Anda di halaman 1dari 65

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

DI SMA PGRI 3 PADANG

LAPORAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Tugas Program PPLBK Sekolah

Desri Dwiviyeni

NPM:17060003

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT

2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK)

DISUSUN OLEH:

Desri Dwiviyeni
NPM.:17060003

Telah Disetujui:
Kepala Sekolah Guru Pamong
SMA PGRI 3 PADANG

Zulfirdayeni, S.pd Suci Yulianti, S.pd


NIP. - NIP. -

Diketahui
Dosen Pembimbing
PPLBK Sekolah

Citra Imelda Usman, Mpd.,Kons


NIDN : 1008068901
KATA PENGANTAR

Pertama sekali marilah kita mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun pembuatan laporan praktek lapangan

yang dilaksanakan di SMA PGRI 3 Padang.Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah untuk

melengkapi persyaratan dalam pelaksanaan mata kuliah praktek lapangan pada program studi

Bimbingan dan Konseling di STKIP PGRI SUMATERA BARAT.

Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini tidak

terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Ibu Rahma Wira Nita, M.Pd., Kons Selaku Sekretaris Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

3. Ibu Citra Imelda Usman, M.Pd., Kons Selaku Dosen Pembimbing yang selalu

membimbing penulis dalam melaksanakan PPLBK Sekolah.

4. Ibu Zulfirdayeni, S.Pd Sebagai Kepala Sekolah SMA PGRI 3 Padang yang telah memberi

kesempatan dalam pelaksanaan Praktek Lapangan ( PL ) di SMA PGRI 3 Padang.

5. Ibu Suci Yulianti, S.Pd selaku pamong yang selalu mendukung dan menjadi orangtua

saya di SMA PGRI 3 Padang.

6. Bapak / Ibu majelis guru serta karyawan dan karyawati SMA PGRI 3 Padang.

7. Rekan – rekan mahasiswa PL yang sama – sama melaksanakan PL di SMA PGRI 3

Padang.
8. Seluruh siswa dan siswi di SMA PGRI 3 Padang khususnya kelas XI IIS

9. Teristimewa kepada orangtua penulis ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan

dukungan baik moral maupun materil serta doa dalam penyelesaian penyusunan laporan

ini.

Atas perhatian dan bimbingannya dapat penulis menyelesaikan PPLBK Sekolah di SMA

PGRI 3 Padang dengan lancar. Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diajarkan kepada

kami semua ataupun ilmu pengetahuan akan dibalas oleh Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan laporan PPLBK Sekolah ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik yang bersifat konstruktif dan

saran untuk membangun kesempurnaan laporan ini.Harapan penulis, semoga laporan ini

bermanfaat bagi pembaca dan terutama sekali bagi penulis.

Padang, Desember 2020

Desri Dwiviyeni

NPM 17060003
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PPLBK Sekolah.....................................................................

B. Tujuan Kegiatan PPLBK Sekolah...................................................................

C. Ruang Lingkup PPLBK Sekolah....................................................................

D. Kondisi Umum Tempat Praktik PPLBK Sekolah...........................................

E. Waktu Penyelenggaraan PPLBK Sekolah .....................................................

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK

A. Identifikasi Melalui Aplikasi Instrumentasi....................................................

B. Identifikasi Melalui Analisis Himpunan Data.................................................

BAB III PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM SATU SEMESTER

A. Penyusunan Program.......................................................................................

B. Materi Program...............................................................................................

C. Penjabaran Program........................................................................................
BAB IV KEGIATAN LAYANAN KONSELING

A. Layanan Klasikal.............................................................................................

B. Layanan Konseling Perorangan......................................................................

C. Layanan Konseling Kelompok........................................................................

D. Layanan Bimbingan Kelompok......................................................................

BAB V PENUTUP

A. Gambaran Tentang Keberhasilan Program.....................................................

B. Gambaran Tentang Kendala Pelaksanaan Program BK..................................

C. Gambaran Tentang Upaya Mengatasi Kendala...............................................

D. Gambaran Kerjasama dan Pihak Yang Terlihat..............................................

E. Saran Terhadap Berbagai Pihak......................................................................

KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN :

Lampiran 1 : PROGRAM BK

Lampiran 2 : RPL, LAPERPROG, MATERI

Lampiran 3 : DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang PPLBK Sekolah

Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PLBKS) merupakan

salah satu kegiatan akademik yang harus dilakukan oleh seluruh peserta didik Bimbingan

dan Konseling (BK) sebagai salah satu persyaratan pokok untuk kegiatan perkuliahan

dalam penyelesaian pendidikan pada tingkat Strata Satu (S1) dengan beban studi 4 SKS.

Dalam melaksanakan PPLBK ini mahasiswa dibimbing oleh seorang dosen

pembimbingan lapangan yang dalam hal ini dipegang oleh Citra Imelda Usman, M.Pd.,

Kons dan guru pamong ( konselor sekolah ) yang ditetapkan oleh jurusan program studi

dan sekolah yang bersangkutan dalam hal ini dipegang oleh guru pamong yaitu Suci

Yulianti, S.Pd.

Kegiatan ini merupakan proses belajar dalam menerapkan wawasan, pengetahuan,

keterampilan, nilai dan sikap (WPKNS) melalui berbagai kegiatan profesi konseling yang

disesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan permasalahan peserta didik. Melalui

kegiatan ini diharapkan peserta didik memperoleh pengalaman nyata penyelenggaraan

kegiatan BK di sekolah.

Untuk memenuhi pelayanan Konseling di Sekolah Program Studi BK STKIP

PGRI Sumatera Barat dalam rangka mempersiapkan calon konselor Sekolah.Sehingga

memberikan kesempatan kepada peserta didik umtuk mempraktekkan di dalam

pelaksanaan PLBKS.
Pendukung utama bagi tercapainya berbagai sasaran pembangunan manusia

Indonesia yang bermutu adalah terciptanya pendidikan yang bermutu pula.Pendidikan

merupakan kebutuhan tiap individu, karena tujuan pendidikan itu sendiri yaitu

memuliakan kemuliaan manusia, yang dapat mengembangkan potensinya secara

maksimal dan optimal. Berdasarkan UU No.20 tahun 2003, Bab 1 pasal 1 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas: 2003) merumuskan bahwa :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Selanjutnya pada Bab II pasal 4 dirumuskan bahwa:

“Pendidikan Nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap,

serta menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap

kesejahteraan masyarakat dan tanah air”.

Melihat ketentuan yang digariskan dalam Undang-undang tersebut ditegaskan

bahwa melalui pendidikan akan lahir individu-individu yang memiliki kriteria sebagai

berikut :

1. Potensi diri berkembang optimal

2. Memiliki kekuatan spiritual keagamaan

3. Pengendalian diri

4. Berkepribadian

5. Cerdas
6. Berakhlak mulia

7. Memiliki keterampilan

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen yang sangat penting

dalam pendidikan di sekolah.Menurut Prayitno (1997) komponen ini berperan dalam

memberi bimbingan, arah atau bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dan

menerima lingkungan secara positif dan dinamis serta mampu mengambil keputusan,

mengendalikan diri secara baik, mengarahkan dan mewujudkan dirinya secara efektif dan

dinamis dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan.

Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan pelayanan untuk

semua peserta didik yang mengacu pada keseluruhan perkembangan mereka, yang

meliputi dimensi keindividualan, dimensi kesosialan, dimensi kesusilaan, dan dimensi

keberagamaan dalam rangka mewujudkan manusia seutuhnya. Pelayanan bimbingan dan

konseling akan memfasilitasi pengembangan peserta didik secara individual, kelompok

atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, serta peluang-

peluang yang dimiliki.

B. Tujuan Kegiatan PPLBK Sekolah

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penyelenggaraan PLBK-Sekolah adalah untuk memberikan

kesempatan pada mahasiswa untuk memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan

pengalaman guna untuk mengimplemtasikan ilmu yang di dapat selama di dalam

perkuliahan dan pengalaman dalam melaksanakan pelayanan BK di sekolah serta untuk

membentuk pribadi calon guru BK yang memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan,


nilai dan sikap yang diperlukan untuk menjadi guru sesuai dengan kompetensi guru

profesional yang mampu memberikan konseling di sekolah.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus PPLBK disekolah adalah agar mahasiswa memperoleh

pengalaman nyata dalam :

1) Menjabarkan panduan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi sesuai dengan

arah dan tujuan professional Bimbingan dan Konseling.

2) Menyusun program kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan

kebutuhan tingkat perkembangan dan permasalahan siswa di sekolah.

3) Melaksanakan jenis-jenis layanan dan kegiatan pendukung bimbingandan konseling

sesuai dengan kebutuhan siswa.

4) Mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan layanan yang meliputi laiseg ( penilaian

segera ), laijapen ( penilaian jangka pendek ), dan laijapang ( penilaian jangka

panjang ).

5) Partisipasi dalam melaksanakan dan pengembangan pengelolaan kegiatan bimbingan

dan konseling.

C. Ruang Lingkup PPLBK Sekolah

Materi yang dapat diperoleh dalam kegiatan PPLBK Kependidikan mengacu pada

BK Komprehensif yang meliputi :

1. Komponen Program

a. Pelayanan Dasar

Pelayanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada

seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal


atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan

perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas perkembangan yang

diperlukan dalam mengembangkan kemampuan memilih dan mengambil

keputusan dalam menjalani kehidupan ( Bowers dan Hatch : 2000 ).

1) Strategi pelayanan dasar

a) Bimbingan kelas

b) Pelayanan orientasi

c) Pelayanan informasi

d) Bimbingan kelompok

e) Pelayanan pengumpulan data ( Aplikasi instrumentasi )

b. Pelayanan Responsif

Pelayanan responsif merupakan layanan pemberian bantuan kepada

konseling yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan

pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera diabntu dapat menimbulkan

masalah dalam proses tugas – tugas perkembangan.

1) Strategi pelayanan responsif

a) Konseling individual dan kelompok

b) Referral ( Rujukan atau ahli tangan )

c) Kolaborasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas

d) Kolaborasi dengan orangtua

e) Kolaborasi terkait dengan pihak – pihak luar sekolah

f) Konsultasi

g) Bimbingan teman sebaya


h) Konferensi kasus

i) Kunjungan rumah

c. Pelayanan Perencanaan Individual

Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar

mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan

masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta

pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya.

