Anda di halaman 1dari 12

BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Daftar Cek Masalah (DCM)

Daftar Cek Masalah merupakan seperangkat daftar berisi pernyataan-pernyataan yang merupakan
masalah yang diasumsikan biasa dialami oleh individu dalam tingkat perkembangan tertentu. DCM
digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang dialami oleh individu, dengan merangsang atau
memancing individu untuk mengutarakan masalah yang pernah atau sedang dialaminya.Daftar Cek
Masalah (DCM) dikembangkan oleh Ross L. Mooney pada tahun 1940 yang bertujuan untuk membantu
siswa mengungkapkan masalah pribadi mereka.

Pemahaman Daftar Cek Masalah (DCM)

Daftar cek masalah adalah sebuah daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau
memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang, yang menyangkut
keadaan pribadi, seperti: sikap, minat, kondisi jasmaniah, hubungan sosial kejiwaan, kondisi rumah dan
keluarga, dan lain-lain (Hidayah, 2000).

Di dalam kegiatan bimbingan, DCM ini sangat besar kegunaannya, isinyapun mencakup beberapa
aspek yang lebih luas, disesuaikan permasalahan-permasalahan yang ada dalam jangkauan pelayanan
bimbingan dan konseling. Daftar Cek Masalah ini dibuat dan digunakan karena beberapa pertimbangan-
pertimbangan faktor tertentu, (1) Efisiensi, (2) Intensifikasi, dan (3) Validitas danreliabilitas.

Efisiensi, karena dengan DCM ini dapat diperoleh banyak data tentang masalah siswa dalam waktu
singkat. Intensif, sebab data masalah yang diperoleh dengan DCM itu detil, mendalam, dan luas.
Intensitas ini kurang dipenuhi oleh teknik-teknik lain seperti: observasi, otobiografi, interview, dan
sebagainya. Valid dan reliabel, antara lain karena individu yang bersangkutan sendiri langsung mencek
masalah yang dialaminya, dan jumlah butir (item) kemungkinan masalah cukup banyak.

Manfaat Daftar Cek Masalah (DCM)

Manfaa DCM adalah (1) untuk melengkapi data yang sudah ada, (2) untuk mengenal individu yang
perlu segera memperoleh bimbingan khusus, (3) sebagai pedoman penyusunan program bimbingan
kelompok pada umumnya, dan (4) untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang individu
maupun kelompok (c) Jenis-jenis Masalah yang termuat dalam DCM.
Ada 12 kategori masalah dalam DCM, yaitu msalah: (1) Kesehatan, (2) Keadaan Ekonomi, (3)
Keluarga, (4) Agama atau Moral, (5) Pribadi, (6) Hubungan social dan berorganisasi, (7) Hobi dan
penggunaan waktu luang, (8) Penyesuaian terhadap sekolah, (9) Penyesuaian terhadap Kurikulum, (10)
Masa depan yang berhubungan dengan jabatan, (11) Kebiasaan belajar, dan (12) Muda-mudi dan Asmara
(percintaan).

Contoh:

N Kategori masalah kode Pernyataan masalah


o

Kelebihan dan Kekurangan DCM


  

Kelebihan Daftar Cek Masalah (DCM)


