Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

A. Layanan Responsif

a) Pengertian Layanan Responsif

Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek


peserta didik, atau masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber
dari lingkungan kehidupan pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Layanan terdiri atas konseling individual, konseling kelompok, konsultasi,


konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui
media adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan
responsif di Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan
intervensi secara singkat. Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang
menitikberatkan pada membantu peserta didik/konseli untuk memiliki kesempatan
yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan. Guru bimbingan dan konseling
atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta didik yang
disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual,
status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru
bimbingan dan konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta
didik/konseli mendapatkan perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di
Sekolah Dasar.

b) Tujuan Layanan Responsif

Ungkapan oleh Gysbers & Henderson, tujuan pelayanan ini adalah memberikan
bantuan khusus bagi konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang
memerlukan pertolongan dengan segera (ASCA, 2005:22).

Selain layanan secara insidental, dalam layanan responsif terdapat pula layanan
yang terprogram sesuai dengan analisis kebutuhan peserta melalui ITP (Inventori
Tugas Perkembangan) dan analisis kebutuhan lingkungan melalui wawancara
dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, dan orang tua peserta didik.

Tujuan layanan responsif adalah membantu siswa agar dapat memenuhi


kebutuhannya dan memecahkan masalah yang di alaminya atau membantu siswa
yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Selain itu, tujuan layanan ini juga dikemukakan sebagai upaya
untuk mengntervensi masalah-masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul
segera dan dirasakan saat itu, berkenan dengan masalah sosial-pribadi, karir,atau
masalah pengembangan pendidikan.
c) Contoh Program Layanan Responsif

Program layanan bimbingan dan konseling yang akan diberikan untuk


merespon kebutuhan dan masalah peserta didik yang memerlukan pertolongan
dengan segera antara lain:

 Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota


geng pelajar.
 Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi nongkrong di
depan sekolah sepulang sekolah.
 Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi mencoret-coret
tembok di pingir jalan dan fasilitas umum.
 Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan
sekolah

d) Strategi implementasi Layanan Responsif

Strategi implementasi komponen program pelayanan responsif dapat dilakukan


melalui :

1. Konseling Individual.

Pemberian bantuan secara empat mata kepada siswa yang mengalami kesulitan,
mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.

2. Konseling Kelompok

Pemberian bantuan secara kelompok kepada beberapa siswa yang mengalami


kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangan

3. Referal (Rujukan atau Alih Tangan Kasus).

Pengalih tanganan masalah yang dihadapi peserta didik, oleh konselor kepada orang
yang dianggap lebih mampu seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisian.

4. Kolaborasi dengan Guru Mapel/Wali Kelas.

Konselor berkolaborasi dengan guru dan wali kelas dalam rangka memperoleh
informasi tentang siswa (seperti prestasi belajar, kehadiran, dan pribadinya),
membantu memecahkan masalah siswa, dan mengidentifikasi aspek-aspek
bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran. Dilaksanakan sesuai
kebutuhan dan terjadwal setiap 4 (empat) kali dalam setahun sebelum penerimaan
laporan hasil belajar ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
5. Kolaborasi Dengan Orang Tua

Konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa agar proses
bimbingan terhadap siswa tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga oleh
orang tua di rumah. Dilaksanakan sesuai kebutuhan dan terjadwal setiap 4 (empat)
kali dalam setahun pada saat penerimaan laporan hasil belajar ujian tengah semester
(UTS) dan ujian akhir semester (UAS).

6. Kolaborasi Dengan Pihak Luar Sekolah

Yaitu berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-
unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan
bimbingan. Selain dilaksanakan sesuai kebutuhan, program yang akan dilaksanakan
melalui strategi ini adalah:

a. Program untuk mengentaskan peserta didik yang diindikasi menjadi anggota


geng pelajar, alternatif kegiatan mengadakan seminar “anti kekerasan” dengan
berkolaborasi dengan psikolog dan pihak kepolisian.

b. Program untuk mengentaskan narkoba bagi kalangan peserta didik yang


diindikasi sudah menyebar sampe sekolah,alternatif kegiatan mengadakan
seminar “bahaya narkoba” dengan berkolaborasi dengan BNN,psikolog,dan
pihak kepolisian.

c. Program untuk mengentaskan peserta didik yang masih bingung setelah lulus
nantinya, khususnya dalam hal pemilihan universitas, mungkin bisa
berkolaborasi dengan pihak institusi pendidikan seperti universitas, bentuknya
sosialisai

d. Program untuk mengentaskan peserta didik yang merokok di lingkungan


sekolah, alternatif kegiatan mengadakan “seminar bahaya merokok” dengan
berkolaborasi dengan psikolog dan ahli kesehatan (dokter).

