a. Pengukuran konvensional
1) Dilakukan secara langsung.
2) Mempunyai satuan ukuran yang jelas/tegas.
3) Telah adanya kesepakatan tentang awal atau darimana harus
mulai mengukur
b. Pengukuran psikologis
1) Dilakukan secara tidak langsung.
2) Tidak mempunyai satuan ukuran.
3) Tidak adanya kesepakatan mengenai awal atau dari mana harus
mulai mengukur
Ciri-ciri khusus daripada pengukuran psikologi yang membedakan
dengan ciri-ciri pengukuran alamiah:
1
a. Variabel-variabel yang diukur berupa tingkah laku yang nampak sebagai
cerminan dari keadaan kejiwaan itu tidak selalu secara konsisten
mencerminkan suasana batin seseorang.
2
Membantu konselor dalam memahami diri kliennya sehingga dapat
menetapkan bentuk layanan bimbingan yang sesuai dengan keadaan
dan pribadinya.
3
a. Adanya tuntutan dalam memberikan layanan bimbingan harus
berdasarkan atas prinsip perbedaan individual.
4
3) Mendapatkan informasi tentang system nilai daripada konseli. Hal ini
didasarkan atas anggapan bahwa system nilai akan sangat berpengaruh
pada perilakunya.
1. Validitas
a) Validitas semu
Hasilnya beraneka ragam dan tidak obyektif.
b) Validitas konten
Di gunakan untuk test hasil belajar.
c) Validitas empiris
Validitas yang memuaskan karena ada korelasi antara hasil dan kriteria
test. Ada 2 yaitu validitas meramal dan status.
2. Reabilitas
5
Ketetapan dari nilai yang diperoleh sekelompok individu dalam
kesempatan yang berbeda dengan test yang sama/item yang sama.
Reabilitas ini dipengaruhi oleh koefisien stabilitas, ekuivalen,
Homogenitas test.
3. Norma
B. Uji Psikologis
6
d) Dalam uji psikologis kode etik harus diperhatikan,penjualan dan
distribusi test di batasi.
Menurut Dyer suatu test tidak pernah menunjukan tujuan akhir dari suatu
penyelidikan karena:
c) Bahwa tak dapat dianggap suatu mesin yang dapat diputar begitu saja
untuk mendapatkan suatu hasil. Tes adalah suatu penilaian manusia,
hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan sesuatu
yang bersifat fisik belaka.
a) IQ prestasi tes
7
Tes IQ mengaku menjadi ukuran kecerdasan , sedangkan tes
prestasi adalah ukuran penggunaan dan tingkat perkembangan
penggunaan kemampuan. IQ (atau kognitif) tes dan tes prestasi tes
norma-referensi umum. Dalam jenis tes, serangkaian tugas disajikan
untuk orang yang sedang dievaluasi, dan tanggapan seseorang yang
dinilai dengan hati-hati sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.
Sesudah pengujian selesai, hasilnya dapat dikompilasi dan
dibandingkan dengan respon dari kelompok norma, biasanya terdiri
dari orang-orang pada usia yang sama atau tingkat kelas sebagai orang
yang sedang dievaluasi. tes IQ yang berisi serangkaian tugas biasanya
membagi tugas ke dalam verbal (mengandalkan pada penggunaan
bahasa) dan kinerja, atau non-verbal (mengandalkan tangan jenis mata
tugas, atau penggunaan simbol atau objek). Contoh tugas tes IQ verbal
adalah kosakata dan informasi (menjawab pertanyaan pengetahuan
umum). contoh non-verbal dihitung penyelesaian teka-teki (majelis
obyek) dan gambar yang cocok dengan mengidentifikasi pola
(penalaran matriks).
b) Tes Sikap
8
item. Biasanya menggunakan tes sikap baik Skala Thurston, atau Skala
Likert untuk mengukur item tertentu.
c) Tes Neuropsikologis
d) Tes Kepribadian
9
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Adapun simpulan yang dapat kami tarik dalam makalah ini adalah:
10
B. Saran.
Semua orang perlu menyadari dan memahami bahwa suatu pengujian tidak
pernah menunjukkan tujuan akhir dari suatu penyelidikan. Pengujian adalah suatu
penilaian manusia, Hasil pemikiran manusia setelah daya upaya keras dan bukan
sesuatu yang bersifat mutlak dan fisik belaka.
Kontrol terhadap tes-tes psikologi perlu untuk menghindari makin dikenalnya isi
tes tersebut untuk sembarang orang, dan untuk diyakini bahwa tes tersebut dilakukan
oleh seseorang.
Kita sebagai calon perawat tentunya harus mengetahui tentang pengukuran dan
uji psikologis guna untuk memberikan edukasi kepada orang yang akan
melaksanakan uji psikologis nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
11
Psychology Mania. 2011. Pengukuran Psikologi: Definisi, Sejara. Dalam
(http://www.psychologymania.com/2011/07/pengukuran-psikologi-defenisi-
sejarah.html). Diakses tanggal 5 Mei 2014.
12