a.    Pada proses pelaksanaan bersifat efisien karena pelaksana DCM dapat di lakukan secara klasikal,
sehingga guru pembimbing dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
b.    Pada akurasi data yang diperoleh melalui DCM memiliki validitas dan realibilitas tinggi
mengingat peserta didik yang mengisi dapat langsung melakukan pengecekan sendiri, kesesuaian
masalah yang di rasakan atau dialami. Selain itu karena penyediaan butir permasalahan cukup
banyak, maka memberi peluang data masalah yang di ungkapkan melalui DCM bersifat teliti,
mendalam dan meluas.
c.    Dari segi fungsinya, penggunaan DCM memudahkan peserta didik mengemukakan masalah
mengingat penyediaan butir permasalahan yang banyak memudahkan peserta didik untuk
mengenali permasalahan yang sedang atau pernah di alaminya.
d.   Sistemasi jenis masalah yang dikelompokkan dalam berbagai bidang mempermudah guru
pembimbing untuk melakukan analisis dan sintesa data serta merumuskan kesimpulan masalah
yang dialami peserta didik.
e.    Penggunaan DCM memiliki banyak manfaat antara lain konselor lebih mengenal peserta
didiknya yang membutuhkan bantuan segera, konselor memiliki peta masalah individu maupun
kelompok, hasil DCM dapat di gunakan sebagai landasan penetapan layanan bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dan yang lebih penting lagi
peserta didik dpat memahami masalah yang dialami dan memahami apakah dirinya memerlukan
bantuan atau tidak.
Kekurangan Daftar Cek Masalah (DCM)
a.    Membutuhkan waktu yang banyak untuk mengolah hasil sebagai konsekuensi dari banyaknya
jumlah bidang masalah dan jumlah butir pernyataan masalah yang tersedia
b.    Data yang diungkapkan melalui DCM masih bersifat umum berbentuk peta masalah dan
banyaknya masalah yang dialami pada setiap bidang, sehingga untuk mendalami pemahaman
terhadap masalah peserta didik, guru pembimbing perlu mengkombinasi dengan metode
assessment lain seperti wawancara
Prosedur Pengadminitrasian Daftar CekMasalah

Selama mengadministrasikan DCM, maka ada tiga (3) tahap yang lazim di tempuh, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis hasil. Tahap persiapan mencakup langkah-langkah
berikut: (a) Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa, dan (b) Konselor benar-benar
menguasai petunjuk cara mengerjakan DCM. Tahap pelaksanaan, mencakup langkah-langkah berikut: (a)
Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduk tenang, (b) Konselor memberikan penjelasan tentang
maksud dan tujuan menggunakan DCM, untuk menumbuhkan kepercayaan dan motivasi siswa, (c)
Memberikan instruksi kepada siswa untuk mempersiapkan alat-alat tulis, (d) Membagikan lembar DCM,
(e) Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas diri dan tanggal pelaksanaan DCM, (f)
Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, siswa membaca dalam hati, (g) Memberi contoh cara
mengerjakan DCM, (h) Memberikan instruksi untuk mengerjakan DCM, dan memperingatkan agar siswa
bekerja dengan tenang dan teliti, dan memberitahukan bahwa waktu yang disediakan cukup lama, ± satu
jam, (i) Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan DCM dengan benar, dan (j) Mengumpulkan
pekerjaan siswa. Tahap analisis hasil, mencakup langkah-langkah berikut: (a) Menghitung persentase
hasil tiap topic/aspek masalah dan (b) Membuat kesimpulan dan pengiterpretasian hasil dalamprofil.

e)Aplikasi Prosedur Pengadminsitrasian Daftar Cek Masalah

sebagaimanadi sebutkan berikut. Tahap Persiapan, meliputi langkah-langkah berikut.

i. Konselor menyiapkan bahan sesuai dengan jumlah siswa


ii.Konselor benar-benar menguasai petunjuk caramengerjakan

Tahap Pelaksanaan DCM

i. Mengontrol situasi ruangan, siswa harus duduktenang


ii. Konselor memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan menggunakan DCM, untuk
menumbuhkan kepercayaan dan motivasisiswa
iii. Memberikan instruksi kepada siswa untuk mempersiapkan alat-alattulis
iv. Membagikan lembar DCM
v. Memberikan instruksi kepada siswa untuk menulis identitas diri dan tanggal pelaksanaan
DCM
vi. Membacakan petunjuk cara mengerjakan DCM, siswa membaca dalamhati vii. Memberi
contoh cara mengerjakan DCM
vii. Memberikan instruksi untuk mengerjakan DCM, dan memperingatkan agar siswa bekerja
dengan tenang dan teliti, dan memberitahukan bahwa waktu yang disediakan cukup lama, ±
satu jam
viii. Mengontrol apakah para siswa telah mengerjakan DCM denganbenar x. Mengumpulkan
pekerjaan siswa.