e. Program untuk membantu peserta didik yang mengalami hambatanhambatan


dalam mencapai tugas-tugas perkembangan landasan hidup religius, landasan
perilaku etis, kematangan emosional, kematangan intelektual, kesadaran
bertanggung jawab, peran sosial sebagai pria atau wanita, penerimaan diri dan
pengembangannya, kemandirian perilaku ekonomis, wawasan persiapan karir,
kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan persiapan diri untuk
pernikahan dan hidup berkeluarga, berkolaborasi dengan psikolog, ahli
kesehatan (dokter), dan orang tua peserta didik.
7. Konsultasi

Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi, guru, orang tua, atau


pihak pimpinan sekolah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan
persespsi dalam memberikan bimbingan kepada siswa, menciptakan
lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan
referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.

8. Konferensi Kasus

Yaitu kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu


pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa itu.
Pertemuan konferensi kasus ini bersifat terbatas dan tertutup.

9. Kunjungan Rumah

Yaitu kegiatan untuk memperoleh data atau keterangan tentang siswa


tertentu yang sedang ditangani, dalam upaya mengentaskan masalahnya,melalui
kunjungan ke rumahnya.
B. Layanan Perencanaan Individual

a) Pengertian Layanan Individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar


mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat yang di ungkapkan oleh Gysbers & Henderson, perencanaan
individual merupakan kegiatan yang sistematis yang dirancang untuk membantu
peserta didik memahami dan mengambil tindakan untuk mengembangkan
rencana masa depan (ASCA, 2005:22).

Layanan Perencanaan Individual merupakan suatu proses pemberian bantuan


kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan
rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir.

Layanan ini berisi aktivitas membantu setiap peserta didik untuk


mengembangkan dan meninjau minat dan perencanaan pribadi, sosial, belajar, dan
karir. Aktivitas dimulai sejak peserta didik masih di sekolah dasar dan berlanjut terus
sampai di sekolah menengah. Rencana yang telah dibuat oleh peserta didik ditinjau dan
diperbaharui secara berkala dan didokumentasikan di dalam profil peserta didik,
misalnya dalam bentuk grafik. Aktivitas layanan peminatan dan perencanaan individual
yang langsung diberikan kepada peserta didik dapat berupa kegiatan bimbingan
klasikal, konseling individual, konseling kelompok, bimbingan kelas besar atau lintas
kelas, bimbingan kelompok, konsultasi dan kolaborasi. Aktivitas peminatan dan
perencanaan individual di Sekolah Dasar terintegrasi dengan kegiatan ekstrakurikuler.
Pemilihan kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menggambarkan minat peserta didik
pada aktivitas tertentu. Guru bimbingan dan konseling atau konselor dap at memberikan
informasi tentang perencanaan pribadi, akademik dan karir dalam pemilihan kegiatan
ekstra kurikuler bagi peserta didik.

b) Tujuan Layanan Perencanaan Individual

Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik belajar memantau dan
memahami pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara
proaktif terhadap informasi tersebut.

Adapun perencanaan individual bertujuan untuk membantu peserta didik agar:

1. Memiliki pemahaman tentang diri dan lingkungannya.


2. Mampu merumuskan tujuan, perencanaan, atau pengelolaan terhadap
perkembangan dirinya, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir.
3. Dapat melakukan kegiatan berdasarkan pemahaman, tujuan, dan rencana
yang telah dirumuskannya.
Tujuan perencanaan individual ini dapat juga dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi
peserta didik untuk merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan
pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri.
Isi layanan perencanaan individual adalah hal-hal yang menjadi kebutuhan peserta
didik untuk memahami secara khusus tentang perkembangan dirinya sendiri. Dengan demikian
meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh peserta didik, pelayanan
yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan
keputusan yang ditentukan oleh masing-masing peserta didik. Melalui pelayanan perencanaan
individual, peserta didik diharapkan dapat:
1. Mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan lanjutan, merencanakan karir, dan
mengembangkan kemampuan sosial-pribadi, yang didasarkan atas pengetahuan
akan dirinya, informasi tentang Sekolah/Madrasah, dunia kerja, dan masyarakatnya.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya.
3. Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
4. Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya.

c) Fokus Pengembangan

Fokus pelayanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek


akademik, karir, dan sosial-pribadi. Secara rinci cakupan fokus tersebut antara lain mencakup
pengembangan aspek :

1. Akademik meliputi memanfaatkan keterampilan belajar, melakukan pemilihan


pendidikan lanjutan atau pilihan jurusan, memilih kursus atau pelajar-an tambahan
yang tepat, dan memahami nilai belajar sepanjang hayat

2. Karir meliputi mengeksplorasi peluang-peluang karir, mengeksplorasi latihan-


latihan pekerjaan, memahami kebutuhan untuk kebiasaan bekerja yang positif

3. Sosial-pribadi meliputi pengembangan konsep diri yang positif, dan pengembangan


keterampilan sosial yang efektif.

