Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tara Meilinda

NPM : 19130065
Prodi : Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : BK Perkembangan
Dosen Pengampu : Prof. DR. H. Marzuki

UJIAN AKHIR SEMESTER

Soal :
1. Memahami perkembangan individu harus memadukan keimanan dengan keilmuan. Individu
memiliki Daya Kognisi (QS. Al-Hajj:46), Daya Emosi (QS. Ahadiid:16), dan Daya Konasi (AL-
Ahzab:5). Jelaskan perkembangan dalam tiga ranah tersebut.
2. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan Fitrah (Suci), orang tualah turut menentukan arah
perkembangan anak, termasuk perkembangan keyakinan anak. Buatlah analisis secara
teoritis dan dilengkapi dengan dasar sumber agama (Sesuai keyakinan masing-masing),
keterlibatan beberapa factor yang mempengaruhi perkembangan anak.
3. Setiap anak memiliki tugas-tugas perkembangan sesuai dengan fase pertumbuhannya
masing-masing. Setiap fase memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Pada fase dewasa
awal (usia SMA), tunjukkan dan jelaskan karakteristik tugas-tugas perkembangannya.
4. Dalam menjalankan tugas perkembangan tak selamanya anak mengalami penyesuaian
dengan baik (well adjustive), banyak masalah-masalah yang ditemui dalam
perkembangannya.
a. Ambillah satu contoh masalah remaja atau dewasa awal yang banyak dialaminya.
Pilihlah salah satu sifat layanan (Preventif, Kuratif, dan Perseveratif), dan pilihlah satu
dari strategi intervensi layanan dipakai melayaninya.
b. Buatkan Satuan Layanan (berdasarkan pilihan saudara tersebut).

