Npm : 201801500761
Kelas : R3G
Tugas Merangkum dari buku “Berbicara karya” Karya Prof. DR. Henry Guntur
BAB I
BAB II
A. BERBICARA UNTUK MELAPORKAN
Berbicara untuk melaporkan, untuk memberikan informasi , atau dalam
bahasa inggris disebut informative speaking dilaksanakan kalau seseorang
berkeinginan untuk:
1) Memberi atau menanamkan pengetahuan,
2) Menetapkan atau menentukan hubungan-hubungan antara benda-beda,
3) Menerangkan atau menjelaskan sesuatu proses, dan
4) Menginterpretasikan sesuatu persetujuan ataupun menguraikan sesuatu
tulisan.
1) Kelompok Studi
Kelompok studi ini mungkin merupakan suatu hasil pertumbuhan dari
suatu keinginan untuk memperoleh informasi. Didalam kelas misalnya, suatu
kelompok studi dapat membicarakan masalah mengenai sumbangan-sumbangan
yang dapat diberikan oleh seorang dramawan yang khusus (Mulgrave, 1954 : 38)
2) Kelompok Pembentuk Kebijaksanaan
Suatu kelompok pembentuk kebijaksanaan pada sebuah fakultas di
perguruan tinggi dapat menentukan apakah karya-karya seseorang pengarang
yang sedang dipermasalahkan dapat memasukan ke dalam kurikulum, dan kalau
ternyata dapat, dimana sebaiknya yang paling tepat ditempatkan (Mulgrave,
1954 : 38)
3) Komite
Komite-komite dapat dipilih oleh organisasi atau ditunjuk oleh ketua.
Komite-komite ini biasanya diklasifikasikan sebagai komite khusus atau komite
tetap. Fungsi suatu komite khusus adalah menyelenggarakan beberapa tugas
khusus. Kalau tugas tambahana tidak diserahkan lagi kepada komite serupa itu,
komite inipun berhenti atau habis fungsinya apabila laporannya yang terakhir
dapat disampaikan.
C. KELOMPOK RESMI
Yang termasuk dalam kelompok diskusi yang resmi
1) Konferensi
Konferensi sebagai suatu bentuk kelompok diskusi resmi kadang-kadang
mengacu pada diskusi pengambilan tindakan, karena berusaha membuat suatu
keputusan dan bertindak berdasarkan keputusan tersebut.
2) Diskusi Panel
Diskusi panel adalah suatu kelompok yang terdiri dari tigas sampai enam
orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari berbagai
segi mengenai suatu masalah.
D. Tugas ketua dan tugas partisipan
1) Tugas Ketua
Keberhasilan seorang ketua memimpin suatu diskusi kelompok akan
bergantung sepenuhnya kepada kemampuannya memahami serta menjalankan
tugasnya.
a) Membuat persiapan yang matang untuk diskusi
b) Mengumumkan judul atau masalah dan mengemukakan tujuan diskusi
c) Menyediakan serta menetapkan waktu
d) Menjaga keteraturan sususan diskusi
e) Memberi kesempatan pada setiap orang yang ingin mengemukakan
pikiran.
2) Tugas Partisipan
Nilai suatu diskusi yang kita ikuti sebagian besar bergantung kapda baik atau
tidaknya kita sebagai partisipan atau peserta mengetahui serta menjalani tugas tugas
kita. Dengan mengikuti pertunjuk-petunjuk dibawah ini, kita bukan hanya sekedar
memberi sumbangan atas keberhasilan diskusi, tetapi juga akan mendapatkan respek
para partisipan lainnya.
BAB IV
PROSEDUR PARLEMENTER
B. JENIS-JENIS DEBAT
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya maka debat dapat
diklasifikasikan atas tipe-tipe atau kategori, yaitu:
1) Debat parlementer atau majelis
2) Debat pemerikasaan ulangan untuk mengetahui kebenaran
pemeriksaan terdahulu
3) Debat formal, konvensional, atau debat Pendidikan
1) Kesederhaan
Usul-usul yang rumit dan berbelit-belit menyebabkan analisis yang sukar.
Semakin sederhana suatu pernyataan maka semakin bergunalah bagi
perdebatan yang sedang berlangsung.
2) Kejelasan
Pernyataan-pernyataan yang samar-samar dan tidak jelas menimbulkan
beragam penafsiran yang timbul dalam perdebatan yang membingungkan.
Pernyataan “pemungutan suara dalam pemilihan umum hendaklah dianggap
sebagai suatu hak istimewa dan juga sebagai suatu kewajiban” tidak
menyatakan sesuatu kebijaksanaan yang jelas bagi tindakan/aksi tertentu.
3) Kepadatan
Kata-kata hendaklah dipergunakan sedikit dan sepadat mungkin.
Kebertele-telean atau kepanjanglebaran akan mengakibatkan sautu usul
menjadi tidak praktis dan menyebabkan salah pengertian. Pernyataan “segala
warga negara Indonesia yang setia hendaklah diizinkan mempraktekkan hak-
haknya sesuai dengan yang tercantum dalam undang-undang 1945.