BAB I
PENDAHULUAN
1
2
hasil wawancara diketahui peserta didik kelas VII A memiliki motivasi belajar
yang rendah. Motivasi belajar rendah ditandai dari kebiasaan mengerjakan PR
disekolah, mencontek pekerjaan teman, tidak antusias mengikuti pelajaran seperti
mengobrol sendiri dengan teman, bermain smartphone, dan melamun ketika KBM
berlangsung.
2. Analisis Masalah
Menurut Santrock (2007:177) remaja memiliki penghayatan mengenai
siapakah mereka dan apa yang membedakan dirinya dari orang lain. Fase
perkembangan remaja yang masih mencari jati diri dan sedang dipenuhi oleh
ambisi untuk mengeksplorasi bakat serta potensi yang dimilikinya cenderung akan
menghadapi beberapa masalah bila remaja tersebut menemukan kegagalan dalam
usaha yang dilakukannya. Sehingga menyebabkan remaja tersebut dapat
kehilangan arah dalam hidupnya dan melakukan penyesuaian yang kurang tepat
(maladapted).
Pada proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin terjadi proses
belajar. Maslow (Djamarah, 2002:114-115) sangat percaya bahwa perilaku
manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu, seperti
kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan aktualisasi diri,
mengetahui dan mengerti, dan kebutuhan estetik. Kebutuhan-kebutuhan inilah
menurut Maslow yang mampu memotivasi perilaku individu.
Motivasi yang dimiliki oleh setiap individu tidak selamanya konstan atau
tetap pada kondisi tertentu, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dalam diri
maupun lingkungan. Penurunan motivasi peserta didik dapat disebabkan oleh
beberapa hal yang berasal dari berbagai sumber, baik dalam diri sendiri maupun
lingkungan disekeliling peserta didik.
3. Alternatif dan Prioritas Tindakan
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang terintegrasi dalam
pelaksanaan pendidikan yang bermutu. Dalam PERMENDIKBUD No. 111 Tahun
2014, bimbingan dan konseling memandang bahwa setiap peserta didik/konseli
memiliki potensi untuk berkembang secara optimal. Perkembangan optimal bukan
sebatas tercapainya prestasi sesuai dengan kapasitas intelektual dan minat yang
3
B. Sasaran Tindakan
Subjek penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling adalah peserta didik
kelas VII A SMPN 10 KOTA SUKABUMI Bandung berjumlah 30 orang yang
memiliki tugas perkembangan sebagai berikut:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya;
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa;
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis;
4. Mencapai kemandirian emosional;
5. Mencapai kemandirian ekonomi;
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat;
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang
tua;
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa;
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan;
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah secara dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
penerapan Common Reading untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
kelas VII A SMPN 10 KOTA SUKABUMI Tahun Ajaran 2019-2020?” Dari
rumusan umum tersebut, dikembangkan menjadi dua pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Prosedur teknik common reading seperti apa yang tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII A SMPN 10 KOTA
SUKABUMI Tahun Ajaran 2019-2020?
2. Apakah penerapan prosedur teknik common reading berdampak terhadap
motivasi belajar peserta didik kelas VII A SMPN 10 KOTA SUKABUMI
Tahun Ajaran 2019-2020?
5
D. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan
penerapan Common Reading untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
kelas VII A SMPN 10 KOTA SUKABUMI Tahun Ajaran 2019-2020”. Tujuan
umum tersebut dirinci menjadi tujuan khusus yaitu untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan prosedur teknik common reading yang tepat untuk
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas VII A SMPN 10 KOTA
SUKABUMI Tahun Ajaran 2019-2020.
2. Menganalisis dampak dari penerapan prosedur teknik common reading
terhadap motivasi belajar peserta didik kelas VII A SMPN 10 KOTA
SUKABUMI Tahun Ajaran 2019-2020.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian tindakan secara umum adalah meningkatnya
motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelaran sehingga peserta didik
mampu memaknainya dengan positif dan mampu meangktualisasikan diri secara
optimal serta menjadi pribadi yang utuh. Adapun manfaat yang didapatkan oleh
peserta didik, konselor/guru BK sebagai peneliti, dan bagi lembaga (sekolah)
adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik (konseli)
a. Peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga
mampu meraih prestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b. Peserta didik mampu memaknai makna belajar secara positif sehingga
bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
sungguh-sungguh.
