Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KONSEP DASAR GANGGUAN PSIKOLOGIS

Di susun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Konseling Traumatik

Dosen Pengampu :
Miskanik, S.Pd., M.Pd., Kons.

Disusun Oleh :
1. Adela Maivrista A. 201801500703
2. Aulia Diba Ismarini 201810500683
3. Dinda Rizki Dhika P. 201801500701
4. Febiola Fetriana C.P. 201801500762
5. Sifa Fauziah 201801500737
6. Siti Hardiyanti Eka P. 201801500761
7. Yessica Efhalin 201801500743

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas kelompok tentang “konsep dasar psikologis” sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Miskanik, S.Pd., M.Pd.,
Kons., selaku Dosen Pengampu mata kuliah Konseling Traumatik.

Shalawat serta salam selalu kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’at beliau di Yaumil akhir kelak. Kami yakin
bahwa dalam pembuatan tugas kelompok ini masih sangat banyak kekurangan dan kesalahan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik yang dapat membangun bagi kami dalam
tugas-tugas berikutnya. Kami berharap agar tugas ini dapat berguna dan memberikan manfaat
bagi kita semua.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan kepada para pembaca
khususnya untuk penulis sendiri.

Jakarta, 01 Oktober 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

BAB I .........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................4
A. Latar Belakang .................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................5
C. Tujuan ..............................................................................................................................5
BAB II ........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN .........................................................................................................................6
a. Konsep Dasar Gangguan Psikologis .................................................................................6
b. Penyebab Gangguan Psikologis ........................................................................................7
c. Macam-macam Gangguan Psikologis ...............................................................................7
1. Gangguan Jiwa (Neurosa) .............................................................................................7
2. Sakit Jiwa (Psychose) .................................................................................................. 11
BAB III ..................................................................................................................................... 16
PENUTUP ................................................................................................................................ 16
a. Kesimpulan .................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia.
Pengetahuan di bidang psikologi secara khas digunakan untuk melihat dan
menindaklanjuti masalah kesehatan mental, serta memahami dan menyelesaikan
masalah-masalah di berbagai bidang yang berbeda dalam aktivitas manusia. Salah satu
contoh dalam hal ini adalah konseling yang dapat dilakukan di sekolah, keluarga, maupun
perusahaan. Salah satu bidang kajian dari psikologi adalah Psikologi Klinis. Area
psikologi klinis mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teori, dan praktik untuk memahami,
memprediksi, serta mengurangi maladjustment, disability, dan discomfort dalam rangka
meningkatkan penyesuaian diri manusia, adjustment, dan personal development
(APA,2011). Di Indonesia sendiri terdapat berbagai permasalahan yang mucul dan dapat
memicu gangguan psikis, diantaranya masih kurangnya sumber daya manusia pencipta
lapangan kerja, sementara hal ini tidak berimbang dengan jumlah pencari kerja (Burhani,
2010). Hal ini menyebabkan meningkatnya kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat, misalnya pengangguran yang
meningkat atau kurang mempunyai seseorang dalam menyesuaikan diri di masyarakat
dapat memicu munculnya stres, tekanan, depresi, dan dapat juga mengganggu mental
individu sampai dengan tingkat yang berat, misalnya muncul perilaku-perilaku abnormal.

Gangguan psikologis ini dapat dikenali dengan perubahan pola pikir, tingkah laku
dan emosi yang berubah secara mendadak tanpa disertai alasan yang jelas. Stres yang
menjadi pemicu awal terjadinya gangguan psikologis akan membuat seseorang tidak
mampu beraktivitas secara normal. Jika stres ini tidak ditangani secara cepat maka akan
berlanjut pada gejala gangguan psikologis. Manusia memiliki sifat yang holistik, dalam
artian manusia adalah makhluk psikologis, fisik dan rohani, ketiga aspek-aspek ini saling
berkaitan satu sama lain dan saling mempengaruhi. Sebagai makhluk yang berfisik,
memiliki kelemahan-kelemahan fisik adalah hal yang nyata bahkan ungkapan yang
umum mengatakan bahwa manusia mulai mati sejak ia dilahirkan, tetapi banyak
kelemahan fisik yang diakibatkan oleh psikologis. Sehingga sebagai makhluk soaial
mampu menyeimbangkan ketiga aspek tersebut yaitu psikologis, fisik, dan rohani dalam
diri manusia. Permasalahan fisik yang terjadi pada manusia dapat disebabkan oleh
pemikiran negatif, sehingga emosi akan memunculkan respon negatif terhadap dirinya.
Pemikiran negatif atau psikologis pada manusia merupakan tokoh utama dalam
menggerakan struktur tubuh kita, sehingga jika menginginkan kondisi tubuh yang sehat
maka langkah awal yaitu memulai berpikir secara rasional terhadap lingkungan sekitar,
teman, terutama pada diri kita sendiri.
Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang memiliki keterbatasan dalam
menghadapi tantangan kehidupannya. la acapkali bingung, takut, dan bimbang terhadap
fenomena yang ada. Oleh sebab itu, dalam diri manusia ada potensi munculnya gangguan
psikologis, berupa rasa takut, sedih, bimbang, dan sebagainya. Gangguan-gangguan
psikologis dalam psikologi disebut dengan psikopatologi (Sururin, 2004:151). Menurut
Sarwono (1982: 126) dalam psikologi dikenal tingkah laku-tingkah laku yang
menyimpang dari tingkah laku yang normal. Penyimpangan tingkah laku ini disebabkan
oleh adanya kelainan psikis pada orang-orang yang bersangkutan. Cabang psikologi yang
khusus mempelajari kelainan psikis ini disebut psikopatologi atau psikologi abnormal.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari gangguan psikologis?

2. Apa saja penyebab dari gangguan psikologis?

3. Apa saja macam-macam dari gangguan psikologis?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari gangguan psikologis

2. Untuk mengetahui apa saja penyebab dari gangguan psikologis

3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam dari gangguan psikologis


BAB II

PEMBAHASAN

a. Konsep Dasar Gangguan Psikologis


1. Pengertian Gangguan Psikologis

Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. (Sunaryo,
2004 : 3). Dilihat dari segi psikologis, menurut Skiner (1938) perilaku adalah
suatu respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar),
penertian ini di kenal dengan teori SOR (stimulus-organisme-respons). Gangguan
mental adalah kondisi yang memengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, dan
perilaku. Penyakit psikologis tertentu mungkin hanya muncul sesekali, dan
beberapa dapat bertahan lama (kronis). Penyakit psikologis dapat memengaruhi
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain dan berfungsi secara normal
setiap harinya. Istilah penyakit psikologis terkadang digunakan untuk merujuk
pada apa yang lebih sering dikenal sebagai gangguan mental atau gangguan
kejiwaan. Gangguan mental atau gangguan jiwa adalah pola gejala perilaku atau
psikologis yang memengaruhi berbagai bidang kehidupan. Gangguan ini tentu
menimbulkan tekanan bagi orang-orang yang mengalaminya.

Menurut UU RI NO.18 Tahun 2014 menjelaskan bahwa Gangguan jiwa


adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami gangguan dalam
pikiran,perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala atau perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan
penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikologis berarti berkenaan dengan
psikologi bersifat kejiwaan yang disebabkan oleh faktor-faktor (KBBI, 2002: 901).
Dengan demikian makna psikologis yang terkandung dari kamus di atas yaitu
menyangkut kejiwaan yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
Yahya Jaya mengungkapkan bahwa dalam istilah kesehatan mental, gangguan
psikologis/gangguan kejiwaan berarti kumpulan dari keadaan yang tidak normal,
baik yang berhubungan dengan kejiwaan, maupun kejasmanian.

Keabnormalan tersebut terjadi tidak disebabkan oleh sakit atau rusaknya


bagian-bagian anggota badan, meskipun gejala-gejalanya terlihat pada fisik, tetapi
disebabkan oleh keadaan jiwa dan jasmani yang terganggu. Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders merumuskan gangguan psikologis sebagai
sindroma atau pola perilaku atau psikologis yang terjadi pada individu dan
sindroma itu dihubungkan dengan adanya:

a. Distress (misalnya simptom menyakitkan)

b. Disability artinya ketidakmampuan (misalnya tak berdaya pada satu atau


beberapa bagian penting dari fungsi tertentu)

c. Peningkatan risiko secara bermakna untuk mati, sakit, ketidakmampuan,


atau kehilangan kebebasan (Notosoedirjo dan Latipun, 2002: 35).

b. Penyebab Gangguan Psikologis


Penyebab gangguan psikologis dapat terjadi karena hal berikut ini:

1. Peristiwa traumatik, seperti kekerasan dan pelecehan seksual.

2. Kehilangan orang tua atau disia-siakan di masa kecil.

3. Kurang mampu bergaul dengan orang lain.

4. Perceraian atau ditinggal mati oleh pasangan.

5. Perasaan rendah diri, tidak mampu, marah, atau kesepian.

Selain faktor psikologis yang telah disebutkan di atas, Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menyatakan bahwa berada pada situasi pandemi, seperti pandemi COVID-19,
juga bisa menjadi faktor pemicu stres yang kemudian membuat orang lebih rentan
mengalami gangguan mental. Stres tersebut dapat berasal dari rasa takut dan khawatir
tentang kesehatan, keuangan, atau pekerjaan yang banyak terpengaruh akibat pandemi.
Menurut Kartono (2005: vii) gangguan psikologis pada intinya hampir tidak pernah
disebabkan oleh satu kausa (sebab) yang tunggal, akan tetapi selalu disebabkan oleh
multi faktor yaitu faktor organis atau fisik (jasmaniah), psikis (gangguan jiwa) dan faktor
sosio-kultural (masyarakat, lingkungan, keluarga dan budaya).

c. Macam-macam Gangguan Psikologis

1. Gangguan Jiwa (Neurosa)


a. Neurasthenia

Salah satu gangguan jiwa yang sudah lama dikenal orang sebagai penyakit
syaraf, yang dahulu disangka terjadi karena lemahnya syaraf. Karena itu
penderitanya diharuskan beristirahat di tempat tidur, jauh dari hingar
bingar cahaya dan suara di luar, disamping itu juga memberikan obat-
obatan dan penenang. Penyakit ini membuat penderitanya mudah merasa
payah. Gejala-gejala yang ditimbulkan dari penyakit Neurasthenia antara
lain ialah, merasa seluruh badan letih, malas tidak bersemangat, mudah
marah, menggerutu, tidak dapat berfikir jernih saat menghadapi persoalan
atau memecahkan masalah, mudah lupa, mudah gelisah, susah tidur,
merasa dirinya akan mati sewaktu-waktu, daya tahan lemah mudah
terkena penyakit, sensitif terhadap cahaya dan suara bahkan detik jam pun
dapat menganggu tidurnya. Maka dapat di katakan bahwa penyakit
Neurasthenia ini adalah ketidak tenangan jiwa, kegelisahan, tekanan dan
pertentangan batin.

b. Depresi

Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan


perasaan sedih yang mendalam dan rasa tidak peduli. Semua orang pasti
pernah merasa sedih atau murung. Seseorang dinyatakan mengalami
depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak
berharga. Perempuan lebih rentan mengalami depresi dibandingkan
dengan laki-laki. Ciri-cirinya adalah rasa sedih terus menerus, kehilangan
minat pada segala hal, merasa tak berguna, sulit fokus, hingga pola makan
dan pola tidur berantakan. Selain itu, orang yang mengalami depresi juga
bisa merasakan keluhan secara fisik. Depresi bisa terjadi dalam jangka
waktu lama atau berulang sehingga mengganggu kemampuan seseorang
dalam beraktivitas

c. Hysteria

Seperti penyakit gangguan jiwa lainnya Hysteria juga terjadi akibat


ketidak mampuan seseoarang menghadapi kesukaran-kesukaran, tekanan
perasaan, kegelisahan, kecemasan dan konflik atau pertentangan batin.
Termasuk pada gejala-gejala fisik antara lain :

1) Lumpuh Hysteria

Lumpuhnya salah satu anggota fisik akibat tekanan atau


pertentangan batin yang yang tidak bisa diatasi. Gejala ini timbul
secara tidak sadar untuk membela diri dan mengatasi kesukara-
kesukaran yang dihadapi yang terjadi secara tiba-tiba padahal
penderita sebelumnya tidak merasakan dan mengalami apapun.

2) Cram Hysteria

Penyakit ini terjadi akibat tekanan perasaan yang sering terjadi


pada penulis, pemain biola, juru ketik, pegawai-pegawai kantor
yang terjadi karena kegelisahan dan kecemasan akibat kejenuhan
atau bosan dalam menghadapi pekerjaan itu.