Konselor membantu peserta didik menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya


berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, yaitu yang menyangkut pencapaian tugas-
tugas perkembangan, atau aspek-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karier. Melalui kegiatan
penilaian diri ini, peserta didik akan memiliki pemahaman, penerimaan, dan pengarahan
dirinya secara positif dan konstruktif.

Pelayanan perencanaan individual ini dapat dilakukan juga melalui pelayanan


penempatan (penjurusan, dan penyaluran), untuk membentu peserta didik menempati posisi
yang sesuai dengan bakat dan minatnya.
Konseli menggunakan informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang
diperolehnya untuk :

1. Merumuskan tujuan, dan merencanakan kegiatan (alternatif kegiatan) yang


menunjang pengembangan dirinya, atau kegiatan yang berfungsi untuk
memperbaiki kelemahan dirinya
2.
Melakukan kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau perencanaan yang telah
ditetapkan.

3. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukannya.

d) Strategi Layanan Perencanaan Individual

Perencanaan individual bagi siswa diimplementasikan melalui beberapa strategi


sebagai berikut :

1. Penilaian individual / kelompok kecil

Konselor sekolah mengadakan analisis dan evaluasi terhadap kemampuan, minat,


keterampilan, dan prestasi siswa. Uji informasi dan data lainnya sering digunakan sebagai dasar
bagi pemberian bantuan pada siswa dalam mengembangkan rencana jangka pendek dan jangka
panjang mereka.

2. Pemberian saran pada individual / kelompok kecil

Konselor sekolah memberi saran pada siswa dengan menggunakan informasi pribadi / sosial
karir dan pasar tenaga kerja dalam perencanaan tujuan pribadi, edukasional dan okupasional
siswa

3. Contoh topic dalam komponen ini adalah :

 Review skor tes, interpretasi dan analisis


 Promosi dan retensi informasi
 Kesadaran karir
 Survei dan interview dengan siswa senior dan alumni
 Seleksi persoalan tahunan
 Bantuan financial
 Perangkat pengungkap minat
 Keterampilan sosial
 Strategi penguasaan tes
 Seleksi perguruan tinggi
 Bayangan pekerjaan
 Penetapan rencana bagi siswa senior
 Review terhadap rencana - rencana yang berkaitan dengan tingkah laku.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera. Dan bertujuan untuk
membantu konseli agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang
dialaminya atau membantu konseli yang mengalami hambatan, kegagalan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya.
Dan Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada peserta didik agar
mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemahaman akan
peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta didik secara
mendalam dengan segala karakteristiknya, penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi
yang akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki peserta didik amat diperlukan
sehingga peserta didik mampu memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk keberbakatan dan kebutuhan khusus
peserta didik. Kegiatan orientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi, dan
advokasi diperlukan di dalam implementasi pelayanan ini. Layanan perencanaan individual
diarahkan untuk membantu murid merencanakan pendidikan, karir dan pengembangan pribadi.

B. Saran
Semoga dalam mempelajari materi layanan responsif dan layanan Perencanaan
Individual kita akan mudah memberikan pelayanan terhadap konseli yang bermasalah agar
konseli tersebut akan termotivasi dan tidak akan berpengaruh dalam kehidupannya sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik dari segi penulisan maupun dari segi materi yang kesemuanya harus membutuhkan
tambahan-tambahan materi dan juga sistematika penulisan, agar makalah ini dapat dikatakan
sedikit mendekati kesempurnaan.
DAFTAR PUSTKA

Kurniawan, Luky, dkk. 2011. Program Layanan Bimbingan Dan Konseling Komprehensif Sma
Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta. hal 18-22.
Lahiya, Moh Ilham. 2014. Makalah perencanan individual. [Online]. Diakses pada tanggal 20
Mei 2019. Pukul 14.15 WIB.
http://ilhamgembel202.blogspot.com/2014/04/makalah-perencanan-
individual.html
Paramitra. 2016. Panduan Operasional Penyelenggaraan ( POP ) BK SMP. Yogyakarta:
Paramitra.

Anda mungkin juga menyukai