1) Strategi pelayanan

a) Pemberian Informasi Program Peminatan

b) Asessmen Individual atau Kelompok

c) Pertimbangan Individual atau Kelompok

d) Penempatan

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan

manajemen, tata kerja, infra struktur dan pengembangan kemampuan professional

konselor secara berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan

kepada konseling atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

1) Strategi pelayanan

a) Teknologi Informasi dan Komunikasi

b) Pengembangan Jejaring ( Orangtua, instansi, organisasi profesi, dll )

c) Pengembangan Kemampuan Profesional

d) Manajemen Program

e) Riset dan Pengembangan


D. Kondisi Umum Tempat Praktik PPLBK Sekolah

a. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA PGRI 3 PADANG

NPSN :10303440

NSS : 302086104030

NIS : 300300

Jenjang Pendidikan : SMA

Status Sekolah : Swasta

Alamat Sekolah : Jln. Seberang Padang Utara I No. 10

RT / RW :3/1

Kelurahan : Seberang Padang

Kode Pos : 25214

Kecamatan : Padang Selatan

Kota : Padang

Provinsi : Sumatera Barat

SK Pendirian Sekolah : KPTS.011.08 R-1987

Tanggal Pendirian : 12 Januari 1987

Status Kepemilikan : Sewa dan Hak Milik

SK Izin Operasional : 421.2/815/DP/DIKMEN 01/2016

Tanggal SK Izin Operasional : 18 Oktober 2016

Luas Tanak Milik : 158 m2

Luas Tanah Bukan Milik : 1342 m2

NPWP : 031427206201000
Nomor Telepon : 0751 – 29463

Email : smapgri_3@yahoo.co.id

Website : http/smapgri3padang.sch.id

1. Visi SMA PGRI 3 PADANG

Berakhlak Mulia, Berprestasi, Terampil dan Peduli Lingkungan.

2. Misi SMA PGRI 3 PADANG

1. Menanamkan Pemahaman Terhadap Ajaran Agama.

2. Mengembangkan Potensi dan Daya Saing Sesuai Minat Bakat.

3. Menumbuhkan Kreativitas dan Kecakapan Dalam Mengembangkan IPTEK .

4. Mewujudkan Lingkungan Sekolah Bersih, Sehat dan Nyaman.

b. Sejarah Perkembangan Sekolah

SMA PGRI 3 Padang mulai didirikan pada tahun 1981 dengan alasan

menampung peserta didik yang berada disekitar lokasi sekolah pada tahun

1987.Berdasarkan keputusan SK Kanwil Depdikbud Nomor KPTS 011 – 08.R1987

Tahun 12 Januari 1987 di keluarkan SK Pendirian.

SMA PGRI 3 terletak pada Kelurahan Seberang Padang Kecamatan Padang

Selatan.Sebagian besar orangtua siswa bermata pencarian sebagai buruh dengan

pendapatan sekitar Rp. 1.000.000 s/d 2.000.000 perbulan.Jadi sebagian orangtua

siswa tergolong ekonomi menengah ke bawah.

SMA PGRI 3 Padang memiliki luas bangunan sekolah 750 meter dan panjang

60 meter.Pada tanggal 03 Desember 2018 yang lalu SMA PGRI 3 Padang meraih

Akreditasi A dan sudah terdaftar di Badan Akreditasi sekolah Provinsi Sumatera

Barat.
Selama sejarah perkembangan SMA PGRI 3 Padang sudah terhitung 5 kali

ganti kepala sekolah, yang mana kepala sekolah yang :

1. Bapak H. Amir Rahim

2. Drs. H. Zainul Arifin

3. Drs, H. Amir DS, M.Pd

4. Drs. H. Djafril Jamal

5. Ibu Zulfirdayeni, S.Pd sampai dengan sekarang

c. Keadaan fasilitas akademik sekolah

Administrasi secara umum berguna dalam mencapai keberhasilan disuatu

organisasi, begitu juga dengan SMA PGRI 3 Padang untuk mencapai keberhasilan

disekolah ini ada yang mengatur berbagai surat keluar, masuk dan berbagai surat

lainnya, salah satunya administrasi ketatausahaan. Administrasi ketatausahaan ini

meliputi kegiatan administrasi yang berkaitan dengan siswa, guru, pegawai,

karyawan, kurikulum, sarana dan prasarana, keuangan, surat menyurat, hubungan

sekolah dengan masyarakat dan sebagainya.

Selain administrasi, personalia merupakan unsur yang sangat penting dalam

suatu lembaga pendidikan demi kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

Personalia terdiri dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Majelis Guru, Pegawai TU

dan perpustakaan, Karyawan / Karyawati, serta wali murid dengan pihak sekolah

yang bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan atau visi dan misi SMA PGRI 3

Padang.
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari kantor tata usaha SMA PGRI 3