Jawabannya :
1. A. Daya Kognisi
Sesuatu dipercaya dapat mempengaruhi sikap kemudian mempengaruhi perilaku atau
tindakan mereka terhadap sesuatu itulah pengertian awal kognisi, kemudian berkembang
menjadi kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir
tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah memperoleh pengetahuan
dan memanipulasi pengetahuan melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami,
menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa
diartikan sebagai kecerdasan atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi
beragam, di antaranya adalah psikologi, filsafat, dan lain-lain.
Gejala kognisi meliputi, pengamatan aktivitas yang dilakukan seseorang yang cerdas,
terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
B. Daya Emosi
Emosi yang maksudnya gejala jiwa yang dimiliki oleh semua orang, hanya corak dan
tingkatannya tidak sama. perasaan tidak termasuk gejala mengenal, walaupun demikian
sering juga perasaan berhubungan dengan gejala mengenal.
Perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan
senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan bersifat
subyektif. Yang menjadi unsur-unsur perasaan ialah bersifat subyektif daripada dengan
gejala mengenal, bersangkut paut dengan gejala mengenalm, perasaan dialami sebagai rasa
senang atau tidak senang, yang tingkatannya tidak sama.
Perasaan lebih erat hubungannya dengan pribadi seseorang dan berhubungan pula dengan
gejala-gejala jiwa yang lain. Oleh sebab itu tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu
tidak sama dengan tanggapan perasaan orang lain, terhadap hal yang sama. Karena adanya
sifat subyektif pada perasaan maka gejala perasaan tidak dapat disamakan dengan
pengamatan, fikiran dan sebagainya. Pengenalan hanya berstandar pada hal-hal yang ada
berdasarkan pada kenyataan, sedangkan perasaan sangat dipengaruhi oleh tafsiran sendiri
dari orang yang mengalaminya. Perasaan tidak merupakan suatu gejala kejiwaan yang
berdiri sendiri, tetapi bersangkut paut atau berhubungan erat dengan gejala-gejala jiwa yang
lain.
C. Daya Konasi
Konasi merupakan salah satu fungsi hidup kejiwaan manusia, dapat diartikan sebagai
aktivitas psikis yang mengandung usaha aktif dan berhubungan dengan pelaksanaan tujuan.
Tujuan adalah titik akhir dari gerakan yang menuju pada suatu arah. Adapun tujuan
kemauan adalah pelaksanaan suatu tujuan. Konasi, kehendak, hasrat, kemauan yaitu suatu
tenaga, suatu kekuatan yang mendorong kita supaya bergerak dan berbuat sesuatu. Untuk
mempermudah mempelajarinya maka gejala kemauan dibagi atas dorongan, keinginan,
hasrat, kecenderungan dan hawa nafsu. Dorongan dalam dorongan sendiri ada dua
golongan yaitu dorongan nafsu serta dorongan rohaniah. Keinginan atau nafsu yang telah
mempunyai arah tertentu dan tujuan tertentu. Hasrat, ialah suatu keinginan tertentu yang
dapat diulang-ulang. Adapun ciri-ciri Hasrat yang merupakan “motor” penggerak perbuatan
dan kelakuan manusia, berhubungan erat dengan tujuan tertentu, baik positif maupun
negatif, hasrat tidak dapat dipisah-pisahkan dengan pekerjaan jiwa yang lain. Serta hasrat di
arahkan kepada penyelenggaraan suatu tujuan.
2. A. Faktor keluarga/ orang tua. Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah/suci.
Perkembangan selanjutnya itu tergantung dari pola pengasuhan orang tuanya. Dalam
pengasuhan dan perkembangan anak, orang tua berperan penting. Harus menerapkan
dasar-dasar ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dalam agama islam,
dasar-dasar agama sudah diterapkan sedini mungkin agar dapat membentuk pola tingkah
laku anak sesuai dengan ajaran yang dianut, baik dalam menjalankan ibadah/solat dan
berbagai adab sopan santun sesuai dengan agama islam.
B. Faktor Lingkungan/ tempat tinggal. Apabila anak-anak sudah ditanamkan dasar-dasar
agama yang kuat, mudah-mudahan anak tersebut berada dilingkungan bagaimana pun ia
tidak terpengaruh.
3. Setiap orang akan menjalani tugas-tugas perkembangannya mulai dari anak-anak, remaja,
orang dewasa sampai ke lansia. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilalui agar
kehidupan menjadi bahagia dan tidak mengalami permasalahan yang berarti, khususnya bagi
orang dewasa awal, karena masa dewasa awal ini masa puncaknya perkembangan bagi
setiap orang. Istilah adult atau dewasa berasal dari kata kerja latin yang bererti tumbuh
menjadi dewasa. Oleh karena itu orang dewasa adalah seseorang yang telah menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di masyarakat bersama orang dewasa
lainnya (Hurlock, 1996). Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40
tahun. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial baru. Masa dewasa awal adalah masa
pencarian, penemuan, pemantapan dan masa reproduktif, yaitu suatu masa yang penuh
dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola
hidup yang baru. Tugas perkembangan masa dewasa awal adalah :
 mulai bertanggung jawab sebagai warga negara secara layak, seseorang yang
dikatakan dewasa sudah berhak untuk menentukan cara hidupnya sendiri, termasuk
dalam hal ini hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu negara.
 memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai atau pahamnya, setiap
individu mempunyai nilai-nilai dan faham yang berbeda satu sama lain. Pada masa
ini seorang individu akan mulai mencari orang-orang atau kelompok yang
mempunyai faham yang sama atau serupa dengan dirinya.

4. A. Masalah remaja (pacaran) sifat layanannya perseveratif.


B. Penyuluhan dari Bimbingan Konseling dan Lembaga
Penyuluhan oleh lembaga penyuluhan oleh guru bimbingan konseling sendiri diharapkan
dapat dilakukan setiap awal tahun pelajaran baru disaat pertama kali guru bimbingan
konseling melaksanakan bimbingan klasikal.Penyuluhan yang di lakukan bisa bersifat
bimbingan klasikal dan materi yang disampaikan tidak perlu secara detail, melainkan hanya
berkonsep perkenalan antara guru dan siswa baru yang berusaha mengenal karakter, serta
kepribadian masing-masing. Guru bimbingan konseling diharapkan selalu menanyakan
kepada setiap siswa berkaitan pacar dan aktivitas berpacaran siswa, guru bimbingan
konseling juga diharapkan dapat selalu terbuka dalam memberikan pertannyaan
berhubungan dengan pacaran, hal ini supaya siswa mengetahui bahwa guru bimbingan
konseling memang sangat gencar dalam mengatasi bahaya berpacaran yang menyimpang.

Anda mungkin juga menyukai