Tahap Analisis data DCM

Langkah-langkah analisis DCM:

i. Menjumlah item masalah yang dipilih responden


ii. Menghitung persentase per topik masalah dengan mencari ratio antara jumlah item masalah
yang dipilih dengan jumlah item per topikmasalah

nM X 100% n

nM : jumlah item masalah yang menjadi responden

n : jumlah item per topic masalah

iii. Mencari ranking masalah

iii. Mengkonversi persentase ke standarscale


TABEL 4.5 RUBRIK

Interval persentasi(%) klasifikasi interpretasi

71-100 berat Masalah individu yang di


alami berat
36-70 sedang Masalah individu yang di
alami sedang
1-35 ringan Masalah individu yang di
alami ringan

Langkah-langkah Penggunaan Daftar Cek Masalah (DCM)


Secara umum, peran konselor dalam proses penggunaaan DCM adalah sebagai
perencana, pelaksana, pengelola hasil dan penindak lanjut hasil asesmen.
1) Konselor sebagai Perencana
 Menetapkan tujuan pelaksanaan
 Menetapkan waktu, sasaran dan jumlah peserta didik yang akan mendapat layanan asesmen
 Menyiapkan lembar asesmen DCM sesuai jumlah peserta didik
 Menyiapkan lembar jawaban DCM
 Menyiapkan ruang dengan situasi yang tenang, pencahayaan yang baik dan tempat duduk
yang nyaman
2) Konselor sebagai Pelaksana
 Memberikan verbal setting sebelum mulai (menjelaskan tujuan, manfaat dan kerahasiaan)
 Meminta individu menyiapkan alat tulis
 Membagi lembar asesmen dan lembar jawaban DCM
 Menginformasikan bahwa pengerjaan DCM tidak memiliki batas waktu
 Melakukan pemeriksaan ketepatan peserta didik dalam cara mengisi DCM
 Mengumpulkan hasil pengisian DCM
3) Konselor sebagai Pengelola Hasil
Konselor melakukan pengolahan hasil DCM dengan melakukan perhitungan secara
kuantitatif menggunakan format tabulasi pengolahan dan rumus yang telah ditetapkan. Berikut
adalah langkah-langkah yang dilakukan konselor dalam mengolah data hasil DCM secara
kuantitatif :
 Guru pembimbing melakukan analisis kuantitatif menggunakan format tabulasi yang
disediakan.
 Berdasarkan hasil pengolahan secara kuantitatif, konselor melakukan analisis secara
kualitatif. Tahapan pengolahan data secara kualitatif adalah sebagai berikut :
 Pada saat melakukan analisis data kualitatif, konselor perlu menelaah setiap butir
pernyataan yang dipilih peserta didik untuk setiap bidang masalah.
 Konselor mengelompokkan dan menuliskan setiap butir masalah yang dipilih peserta
didik sesuai dengan sebelas bidang masalah.
 Buat deskripsi masalah untuk setiap bidang dengan menarik kesimpulan umum dari
seluruh butir masalah yang dipilih pada bidang tersebut. Berarti konselor menghasilkan
kesimpulan untuk 11 bidang masalah.
 Konselor membuat deskripsi masalah keseluruhan yang dirasakan peserta didik dengan
membuat analisis dinamika hubungan diantara bidang masalah yang memiliki presentase
paling dominan atau yang memiliki klasifikasi kurang dan kurang sekali.
 Pengolahan hasil DCM harus dilakukan paling lambat satu minggu setelah pengisian,
mengingat permasalahan individu bersifat dinamis dan bisa mengalami perubahan.
4) Konselor sebagai Penindaklanjut
Dalam peran ini, konselor melakukan tindak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat
program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta
didik.