Padang, jumlah tenaga pengajar dan berbagai seluk beluk yang ada di SMA PGRI 3

Padang, antara lain :

a. Guru dan Pegawai

Data guru SMA PGRI 3 Padang TP 2020 / 2021

NAMA NIP MATA PELAJARAN KETERANGAN


Zulfirdayeni, S.Pd Ekonomi Kepala Sekolah
Yanlizawati, S.Pd Ekonomi Wakil Kepsek
Dra. Yelli Ria Daswati Bahasa Indonesia Guru ( PNS )
Dra. Enti Biologi Guru ( PNS )
Aulia Rahmi, S.Pd Matematika GTY
Fitria Mulyani, S.Pd Sosiologi GTY
Lisa Kurniati, S.Pd PKN GTT
Miviya Putri Abas, S.S Bahasa Jepang GTT
Ori Dasni Yenti, S.Pd Agama Islam GTY
Ridwan, S.Pd Penjaskes Guru
Yenni Fitria, S.Pd Fisika dan KWU PNS GTY
Zelvia Yedrita, S.Pd Bahasa Indonesia GTY
Vitria Iriani, S.S Sejarah GTY
Zuhri Widya Ningsih, S.Pd Bahasa Inggris dan TIK GTY
Suci Yulianti, S.Pd BK GTT
Yola Yulianda, S.Pd TIK GTT
Herman Suprima, S.Pd PTY
Darlinda PTY
Yasnita Martha Daslya PTY
Syukri Penjaga Sekolah

b. Siswa

Jumlah siswa SMA PGRI 3 Padang T.P 2020 / 2021 :

No Kelas Jumlah Siswa


1. X 23 Siswa
2. XI IIS 20 Siswa
3. XII MIA 23 Siswa
c. Sarana dan Prasarana SMA PGRI 3 Padang

No Jenis Fasilitas Jumlah


1. Ruang Belajar 4
2. Perpustakaan 1
3. Labor IPA 1
4. Labor Komputer 1
5. Lapangan Upacara 1
6. Lapangan Sekolah 1
7. Mushalla / Mesjid 1
8. Ruang UKS 1
9. Infocus 4
10. Laptop 3
11. Ruang BK 1
12. Ruang Osis 1
13. Green House 1
14. Toilet 4
15. Ruang Guru 1
16. Ruang TU 1
17. Ruang Kepala Sekolah 1

E. Waktu Penyelenggaraan PPLBK Sekolah

Waktu penyelenggaraan PPLBK Sekolah ini dilaksanakan yaitu mulai dari

tanggal 10 Agustus 2020 hingga sampai akhir 05 Desember 2020 dengan kehadiran

setiap hari. Tempat pelaksanaan PPLBK Sekolah diselenggarakan di SMA PGRI 3

PADANG.
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH PESERTA DIDIK

Untuk menganalisis kebutuhan siswa, konselor sekolah melakukan identifikasi masalah

peserta didik dengan mendapatkan data dengan melakukan aplikasi instrumentasi AKPD,

Sosiometri, dan juga melalui himpunan data seperti data identitas siswa, data kehadiran siswa,

dan data hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis studi kebutuhan maka disusun program pelaksanaan layanan

bimbingan dan konseling untuk siswa dikelas binaan yang memuat materi-materi yang akan

diberikan kepada siswa baik secara individual, kelompok maupun klasikal.

A. Identifikasi Melalui Aplikasi Instrumentasi

Menurut Prayitno (1997), “Aplikasi instrumentasi adalah kegiatan yang

menggunakan instrumen untuk mengungkapkan kondisi sesuatu, yang mana bertujuan

untuk memperoleh data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien”.

Secara umum, aplikasi instrumentasi dapat diartikan sebagai alat yang digunakan

untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri klien baik individu atau kelompok

dengan menggunakan instrument test ataupun non test.

Tujuan umum aplikasi instrumentasi adalah diperolehnya data hasil pengukuran

terhadap kondisi tertentu peserta didik sebagai klien.Data ini kemudian digunakan

sebagai bahan pertimbangan untuk penyelenggaraan.layanan konseling dan menjadi isi


dari layanan yang dimaksudkan. Dengan menggunakan data tersebut, penyelenggaraan

layanan konseling terhadap klien akan lebih efektif dan efisien.

Ada beberapa aplikasi instrumentasi yang dapat dilakukan oleh konselor sekolah

untuk mengidentifikasi masalah siswa serta dapat menganalisis kebutuhan siswa sebagai

peserta didik, yaitu sebagai berikut.

1. Analisis Kebutuhan Peserta Didik (AKPD)

AKPD merupakan aplikasi terbaru bagi guru bk yaitu POP BK dalam

menentukan kebutuhan peserta didik salah satu instrumen yang digunan untuk

mengungkap masalah-masalah belajar dan mutu kegiatan belajar siswa. Alat ungkap

masalah ini medapatkan berbagai aspek yang dapat mempengaruhi proses

keberhasilan belajar, khususnya yang menyangkut prasyarat penguasaan materi

pelajaran, keterampilan belajar, sarana belajar keadaan diri pribadi, dan keadaan

lingkungan fisik dan sosio-emosional.

Proses pengadministrasian sebagai berikut :

a. Subjek : Peserta didik kelas XI IIS

b. Waktu : 26 Agustus 2020

c. Tempat : Google Form

d. Tujuan : Untuk mencari informasi atau mengungkap data peserta didik

mengenai masalah yang sedang dialami peserta didik.

B. Identifikasi Melalui Analisis Himpunan Data

a. Pengertian

Analisis data merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

menjadikan data yang diperoleh dalam need assessment bermakna dan jelas, maka
perlu dikaitkan dengan suatu persoalan pendidikan, proses pengolahan data itu disebut

analisis data.

b. Tujuan

Analisa data merupakan kegiatan untuk memberi makna terhadap data, dalam

hal ini bertujuan agar :

1. Data yang didapatkan dari need assessment sudah tergambar jelas.

2. Mempermudah dalam tindak lanjut terhadap data yang diperoleh dengan pelayanan

bimbingan konseling yang akan diberikan kepada peserta didik SMA PGRI 3

Padang.

c. Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang dialami oleh peserta didik di SMA

PGRI 3 Padang yang menggunakan dukungan sistem yaitu dengan melakukan angket,

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Hasil Angket

NOMOR
JUMLAH
NAMA SISWA L/P %
Uru Masalah
Kode Induk
t
12 0 0 Siti Nurhazizah Perempuan 6 12,0%
8 0 0 Anisa Fadyah Putri Perempuan 0 0,0%
1 0 0 Elisany Safitri G Perempuan 0 0,0%
17 0 0 Farlan Laki – Laki 17 34,0%
15 0 0 Khoirunnisa Perempuan 14 28,0%
18 0 0 Juliandeska Varhan Pratama Laki – Laki 12 24,0%
6 0 0 Novita Sorea Perempuan 0 0,0%
14 0 0 Angel Laurensia Raherta Perempuan 21 42,0%
4 0 0 Dinda Olivia Perempuan 0 0,0%
5 0 0 Ana Putri Ramadhani Perempuan 0 0,0%
2 0 0 Dafa Febrio Laki – Laki 0 0,0%
10 0 0 Sherly Sri Damai Rejeki Perempuan 0 0,0%
3 0 0 Nindy Gusvita Adrianti Perempuan 0 0,0%
11 0 0 Latifah Perempuan 18 36,0%
13 0 0 M Latif Hamdani Laki – Laki 20 40,0%
19 0 0 Muhammad Rafi A Laki – Laki 22 44,0%
7 0 0 Amanda Cania Puja Perempuan 0 0,0%
16 0 0 Lutfierianto Laki – Laki 11 22,0%
9 0 0 Aldi Alberto Laki – Laki 0 0,0%

Dari angket yang sudah saya olah sebanyak 19 orang yang mengisi angket dari

21 siswa. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan siswa tersebut, satu per satu

yang mana paling tinggi permasalahannya dialami oleh MRA yaitu 44,0 %,

permasalahan yang paling rendah atau yang tidak ada permasalahan yaitu AFP, ESG,

NS, DO, APR, DF, SSDR, NGA, ACP, AA.

Jadi, dari hasil angket tersebut permasalahan sosial lah yang harus dituntaskan

paling utama oleh penulis.

Tindak lanjut : setelah hasil angket diperoleh, maka selanjutnya penulis

membuat program sesuai dengan kebutuhan, sehingga siswa mendapatkan layanan

yang tepat untuk diberikan terhadap permasalahan yang dialami oleh siswa tersebut.
BAB III
PROGRAM LAYANAN KONSELING DALAM SATU SEMESTER

A. Penyusunan Program

Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara terprogram, teratur dan

berkelanjutan. Prayitno (1997:52) menyatakan “program bimbingan dan konseling

merupakan keseluruhan organisasi bimbingan dan konseling sekolah”.

Adapun tujuan dari perencanaan atau pembuatan program yaitu agar guru BK atau

konselor sekolah dapat menentukan kegiatan yang akan dilaksanakannya dalam bebeapa

waktu tertentu seperti dalam waktu satu tahun kedepan dalam waktu satu semester.
Sehingga kegiatan yang akan dilaksanakannya terprogram dan teratur sesuai need

assesment yang telah dibagikan.

Maka penyusunan program bimbingan dan konseling bertujuan agar guru

bimbingan dan konseling disekolah dapat berjalan lancar, efektif, efesien dan hasilnya

dapat dinilai (dalam Prayitno, 2001:1). Dalam hal ini mahasiswa PPLBKS dan guru

pembimbing secara bersama-sama menyusun program selama menjalani praktek

lapangan yakni satu semester yang mengacu pada tahap perkembangan siswa.

Prayitno (1997:213) menjelaskan “program pelayanan BK disusun berdasarkan

kebutuhan, kelengkapan, dan menyeluruh, sistematik, terbuka dan luwes dan

memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut”. Selain itu unsur - unsur

yang harus diperhatikan dalam pembuatan program, yaitu:

1. Kebutuhan siswa akan layanan BK

Jumlah siswa yang dibimbing: guru pembimbing minimal 5 rombel (rombogan

belajar) 150 orang siswa, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah yang berasal dari guru

pembimbing membimbing 75 orang siswa. Dalam pelaksanaan layanan BK disekolah ini,

mahasiswa PPLBKS melaksanakan layanan BK disekolah ini difokuskan pada kelas

binaannya, disamping itu mahasiswa PPLBK terfokus pada kelas asuh dalam pembuatan

programnya, dalam hal ini penulis menjadikan kelas XI sebagai kelas asuh adalah sebagai

berikut:

1 Aldi Alberto L
2 Aldo Hidayatullah L
3 Amanda Cania Puja P
4 Ana Putri Ramadhani P
5 Anisa Fadya P
6 Angel Laurensia P
7 Dafa Febrio L
8 Dinda Olivia P
9 Elisany Safitri P
10 Farlan L
11 Juliandeska Varhan L
12 Khoirunnisa P
13 Latifah P
14 Lutfi Erianto L
15 M. Latif Hamdani L
16 M. Raffi L
17 Nindy Gustiva Adrianti P
18 Novi Sorea P
19 Sherly Sri Damai P
20 Siti Nurhazizah P
21 Yuardi L

Program disusun berdasarkan studi kebutuhan siswa yang diketahui melalui

pengumpulan berbagai data dan keterangan tentang siswa serta melalui konsultasi dengan

pamong. Dalam hal ini, mahasiswa PLBKS dan guru pembimbing bersama-sama

menyusun program selama menjalani praktek yaitu selama satu semester yang mengacu

pada tahap perkembangan siswa dan program SMA PGRI 3 Padang.

B. Materi Program

Rencana pemberian layanan bimbingan dan konsleing yang akan dilaksanakan

satu semester yaitu kepada BK pola Komprehensif yang mengacu pada Panduan

Operasional Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas (POP BK

2016) meliputi:

1. Komponen program

a. Layanan Dasar
Menurut Rahman, F (2008) pelayanan dasar diartikan sebagai proses

pemberian bantuan kepada seluruh konseli mealalui kegiatan penyiapan pengalaman

terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam

rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas-tugas

perkembangan yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan

mengambil keputuan dalam menjalani kehidupannya.

b. Layanan Responsif

Menurut Rahman, F (2008) pelayanna responsif merupakan pemeberian

bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan

pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan

gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.

Tujuan layanan ini ialah memeberikan layanan intervensi terhadap peserta

didik/ konseli yang mengalami krisis, peserta didik/konseli yang telah membuat

pilihan yang tidak bijaksana atau peserta didik/konseli yang membutuhkan bantuan

penanganan dalam bidang kelemahan yang spesifik dan layanan pencegahan bagi

peserta didik/ konseli yang berada di ambang pembuatan pilihan yang tidak bijaksana.

c. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta didik/konseli.

Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian

bantuan kepada semua peserta didik/konseli dalam membuat dan

mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar, dan karir. Tujuan utama

layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar memantau dan memahami

pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif

terhadap informasi tersebut.


d. Dukungan Sistem.

Menurut Rahman, F. (2008) dukungan sistem merupakan komponen pelayanan

dan kegiatan manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi dan

komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara

berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau

memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

2. Bidang Layanan

a. Pribadi

Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor

kepada peserta didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil

keputusan, dan mereliasasikan keputusan secara bertanggung jawab tentang

perkembangan aspek pribadinya.

b. Sosial

Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor

kepada peserta didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan

interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial, mampu mengatasi

masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan memiliki

keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan

dan kebermaknaan dalam kehidupannya.

c. Belajar

Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada

peserta didik/ konseli antara lain adalah mengenali potensi diri untuk belajar,

memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan,


memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan

mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan,

kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam kehidupannya.

d. Karir

Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada

peserta didik/ konseli untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi,

aspirasi dan pengambilan keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional

dan realistis berdasarkan informasi potensi diri dan melihat kesempatan yang tersedia

di lingkungan hidupnya untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya.

3. Jenis Layanan

a. Layanan Informasi

Layanan informasi adalah layanan konseling yang memungkinkan klien

menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai

bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan klien.

Layanan informasi adalah layanan yang memungkinkan peserta didik

menerima dan memahami berbagai informasi seperti pribadi, sosial, belajar, karir.

Tujuan layanan informasi adalah membantu peserta didik agar dapat mengambil

keputusan secara tepat. Layanan informasi berfungsi untuk pencegahan dan

pemahaman.

b. Layanan Konseling Individual

Konseling individual adalah proses belajar melalui hubungan khusus secara

pribadi dalam wawancara antara seorang konselor dan seorang konseli/klien.


Konseli/klien mengalami kesukaran pribadi yang tidak dapat dipecahkan sendiri,

kemudian ia meminta bantuan konselor sebagai petugas yang profesional dalam

jabatannya dengan pengetahuan dan keterampilan psikologi. Konseling ditujukan

pada individu yang normal, yang menghadapi kesukaran dalam mengalami masalah

pendidikan, pekerjaan dan sosial dimana ia tidak dapat memilih dan memutuskan

sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling hanya ditujukan pada individu-individu

yang sudah menyadari kehidupan pribadinya.

c. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya masalah

atau kesulitan pada diri konseli/klien.Isi kegiatan bimbingan kelompok terdiri atas

penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan, pekerjaan,

pribadi, dan masalah sosial yang tidak disajikan dalam bentuk pelajaran.

d. Dukungan Sistem

Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen,

tata kerja, infra struktur seperti teknologi informasi dan komunikasi, dan

pengembangan kemampuan professional konselor secara berkelanjutan, yang secara

tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli atau memfasilitasi kelancaran

perkembangan konseli.

4. Kegitatan Pendukung

a. Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi instrumentasi adalah kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta

didik dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-

tes. Seperti melaksanakan angket.


b. Himpunan Data

Himpunan data adalah kegiatan menghimpun data yang relevan dengan

pengembangan peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,

komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia. Himpunan data yang diperoleh antara

lain adalah biodata siswa dan rekap absensi siswa asuh.

c. Konferensi Kasus

Konferensi kasus adalah kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam

pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data,

kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat

terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah adalah kegiatan memperoleh data, kemudahan dan

komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan

orang tua dan keluarganya.

e. Tampilan Kepustakaan

Tampilan kepustakaan adalah kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka

yang dapat digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan

sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.

f. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus adalah kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah

peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya.

