Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masalah pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang tercapainya
tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena itu, kegiatan
bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama sejumlah orang
untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara teratur, sistematik
dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil guna bagi pertumbuhan
dan perkembangan siswa.Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat
jika diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal
mungkin.
Dalam pemberian kegiatan pendukung bimbingan konseling bahwa kegiatan pendukung
bimbingan konseling meliputi aplikasi instrumen bimbingan konseling, penyelenggaraan
himpunan data, dan kegiatan khusus. Dalam ketiga kegiatan pendukung bimbingan konseling
tersebut dilakukan agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diselesaikan sehingga
tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan pembelajaran
yang cukup berarti. Berdasar latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas tentang
kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.
2.
3.
4.
5.

Kunjungan Rumah
Kunjungan rumah yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya. Tujuan kunjungan rumah dalam bimbingan dan konseling mempuanyai tujuan
pertama untuk memperoleh berbagai keterangan data yang dilakukan dalam pemahaman
lingkungan dan permasalahan siswa. Fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kunjungan
rumah yaitu fungsi pemahaman dan pengentasan.
Penanganan permasalahan siswa seringkali memerlukan pemahaman yang lebih jauh
tentang suasana rumah atau keluarga siswa. Untuk itu perlu dilakukan kunjungan rumah.
Kunjungan rumah tidak perlu dilakukan untuk seluruh siswa, melainkan hanya untuk siswa
yang permasalahan menyangkut dengan kadar yang cukup kuat peranan rumah atau orang tua
sajalah yang memerlukan kunjungan rumah. Lebih jauh, data atau keterangan tentang rumah
orang tua boleh jadi juga tidak perlu diperoleh melalui kunjungan rumah oleh konselor. Cara
yang lebih praktis untuk memperoleh data yang dikendaki itu, selain melalui wawancara
secara langsung dengan siswa yang bersangkutan, ialah melalui wawancara dengan orang tua
yang dipanggil datang ke sekolah.
Kegiatan kunjungan rumah, dan juga pemanggilan orang tua ke sekolah, setidak-tidaknya
memiliki tiga tujuan utama, yaitu:
1) Memperoleh data tambahan tentang permasalahan siswa, khususnya yang bersangkut paut
dengan keadaan rumah/orang tua.
2) Menyampaikan kepada orang tua tentang permasalahan anaknya
3) Membangun komitmen orang tua terhadap penanganan masalah anaknya
Pelaksanaan kunjungan rumah memerlukan perencanaan dan persiapan yang
matang dari guru pembimbing dan memerlukan kerja sama yang baik dari pihak orang tua
serta atas persetujuan kepala sekolah. Fungsi utama yang ditopang oleh kegiatan kunjungan
rumah ialah fungsi pemahaman (Dewa ketut sukardi, 2002: 237).
Kegiatan konselor di rumah orang tua siswa, sesuai dengan agenda yang telah
disampaikan kepada orang tua, dapat berupa wawancara, pengamatan terhadap fasilitas
belajar anak di rumah, diskusi atau bimbingan dan konseling kelompok dengan sejumlah
anggota keluarga, pengisian daftar isisan, dan lain-lain. Laporan kunjungan rumah dibuat
secara khusus dan diletakkan pada himpunan data. Hasil kunjungan rumah dapat langsung
dipakai sebagai bahan pertimbangan penanganan masalah, dan dapat pula digunakan di dalam
konfersi kasus.

DAFTAR PUSTAKA

Dewa, Ketut Sukardi. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai