BAB I
HAKEKAT KESULITAN BELAJAR BAGI SISWA
Tujuan Khusus Pengajaran diharapkan mahasiswa mampu :
1. Memahami tentang definisi kesulitan belajar
2. Memberikan estimasi anak yang berkesulitan belajar
3. Membuat klarifikasi kesulitan belajar
4. Menggambarkan berbagai jenis kesulitan belajar
5. Menyebutkan faktor penyebab kesulitan belajar
A. Pengertian Kesulitan Belajar
Istilah belajar pada umumnya dikaitkan dengan perkembangan inteleks dan
bahkan selalu dihubungkan dengan kegiatan formal. Sedangkan sebenarnya belajar
merupakan kegiatan setiap insan sejak lahir sampai akan meninggal dunia. Dalam hal
tersebut meliputi baik aspek kognitif, emosi maupun konasi. Menurut pendapat yang
tradisional belajar itu hanya menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahu
an pendapat ini sudah terlalu konvensional.
Belajar itu sendiri adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa
perubahan pada individu. Belajar merupakan kegiatan inti yang dilakukan oleh
peserta didik di sekolah. sebab semua usaha di sekolah diperuntukkan bagi
keberhasilan proses belajar bagi setiap peserta didik yang sedang belajar di
sekolah. Guru pembimbing mempunyai tugas untuk memberikan layanan
pembelajaran kepada peserta didik dalam membantu mengembangkan diri,
sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keterampilan serta menyiapkan melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
Pengembangan manusia seperti itu dapat disebut upaya pembu dayaan
dengan orientasi terbentuknya manusia berbudaya /upaya pendidikan dengan
orientasi terbinanya peranan individu di masyara katnya atau upaya bimbingan
dengan orietansi berkembangnya segenap potensi individu secara optimal,
kesemuanya dalam arti yang seluas-luasnya.
Dalam menghadapi era globalisasi, guru pembimbing dan tenaga
kependidikan lainnya memegang peranan penting dalam menghasilkan
manusia-manusia yang siap menghadapi perkembangan ilmu pengeta huan
Orang yang
dan
b.Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan.
Mungkin ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tapi
nilai yang dicapainya selalu rendah.
c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. Ia selalu ter
tinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai
dengan waktu yang tersedia. Misalnya rata-rata siswa dapat menyelesai
kan suatu tugas dalam waktu 50 menit, tetapi anak yang mengalami
kesulitan belajar memerlukan waktu yang lebih lama karena waktu
dengan waktu yang tersedia ia tidak dapat menyelesaikan.
d.Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh,
menentang, berpura-pura, dusta dsb.
e.Menunjukkan sikap-sikap yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengang gu di dalam
ataupun di luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam
kegiatan belajar.
f. Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung,
mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam meng
hadapi situasi tertentu, misalnya menghadapi nilai rendah tidak
menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal dsb.
Burton (1952) mengidentifikasikan bahwa seorang siswa itu dapat
dipandang atau diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan
menunjukkan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya.
Kegagalan belajar oleh Burton dapat diidenti fikasikan sebagai berikut
1. Siswa dikatakan gagal, apabila dalam batas waktu tertentu yang
bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau tingkat
penguasaan (mastery level) minimal dalam pembelajaran tertentu seperti
yang telah ditetapkan oleh guru (criterion referenced), dalam kontek
sistem pendidikan di negara kita angka nilai batas lulus (passing-grade)
ialah angka 6 atau 60 atau C (60 % tingkat ukuran yang diharapkan atau
ideal), siswa ini dapat digolongkan ke dalam lowers group.
2. Siswa
dikatakan
gagal, apabila
yang
bersangkutan
tidak dapat
1. Tujuan Pendidikan
Dalam
keseluruhan
sistem
pendidikan,
tujuan
pendidikan
harus
dicapai
oleh
setiap
proses
belajar
disebut
tujuan
orang siswa baru dapat memberikan arti yang lebih jelas setelah
dibandingkan dengan prestasi yang lain dalam kelompoknya. Dengan
norma ini guru akan dapat menandai siswa yang akan diperkirakan
mendapat kesulitan belajar, yaitu yang memperoleh prestasi di bawah
prestasi kelompok secara keseluruhan.
Secara statistik mereka diperkirakan mengalami kesulitan belajar
adalah mereka yang menduduki kira-kira 25 % di bawah urutan
kelompok. Dengan teknik ini kita dapat mengurutkan siswa berdasarkan
nilai yang dicapainya dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah,
sehingga setiap siswa memperoleh nomor urut prestasi (ranking).
Mereka yang menduduki sebanyak 25 % dari bawah dianggap
mengalami kesulitan belajar. Teknik lain ialah dengan membandingkan
prestasi belajar setiap siswa dengan prestasi rata-rata kelompok. Mereka
yang mendapat nilai di bawah rata-rata kelompok (kelas) diperkirakan
mengalami kesulitan belajar, baik secara keseluruhan maupun setiap
mata pelajaran.
3. Perbandingan antara potensi dan prestasi
Prestasi belajar yang dicapai seseorang siswa akan tergantung
dari tingkat potensi yang baik yang berupa kecerdas an maupun bakat.
Siswa yang berpotensi tinggi cenderung untuk dapat memperoleh
prestasi belajar yang tinggi pula dan sebaliknya yang berpotensi rendah
akan cenderung mendapat prestasi yang rendah pula.
Dengan membandingkan antara potensi prestasi yang dicapainya
kita dapat memperkirakan sampai sejauh mana siswa dapat merealisasi
kan potensinya. Siswa dikatakan mengalami kesulitan belajar, apabila
prestasi belajar yang dicapainya tidak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya. Misal, seorang siswa yang mempunyai IQ 120 tetapi ternyata
mendapat nilai yang rendah (angka 6), yang seharusnya paling tidak
mendapat nilai 8. Contoh tersebut menggambarkan adanya gejala
kesulitan belajar yang sering disebut dengan istilah under achiever.
Untuk mengetahui potensi dapat dilakukan dengan intelegensi atau tes
bakat, dapat pula dengan mengadakan pengamatan yang teliti dalam
jangka waktu yang cukup lama.
4. Kepribadian
Hasil belajar yang dicapai seseorang akan nampak dalam seluruh
kepribadiannya. Setiap proses belajar akan menghasil kan perubahan
dalam aspek-aspek kepribadian. Siswa yang ber hasil dalam belajar
akan menunjukkan pola-pola kepribadian tertentu yang sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan. Siswa dikatakan mengalami kesulitan
belajar, apabila menunjukkan pola-pola tingkah laku atau kepribadian
yang menyimpang dari seharusnya. Misalnya menunjukan sikap acuh tak
acuh, melalai kan tugas, sering membolos, menentang, menyendiri,
motivasi yang lemah, emosional dan sebagainya.
Berdasarkan kriteria tersebut guru atau guru pembimbing akan
dapat mengetahui dengan menggunakan tes kepribadian, observasi,
angket, inventori, sosiometri dan sebagainya.