3) Kejang Hysteria

Yaitu badan seluruhnya kaku, tidak sadarkan diri, terkadang sangat


keras, disertai teriakan-teriakan dan keluhan-keluhan tapi tidak
mengeluarkan air mata. Tanda-tandanya ialah tatapan mata yang
tajam dan tidak mau bericara apapun dan tidak mau menjawab
pertanyaan apapun.

4) Mutism (hilang kesanggupan berbicara)

Hilangnya kemampuan berbicara ini akibat tekanan perasaan,


kecemasan, putus asa, merasa hina, gagal dan lainnya karena
sebegitu besarnya tekanan batin yang dialami hingga lidahnya
merasa lumpuh sebagai bentuk penyelesaian dari ketegangan batin
tersebut. Mutism ada dua macam, pertama tak sanggup berbicara
keras, kedua, tidak dapat berbicara sama sekali

d. Psychasthenia

Adalah gangguan jiwa yang bersifat paksaan, yang berarti kurangnya


kemampuan jiwa untuk tetap dalam keadaan integrasi yang normal.
Psychasthenia memiliki beberapa bentuk antara lain :

1) Phobia

Adalah rasa takut yang tidak masuk akal, atau sesuatu yang tidak
seimbang dengan ketakutannya yang dialami. Seperti berada
ditempat tinggi, melihat darah, melihat serangga dll.

2) Obsesi

Adalah kondisi dimana penderita dikuasai suatu pikiran yang tidak


dapat dihindarinya. Seperti merasa selalu diliputi kesusahan.

3) Kompulsi

Adalah gangguan jiwa dimana penderitanya terpaksa melakukan


hal-hal yang masuk akal ataupun tidak. Apabiala hal-hal tersebut
tidak dilakukan ia akan merasa gelisah dan cemas kecuali hal itu
telah dilakukannya berulang-ulang.

4) Gagap Berbicara
Gagap berbicara adalah gangguan jiwa yang penderitanya
berbicara secara terputus-putus, tertahan nafasnya atau berulang-
ulang. Jika tekanan gagap terlalu besar penderita akan menekan
kedua bibirnya dan bergerak-gerak dengan anggota tubuh lain
seperti tangan dan kaki. Dimana kondisi ini kemungkinan
disebabkan karena alat percakapan yang tidak normal, gangguan
pernafasan, tekanan perasaan, dan susah beradaptasi.

e. Kepribadian Psychopath

Psychopat adalah ketidaksanggupan menyesuaikan diri yang mendalam


dan kronis. Penderitanya melimpahkan kesalahannya pada orang lain
dimana seringkali persaan ketidakpuasannya tidak dapat di tahan dan
diatasinya dengan wajar, namun di ungkapkannya dalam bentuk
perlakuan-perlakuan sehingga orang lain menderita. Ciri-ciri psychopat
adalah tidak bertanggung jawab, tidak jujur, anti sosial, tidak memiliki
pertimbangan dan tidak mempunyai kasih sayang.

f. Keabnormalan Seksual

Kondisi dimana ketidak wajaran dalam persoalan yang kaitannya dengan


seksual baik pada pria maupun wanita akibat gangguan jiwa. Gejala yang
sering dialami antara lain ialah : a) Onani ( manstrubasi ) Mencari
kepuasan seksual dengn anggota tubuhnya sendiri secara tidak wajar, yang
biasanya dilakukan pada periode tertentu dalam hidupnya. Pada dasarnya
adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiknya secara cepat, secara tidak
lazim.

g. Homoseksual / Lesbian

Memiliki keinginan untuk berhubungan seksual dengan sejenisnya saja,


dimana gejala ini terkadang terjadi pada orang-orang yang hidup terpisah
dengan lawan jenisnya.

h. Sadisme

Orang yang dalam hubungan seksualnya tidak dapat merasakan kepuasan


kecuali ia dapat membuat pasangannya merasakan kesakitan pada fisik
atau persasaannya. Bahkan mungkin ia akan memukul atau bakal
membunuh orang yang cintainya, demi kepuasan seksualnya.
2. Sakit Jiwa (Psychose)
a. Skizofrenia

