KONSELING SOSIAL
SMP PGRI PACE
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Praktikum merupakan bagian dari mata kuliah yang wajib di ikuti mahasiswa baik progam studi pendidikan
maupun non kependidikan dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh pengalaman lapangan yang relevan
Dalam hal penerapan ilmu yang di pelajari. Bimbingan dan Konseling merupakan ilmu yang mempelajari
berbagai materi. Dengan ini dosen pembimbing mata
kuliah Praktikum Bimbingan Konseling Karier memberikan tugas kepada mahasiswa dengan melakukan
observasi di sekolah-sekolah untuk mengetahui fungsi dan peranan layanan Bimbingan dan Konseling yang ada
di sekolah, untuk mengetahui apakah sesuai atau tidak dengan apa yang telah di pelajari diperkuliahan. Dengan
terori yang telah mahasiswa terima diharapkan dalam melakukan observasi dapat memahami segala sesuatu
yang akan terjadi pada saat melakukan kegiatan tersebut.
RUMUSAN MASALAH
Peran dari Bimbingan dan Konseling dalam kehidupan di lingkungan sekolah sangat penting dan di pelukan,
karena usia yang beranjak dewasa sangat banyak permasalahan baik di bidang pendidikan, masalah pribadi,
masalah terhadap sesama siswa maupun dengan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya BK di sekolah dapat
menanggulangi masalah yang ada maupun yang timbul dalam kehidupan siswa di sekolah dapat di atasi tanpa
ada beban pada dsiri siswa sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Terkadang dalam pelaksanaan BK
tersebut tidak selalu sama persis dengan peran BK yang terjadi dilapangan. Karena banyak pihak yang
menghubungakan Bimbingan dan Konseling dengan guru lainnya dengan mencari kesalahan siswa dan
memberikan hukuman kepada siswa yang melakukan kesalahan. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh latar
belakang guru BK yang tidak bisa melakukan tugasnya sesuai dengan perannya karena kadang guru BK juga
merangkap sebagai guru mata pelajaran lain. Dan guru BK sendiri tidak mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan bimbingan dan konseling.
Dengan adanya masalah tersebut oleh karena itu kami mahasiswa melakukan observasi di SMA Negeri 13 Pace
untuk mengetahui fungsi BK di sekolah tersebut apakah sudah sesuai dengan fungsi BK atau belum.
TUJUAN
Tujuan kami mengobservasi sekolah adalah khususnya sebagai kewajiban kami atas tugas yang telah
diembankan dan agar kami dapat mempelajari bagaimana sebenarnya kegiatan-kegiatan BK disekolah
dijalankan. Dan bagaimana prosedur yang benar dan seharusnya diterapkan. Selain itu untuk menambah
pengalaman kami dengan terjun langsung ke lapangan sehingga kami tidak canggung lagi apabila kelak kami
menjadi konselor yang sesungguhnya.
Sasaran
Sasaran yang ingin kami tuju adalah agar kami memahami bagaimana menjadi konselor yang baik.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bimbingan dan konseling sosial adalah proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar mampu mengembangkan
pemahaman dan keterampilan berinteraksi sosial atau hubungan insani (human realtionship)dan memecahkan
masalah-masalah sosial yang dialaminya (Yusuf, 2009: 55).
Menurut Sukardi (2007: 55), bimbingan sosial membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan
sosialnya yang dilandasinya budi pekerti luhur, tanggung jawab kemasyarakatan dan kenegaraan.
Bimbingan sosial, menyangkut pengembangan (a) pemahaman tentang keragaman budaya atau adat istiadat, (b)
sikap-sikap sosial (sikap empati, altruis, toleransi, dan kooperasi), dan (c) kemampuan berhubungan sosial
secara positif dengan orang tua, guru, teman, dan staf sekolah (Yusuf, 2009: 55).
Bimbingan dan konseling sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan sosial sekolah yang kondusif,
dan membangun interaksi pendidikan atau proses pembelajaran yang bermakna (memberikan nilai manfaat bagi
perkembangan protensi siswa secara optimal) (Yusuf, 2009: 55).