Selanjutnya gejala kesulitan belajar akan dimanifestasikan dengan
berbagai
kesulitan yang muncul itu pada umumnya ber interaksi satu dengan
lainnya.
Gejala kesulitan belajar akan dimanifestasikan secara langsung
ataupun tidak langsung dalam berbagai bentuk tingkah laku. Sesuai
dengan pengertian kesulitan belajar tingkah laku yang dimanifestasi
kannya ditandai dengan adanya hambatan-hambatan tertentu. Gejala ini
akan nampak dalam aspek-aspek motoris, kognitif, konatif dan afektif
baik dalam proses maupun dalam hasil belajarnya. Jadi kesulitan belajar
baik bersifat kompleks baik dalam gejala, latar belakang, maupun akibatakibat yang ditimbulkannya. Latar belakang kesulitan belajar bersifat
biologis baik secara eksternal maupun internal.
Gejala-gejala yang timbul tidak hanya semata-mata dalam
prestasi belajar itu sendiri tetapi juga dalam aspek-aspek kepriba dian
dan penyesuaian diri, demikian pula tentang akibatnya.
Pada umumnya dalam setiap kelas, kita menemukan bebe rapa
siswa yang mengalami kesulitan belajar karena gangguan perseptual
motor. Persoalan pertama yang perlu dipecahkan oleh guru/penyuluh
pendidikan ialah bagaimana menetapkan bahwa seorang anak benar-
benar sulit belajar karena ada gangguan pada perseptual motor, dan
bukan karena salah satu penyebab lain.
Untuk mengatasi persoalan ini penyuluh pendidikan hendaknya:
1. Memiliki definisi yang sejelas-jelasnya dari pada apa yang disebut
gangguan perstual motor atau gangguan belajar psiko neurologis.
2. Mampu mengenal gejala-gejala umum gangguan tersebut.
3. Dapat menyelenggarakan test untuk menetapkan (mengidentifikasi)
persoalan, atau meminta agar ahli test melakukannya.
Uraian selanjutnya akan memberi pedoman yang perlu diperhati
kan dalam usaha guru/penyuluh pendidikan menolong siswa yang
mengalami kesulitan belajar karena gangguan perseptual motor.
Sebuah definisi yang banyak disepakati para ahli tentang
gangguan perseptual motor, berbunyi sebagai berikut :
Gangguan perseptual motor ialah penyebab kesulitan belajar pada siswa
yang memiliki kecerdasan (IQ) normal atau di atas normal, yang tidak
menderita kelainan pada alat indranya (mata-telinga-motor) dan tidak
pula mengalami gangguan emosional atau penyakit ayan (cerebral
palsy). Siswa itu menderita kesulitan belajar karena gangguan dalam
proses belajar ialah kesulitan dalam persepsi (penerimaan informasi),
integrasi, ekspresi, ingatan, atau dalam konseptualisasi (pembentukan
pengertian).
Jadi kesulitan belajar anak-anak ini adalah karena suatu
gangguan dalam proses belajar. Mereka itu memerlukan teknik belajar
yang khusus untuk mengatasi kesulitan itu. perlu dicamkan bahwa
tingkat kesulitan tidak sama pada setiap siswa yang menderita gangguan
perseptual motor. Jenis kesulitan pun berbeda-beda pada setiap anak
yang tergolong dalam kelompok ini. oleh karena itu maka gejalagejalanya beraneka ragam pula.
Gangguan perseptual motor, disebut juga gangguan psiko
neurologis, karena kesulitan yang dialaminya terletak pada fungsi otak
(pusat-pusat susunan saraf) yang bersifat psikologis (kejiwaan), ialah
dalam memproses informasi yang didapatkan melalui alat-alat indra,
menjadi pengetahuan.
10
Aphasia
Dyslexia :
11
yang
lampau
(integrasi)
atau
ketidakmampuan
12
atau
penerimaan
perangsang
dengan
indra
13
penerimaan
atau
mengungkapkan
(mengekspresikan)
hasil
kemampuan
berbahasa,
berpikir,
14
4. Orang
yang
kehilangan
salah
satu
fungsi
bahasa,
misalnya
15
Anak tak dapat mengenal kembali dan tak dapat menentukan jenis
bunyi yang didengarnya dari lingkungan.
16
17
18
19
20
sehingga
saraf
sensoris
dan
motorisnya
lemah.
21
mendasari,
mengarahkan
perbuatan
belajar.
22
acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada
pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajar
an akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar.
5) Faktor kesehatan Mental. Dalam belajar tidak hanya menyang
kut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental
dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar
adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi
akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar
yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila
harga diri tumbuh akan merupakan faktor akan adanya kesehatan
mental.
Individu dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan
dan dorongan-dorongan, seperti : memperoleh penghargaan,
dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesra an dan lain-lain.
Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi, akan membawa masalahmasalah emosional dan bentuk-bentuk maladjusment.
Maladjusment sebagai manivestasi dari rasa emosional mental
yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya misalnya, anak
yang sedih akan kacau pikirannya, kecewa akan sulit mengada
kan konsentrasi. Biasanya mereka melakukan kompensasi di
bidang lain mungkin melakukan perbuatan-perbuatan agresif,
seperti kenakalan, merusak alat-alat sekolah dan sebagainya.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan kesulitan belajar, sebab
dirasa tidak mendatangkan kebahagiaan. Karena itu guru/petugas
diagnosis harus cepat-cepat mengetahui keadaan mental seperti
emosi anak didiknya, barangkali faktor ini sebagai penyebab
kesulitan belajar.
6) Tipe-tipe khusus seorang pelajar. Kita mengenal tipe-tipe belajar
seorang anak. Ada tipe visual, tipe motoris dan tipe campuran.
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahanbahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar.
Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat
dengan alat penglihatan nya. Sebaliknya merasa sulit belajar
23
24
Apakah orang tua sering meluangkan waktunya untuk omongomong bergurau dengan anaknya.
25
26
terjadi
belum
berpengalaman hingga belum dapat mengukur kemam puan muridmurid, sehingga hanya sebagian kecil muridnya yang berhasil dengan
baik.
d) Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulit an
belajar, Misalnya dalam bakat, minat, sifat, kebutuhan anak-anak dan
sebagainya.
e) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar,
antara lai :
(1)Metode mengajar yang mendasarkan diri pada latihan mekanis
tidak disarkan pada pengertian.
(2)Guru dalam mengajar tidak menggunakan alat peraga yang
memungkinkan semua alat inderanya berfungsi.
(3)Metode mengajar yang menyebabkan murid pasif, sehing ga anak
tidak ada aktifitas. Hal ini bertentangan dengan dasar psikologis,
sebab pada dasarnya individu itu makhluk dinamis.
(4)Metode mengajar tidak menarik, kemungkinan materinya tinngi,
atau tidak menguasai bahan.
(5)Guru hanya menggunakan satu metode saja dan tidak ber variasi.
