Anda di halaman 1dari 7

Nama : FIRDAUS RINJANG FEBRIAWAN

NIM : 208620100581
Kelas : 2020 A
Matkul : Evaluasi & Supervisi Bimbingan dan Konseling

SOAL UTS EVALUASI DAN SUPERVISI


1. Dalam bimbingan dan konseling, diperlukan kegiatan evaluasi dan supervisi. Seberapa
pentingkah kegiatan evaluasi dan supervisi dalam bimbingan dan konseling? Jawablah
berdasarkan teoritik, praktik dan pengalaman saudara.
Jawab : Menurut saya kegiatan evaluasi dan supervisi dalam bimbingan dan konseling ini
sangatlah penting karena berdasarkan teoritik yaitu: Menurut W.S Winkel, 1991: 135
Evaluasi program bimbingan & konseling adalah mencakup usaha menilai efisiensi dan
efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan
& konseling. Sedangkan Supervisi Glickman (1981), mendefinisikan supervisi adalah
serangkaian kegiatan untuk membantu konselor mengembangkan kemampuannya
mengelola proses bimbingan demi pencapaian tujuan bimbingan. Dari sini dapat
disimpulkan betapa pentingnya evaluasi dan supervisi sebagai kesatuan yang dapat
menyokong keberhasilan sebuah tujuan. Dari sudut pandang praktik, evaluasi dan
supervisi membantu memastikan bahwa konselor memberikan layanan yang berkualitas
dan berkomitmen pada perbaikan terus-menerus. Dengan demikian, evaluasi dan supervisi
adalah bagian integral dalam mengembangkan profesi bimbingan dan konseling serta
memberikan manfaat besar bagi klien yang mencari bantuan dan dukungan melalui layanan
ini. Dari sudut Pandang Pengalaman pada saat saya praktek kerja lapangan disalah satu
smk di Banyuwangi, pada saat itu sekolah tersebut tidak mempunyai visi dan misi yang
jelas bahkan terkadang guru bk jarang masuk di sekolah tersebut. Hal ini menyebabkan
munculnya masalah masalah yang ada di sekolah tersebur. Maka dari itu dengan adanya
evaluasi dan supervise bk bis akita simpulkan bahwasanya evaluasi dan supervise bk
sangatlah penting.
2. Apakah yang menjadi tolak ukur, kaidah, dan faedah evaluasi supervisi bimbingan dan
konseling? Jawablah berdasarkan teoritik, praktik dan pengalaman saudara.
Jawab : Tolak Ukur Evaluasi Supervisi Bimbingan dan Konseling:
Menurut Marvin (2004:97), tolok ukur dalam evaluasi program yaitu :
a) Apakah kegiatan yang dilakukan benar-benar memberikan masukan terhadap
perubahan yang di ingin perubahan yang di inginkan
b) Berapa banyak sumber daya dan kegiatan yang dilakukan benar-benar
dimanfaatkan secara maksimal
c) Bagaimana mutu pekerjaan atau sasaran yang dihasilkan oleh program
d) Berapa persen jumlah atau sasaran yang dihasilkan oleh program
e) Apakah sarana yang disediakan benar-benar dilakukan untuk tujuan semula
f) Apakah sarana atau kegiatan benar-benar dapat dicapai atau dimanfaatkan oleh
orangorang yang benar-benar membutuhkan
g) Kesediaan sarana untuk mencapai sarana tersebut
h) Apakah hasil suatu proyek sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Dari tolak ukur diatas sekolah yang saya tempati. Sejauh ini, fasilitas yang sekolah
berikan kepada guru bk tidak mempupuni.
Kaidah Evaluasi Supervisi Bimbingan dan Konseling:
-
Pendekatan Berbasis Bukti: Evaluasi supervisi harus didasarkan pada bukti atau data
yang objektif. Hal ini mencakup pemantauan kinerja konselor, pengumpulan umpan balik
dari klien, dan analisis hasil intervensi.
- Pemahaman Konteks Klien: Evaluasi supervisi harus mempertimbangkan konteks klien.
Ini termasuk faktor-faktor seperti latar belakang klien, nilai-nilai budaya, serta masalah
khusus yang dihadapi klien.
- Pengembangan Diri Konselor: Supervisi harus mengakui bahwa konselor adalah individu