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005 : 11) merumuskan bimbingan pribadi-sosial sebagai suatu upaya
membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien,
sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani
masalah-masalah dirinnya.
Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan (2005:14), merumuskan beberapa tujuaan bimbingan dan konseling yang
terkait dengan aspek pribadi-sosial sebagai berikut :
1. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat
kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2. Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak
dan kewajibannya masing-masing.
3. Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan, serta mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
4. Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan
keunggulan maupun kelemahan, baik fisik maupun psikis.
5. Memiliki sifat positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
7. Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat
atau harga dirinya.
8. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen, terhadap tugas dan
kewajibannya.
9. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk
persahabatan, persaudaraan atau silaturahmi dengan sesama manusia.
10. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri)
maupun orang lain.
11. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Juntika Nurihsan (2003 : 9) menyatakan tujuan bimbingan pada akhirnya membantu individu dalam mencapai:
Dapat disimpulkan tujuan bimbingan pribadi pribadi sosial yang harus dikembangkan dalam program layanan
bimbingan dan konseling adalah memfasilitasi siswa dalam mengarahkan pemantapan kepribadian serta
mengembangkan kemampuan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi dan sosial siswa.
Fungsi dalam bimbingan pribadi-sosial yang diungkapkan oleh Totok (Rima Puspita, 2007:47-49), yaitu :
2. Pemahaman diri secara penuh dan utuh. Individu memahami kelemahan dan kekuatan yang ada dalam
dirinya, serta kesempatan dan tantangan yang ada diluar dirinya. Pada dasarnya melalui bimbingan pribadi
sosial diharapkan individu mampu mencapai tingkat kedewasaan dan kepribadian yang utuh dan penuh seperti
yang diharapkan, sehingga individu tidak memiliki kepribadian yang terpecah lagi dan mampu mengintegrasi
diri dalam segala aspek kehidupan secara utuh, selaras, serasi dan seimbang.
3. Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Bimbingan pribadi sosial dapat berfungsi sebagai media pelatihan
bagi individu untuk berkomunikasi secara lebih sehat dengan lingkungannya.
4. Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Bimbingan pribadi-sosial digunakan sebagai media untuk
menciptakan dan berlatih perilaku baru yang lebih sehat.
5. Belajar untuk mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan
individu dapat dengan spontan, kreatif, dan efektif dalam mengungkapkan perasaan, keinginan, dan
inspirasinya.
6. Individu mampu bertahan. Melalui bimbingan pribadi-sosial diharapkan individu dapat bertahan dengan
keadaan masa kini, dapat menerima keadaan dengan lapang dada, dan mengatur kembali kehidupannya dengan
kondisi yang baru.
7. Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Konselor membantu individu dalam menghilangkan atau
menyembuhkan gejala yang menggangu sebagai akibat dari krisis.
Bimbingan sosial membantu siswa dalam dalam berhubungan dengan masyarakat di lingkungannya dengan
berdasarkan budi pekerti yang luhur, tanggung jawab kemanusiaan, sopan santun yang ada dalam masyarakat,
dilandasi oleh rasa kebangsaan yang tinggi serta diiringi dengan adanya rasa toleransi, tenggang rasa, tidak mau
menang sendiri, dan juga rasa memberi dan menerima di tengah lingkungan yang memiliki banyak perbedaan.
Selain itu bimbingan sosial juga membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi yang efektif ditengah
masyarakat yang luas.
Aspek-aspek bimbingan dan konseling sosial secara rinci diuraikan sebagai berikut:
a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi baik secara efektif, baik melalui lisan maupun tulis. Sebab dengan
kemampuan komunikasi yang efektif maka seorang individu dapat menyampaikan gagasan dan pikirannya
kepada orang lain
b. Pemantapan kemampuan menerima dan menyampaikan gagasan secara argumentasi dengan cara yang
dinamis, kreatif, efektif, dan produktif agar mudah dimengerti oleh orang yang mendengar.
c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah, sekolah, maupun
masyarakat luas dengan sangat menjunjung tinggi nilai tata krama, sopan-santun, nilai-nilai agama, adat,
hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku ditengah masyarakat.