Hal ini menunjukkan metode guru yang sempit, tidak mempunyai
kecakapan
diskusi,
tanya
jawab,
eksperimen,
sehingga
27
28
gejala yang tampak, guru pun bisa mengadakan penyelidik an antara lain dengan :
29
1. Observasi
kemudian diseleksi untuk dipilih yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Datadata yang dapat diperoleh dengan observasi, misalnya :
a. Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pelajaran, adalah tanda-tanda cepat
lelah, mudah mengantuk, suka memusatkan perhatian pada pelajaran.
b. Bagaimana kelengkapan catatan, peralatan dalam pelajaran.
Murid yang mengalami kesulitan belajar akan menunjukkan gejala cepat lelah,
mudah mengantuk, sukar konsentrasi, catatannya tidak lengkap dan sebagainya.
2. Interview : adalah cara mendapatkan data
hadap orang yang diselidiki atau terhadap orang lain yang dapat memberikan
informasi tentang orang yang diselidiki (guru, orang tua, teman intim).
Untuk menyelidiki murid yang mengalami kesulitan belajar, interview dapat
dilaksanakan secara langsung atau tidak langsung.
Langsung artinya : kepada murid yang diselidiki.
Tidak langsung
30
- Catatan kesehatannya
- Daftar hadir di sekolah
- Kumpulan Ulangan
- Raport dan lain-lain.
Setelah data terkumpul kemudian di seleksi, tinggal data-data yang diperlukan.
Untuk dapat mengatakan murid mana yang mengalami kesulitan belajar,
diperlukan patokan kesulitan belajar
C. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor
kesulitan belajar sebagaimana diuraikan di atas. Oleh karena itu mencari sumber
penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya, adalah menjadi
mutlak adanya dalam rangka mengatasi kesulitan belajar.
Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam rangka
mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu :
1. Pengumpulan data.
2. Pengolahan data.
3. Diagnosa.
4. Prognosa
5. Treatment / perlakua.
6. Evaluasi
Adapun penjelasan dari 6 langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data :
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak
informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data dapat
dipergunakan sebagai metode, diantaranya adalah :
a. Observasi
b. Kunjungan rumah.
c. Case Study
d. Case history.
e. Daftar pribadi
f. Meneliti pekerjaan anak.
g. Tugas kelompok dan
h. Melaksanakan tes (baik tes IQ maupun tes prestasi/ achievement test)
31
b.
c.
d.
e.
32
digunakan
dalam
setiap
proses
diagnosis,
melainkan
rencana/
33
34
Metodenya, al:
- Obsevasi
- Kunjungan rumah
- Case study
- Case history
- Daftar pribadi
- Meneliti peker. Anak
- Tugas kelompok
- Tes, dsb
Pengumpulan
data
(1)
Re
Ceking data
Pengolahan
Data
(2)
Langkahnya :
- Identifikasi kasus
- Membandingkan antar
kasus
- Membandingkan dng
Hasil tes
- Menarik kesimpulan
Diagnosa
(3)
Mengenai :
- Jenis kesulitan
- Faktor-faktor umum
- Faktor utama
Re
Diagnosa
Prognosa
Mengenai :
-
(4)
Bentuk treatment
Bahan/materinya
Metode/Strategi
Alat/alat bantu
Waktu/jadwal
Re
Prognosa
Treatment
(5)
Bentuknya :
Bimbingan belajar
Bimbingan pribadi
Bimbingan orang tua
Peng. Remedial
Re
Treatmen
Re
Evaluasi
Evaluasi
(6)
BERHASIL - GAGAL
yang
tergolong
cepat
dalam
belajar, pada
umumnya
dapat
menyelesaikan kegiatan belajar dalam waktu lebih cepat dari yang diperkira
kan. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan suatu
35
masalah karena lebih mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari tingkat
kecerdasannya, pada umumnya anak ini memiliki tingkat kecerdasan di atas
rata-rata dan banyak yang tergolong sebagai anak genius (sangat cerdas).
Dalam kelompok anak-anak tersebut berada pada tingkat paling atas.
Karena cepatnya dalam belajar, maka golongan ini sering mengalami
kesulitan dalam penyusaian belajar karena pada umumnya kegiatan belajar
di sekolah menggunakan ukuran rata-rata. Salah satu usaha untuk
membantu mereka ialah dengan menempatkan pada kelompok khusus atau
diberikan tugas-tugas tambahan.
2. Lambat dalam belajar
Sebaliknya dari dari anak yang tergolong cepat, anak golongan lambat ini
lebih banyak membutuhkan waktu yang lebih lama dari waktu yang
diperkirakan untuk anak-anak normal. Sebagai akibat nya, anak-anak
golongan ini sering ketinggalan dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu
sebab tinggal kelas. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak
golongan lambat belajar, memiliki taraf kecerdasan di bawah rata-rata. Anak
golongan ini memerlukan perhatian khusus, antara lain melalui penempatan
pada kelas-kelas khusus atau pelajaran-pelajaran tambahan dalam program
pengajaran remedial.
3. Anak Kreatif
Anak kreatif ini pada umumnya anak dari golongan cepat, tapi banyak pula
dari golongan normal (rata-rata). Anak golongan ini menunjukkan kreativitas
dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya dalam melukis, menggambar,
olahraga, organisasi, kesenian dan dalam kegiatan-kegiatan kurikuler
lainnya. Mereka ingin selalu memecahkan persoalan, berani menanggung
resiko yang sulit sekalipun, kadang-kadang destruktif di samping konstruktif,
lebih senang bekerja sendiri, percaya pada diri sendiri dan sebagainya.
Dalam kegiatan belajar, anak golongan kreatif lebih mampu menemukan
masalah-masalah dan mampu memecahkan masalah. Sekolah perlu
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada golongan anak kratif.
Adapun jenis sifat murid tersebut dapat mempengaruhi proses belajar dan
dapat menimbulkan beberapa akibat tertentu di antaranya adalah anak putus
belajar (drop-out), dan berprestasi kurang (underachiever).
36
Sebab dari droup-out ini banyak, disamping sebab yang terletak pada
diri murid itu sendiri, juga terdapat sebab-sebab lain seperti kurikulum,
metode mengajar, lingkungan masyarakat, keluarga. Masalah yang
dihadapi ialah bagaimana membantu anak golongan droup-out ini agar
mereka pun dapat menjadi warga masyarakat yang produktif. Ini tentu
membutuhkan suatu program bantuan secara khusus.
Anak-anak dari golongan ini memerlukan perhatian yang sebaikbaiknya dari pada guru dan terutama pada petugas bimbingan
dan konseling di sekolah.
D. Peranan Guru dalam Proses Belajar
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong,
membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai
tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang
terjadi dalam kelas sehingga kegagalan anak dapat dideteksi sedini mungkin dan
selanjutnya guru segera memberikan bantuan dalam mendorong
proses
perkembangan anak.
Penyampaian materi materi pelajaran hanyalah merupakan salah satu dari
berbagai kegiatan dalam
belajar
Mendidik anak dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
37
2.
3.