Scizophrenia (skizofrenia) berasal dari bahasa Yunani schizein dan phren,


phren adalah suatu diagnosis gangguan mental yang ditandai oleh kelainan
dalam persepsi atau ekspresi dari realitas. Skizofrenia berasal dari bahasa
Yunani yang berarti jiwa yang retak (skizos artinya retak, dan frenas
artinya jiwa). Menurut psikiater dr.Tubagus Erwin Kusumah, SpKJ, jiwa
manusia terdiri dari tiga unsur yaitu perasaan, kemauan, dan pikiran. Pada
orang yang jiwanya tidak retak, ketiga unsur ini senada. Menurut pendapat
lain skizofrenia berarti “kepribadian yang terbelah”, yaitu hilangnya
sebagian besar hubungan kesadaran yang logis antara tubuh dan jiwa
(disintegrasi). Sehingga dalam beberapa keadaan perilakunya tidak sejalan
dengan keadaan emosinya. Hal ini terjadi karena secara mental,
kepribadian penderita gangguan ini memang terbelah satu dunia tetapi
jiwanya berada pada dunia yang lain yang menyebabkan penderita
cenderung dianggap “gila”. Skizofrenia merupakan gangguan yang
ditandai dengan disorganisasi kepribadian yang cukup parah, distorsi
realita dan ketidakmampuan berinteraksi dengan kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang mengalami skizofrenia tanpa biasanya pikirannya tidak
teratur, dan mungkin mengalami delusi atau halusinasi pendengaran.
Skizofrenia mewakili suatu spektrum gangguan yang luas, sehingga sulit
sekali untuk menarik kesimpulan secara umum tentang suatu jenis
skizofrenia tertentu. Tetapi terdapat satu perbedaan yang berguna adalah
kategorisasi skizofrenia akut, yang berhubungan dengan serangan gejala
psikotik yang berat. “psikotik” berhubungan dengan suatu keadaan pada
seseorang yang sama sekali tidak berhubungan dengan realitas dan tidak
mampu memisahkan antara kenyataan dan ketidaknyataan. Penyebab
gangguan skizofrenia belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa teori
penyebab yang terus berkembang penelitian selama ini. Teori samatogenik
menyatakan bahwa keturuan dan genetik, disamping itu kesalahan
metabolisme (inborn error of metabolism), dan kelainan susunan saraf
pusat dapat menyebabkan gangguan neurotransmiter pada tempat tertentu
di otak, misalnya pelebaran ventrikel lateral dan ventrikel III, gangguan
pada perkembangan neuron awal dan perubahan metabolisme serebral
berperan dalam terjadinya skizofrenia. Sementara teori psikogenetik
seperti dari Adolf Meyer menyatakan bahwa skizofrenia adalah suatu
maladaptif, dan menurut Freud sebagai kelemahan ego. Teori sosiogenetik
menyatakan bahwa penyebab skizofrenia adalah keadaan sosial ekonomi,
pengaruh keagamaan, nilai-nilai moral, bulan kelahiran (berhubungan
dengan musim di negara barat, infleksi prenatal), industrialisasi,
perbedaan kultur, dan lain-lain. Skizofrenia merupakan suatu gangguan
yang menyebabkan jiwa manusia sakit. Tapi walaupun demikian, faktor
neurologis juga turut berpengaruh terhadap timbulnya skizofrenia.
Tardapat beberapa sebab timbulnya skizofrenia, diantaranya adalah:

1) Sebab organis, yaitu adanya perubahan-perubahan pada struktur


sistem syaraf sentral.

2) Tipe kepribadian yang schizothyme, (pikiran yang kacau balau)


atau jasmaniah yang atthenis, dan memiliki kecenderungan
menjadi skizofrenia.

3) Gangguan kelenjar-kelenjar, adanya disfungsi pada endokrin seks,


kelenjar adrenal, dan kelenjar pituitary ( kelenjar dibawah otak).
Atau akibat dari masa klimakterik atau menstruasi. Kadang-kadang
karena kelenjar-kelenjar thyroid dan adrenal yang mengalami
athrofi.

4) Adannya degenerasi pada energi mental. Hal ini didukung dengan


lebih dari separuh dari jumlah penderita skizofrenia mempunyai
keluarga yang psikotis atau sakit mental. Tetapi pada beberapa
kasus, faktor kepuasan terhadap kondisi tubuh juga mempengaruhi
terjadinya skizofrenia. Pada orang yang mempunyai cacat pada
tubuhnya (defekorganis) berpotensi menimbulkan perasaan-
perasaan tidak mampu dan mincompleks, atau integrasi
kepribadian yang miskin sekali. Perasaan-perasaan seperti ini
cenderung barlangsung secara terus-menerus. Meskipun masalah
fisik yang ada dapat dikurangi dengan jalan operasi yang akhirnya
menimbulkan pribadi yang abnormal.