yang terus berkembang. Kaidah evaluasi termasuk dukungan untuk pengembangan
pribadi dan profesional konselor.
Faedah Evaluasi Supervisi Bimbingan dan Konseling:
- Peningkatan Kualitas Layanan: Evaluasi supervisi membantu meningkatkan kualitas
layanan yang diberikan kepada klien. Ini berarti klien mendapatkan dukungan yang lebih
baik dan layanan yang lebih efektif.
- Keamanan Klien: Dengan memastikan bahwa konselor beroperasi sesuai dengan etika
dan praktik yang aman, evaluasi supervisi membantu menjaga keamanan klien.
- Pengembangan Profesional: Evaluasi supervisi mendukung pengembangan profesional
konselor. Konselor dapat terus belajar, mengembangkan keterampilan, dan tetap relevan
dalam bidang ini
3. Bagaimanakan arah dan posisi evaluasi dalam program bimbingan dan konseling.
Jawablah berdasarkan teoritik, praktik dan pengalaman saudara.
Jawab :
Arah Evaluasi dalam Program Bimbingan dan Konseling:
- Pendahuluan (Pre-program Evaluation): Sebelum program dimulai, evaluasi pendahuluan
dilakukan untuk menilai kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai. Ini melibatkan
penentuan target populasi klien, penyusunan tujuan program, serta identifikasi masalah
atau kebutuhan yang akan diatasi.
- Formatif (Formative Evaluation): Selama pelaksanaan program, evaluasi formatif
berfokus pada perbaikan dan penyesuaian program. Ini mencakup penilaian terhadap
efektivitas metode dan strategi yang digunakan, perubahan dalam kebutuhan klien, serta
pengidentifikasian masalah yang mungkin muncul.
- Sumatif (Summative Evaluation): Evaluasi sumatif berfokus pada hasil dan dampak
program pada klien. Ini melibatkan pengukuran sejauh mana tujuan program telah
tercapai, efektivitas program, serta dampak positif yang diberikan kepada klien.
- Evaluasi Akhir (Post-program Evaluation): Setelah program selesai, evaluasi akhir
digunakan untuk mengevaluasi keseluruhan hasil program. Ini mencakup penilaian
apakah tujuan program tercapai, serta refleksi terhadap pelajaran yang dapat diambil
untuk program berikutnya.
Posisi Evaluasi dalam Program Bimbingan dan Konseling:
- Integrasi dalam Perencanaan: Evaluasi harus terintegrasi dalam perencanaan program
bimbingan dan konseling dari awal. Ini memastikan bahwa program dirancang dengan
baik, tujuan yang jelas, dan metode yang tepat.
- Proses Berkelanjutan: Evaluasi adalah proses berkelanjutan yang terjadi sepanjang
program. Ini membantu dalam perbaikan dan penyesuaian seiring berjalannya waktu.
- Keterlibatan Konselor: Evaluasi juga memerlukan keterlibatan konselor yang aktif.
Mereka harus berkontribusi dalam mengumpulkan data, memberikan umpan balik, dan
berpartisipasi dalam proses evaluasi.
- Penting untuk Pengambilan Keputusan: Hasil evaluasi digunakan untuk pengambilan
keputusan. Hal ini mencakup menentukan apakah program perlu dimodifikasi, berlanjut,
atau dihentikan, serta dalam alokasi sumber daya yang efisien.
- Komunikasi Hasil ke Pihak Terkait: Hasil evaluasi harus dikomunikasikan dengan semua
pihak yang terlibat dalam program, termasuk klien, supervisor, dan pemangku
kepentingan lainnya.
Dari perspektif praktis dan pengalaman saya evaluasi merupakan alat yang sangat penting dalam
memastikan keberhasilan dan efektivitas program bimbingan dan konseling. Ini membantu
memahami apakah program mencapai tujuan dan memungkinkan peningkatan berkelanjutan
dalam layanan yang diberikan kepada klien. Evaluasi juga membantu mengidentifikasi kendala
dan masalah yang mungkin muncul selama pelaksanaan program. Oleh karena itu, evaluasi
berperan penting dalam memandu perbaikan dan pengembangan program bimbingan dan
konseling.