38
mereka
b.
Menjelaskan secara konkrit kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada
akhir pengajaran.
c.
d.
39
Melalui pendekatan pribadi ini diharapkan guru dapat mengenal dan memahami
murid secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan
proses belajar nya.
Dengan perkataan lain, sebagai direktur belajar guru sekaligus berperan
sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar.
Sebagai pembimbing dalam belajar, guru diharapkan mampu serta
memahami akan tugasnya untuk :
a.
b.
c.
d.
e.
Menilai keberhasilan setiap langkah kegiatan yang telah dilakukan nya dalam
proses pembelajaran.
b.
c.
b.
c.
d.
e.
b.
40
c.
d.
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
Rangkuman
Kesulitan belajar pada siswa sebagai faktor utama yang dapat mempengaruhi
keberhasilan di sekolah. Untuk itu maka batasan kesulitan belajar banyak beraneka
macam. Banyak definisi tentang kesulitan belajar tetapi secara umum dapat
dikemukakan empat kriteria :
1.
2.
3.
Prestasi belajar yang rendah, jauh di bawah kapasitas intelegensi yang dimiliki
4.
41
Latihan Soal :
1.
Kesulitan belajar pada siswa sebagai faktor utama yang dapat mempengaruhi
keberhasilan di sekolah. Apa maksud pernyataan tersebut diatas?
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
sendiri !
42
BAB II
PROSEDUR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
Tujuan Khusus Pengajaran Mahasiswa diharapkan :
1.
2.
3.
43
44
tidak dapat memberi bantuan yang banyak pada siswa. Ini berarti
menunjukkan kegagalan kita, baik dalam menggali sebab yang sebenar
nya maupun dalam usaha perbaikan nantinya.
Misalnya terjadi kasus kesulitan belajar. Penyebab sebenarnya
misalnya adalah gangguan penglihatan. Apabila guru berusaha untuk
memperbaiki membacanya dengan jalan memberikan jam tambahan
(untuk latihan membaca) maka hasil yang diharapkan tidak akan
terpenuhi. Hal ini disebabkan guru gagal dalam mengenali sebab kesulit
an belajar, apabila sebab utama kesulitan belajar membaca adalah
karena kurangnya latihan (perkiraan sebab dari guru) bukan karena
siswa mengalami gangguan penglihatan.
Oleh karena itu untuk dapat mengadakan diagnosa secara
bijaksana dan efisien dituntut untuk :
a. Mengetahui berbagai kemungkinan yang beralasan faktor-faktor yang
mungkin merupakan sebab kesulitan belajar.
b. Mengetahui cara menemukan secara efisieen manakah faktor yang
sebenarnya atau yang paling tepat diantara kemungkinan-kemungkin
an tersebut.
Kedua tuntutan di atas memang membutuhkan keahlian dan
pengalaman. Dan jelas kita harus mengetahui bahwa penyebab kesulit
an belajar itu sangat kompleks. Karena itu kita harus cermat dan berhatihati.
Dalam hubungannya dengan penyebab kita harus mempunyai
anggapan atau pedoman sebagai berikut :
a. Bahwa banyak sebab-sebab yang menimbulkan pola gejala yang
sama (sebab berbeda pola gejalanya sama).
Misalnya : faktor kurang latihan, gangguan penglihatan, kecerdas an,
faktor psikologis dll dapat mengakibatkan kesulitan dalam membaca.
b. Bahwa banyak pola-pola gejala yang ditimbulkan oleh sebab yang
sama (pola gejala berbeda-beda sama).
Misalnya : faktor broken home dan kemiskinan dapat berakibat anak
menjadi bodoh dan nakal, namun dapat pula anak patuh pada
peraturan dan pandai.
45
46
47
48
49
BAB III
2.
3.
4.
supaya
menjadi orang baik. Bimbingan juga mempunyai arti khusus, yaitu sebagai
suatu
program
membantu
mengoptimalkan
perkembangan
siswa.
50
51
proses
sosialisasi
dan
sikap
sensitif
terhadap
muridmurid
untuk
mengembangkan
motif-motif
52
Masalah Belajar
Masalah belajar merupakan inti dari masalah pendidikan dan
pengajaran,
karena
belajar
merupakan
kegiatan
utama
dalam
53
dan pengajaran diarahkan agar siswa belajar, sebab kegiatan belajar ini
siswa dapat berkembang lebih optimal.
Perkembangan belajar siswa tidak selalu berjalan lancar dan
memberikan hasil yang diharapkan. Adakalanya mereka menghadapi
berbagai kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan dalam
belajar ini dimanifestasikan dalam beberapa gejala masalah, seperti
prestasi belajar rendah, kurang atau tidak ada motivasi belajar, belajar
lambat, berkebiasaan kurang baik dalam sikap yang kurang baik
terhadap pelajaran, guru ataupun sekolah.
Setiap gejala masalah ada sesuatu yang melatarbelakanginya,
demikian juga dengan masalah belajar. Umpamanya prestasi belajar
rendah dapat dilatarbelakangi oleh kecerdasan rendah, kekurangan
motivasi belajar, kebiasaan belajar yang kurang baik, gangguan
kesehatan, kekusutan psikis, kekurangan sarana
belajar kondisi
54
murid-murid
dapat
menyadari
bahwa
dalam
belajar
diperlukan self-diciplin.
4) Agar murid-murid dapat memilih tempat/kamar belajar yang ideal,
dan memungkinkan ia dapat belajar dengan sebaik-baik nya.
5) Agar murid-murid memilih dan menggunakan perabot belajat
sesuai dengan apa yang ditekuninya.
6) Agar
murid-murid
dapat
memilih
dan
menempatkan
alat
55
56
j)
m) Persamaan
dan
perbedaan
dalam
pola-pola
dan
tempo
perkembangan.
n) Persamaan dan perbedaan dalam latar belakang lingkungan.
57
sebagai
designer
of
instruction
atau
perancang
58
Guru
sebagai
pembimbing,
dituntut
untuk
mengadakan
sebagai
pembimbing,
dituntut
untuk
mengadakan
hasil
setiap
langkah
kegiatan
yang
telah
dilakukannya.
d. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat
belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya.
e. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual
maupun secara kelompok.
Untuk itulah para guru perlu selalu memahami prinsip-prinsip
bimbingan dan menerapkan dalam proses belajar mengajar.
Menurut PERCEIVEL. HUSTON, dalam bukunya : The
Guidance Function Education
59
berikan.
Berdasarkan
rencana
tersebut
guru
melaksanakan
harus
berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktorfaktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut. Setiap masalah
atau kesulitan mempunyai latarbelakang tertentu yang berbeda
dengan masalah lain atau pada siswa yang lainnya.
3. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan
dengan
masalah
serta
faktor-faktor
yang
melatarbelakangi:
60
61
62
banyak, secara normal yaitu sekitar 66% dari jumlah siswa dalam kelas,
kelompok pandai dan kurang masing-masing sekitar 17%. Dalam
pengajaran yang bersifat klasikal, guru-guru umumnya menyiapkan
pelajaran dengan kualifikasi sedang atau diperuntuk kan bagi kelompok
sedang. Dengan demikian pelajaran tersebut akan mudah bagi kelompok
pandai dan sukar bagi kelompok kurang. Hal ini akan nampak dari nilai
yang mereka capai, sebagian besar mendapat nilai cukup sekitar 6-7
(kelompok sedang), sebagian kecil mendapatkan nilai baik sekitar 8-10
(kelompok pandai), sebagian kecil lainnya mendapat nilai kurang yaitu
kurang dari 6, (kelompok kurang). Keadaan seperti ini tidak dapat
dibiarkan sebab anak kurang, akan terseret terus, dan anak pandai karena
cepat menguasai bisa mengganggu anak lainnya. Untuk mengatasi
masalh tersebut maka diberikan bimbingan atau bantuan pengayaan dan
perbaikan. Bantuan pengayaan diberikan pada kelompok siswa
yang
dapat
mengadakan
63
sering dan bervariasi serta bentuk latihan yang lebih sering dan bervariasi
dibanding dengan kelompok lainnya.
Untuk dapat melaksanakan bantuan pengayaan dan perbaikan
yang baik diperlukan sarana dan sumbar-sumber belajar seperti ruang
yang memadai, alat bantu, buku-buku, kamus, majalah ilmu pengetahuan
dll. Hambatan utama yang dihadapi guru-guru dewasa ini di sekolah
adalah terlalu banyaknya
64
segala yang diperbuat individu. Tingkah laku ini menurut mereka juga
termasuk yang tidak terlihat dapat dideskripsikan dan dihitung atau
disebutkan.
Ada dua macam tingkah laku menurut konsep Behavirisme yaitu
tingkah laku responder atau respondent behavior dan tingkah laku operant
atau operant behavior. Tingkah laku responden bersifat refleks, tidak
dipelajari, sedang operant merupakan hasil belajar. Hampir sebagian
besar tingkah laku individu adalah operant atau hasil belajar. Suatu
tingkah laku baru diperoleh atau tingkah laku lama diubah melalui
kondisioning
dan
operant
kondisioning
atau
penguatan
atau
tersebut
hendaknya
bisa
dihitung
frekuensinya
atau
besarannya.
3. Rencanakan situasi belajar dengan seksama sehingga tergambar
dengan jelas tingkah laku-tingkah laku yang diharapkan.
65
Treatment / terapi.
dan
pengajaran
atau
berhubungan dengan
kesempatan
siswa
dalam
66
a. Preservatif
Memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik dan tetap
diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar.
b. Preventif
Mencegah sebelum terjadi masalah.
c. Kuratif
Mengusahakan Penyembuhan pembentulan dalam mengatasi
masalah.
d. Rehabilitasi
Mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah diadakan
treatment yang memadai.
3. Kebutuhan Bimbingan bagi Anak dan Macam-macamnya
1. Bimbingan belajar (Instructional guidance) : Yang perlu diperhatikan
mengenai prosedur sekolah dan masalahnya, bagaimana kalau tidak
masuk sekolah bagaimana memakai perpustakaan dan lain-lain.
2. Bimbingan penyelesaian : Memberikan kesempatan pada anak-anak
yang dapat memberikan kesaksian pada dirinya.
3. Bimbingan pekerjaan (Vocational Guidance) : Anak-anak supaya
diberi pengetahuan mengenai barmacam-macam sekolah menengah
atas, supaya memiliki pandangan tentang sekolah tersebut, hingga
mudah membuat pilihan yang ada hubungannya dengan masa depan.
4. Bimbingan Karier (Career Guidance) : Adapun prosedurnya dapat
secara individual maupun secara kelompok. Program testing mau pun
record perlu dilaksanakan. Kesukaran-kesukaran individual perlu
mendapat perhatian. Bimbingan harus berhubungan dengan masa
depan anak.
5. Bimbingan sosial dan pribadi : Bimbingan yang berhubungan dengan
kesulitan psikologis yang dialami anak.
6. Bimbingan jabatan (Vocational Guidance) Bantuan yang diberikan
pada anak dalam mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan
masa pekerjaan atau jabatan dan lain-lain.
C. Tekhnik-tekhnik dalam Bimbingan
Tekhnik bimbingan (counseling) dapat dibagankan sebagai berikut :
67
Sosiodrama.
g. Psikodarma.
h. Upacara.
i.
Papan bimbingan.
Tekhnik Individual
Dengan tekhnik ini pembimbing menghadapi seorang secara
individual yang bermasalah atau memerlukan bantuan berupa bimbing an.
Maka disebut juga individual
(penyuluhan )
Suasana counseling dipengaruhi oleh pihak mana yang memulai
proses bimbingan. Mungkin dari pihak pembimbing yang memulai dan
dapat terjadi dari pihak anak atau conselee yang menghadapi suatu
masalah atau persoalan didorong untuk mengutarakan masalahnya kepada
pembimbing atau kepada guru di sekolah dengan harapan untuk
mendapatkan bantuan seperlunya.
Dalam hubungan yang demikian dapat dibedakan beberapa
tekhnik bimbingan dan penyuluhan :
a. Directive Counseling.
Dengan prosedur atau tekhnik pelayanan penyuluhan tertuju pada
masalahnya, Counselor yang membuka jalan pemecahan masalah
yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran WILLIAM SON menunjukkan
alasan bahwa :
68
1) Anak
yang
belum
matang
mendiagnosa
sendiri
dan
ada
tetapi
klien
sendiri
yang
mengambil
prakarsa,
yang
69
70
dalam
pembentukan
pribadi.
Kemampuan
pribadi
dapat
Sosiodrama :
Tekhnik sosiodrama adalah suatu cara dalam bimbingan yang
memberikan kesempatan pada murid-murid untuk mendramatisasikan
sikap, tingkah laku atau penghayatan seseorang seperti yang dilakukan
dalam hubungan sosial sehari-hari di masyarakat.
Maka dari itu sosiodrama dipergunakan dalam pemecahan masalahmasalah sosial yang mengganggu belajar dengan kegiatan drama
sosial.
71
menjadi
suatu
tekhnik
bimbingan
dan
menjadi
tempat
72
dipakai dalam
konseling,
berfungsi
memahami potensi
dan
kemampuan
siswa,
73
upaya
guru
dalam
mengatasi
kesulitan
belajar
agar
74
BAB IV
TAHAP-TAHAP DALAM LAYANAN PEMBELAJARAN
Tujuan Khusus Pengajaran Mahasiswa Diharapkan :
1. Mampu memahami tentang prosedur pengenalan siswa yang mengalami
kesulitan belajar.
2. Mampu mengungkap sebab-sebab timbulnya masalah belajar.
3. Mampu melakukan upaya bimbingan dalam rangka mengatasi permasalah
an belajar.
A. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar
Di sekolah disamping banyak siswa yang berhasil dalam belajar, sering pula
dijumpai adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar, seperti mendapat
nilai rendah. Secara umum siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang
sebagai siswa yang mengalami masalah belajar. Secara lebih luas, masalah
belajar tidak hanya terbatas pada contoh-contoh tersebut. Masalah belajar
memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat
digolongkan atas :
1. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaat kan
secara optimal.
2. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi atau memiliki IQ 130 atau lebih, tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajarnya yang amat tinggi.
3. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat
akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk
mendapat pendidikan atau pengajaran khusus.
4. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang
bersemangat dalam belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.
5. Bersikap dan kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang
kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonis dengan yang
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.
75
76
140 ke atas
: sangat cerdas
120 139
: cerdas
110 119
: di atas rata-rata
90 109
80 - 89
: di bawah rata-rata
70 - 79
: bodoh
di bawah 70
: sangat bodoh
77
kekuatan
mereka
itu,
sedangkan
siswa
yang
masih
78
Tes diagnostik disusun dalam berapa bagian dan tiap bagian dipusatkan
pada satu tujuan tertentu. Tiap-tiap bagian terdiri dari beberapa item
yang dimaksudkan untuk mengukur penguasaan masing-masing bagian.
Dari hasil analitis tes diagnostik akan dapat dilihat nilai masing-masing
bagian sehingga dapat diketahui pada bagian mana siswa lemah dan
kuat, sehingga dengan demikian dapat diidentifikasikan kesulitan belajar
siswa.
Cara menyusun tes diagnostik adalah sebagai berikut :
1. Rumuskan dengan jelas materi yang akan dicakup dalam tes
diagnostik.
2. Penyusun tes diagnostik digolong-golongkan menurut jenis-jenis
kesulitan tertentu, tidak boleh dicampur-adukkan. Hal ini untuk
memudahkan terlihatnya pola kesulitan belajar siswa.
3. Penyusun tes diagnostik harus menguasai materi pelajaran, dimana
tes tersebut diperuntukkan.
4. Penyusunan item tes diagnostik berdasarkan prinsip urutan kesulitan
belajar dan proses perkemabngan belajar siswa. Hal ini menyangkut
metodik sesuatu mata pelajaran dan prinsip psikologi belajar.
5. Seyogyanya disiapkan beberapa bentuk tes diagnostik pararel yang
dapat digunakan untuk mengecek kembali apakah kesulitan-kesulitan
sejenis yang dialami oleh siswa sudah dapat diatasi.
e. Analisis Hasil Belajar atau Karya
Analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk lain dari tes
diagnostik. Tujuannya sama yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalah
an yang dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu. Apabila tes
diagnostik disusun, dibakukan dan diselenggarakan dalam bentuk tes,
analisis hasil belajar merupakan prosedur yang pelaksanaannya dilaku
kan dengan jalan memeriksa secara langsung materi hasil belajar yang
ditampilkan oleh siswa, baik melalui tulisan, grafik atau gambar, bentuk
tiga dimensi yang berupa model, maket dan bentuk-bentuk tigas dimensi
hasil kerajinan dan keterampilan tangan lainnya serta gerak suara.
Bentuk hasil belajar dapat berupa foto, film ataupun rekaman video.
Dalam analisis hasil belajar, materi dicermati melalui pengamatan yang
79
80
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar yang menyebabkan
timbulnya hambatan atau kesulitan. Faktor eksternal antara lain meliputi :
81
konselor
dan
staf
sekolah
lainnya
berkewajiban
untuk
82
83
Rangkuman.
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor (guru
pembimbing) adalah saling membantu, mengisi dan menunjang. Guru sebagai
penguasa lapangan dan penggerak kegiatan belajar siswa, sedangkan guru
pembimbing sebagai arsitek, penasehat dan penyumbang data, masukan dan
pertimbangan bagi diterapkannya layanan bimbingan belajar. Guru pembim
bing dapat membantu penyelenggaraan, mengolah data dan mentafsirkan
nilai-nilai tes hasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru.
Latihan Soal
1. Di sekolah disamping banyak siswa yang berhasil dalam belajar, sering pula
dijumpai adanya siswa yang mengalami kesulitan belajar, seperti mendapat
nilai rendah Sebutkan permasalahan belajar yang sering dihadapi oleh anak
2.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui
prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan pengamatan. Bagaimana
84
BAB V
PROSEDUR PEMBERIAN BIMBINGAN DARI
SISWA YANG MENGALAMI KESULITAN BELAJAR
Tujuan Khusus Pengajaran
1. Mahasiswa mampu melaksanakan bimbingan belajar baik individual
maupun kelompok proses.
2. Mahasiswa mampu menyelenggarakan bimbingan kelompok secara tepat
dan benar.
A. Prosedur Pemberian Bimbingan
Ini adalah langkah pemberian bimbingan, langkah penyembuhan atau
langkah pemberian bantuan kepada siswa yang sudah jelas akan jenis
kesulitannya. Untuk dapat memberikan bimbingannya dengan setepatnya
dan seefisiennya mungkin maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis kesulitan yang dialami siswa.
2. Mengelompokkan siswa yang mengalami jenis kesulitan yang sama.
3. Teknik-teknik bimbingan yang dikuasai.
4. Fasilitas yang tersedia.
5. Beberapa teknik bimbingan dengan sifat-sifat yang dimilikinya.
1. Jenis Kesulitan yang dialami siswa.
Teknik bimbingan yang akan diterapkan, harus sesuai dengan
jenis kesulitan yang dialami siswa. Timbulnya jenis-jenis kesulitan sangat
erat hubungannya dengan : sifat atau karakteristik tiap-tiap mata
pelajaran, kemampuan masing-masing pribadi siswa, dan kondisi
lingkungan sekitar siswa. Oleh karena itu jenis-kenis kesulitan yang
dialami siswa dalam suatu kelas mungkin akan sangat bervariasi, siswa
yang satu akan berbeda dengan siswa yang lain, walaupun untuk mata
pelajaran yang sama sekalipun.
Disinilah
dituntut
kejelian
pembimbingan
atau
guru
untuk
85
Nama
Siswa
1.
1. .......................
2. .......................
86
3. .......................
4. .......................
5. .......................
2.
1. .......................
Indera
2.........................
3.........................
4.........................
5.........................
Lanjutan hal 74
3.
1.........................
2.........................
3.........................
4.........................
5.........................
4.
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
5.
1. .......................
2. .......................
3. .......................
4. .......................
5. .......................
6.
dll
bimbingan
seyogyanya
dalam
batas
jangkauan
87
---------------------------------------------------------------------------------------No.
Kemungkinan masalah
Kemungkinan Bimbingan
a.
kurang kecerdasan
88
d.
a.
b.
a.
Orang tuanya
-----------------------------------------------------------------------------------------
a.
dengan teman
c.
-----------------------------------------------------------------------------------------
a.
89
-----------------------------------------------------------------------------------------
a.
lebihan
----------------------------------------------------------------------------------------
a.
b.