C. Penjabaran Program

a. Program Semesteran
Program semesteran adalah program yang berisikan garis-garis besar mengenai

hal-hal yang handel dilaksanakan dan di capai dalam semester tersebu.program

semester merupakan penjabaran. ( Lampiran 1 )

BAB IV
KEGIATAN LAYANAN KONSELING

A. Layanan Klasikal

Bimbingan klasikal adalah merupakan bagian yang memiliki pengaruh besar

dalam layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan layanan yang efisien,

terutama dalam menangani masalah rasio jumlah konseli dan konselor. Adapun tujuan

dan manfaat layanan bimbingan klasikal yaitu untuk merencanakan kegiatan

penyelesaian studi, membimbing perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang

akan datang, mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik secara

optimal, membantu siswa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, serta membantu

siswa menyelesaikan permasalahnnya dalam belajar untuk mencapai kesuksesan dalam

mencapai tujuan belajar (Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia,

2014:33).

Adapun rincian dari pelaksanaan pelayanan klasikal di SMA PGRI 3 Padang telah

dilaksanakan sebanyak 4x yang berdasarkan dari data yang dibutuhkan peserta didik

kelas XI IIS.

No Sasaran Hari / Tanggal Materi


1. XI IIS Kamis / 25 November 2020 Sopan Santun
2. XI IIS Kamis / 03 September 2020 Meningkatkan Konsentrasi Belajar
3. XI IIS Kamis / 08 Oktober 2020 Dampak Pacaran Di Kalangan Remaja
4. XI IIS Kamis / 26 November 2020 Cara Penyesuaian Diri Secara Sosial Dalam
Suasana Lingkungan Newnormal

1. Layanan Informasi I ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

1. Sasaran : XI IIS

2. Hari / Tanggal : Kamis / 25 November 2020

3. Tempat : Zoom

4. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

5. Tujuan Layanan: Peserta didik dapat memahami pentingnya sopan santun

disekolah

6. Materi Layanan: Sopan Santun

7. Cara Pelaksana :

a) Langkah Penghantaran

1) Mengucapkan salam, mengajak peserta didik berdoa dan mengambil absen

di gcr kemudian memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian,

semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berfikir,

merasa, menyikapi, melakukan dan bertanggung jawab ( BMB3 )

berkenaan dengan materi yang dibahas.

2) Mengembangkan materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “Sopan

Santun”,

b) Langkah penjajakan

Peserta didik diminta aktif menanggapi menanggapi materi yang

disampaikan.Meminta peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang

materi yang dibahas.


c) Langkah Penafsiran

Apa yang dikembangkan pada tahap penjajakan diatas dianalisis, apa untung

ruginya untuk peseta didik, sekarang dan selanjutnya.

d) Langkah Pembinaan

1) Peserta didik diminta untuk memahami sopan santun

2) Membahas tentang :

 Apa pengertian dari sopan santun

 Apa pengertian norma sopan santun serta contohnya

 Apa saja manfaat sopan santun

e) Penilaian

1) Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, peserta didik diminta merefleksikan secara

langsung apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3.

2) Penilaian Proses

Melalui proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur efektifitas proses

layanan yang te,ah diselenggarakan.

3) Penutup

Menyimpulkan materi yang telah disampaikan, mengakhiri kegiatan dan

mengucapkan salam.

f) Hasil :

Peserta didik cukup memahami materi layanan, mengikuti kegiatan layanan

dengan serius, ikut menyimpulkan materi layanan.


g) Tindak Lanjut :

Tindak lanjut dalam kegiatan adalah melaksanakan layanan konseling

individual atau bimbingan kelompok, jika ada yang belum memahami tentang

layanan yang telah diberikan.

2. Layanan Informasi II ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

1. Sasaran : XI IIS

2. Hari / Tanggal : Kamis / 03 September 2020

3. Tempat : Zoom

4. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

5. Tujuan Layanan : Peserta didik mampu memahami tentang meningkatkan

kosentrasi belajar

6. Materi Layanan : Meningkatkan Kosentrasi Belajar

7. Cara Pelaksana :

a) Langkah Penghantaran

1) Mengucapkan salam, mengajak peserta didik berdoa dan mengambil absen

di gcr kemudian memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian,

semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berfikir,

merasa, menyikapi, melakukan dan bertanggung jawab ( BMB3 )

berkenaan dengan materi yang dibahas.

2) Mengembangkan materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “

Meningkatkan kosentrasi belajar”,


b) Langkah penjajakan

Peserta didik diminta aktif menanggapi menanggapi materi yang

disampaikan.Meminta peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang

materi yang dibahas.

c) Langkah Penafsiran

Apa yang dikembangkan pada tahap penjajakan diatas dianalisis, apa untung

ruginya untuk peseta didik, sekarang dan selanjutnya.

d) Langkah Pembinaan

1) Peserta didik diminta untuk memahami tentang meningkatkan kosentrasi

belajar.

2) Membahas tentang :

 Apa pengertian kosentrasi belajar

 Apa saja hal yang mempengaruhi kosentrasi belajar

 Apa saja penyebab kurangnya kosentrasi belajar

 Apa saja manfaat kosentrasi belajar

 Bagaimana cara meningkatkan kosentrasi belajar

e) Penilaian

1) Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, peserta didik diminta merefleksikan secara

langsung apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3.