4. Dari beberapa acuan dalam evaluasi pada program bimbingan dan konseling, terdapat
Teori Goal Oriented (Tyler), Teori Goal Free Evaluation (Scriven), Teori Formatif-
Sumatif Evaluation (scriven), Teori Cuntenance (Stake), Teori CIPP Evaluation
(Stuffelbeam), dan Teori Discrepancy (Malcolm Provus).

a. Apakah kekuatan masing-masing teori tersebut?


b. Pilih dua teori yang paling saudara kuasai, berilah penjelasan bila dilaksanakan dalam
kegiatan Evaluasi dalam Program bimbingan dan Konseling. Jawablah berdasarkan
teoritik, praktik dan pengalaman saudara.
Jawab :
Berikut adalah kekuatan masing-masing teori evaluasi yang Anda sebutkan:
a) Kelebihan teori Goal Oriented (Tyler) yaitu :
Mudah dimengerti, mudah dipahami, mudah diikuti, mudah diterapkan dan juga
mudah diterapkan dan juga mudah disetujui untuk diteliti. Model ini memaksa
program untuk menentukan tujuan yang tentunya untuk meningkatkan
kemungkinan untuk mencapai tujuan tersebut.
b) Kelebihan Teori Goal Free Evaluation (Scriven) yaitu :
Bahwa teori ini terlepas dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketika
evaluator terlalu rinci mengamati tujuan, mungkin akan lupa untuk melihat proses
dan penampilan. Oleh karena itu, kelebihan dari teori ini yaitu lebih melihat kepada
proses atau sistem kerjanya dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan.
c) Kelebihan Teori Formatif-Sumatif Evaluation (scriven) yaitu :
Evaluasi formatif digunakan untuk memperbaiki program selama program
tersebut sedang berjalan. Caranya dengan menyediakan balikan tentang seberapa
bagus program apa bagus program tersebut telah berlangsung. Melalui evaluasi
formatif ini dapat dideteksi adanya ketidakefisienan sehingga segera dilakukan
revisi. Selain itu, evaluasi sumatif bertujuan bertujuan mengukur mengukur
efektifitas efektifitas keseluruhan keseluruhan program program yang bertujuan
bertujuan untuk membuat membuat keputusan tentang keberlangsungan program
tersebut, yaitu dihentikan atau dilanjutkan. Sedangkan kelemahannya adalah tidak
terdapat langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya
menekankan pada obyek sasaran saja.
d) Kelebihan Teori Cuntenance (Stake) yaitu :
Dalam penilainnya melihat kebutuhan program yang dilayani oleh evaluator,
Upaya untuk mendeskripsikan kompleksitas program sebagai realita yang mungkin
terjadi serta melihat potensi besar untuk memperoleh wawasan baru dan teori-teori
lapangan dan program yang akan dievaluasi.
Teori CIPP Evaluation yaitu :
Pertama, proses evaluasi lebih terfokus. Penggunaan pendekatan evaluasi CIPP
memungkinkan evaluator untuk mengumpulkan informasi yang terarah pada yang
terarah pada suatu tahapan evaluasi. Data atau infromasi yang banyak dalam
infromasi dapat dengan mudah diklasifikasikan sebagai konteks, input, proses,
ataupun produk. ataupun produk.
Kedua, penyelenggaraan evaluasi tidak harus dilaksanakan setelah satu siklus
manajemen selesai. Evaluasi dapat dilaksanakan ketika suatu proses manajemen
masih berjalan, misalnya ketika program bimbingan konseling pertama kali
dihasilkan sudah dapat dilaksanakan evaluasi. Hal ini memungkinkan evaluator
atau konselor dapat mengambil keputusan yang cepat dalam perbaikan program
bimbingan konseling.
Ketiga, pendekatan evaluasi CIPP memberikan sarana yang mudah tetapi sangat
bermanfaat bagi evaluator maupun konselor untuk mengembangkan pertnyaan-
pertnyaan-pertanyaan penting dalam evaluasi. Konselor mudah memahami jenis
pertanyaan penting yang perlu dirancang ketika memasuki evaluasi pada tahap
tertentu.
e) Kelebihan teori Discrepancy (Malcolm Provus) yaitu :
Kelebihan dari teori ini yaitu mengukur seberapa jauh atau seberapa banyak
kesenjangan yang ada dalam program bimbingan dan konseling. Maksudnya antara
perencanaan, proses maupun hasil/output yang ada diukur seberapa jauh
kesenjangan yang ada.

Dalam kelima teori supervisi dan evaluasi BK, teori yang saya kuasasi yaitu :

1. Teori Goal Oriented (Tyler)


Ada beberapa alasan mengapa saya menggunakan menggunakan teori ini dalam supervisi
BK:

 Fokus pada Tujuan: Teori Tyler menekankan pentingnya menetapkan tujuan yang jelas
dalam pendidikan atau supervisi.
 Pengukuran Kemajuan: Teori Tyler menekankan pengukuran kemajuan dalam mencapai
tujuan. Ini dapat membantu supervisor BK dan konselor untuk secara sistematis
mengevaluasi apakah tujuan telah tercapai atau belum. Dengan pengukuran yang jelas,
mereka dapat menentukan langkah-langkah berikutnya.
 Fleksibilitas: Teori ini memungkinkan fleksibilitas dalam mengubah tujuan jika
diperlukan. Dalam supervisi BK, klien dan situasi mereka mungkin berubah seiring
waktu, dan teori ini memungkinkan penyesuaian tujuan untuk mencerminkan perubahan
tersebut.
 Akuntabilitas: Teori Tyler juga mendorong akuntabilitas, baik dari konselor maupun
supervisor. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa konselor bertanggung jawab
atas upaya mereka dalam mencapai tujuan dan bahwa supervisor memberikan dukungan
yang sesuai.
 Perbaikan Kualitas: Dengan fokus pada tujuan, pengukuran kemajuan, dan akuntabilitas,

teori ini dapat membantu meningkatkan kualitas layanan konseling. Supervisor BK


dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan bimbingan kepada konselor untuk
membantu mereka mencapai tujuan mereka.
2. Teori Formatif-Sumatif Evaluation (scriven)
Alasan saya memilih teori tersebut karena dalam selama proses layanan bk berlangsung.
Teori ini mengevaluasi terus dan menerus layanan bk waluaupn kegiatan tersebut masih
berleangsung sehingga, mengurangi resiko kegagalan kegagalan yang akan mendatangkan

Anda mungkin juga menyukai