5) Gangguan presepsi

Penderita sering kali merasakan bahwa dunia tampaknya


“berbeda” bagi mereka. Penderita merasa bagian tubuh mereka
tampak terlalu besar ataupun terlalu kecil. Gangguan persepsi yang
paling dramatis dinamakan halusinasi. Halusinasi auditari atau
dengar (biasanya penderita mendengar suara yang menyuruh
penderita perperilaku tertentu maupun mengomentari perilakunya)
merupakan halusinasi yang sering terjadi. Halusinasi visual atau
lihat (penderita melihat sesuatu yang asing) agak jarang ditemukan.
Halusinasi sensorik lain ( penderita merasa ada suatu yag keluar
dari tubuhnya, merasa kulitnya ditusuk-tusuk) juga jarang
ditemukan.
6) Gangguan afek

Pada umumnya penderita penderita tidak mengalami emosi apa-


apa. Penderita tidak mampu merespon stimulus emosi dengan
benar. Sebagai contoh penderita mungkin tidak menunjukkan
emosi saat diberitahu kalau anaknya meninggal atau tertawa saat
menerima berita tragis.

7) Gangguan perilaku

Penderita biasanya menunjukkan aktivitas motorik dan ekspresi


wajah yang aneh. Ada juga yang melakukan gerakan yang tak
lazim tanpa berhenti atau mempertahankan dalam periode waktu
yang lama atau cenderung mematung.

8) Gangguan kemampuan untuk bekerja

Pada umumnya penderita kehilangan motivasi kerja dan


ketrampilan sosial. Selain itu penderita tak memperhatikan
kesehatan (tak mau mandi. Dan tidak mampu berfungsi dalam
kehidupan sehari-hari.

b. Gejala-gejala

Tanda awal skizofrenia sering kali terlihat kanak-kanak. Indikator


premorbid (pra-sakit) pada anak pre-skizofrenia antara lain
ketidakmampuan anak mengekspresaikan emosi seperti wajah dingin,
jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: anak sulit
melakukan pembicaraan terarah. Gangguan atensi yaitu anak tidak mampu
memfokuskan, mempertahankan, serta memindahkan atensi.pada anak
perempuan tampak sangat pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial,
tidak bisa menikmati rasa senang dan ekspresi wajah sangat terbatas.
Sedangkan pada anak laki-laki sering menantang tanpa alasan yang jelas,
menganggu dan tak disiplin. Namun secara umum skizofrenia mempunyai
beberapa gejala yang seringkali tampak pada penderita gangguan ini.
Diantara gejala-gejala yang umumnya terjadi adalah:

1) Realitas yang berbeda.


Sebagaimana orang yang normal, setiap orang memiliki prespektif
sendiri-sendiri dalam menghadapi hidup. Begitu juga pada
penderita skizofrenia ia juga mempunyai perspektif sendiri dalam
menanggapi hidup. Tetapi pada penderita skizofrenia, perbedaan
perspektif tersebut terlihat sangat mencolok dan cenderung terbalik
daripada perspektif orang lain secara umum, yang tidak ada alasan
yang logis terhadap perspektif-perspektif yang ada.

2) Halusinasi

3) Halusinasi meliputi halusinasi auditori atau halusinasi suara,


penderita mendengarkan suara-suara tanpa tahu dari mana
datangnya. Biasanya, suara-suara yang didengarnya berasal dari
luar kepalanya yang sering digambarkan dengan suara-suara
berlanjut, peringatan akan bahaya-bahaya yang segera datang atau
suara-suara yang memberitahuu penderita tentang sesuatu hal yang
harus dilakukan. Halusinasi visual, yaitu penderita seringkali
melihat suatu objek yang tidak dilihat orang lain. Halusinasi peraba,
yaitu penderita merasakan sensasi-sensasi tanpa bentuk yang pasti.

4) Delusi, yaitu keyakinan yang salah pada penderita terhadap suatu


hal tanpa adanya alasan dan bukti yang logis. Pada gejala ini,
penderita seringkali merasa bahwa orang lain akan menangkap dan
menyakitinya atau sebaliknya, penderita seringkali merasa bahwa
ia adalah seorang tokoh yang benar.