d. Pemantapan hubungan yang harmonis antar masyarakat yang dinamis, harmonis, dan produktif baik dengan
teman sebaya di sekolah yang sama atau yang berbeda, dengan individu yang lebih tua dan lebih muda di
lingkungan masyarakat dan keluarga.
e. Pemantapan pemahaman kondisi sekolah dan peraturan yang ada di sekolah tersebut agar para siswa
terutama siswa baru tidak terkejut dengan kondisi yang ada di sekolah dan peraturan yang harus mereka patuhi
di sekolah tersebut dan menjalankannya secara efektif dan dinamis serta bertanggung jawab.
BAB III
KEGIATAN
KEGIATAN OBSERVASI
Observasi adalah studi yang disengaja dan dilakukan secara sistematis, terencana, terarah pada suatu tujuan
dengan mengamati dan mencatat fenomena atau perilaku satu atau sekelompok orang dalam konteks kehidupan
sehari-hari yang dilakukan langsung di lapangan atau lokasi penelitian, dengan memperhatikan syarat-syarat
penelitian ilmiah.
Pedoman Observasi
D. Pelaksanaan observasi
1. Lokasi Sekolah
3. Struktur organisasi BK
4. Tenaga Pengajar BK
a. Deskripsi Sekolah
1. Kunjungan pertama kali dilakukan pada tanggal 11 April 2021. Data yang paling awal adalah mengenai
gambaran lokasi sekolah SMA Negeri 13 Pace yang terletak di Jl. Lampoeh Kuta No 2E Gampong
Jawa Kecamatan Kuta Raja, Pace. Adapun fasilitas yang ada di sekolah ini, dirincikan sebagai berikut:
5 Ruang Osis 1
7 Ruang UKS 1
9 Ruang Tunggu 1
11 Tempat Ibadah 1
12 Kantin 1
13 Tempat Parkir 1
14 Lab. Komputer 1
15 Perpustakaan 1
Sekolah tersebut memiliki murid 30 orang, terbagi atas 11 orang murid kelas VII, 8 orang murid kelas VIII, dan
11 orang murid kelas IX. Dan penanganan atas masalah dan prestasi tentang murid-murid tersebut ditangani
oleh 1 guru BK.
b. Sarana BK
Sekolah ini memiliki fasilitas untuk menunjuang kegiatan BK, fasilitas ini terdiri dari:
4. Papan Informasi BK
6. Kursi
7. Meja
8. Lemari
9. Jam dindin
d. Tenaga Guru BK
SATUAN LAYANAN
Tugas Perkembangan :
Kelas/Semester : IX
Tahun : 2020/2021
B. Bidang Bimbingan : Sosial
M. Catatan Khusus :
NIP. - NIP.-
SATUAN PENDUKUNG (SATKUNG)
c. Bidang bimbingan : Sosial
1. Pengolah : Syarifah Risna M
2. Penginterrpretasi hasil : Siswa
m. Penggunaan hasil
1. Digunakan untuk : Mengetahui teman yang akan di pilih untuk kegiatan belajar kelompok
NIP. - NIP.-
ANGKET SOSIOMETRI
Kelas : ............................................................................
Tanggal : ............................................................................
3. Dalam kelas ini yang paling saya senangi untuk menjadi ketua ialah :
Guru BK
NIP. -
TABEL SOSIOGRAM
KELAS IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Terpili
h
Pemillih
ARDIANTO FIRMANSAH 2 X
MOHAMAD SUBUR 4 X X X
NOFITA SARI 5 X X
RICCO YULIANTO 7 X X X
TRIO SUGIANTO 8 X X
KELAS IX
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Terpili
h
Pemillih
NUR FAJRINA 1 X X
M. NOVAN YUANDA 2 X X
FITRIA AIMA 3 X X
YOERIFA AQLA 4 X X
IRFAN SUHENDRI 5 X X
RISKI MUNANDAR 6
NURI MAULIDA 7 X X
HAFIZ AL BARIE 8 X
NELLY ARDILLA 9 X X
M. YUOGA PRATAMA 10
RIAN MAULANA 12 X X