2. Konselor/Guru BK
a. Konselor mampu meningkatkan kemampuan (skill) dalam
melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
b. Konselor lebih mengetahui karakteristik dan kebutuhan peserta didik
sehingga dapat lebih responsif terhadap indikator-indikator
permasalahan yang muncul dari perilaku peserta didik.
6
3. Sekolah
a. Proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih efektif.
b. Meningkatnya prestasi belajar peserta didik yang berdampak pada
meningkatnya kualitas pendidikan dan prestasi sekolah.
c. Tercapainya visi dan misi pendidikan yang diterapkan oleh sekolah.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur jiwa dan
raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan tanpa suatu dorongan yang kuat baik
dari dalam yang lebih utama maupun dari luar sebagai upaya lain yang tidak kalah
pentingnya. Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas-aktivitas belajar seseorang
itu disebut motivasi. Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan
yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu.
Pada proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin terjadi proses
belajar. Maslow (Hamzah, 2011) mengemukakan lima tingkatan atau hierarki
kebutuhan setiap individu, yaitu: (1) Kebutuhan Fisiologis: kebutuhan yang harus
dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara
untuk bernapas, dan sebagainya; (2) Kebutuhan Rasa Aman: setelah kebutuhan
fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan
akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis
ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin; (3) kebutuhan akan Cinta
Kasih atau Kebutuhan Sosial: ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan
fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia.
Kebutuhan
Aktulisasi Diri
Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan Fisiologis
Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari
melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga
dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial;
(4) Kebutuhan akan Penghargaan: percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan
akan pengakuan orang lain; (5) Kebutuhan Aktualisasi Diri: kebutuhan tersebut
ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan
pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah terpenuhi individu ingi
mencapai secara penuh potensi yang dimilikinya. Kelima jenjang kebutuhan
tersebut dirumuskan dalam piramida kebutuhan sebagai berikut:
Pentingnya teori Maslow dalam pendidikan terdapat dalam hubungan
antara kebutuhan dasar dan kebutuhan tumbuh. Kebutuhan dasar adalah
kebutuhan yang penting untuk kebutuhan fisik dan psikologis yang harus
terpenuhi. Sebaliknya kebutuhan tumbuh, sebagai misal kebutuhan untuk
mengetahui dan memahami sesuatu, menghargai keindahan atau menumbuhkan
dan mengembangkan apresiasi (penghargaan) dari orang lain belum dapat
dipenuhi secara keseluruhan. Namun bila kebutuhan yang lebih dasar dapat
terpenuhi oleh individu maka semangat untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
tinggi akan besar. Semakin banyak individu dapat memenuhi kebutuhan dasar
mereka akan mengetahui dan memahami dunia di sekeliling mereka, begitupun
dengan motivasi belajar mereka dapat menjadi semakin besar dan kuat.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut akan membangkitkan motivasi tingkah laku
peserta didik dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar pasti ditemukan peserta didik yang malas
berpartisipasi dalam belajar. Sementara peserta didik yang lain aktif berpartisipasi
dalam kegiatan, seorang atau dua orang anak didik yang duduk dengan santainya
di kursi mereka dengan alam pemikiran yang jauh entah kemana. Sedikit pun
tidak tergerak hatinya untuk mengikuti pelajaran cara mendengarkan penjelasan
guru dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Bila motivasi ekstrinsik yang diberikan itu dapat membantu peserta didik
keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diperankan
dengan baik oleh guru. Peranan yang dimainkan oleh guru dengan mengandalkan
9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
SMP Negeri 10 Kota Sukabumi merupakan peralihan nama sekolah yang
sebelumnya adalah Sekolah Teknik Negeri (ST) Kota Madya Sukabumi berdiri
tahun 1956 berlokasi di Jalan Lettu Bakri No. 19, di atas lahan 2.042 M 2. Pada
tahun 1994, pada lokasi yang sama, nama Sekolah Teknik Negeri (ST) II Kota
Madya Sukabumi diganti nama menjadi SMP Negeri 10 Kota Sukabumi.