5) Asosiasi yang tidak logis. Penderita skizofrenia seringkali


mengucapkan kata-kata yang tidak berhubungan sama sekali.
Pikirannya kacau, sehingga kata-kata yang yang diucapkan
terdengar ngawur dan tidak bisa dimengerti oleh orang normal.

6) Hilang perasaan-perasaan, pada gejala ini, penderita dapat


dikatakan mati rasa. Respon penderita terhadap suasana di luar
dirinya sangat buruk. Ia tidak merasa gembira pada suasana
lingkungan gembira, dan ia tidak merasa sedih walaupun suasana
lingkungannya berduka.

7) Mental yang buruk, biasanya pada awal timbulnya gangguan ini,


kondisi mental penderita cenderung meurun, baik itu kecerdasan
maupun mental penderita dalam menanggapi ransangan dari luar.

8) Secara fisik, penderita skizofrenia seringkali mengalami gangguan


pada tingkah laku stereotipe, kadang-kadang ada gerak-gerak
motorik yang lamban, tidak teratur dan kaku serta sering
bertingkah aneh

c. Paranoia

Salah satu penyakit terkenal pula adalah penyakit paranoia “gila


kebesaran” atau “gila menuduh orang”. Ciri-cirinya ialah delusi, yaitu
suatu pikiran salah yang menguasai orang yang diserangnya. Delusi ini
berbeda bentuk dan macamnya sesuai dengan suasana dan kepribadaian
penderita

d. Manic-depresive

1) Manic atau exited (kebanggaan atau kegembiraan) terbentuk oleh


elasi (kebanggaan), perasaandalam keadaan baik, optimis, percaya
diri dan dorongn tinggi lainya yang kemudian berubah menjadi
sedih/tertekan. Gejala-gejalanya ada dua macam, yaitu mania yang
mempunyai tiga tingkat yaitu ringan (hypo), berat (acut) dan
sangat berat dan melancholia (rasa tertekan) selalu terlihat muram,
sedih, dan putus asa. Ia diserang bermacam penyakit yang tidak
bisa sembuh atau merasa telah berbuat dosa yang tidak mungkin
diampuni. Manic dibagi menjadi dua macam yaitu :

a) Hypomania, yaitu tingkat elasi dan aktifitas yang moderat.

Penderitanya mempunyai perasaan percaya diri yang luar


biasa, dan keyakinan akan kemampuannya untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Dalam beberapa kasus
tekanan aktifitasnya menuntun kearah senang banyak
bicara, berbicara yang keras dan cepat, dan berpakaina
eksentrik (ganjil).

b) Hyperacut, yang penderitanya menunjukkan gejala-gejala


mudah tersinggung, tak sabar, bersikap pongah (sombong,
mendominasiorang lain), pembicaraannya membingungkan,
bersikap kasar dan kejam, ide-ide pembicaraanya tidak
koheren dengan pendengarannya, bersikap destruktif
(perusak), menunjukkan permusuhan, bersifat disorientasi,
bersifat delusi dan halusinasi. Sementara istilah Depresi
situjukan kepada individu yang memiliki karakateristik:
selalu merasa sedih, bersikap dingin, kurang memiliki
perhatian terhadap lingkungannya dan pesimistik.
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Kesehatan mental adalah suatu kondisi yang dialami seseorang yang mana ia tidak
mendapatkan gangguan atau penyakit jiwa, sehingga ia mampu menyesuaian diri dengan
dirinya sendiri serta lingkungannya, serta mampu mengembangkan potensi yang dimiliki
secara harmonis dan seimbang. Kesehatan mental yang tidak stabil atau terganggu
kesehatan mentalnya dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan spiritualitas pasien.
Dengan kesembuhan fisik pasien terhambat dan kesehatan rohani pasien terganggu.
Pasien kemoterapi dengan kesehatan mental yang tidak stabil atau terganggu kesehatan
mentalnya memiliki kebutuhan spiritual yang dapat dipenuhi dengan menggunakan
pendekatan mental dan 130 agama/ psikoreligius. Kebutuhan spiritual pasien dengan
bimbingan ibadah shalat terdiri dari beberapa dimensi yaitu dimensi makna, harapan,
keterkaitan dengan Tuhan melalui peribadatan, pengampunan, dan transendensi.
DAFTAR PUSTAKA

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-gangguan-
psikologi.html?m=1

http://digilib.uinsby.ac.id

https://www.alodokter.com/kesehatan-mental

Anda mungkin juga menyukai