--------------------------------------------------- --------------------------------------
Resume
Pemberian bimbingan penyembuhan ini adalah langkah pemberian
bantuan kepada murid yang sudah jelas akan jenis kesulitannya. Pemberian
bantuan dalam membimbing kesulitan belajar dapat dilakukan baik secara
klasikal maupun individual.
Tugas
Lakukan observasi ke suatu SD dan carilah siswa yang mengalami
kesulitan belajar.Diskusikan dengan teman-teman anda sesama mahasiswa
menemukan cara untuk membantu guru dalam mengatasi masalah tersebut
90
BAB VI
MATERI LAYANAN PEMBELAJARAN
Tujuan Khusus Pengajaran Mahasiswa Diharapkan Mampu :
1. Memahami inti dari materi layanan pembelajaran.
2. Membuat serta mendesain rencana program satuan layanan pembelajaran.
3. Mendesain layanan pengajaran perbaikan dan program pengayaan.
Secara umum materi layanan pembelajaran yang dapat diberikan
kepada siswa-siswa di sekolah antara lain :
a. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar
1. Keterlambatan akademik
2. Ketercepatan dalam belajar
3. Sangat lambat dalam belajar
4. Kurang motivasi dalam belajar
5. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar
b. Pengajaran Perbaikan (bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran, Guru
Praktek)
c.
Program Pengayaan
(bekerjasama dengan Guru Mata Pelajaran dan Guru Praktek)
d.
91
suasana
menakutkan,
mengecewakan,
membingungkan,
menjengkelkan).
7. Melengkapi sumber dan kelengkapan belajar.
8. Mempelajari hasil belajar yang diperoleh.
e.
f.
92
1. Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
2. Pengenalan
dan
penerimaan
perubahan,
pertumbuhan
dan
pembelajaran
dalam
bimbingan
sosial,
meliputi
kegiatan
berkomunikasi
serta
menerima
dan
menyampaikan
pembelajaran
dalam
bimbingan
belajar,
meliputi
kegiatan
93
suasana
yang
menakutkan,
mengecewakan,
mem
bingungkan, menjengkelkan)
Bertanya efektif
3. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik antara lain untuk:
94
d. Layanan
pembelajaran
dalam
bimbingan
karier,
meliputi
kegiatan
95
contoh, tayanan film dan video. Lebih jauh, kelompk-kelompok kecil dapat
dibentuk untuk memperjelas atau mempraktekkan materi yang dimaksud itu.
Kelompok-kelompok belajar yang sifatnya menetap, yang masingmasing terdiri atas 5 7 orang siswa dibentuk untuk jangka waktu tertentu
(misalnya satu bulan atau satu cawu). Di bawah bimbingan guru pembimbing
masing-masing kelompok merencanakan kegiatan bersama secara teratur. Isi
kegiatan bersama ini meliputi peningkatan penguasaan materi pelajaran,
evaluasi hasil belajar itu dan secara berkala mengumpul kan mereka (ketuaketua kelompok dikumpulkan dan/atau seluruh anggota kelompok dari satu
kelas dikumpulkan secara klasikal) untuk mengadakan evaluasi bersama.
Evaluasi ini dimaksudkan untuk menilai kemajuan kegiatan masing-masing
kelompok, merencanakan tindak lanjut dan merencanakan kegiatan baru.
Berbagai materi layanan pembelajaran dapat dibawakan melalui
kegiatan kelompok khusus yang sengaja dibentuk untuk mengambangkan
motivasi, sikap dankebiasaan serta keterampilan teknis belajar tertentu.
Demikian juga kegiatan individual dapat ditempuh untuk mengembangkan
berbagai materi tersebut pada diri siswa secara perseorangan. Sangat
diharapkan kegiatan perorangan ini akan berlangsung intensif sehingga
hasilnya cukup mendalam dan mantap pada diri siswa yang bersangkutan.
Kegiatan pengajaran perbaikan dan program pengayaan dapat
dilakukan bersama guru mata pelajaran. Guru pembimbing menganalisis hasil
belajar seluruh siswa asuhannya sehingga dapat diidentifikasikan secara tepat
siswa-siswa yang memerlukan pengajaran perbaikan ataupun program
pengayaan. Kegiatan tersebut dapat diselenggarakan secara individual,
kelompok dan klasikal.
PENGISIAN FORMAT SATUAN LAYANAN PEMBELAJARAN
Dalam mengisi format satuan layanan pembelajaran (termasuk layanan
pengajaran perbaikan dan program pengayaan) sebagai tahap pertama
kegiatan yaitu merencanakan program satuan layanan pembelajaran, yang
perlu dilakukan adalah :
1. Menetapkan materi layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan
dan/atau masalah siswa yang akan dikenai layanan pembelajar an.
Materi itu juga harus dikaitkan dengan taraf perkembangan siswa dan
96
Materi
layanan
dapat diambil
dari
materi-materi
layanan
97
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Topik permasalahan/bahasan
: ..................................................
B. Bidang Bimbingan
: .................................................
C. Jenis Layanan
: .................................................
D. Fungsi Layanan
: .................................................
: .................................................
: .................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
H. Metode
: .................................................
I. Tempat penyelenggaran
: .................................................
J. Waktu : Tanggal
: .................................................
Catur wulan
K. Penyelenggaran Layanan
: .................................................
: .................................................
98
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
P. Catatan Khusus
.........................................................................................................................
.........................................................................................................................
.,
. 200..
Mengetahui,
Koord. BK/Kep. Sekolah
(..)
(.)
Format ini digunakan untuk semua jenis layanan (yaitu layanan orientasi,
informasi, penempatan dan saluran, pembelajaran, konseling, perorangan,
bimbingan kelompok, konseling kelompok). Siswa yang diberi layanan (dapat
individual ataupun kelompok) ; nama dirahasiakan cantumkan nomor kode
siswa,
kalau
kelompok
sebutkan
nama/nomor
kelompok
dan
jumlah
individual. Bersama-sama
dengan guru
pembimbing
99
Tahap Awal
1. Anggota dalam suatu kelompok duduk melingkar
2. Doa bersama
3. Konselor menjelaskan :
a. Pengertian bimbingan kelompok
b. Tujuan bimbingan kelompok
c. Cara-cara/tata laksana pelaksanaan
d. Asas-asas bimbingan kelompok
4. Perkenalan
5. Permainan kelompok
II.
Tahap Peralihan
1. Pembimbing
menjelaskan
mengenai
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan
2. Tanya jawab sekedarnya
III.
Tahap Kegiatan
1. Pengungkapan topik bahasan dari setiap anggota (jika yang hendak
dibahas topik bebas)
2. Pemilihan topik yang akan dibahas atas dasar kesepakatan anggota
3. Pembahasan secara luas topik yang telah ditentukan
Pada tahap ini kendati aktivitas kelompok mutasi diperankan sendiri
oleh para anggota.
IV.
Tahap Pengakhiran
1. Guru pembimbing memberitahu bahwa akan berakhir.
2. Kesan dan pesan dimulai dari guru pembimbing, kemudian berturutturut masing-masing anggota mengungkapkan kesan dan pesannya.