6.      Cara Pengerjaan DCM 


a) Siswa diminta menuliskan identitasnya secara lengkap sesuai format isian yang disediakan
dalam lembarjawab DCM.
b) Siswa dipersilahkan membaca item-item yang di dalamnya berisi pernyataan-pernyataan
yang mengandung permasalahan-pennasalahan yang biasa dialami oleh individu. 
c) Siswa diminta menuliskan nomer item pernyataan di lembar jawab, jika masalah tersebut
sesuai dengan yang pemah dialami atau sedang dialami 
d) Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan dengan jujur, dengan memberikan jaminan
kerahasiaan akan semua jawabannya
e) Menginformasikan bahwa hasil DCM akan dijadikan acuan dalam memberikan layanan
(bantuan) pada siswa.
f) Waktu yang diberikan pada siswa setara dengan satu jam pelajaran, yakni 40 menit.

7.      Implikasi Hasil Aplikasi Instrumentasi dalam Pelayanan Bimbingan dan Konseling


a. Perencanaan Program Konseling.
Penyusunan program layanan konseling di sekolah, baik program tahunan maupun
semesteran seharusnya didasarkan pada data tentang variasi masalah siswa, hasil ulangan/ujian,
bakat dan minat serta kecenderungan siswa, dan data lainnya yang kesemuanya terkumpul dalam
kegiatan Need Assessment.. 
Hasil Aplikasi Instrumentasi secara jelas telah menunjukkan berbagai data  yang
menyangkut kondisi responden, maka akan ditemukan Need Assessment sebagai dasar
penyusunan/perencanaan program konseling. Dengan data yang lengkap dari Aplikasi
Instrumentasi ini dapat dirumuskan Program Konseling secara menyeluruh untuk setiap kelas
dengan mengacu kepada kebutuhan siswa baik perorangan maupun kelompok. Pada intinya
untuk berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling direncanakan berdasarkan data
hasil Need Assessment.
b. Penetapan Peseta Layanan
Berdasarkan data hasil instrumentasi, Konselor dapat menetapkan individu yang perlu
mendapat layanan konseling, baik layanan dengan format klasikal, kelompok maupun individual.
c. Sebagai Isi Layanan
Data yang terungkap dari penyelenggaraan Aplikasi Instrumentasi ini dapat pula menjadi
isi dari layanan konseling. Hal ini disebabkan karena dalam penyelenggaraan Aplikasi
Instrumentasi khususnya yang mengungkap tentang hubungan sosial (sosiogram), inteligensi,
bakat dan minat dapat dijadikan sebagai isi layanan.  Untuk hal ini diperlukan  kecermatan
Konselor dalam melihat relevansi antara hasil Aplikasi Instrumentasi dengan kebutuhan Klien
dan menggunakannya secara tepat, dengan senantiasa menerapkan asas kerahasiaan sebagaimana
mestinya.
d. Tindak lanjut Layanan
Hasil instrumentasi, khususnya hasil evaluasi dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi upaya
tindak lanjut pelayanan terhadap klien. Kecermatan Konselor terhadap kesesuaian antara hasil
evaluasi dan upaya tindak lanjutnya sangat diperlukan.
e. Pengembangan.
Dalam upaya pengembangan layanan konseling, dasar utama yang diperlukan adalah data
yang akurat dan handal. Dalam hal ini, data hasil Aplikasi Instrumentasi dengan tingkat validitas
dan reliabilitas yang tinggi dapat secara tepat menunjang pengembangan program pelayanan
konseling dalam jangka panjang. Dalam hal ini diperlukan berbagai instrumentasi yang
komprehensif, dari berbagai kelompok responden dalam jangka waktu yang relatif memadai.
Dengan data gabungan tersebut, akan nampak arah pokok yang dapat dijadikan arah dan garis
besar pengembangan layanan konseling.

8.      Contoh Format Daftar Cek Masalah


DAFTAR CEK MASALAH
PETUNJUK : Isilah dengan memberi tanda cek ( √ ) pada kolom ya atau tidak dalam kolom
jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda.