1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 10 KOTA SUKABUMI
2. No. Statistik Sekolah : 221026202001
3. NPSN : 20221600
4. Tipe Sekolah : A
5. Alamat Sekolah : Jalan Saniin No. 28
Kecamatan Warudoyong Kota Sukabumi
Propinsi Jawa Barat
6. Telepon/HP/Fax/e-mail : (0266)222204
7. Status Sekolah : Negeri
8. Akreditasi Sekolah : A
Pada tahun 2006 lokasi SMP Negeri 10 Kota Sukabumi dipindahkan ke lokasi
dan gedung baru yang terletak di Jalan San’in No. 28 dengan memiliki luas tanah
11. 385 M-2 dan tentunya dilengkapi dengan sarana prasarana pembelajaran yang
lebih presentatif dan lebih memadai. Penggunaan gedung baru tersebut diresmikan
oleh Bapak Gubernur Provinsi Jawa Barat pada tanggal 20 Maret 2006.
SMPN 10 KOTA Sukabumi kini menjadi sekolah yang mengalami
perkembangan cukup pesat. Keadaan tersebut dibuktikan dengan memiliki
beberapa program kegiatan, antara lain program sekolah sehat (UKS), sekolah
berbudaya lingkungan (SBL), dan sekolah unggulan olah raga.yang sekaligus
dapat melengkapi Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Negeri 10 Kota
Sukabumi yang diperkaya dengan Kurikulum Muatan Lokal yaitu Bahasa Sunda
dan Pendidikan Lingkungan Hidup sebagai muatan lokal wajib ditambah Seni
13
Tari ari Tradisional (khususnya Seni Tari Tradisional Jawa Barat) Seni Karawitan,
Seni Rupa sebagai muatan lokal pilihan.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah 30 orang peserta didik kelas VII A di SMPN 10
KOTA SUKABUMI Bandung Tahun Ajaran 2019-2020. Perubahan yang
diharapkan yakni :
1. Peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar sehingga
mampu meraih prestasi sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
2. Peserta didik mampu memaknai makna belajar secara positif sehingga
bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dengan
sungguh-sungguh.
C. Rencana Tindakan
Rencana penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan dalam penelitian
ini merujuk pada tindakan praktis yang mengedepankan tindakan-tindakan nyata
untuk meningkatkan motivasi peserta didik. Rencana Siklus I dijabarkan sebagai
berikut:
1. Masalah yang dihadapi oleh peserta didik adalah masih rendahnya
motivasi yang dimiliki dalam belajar sebagai bekal untuk
mengaktualisasikan diri sehingga peserta didik mengikuti proses
belajar hanya untuk memnuhi kebutuhan dasar, belum mencapai pada
kebutuhan perkembangan. Maka perlu adanya layanan untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses belajar sehingga
proses belajar dimaknai secara positif agar peserta didik mampu
belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Tindakan yang diberikan menggunakan teknik common reading
dengan menayangkan video tentang motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Diharapkan peserta didik dapat mengambil pembelajaran yang akan
merubah perilaku dalam kebiasaan belajar yang dilakukannya. Rincian
kegiatan dijabarkan sebagai berikut :
a. Tahap Awal
Guru pembimbing membuka pertemuan dengan mengucapkan
salam dan berdoa. Sebagai pembukaan layanan, guru pembimbing
14
F. Referensi
Dahar, Ratna Wilis. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Hamalik, Oemar. (1992). Psikologi Belajar dan Mengajar. Cet 1. Bandung: Sinar
Baru.
Slavin, Robert E. (2009). Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Indeks.