3. Doa penutup dan nyanyi bersama.
100
101
2.
102
Sangat cerdas
139
Cerdas
110
- 129
Diatas rata-rata
90
109
80
89
Dibawah rata-rata
70
79
Bodoh
Sangatbodoh
dibawan70
Test Diagnostik.
Yaitu merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahankesafahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajar an tertentu.
Dengan test diagnostik dapat diketahui kekuatan dan kelemahan
siswa.
103
5.
dengan
mempergunakan
pedoman
tertentu,
kriteria
tertentu.
2. Upaya membantu Siswa MA yang Mwgalami Masalah Belajar
Siswa yang mengalami masatah belajar seperti diutarakan di depan periu
mendapat bantuan agar masalahnya tidak benarut-larut yang mempenga
ruhi proses perkembangan siswa MA. Berapa upaya yang dapat dilakukan
dengan :
(a) Pengajaran Perbaikan,
Yaitu pengajaran yang sifatnya lebih khusus.karena bahan.metodedan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis.sifat dan latar belakang
masalah
yang
dihadapi
siswa
MA.
Yang
harus
diperhatikan
104
Yaitu suatu bentuk layanan yang diberikan pada siswa MA yang sangat
cepat dalam belajar. Dampak positif dan dampak negatif dapat tenihat
apabila siswa MA tersebut tidak diperhatikan dan dihargai atas
keberhasilannya dan kemampuannya dalam belajar.
(c) Peningkatan motivasi belajar
Yaitu.perubahan dari motivasi yang temah menjadi kuat dan jelas atau
tingkah laku siswa Ma seperti kurang bersemangat, fen, malas. banyak
pelanggaran tata tertib MA.
Guru BK dan Staf berkewajiban membatu siswa MA meningkatkan
motivasi belajar melalui prosedur:
105
6. Untuk mencapai hasil belajar yang balk dipertukan adanya suasana hati
yang aman.kesehatan yang baik, tidur teratur, dan rekreasi yang
memadai.
Lebih jauh, sikap dan kebisaan belajar yang baik tidak tumbuh secara
kebetulan,melainkan
sering
periu
ditumbuhkan
melalui
bantuan
yang
terencana, terutama oleh guru konselor dan orang tua siswa hendaknya
dibantu dalam hal:
1. Menemuikan motif-motif yang tepat dalam belajar
2. Memelihara koncHsi kesehatan yang baik
3. Mengatur waktu belajar, di sekolah dan dirumah
4. Memilih tempat belajar
5. Belajar dengan mengunakan sumber belajar yang kaya.buku-bukun
referensi.
6. Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan
7. Tidak segan segan bertanya pada guru.teman pada siapapun untuk hal
yang tidak diketahui.
Teknis Diagnostik Kesulitan Belajar
Dalam rangka memberikan bantuan anak bimbingan yang mengalami
kesulitan belajar pada bidang studi secara keseluruhan, maka terdapat
langkah-langkah yang sistemafo yang disebut Diagnostik kesulitan belajar dan
cara memberikan bantuan pemecahannnya.
Dalam
langkah-langkah
diagnostik
ini,
tergambar
segala
usaha
106
107
108
AKADEMIK.
c. Prosedurnya: Dalam rapat staf BK dan staf sekolah itu ditetapkan langkahlangkah apa sajakah yang perlu diambil, serta teknik pemeberian bantuan
macam bagaimana yang dapat dipergunakan sesuai dengan jenis, sifat,
corak dan iatar belakang kesulitan tsb,
1 .c. Bilamana siswa MA menemuai kesulitan belajar disebabkan oleh
karena latar belakang pribadi, seperti konflik batin.rasa rendah diri,
kurangnya kepercayaan kepada diri sendiri, dansejenisnya, maka
hendaknya diberikan bantuan dengan melalui konseling.
2.c. Bilamana siswa MA menemui kesulitan belajar disebabkan oleh
karena gangguan mental, neurose, gangguan kesehatan jasmani,
dsb, maka hendaknya dilimpahkan kepada dokter ahli ybs. Apabila
disebabkan oleh gangguan mental / perasaan terganggu, neurose,
dilimpahkan kepada dokterjiwa (psikiater) ahli mental helth.
3.c, Bilamana siswa MA menemui kesulitan belajar berlatar belakang
pada
sikap
sosial,
maka
perlu
diberikan
bantuan
dengan
dengan
memberikan
Tugas
kegiatan
tertentu
yang
109
3.b.
4.b.
merusak,
tak
berperikemanusiaan).kepada
Dokter
jiwa
(psikiater) atau ahli kesehatan jiwa (mental hygiennist) atau ahli jiwa
(psikolog). Bila karena sakit jasmaniah, maka dilimpahkan kepada
dokter umum /spesiafis.
5. Melakukan tindak lanjut (follow up service)
a. Tujuannnya; untuk mengetahui sejauh mana hasil pemberian bantuan
tersebut yang telah diberikan kepada siswa dalam rangka memperbaiki
kegiatan belajamya lebih lanjut.
110
111
dapat
mengendurkan semangat.
Mengevaluasi
dengan
cermat
jadwal
belajar
yang
telah
diperbaharui
3, Siswa MA mengalami gangguan berkonsentrasi cara mengatasinya ;
112
Gunakan diktat atau buku panduan dan ringkasan sertan saranasarana yang menunjang.
113
Prasangka negatif
114
Pengaruh Pengalaman
Pengaruh Pembanding
Pengaruh Lilaratur
Pengasih sesama
Mengusai Dirj
Berhati Jernih
Cinta Damai
Kejujuran
Kreatif Pemaaf
Murah Hati
Pembuka Hati
Berpengetahuan
Empati
Objektif
Adil
Mensyukuri
Bersikap mulia
Berhati Luas
Kebenaran
Komitmen
Konsisten
Mandlrl
Inovatif
Bersikap terpuji
Memlljki Skil
Enerjik
Selalu menghargai
Sinergis
Ikhlas
Pemberian
Manfaat
Inspirator
Estetis
Pendelegasian
Berilmu
Sabar
2. Angel Principle
3. Leadership Principle :
4. Learning Principle :
5. Vision Principle :
6. Well Organized :
115
2. Character Building ;
3. Self Controlling :
mampu
mengendalikan
diri
untuk
memastikan
lakukan
1. Jernihkan Hati
Istighfar
Syahadat,
Shalat
(Personal Strength)
dan
Puasa
116
117
118
DAFTAR PUSTAKA
AI-Qur'anul Karim
Abim Syamsudi M,2000, Psikologi Kependidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
" Agustian, Ary Ginanjar,2001, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual (ESQ) berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, Penerbit Arga
" Agustian, Ary Ginanjar,2003, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ POWER Sebuah
Inner Jumey Melalui Al-lhsan, Penerbit Arga
Bloom, Bs Etal, 1956, Taxonomy of Educational Obyectives, Hand Book 1 : Conjutive
Domain New York, David Mekay.
119
120