JAWABAN
NO MASALAH
YA TIDAK
1 Kadang-kadang perasaan tidak enak karena badan terlalu kurus
2 Kadang-kadang perasaan tidak enak karena badan terlalu gemuk
3 Sering sakit
4 Mudah lelah
5 Sering sakit kepala/ pusing
6 Mengalami gangguan mata
7 Sering kurang nafsu makan
8 Merasa kurang tidur
9 Kerongkongan sering serak.
10 Kadang-kadang saya merasa malu dengan keadaan kulit saya
11 Kadang-kadang perasaan tidak enak karena badan terlalu pendek
12 Kadang-kadang perasaan tidak enak karena badan terlalu tinggi
13 Mengalami gangguan pada pendengaran
14 Mengalami gangguan dalam berbicara (misalnya gagap)
15 Suka alergi (demam, asma, gatal-gatal, kulit, dsb)
16 Keadaan gigi kurang memuaskan
17 Sering ingusan atau mengalami gangguan hidung
18 Suka merokok
19 Mengalami gangguan pada kaki
20 Keluarga saya sering mengeluh tentang masalah keuangan
21 Tampaknya saya harus berhenti sekolah dan mencari pekerjaan
Ingin mendapatkan pekerjaan sambilan yang dapat saya lakukan
22 sekarang
23 Ingin bekerja pada waktu libur untuk mengatasi beban keuangan
24 Tempat tinggal terlalu jauh dari sekolah
Merasa canggung di rumah karena ada famili yang tinggal bersama
25 kami
26 Di rumah tidak punya kamar sendiri
27 Merasa tidak betah tinggal di rumah
Kadang-kadang terpaksa meminjam uang kepada teman untuk
28 memenuhi kebutuhan hidup
29 Sekarang saya bekerja demi mencukupi sebagian keperluan saya
30 Lambat berkenalan dengan orang lain
31 Canggung bila berhadapan dengan orang lain
32 Tidak diperbolehkan memakai kendaraan yang ada di rumah
33 Tidak diperbolehkan pergi kemana saja dengan teman yang saya sukai
Sangat jarang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh siswa
34 (OSIS)
35 Tidak lancar bergaul dengan lawan jenis
36 Merasa kurang menarik bagi lawan jenis
37 Dilarang pacaran oleh orang tua
38 Tidak tahu bagaimana seharusnya bergaul dengan lawan jenis
39 Pernah mengalami kekecewaan dalam berpacaran
40 Tidak punya kawan akrab
41 Dalam menjalin persahabatan tidak bisa bertahan lama
42 Menyukai seseorang, tapi orang itu tidak menyukai saya
43 Saya bergaul dengan teman yang tidak disukai oleh keluarga saya
44 Takut ditinggalkan oleh kawan yang sangat saya sayangi
45 Merasa suka dibicarakan (digosipkan) orang lain
46 Sering diperolok-olokan orang lain
47 Merasa ada suatu kelainan pada diri saya
48 Tidak bisa bergaul dengan orang lain secara lancar
Kadang-kadang merasa khawatir tentang kesan orang lain terhadap
49 saya
50 Merasa mudah terpengaruh oleh orang lain

BAB 3
Daftar pustaka

Fauzan, L (Editor). 2001. Program Analisis Tes Bakat Diferensial (DAT). Malang: LPIU
DUELike Universitas Negeri Malang Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Garcia, M.H. 2003. “The Four Skills of Cultural Divercity Competence: Proces for
Understanding and Practice. 2 nd. UK: Thomson Brooks/Cole.

Hidayah, N. 1998. Pemahaman Individu: Teknik Non Tes. Malang: FP UB

Hidayah, N. 2000. Buku Panduan Bagi User Program Aplikasi Software DCM. Malang: DUE-
Like Universitas Negeri Malang Program Studi Bimbingan dan Konseling.

Hidayah, N. 2010. “Asesmen Psikologis: Teknik Non Tes”. Hand-out. Malang: BKP-FIP UM.
Mahwah. M.E. 2004. The Use of Psychological Testing for Treatment Planning and Outcomes
Assessment. 3th Edition. Volume 2 Instruments for Children and Adolescents. New Jersey: LAWRENCE
ERLBAUM ASSOCIATES,PUBLISHERS

Munandir. 2010. Macam-macam Tes dan Penafsiran Tes. Malang: PPs Universitas Negeri
Malang.

Anda mungkin juga menyukai