dan dasar yang kuat bagi proses belajar sang
anak selanjutnya. Di lain pihak, sekolah yang merupakan tempat
anak menempa ilmu secara formal juga ikut berperan.
3. Peran aktif anak yang bersangkutan untuk mengolah setiap
asupan yang diterima dari lingkungannya. Dengan kata lain,
motivasi dan minat belajar yang tinggi pada seorang anak akan
mendorong dirinya menuju ke arah perkembangan kognitif yang
baik.
Faktor penghambat dalam
belajar (Oemar Hamalik, 1982)
1. Faktor-faktor yang bersumber dari diri
anak adalah sebagai berikut :
a. Kesehatan yang sering terganggu
b. Kecakapan mengikuti pelajaran
c. Kebiasaan belajar
d. Kurangnya penguasaan bahasa.
2. Faktor-faktor yang bersumber dari
lingkungan sekolah :
a. Cara memberikan pelajaran
b. Kurangnya bahan-bahan bacaan
c. Bahan pelajaran tidak sesuai dengan
kemampuan
d. Penyelenggaraan pengajaran terlalu
padat
3. Faktor-faktor yang bersumber dari
lingkungan keluarga :
a. Masalah broken home
b. Rindu kampung
c. Bertamu dan menerima tamu
d. Kurangnya kontrol orang tua.
4. Faktor yang bersumber dari lingkungan
masyarakat :
a. Gangguan dari jenis kelamin lain
b. Bekerja disamping belajar di sekolah
c. Aktif berorganisasi
d. Tidak dapat membagi waktu, rekreasi
dan waktu senggang
e. Tidak mempunyai teman belajar
Faktor yang dikemukakan oleh
Sukirin ( Psikologi Pendidikan)
Siswa telah menyadari (to be aware of) atas adanya masalah yang
dihadapi.
Siswa telah memahami (self insight) permasalahan yang dihadapi.
Siswa telah mulai menunjukkan kesediaan untuk menerima
kenyataan diri dan masalahnya secara obyektif (self acceptance).
Siswa telah menurun ketegangan emosinya (emotion stress
release).
Siswa telah menurun penentangan terhadap lingkungannya
Siswa mulai menunjukkan kemampuannya dalam
mempertimbangkan, mengadakan pilihan dan mengambil
keputusan secara sehat dan rasional.
Siswa telah menunjukkan kemampuan melakukan usaha –usaha
perbaikan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya, sesuai
dengan dasar pertimbangan dan keputusan yang telah diambilnya
Tes prasyarat adalah tes yang digunakan untuk
mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk
mencapai penguasaan kompetensi tertentu terpenuhi
atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat
pengetahuan dan prasyarat keterampilan.
Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan
peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu.
Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan,
apakah peserta didik mengalami kesulitan pada
kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian,
atau perkalian.
Wawancara dilakukan dengan mengadakan
interaksi lisan dengan peserta didik untuk
menggali lebih dalam mengenai kesulitan
belajar yang dijumpai peserta didik.
Pengamatan (observasi) dilakukan dengan
jalan melihat secara cermat perilaku belajar
peserta didik. Dari pengamatan tersebut
diharapkan dapat diketahui jenis maupun
penyebab kesulitan belajar peserta didik.