2) Penilaian Proses
Melalui proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur efektifitas proses

layanan yang te,ah diselenggarakan.

3) Penutup

Menyimpulkan materi yang telah disampaikan, mengakhiri kegiatan dan

mengucapkan salam.

f) Hasil

Peserta didik cukup memahami materi layanan, mengikuti kegiatan layanan

dengan serius, ikut menyimpulkan materi layanan.

g) Tindak Lanjut

Tindak lanjut dalam kegiatan adalah melaksanakan layanan konseling

individual atau bimbingan kelompok, jika ada yang belum memahami tentang

layanan yang telah diberikan.

3. Layanan Informasi III ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

1. Sasaran : XI IIS

2. Hari / Tanggal : Kamis / 08 Oktober 2020

3. Tempat : Zoom

4. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

5. Tujuan Layanan : Peserta didik mampu memahami tentang dampak pacaran di

kalangan remaja

6. Materi Layanan : Dampak pacaran di kalangan remaja

7. Cara Pelaksana :

a) Langkah Penghantaran
1) Mengucapkan salam, mengajak peserta didik berdoa dan mengambil absen

di gcr kemudian memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian,

semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berfikir,

merasa, menyikapi, melakukan dan bertanggung jawab ( BMB3 )

berkenaan dengan materi yang dibahas.

2) Mengembangkan materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “

Dampak pacaran di kalangan remaja”,

b) Langkah penjajakan

Peserta didik diminta aktif menanggapi menanggapi materi yang

disampaikan.Meminta peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang

materi yang dibahas.

c) Langkah Penafsiran

Apa yang dikembangkan pada tahap penjajakan diatas dianalisis, apa untung

ruginya untuk peseta didik, sekarang dan selanjutnya.

d) Langkah Pembinaan

1) Peserta didik diminta untuk memahami tentang dampak pacaran di

kalangan remaja

2) Membahas tentang :

 Apa saja penyebab pacaran di usia remaja

 Apa dampak pacaran di usia remaja

 Apa dampak pacaran terhadap prestasi belajar

e) Penilaian

1) Penilaian Hasil
Di akhir proses layanan, peserta didik diminta merefleksikan secara

langsung apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3.

2) Penilaian Proses

Melalui proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur efektifitas proses

layanan yang telah diselenggarakan.

3) Penutup

Menyimpulkan materi yang telah disampaikan, mengakhiri kegiatan dan

mengucapkan salam.

f) Hasil

Peserta didik cukup memahami materi layanan, mengikuti kegiatan layanan

dengan serius, ikut menyimpulkan materi layanan.

g) Tindak Lanjut

Tindak lanjut dalam kegiatan adalah melaksanakan layanan konseling

individual atau bimbingan kelompok, jika ada yang belum memahami tentang

layanan yang telah diberikan.

4. Layanan Informasi IV ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

1. Sasaran : XI IIS

2. Hari / Tanggal : Kamis / 26 November 2020

3. Tempat : Zoom

4. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni


5. Tujuan Layanan : Peserta didik mampu memahami tentang penyesuaian diri di

saat new normal dan bagaimana cara menyesuaikan diri

secara sosial dalam suasana lingkungan new normal.

6. Materi Layanan : Cara penyesuaian diri secara sosial dalam suasana lingkungan

new normal

7. Cara Pelaksana :

a) Langkah Penghantaran

1) Mengucapkan salam, mengajak peserta didik berdoa dan mengambil absen

di gcr kemudian memulai kegiatan pembelajaran dengan penuh perhatian,

semangat dan penampilan mereka dengan melakukan kegiatan berfikir,

merasa, menyikapi, melakukan dan bertanggung jawab ( BMB3 )

berkenaan dengan materi yang dibahas.

2) Mengembangkan materi pokok pembelajaran, yaitu dengan judul “Cara

penyesuaian diri secara sosial dalam suasana lingkungan new normal”,

b) Langkah penjajakan

Peserta didik diminta aktif menanggapi menanggapi materi yang

disampaikan.Meminta peserta didik mengemukakan pendapatnya tentang

materi yang dibahas.

c) Langkah Penafsiran

Apa yang dikembangkan pada tahap penjajakan diatas dianalisis, apa untung

ruginya untuk peseta didik, sekarang dan selanjutnya.

d) Langkah Pembinaan
1) Peserta didik diminta untuk memahami cara penyesuaian diri secara sosial

dalam suasana lingkungan new normal.

2) Membahas tentang :

 Apa pengertian penyesuaian diri

 Apa saja faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri

 Bagaimana cara menyesuaikan diri secara sosial dalam suasana

lingkungan new normal

e) Penilaian

1) Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, peserta didik diminta merefleksikan secara

langsung apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3.

2) Penilaian Proses

Melalui proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur efektifitas proses

layanan yang telah diselenggarakan.

3) Penutup

Menyimpulkan materi yang telah disampaikan, mengakhiri kegiatan dan

mengucapkan salam.

f) Hasil

Peserta didik cukup memahami materi layanan, mengikuti kegiatan layanan

dengan serius, ikut menyimpulkan materi layanan.

g) Tindak Lanjut
Tindak lanjut dalam kegiatan adalah melaksanakan layanan konseling

individual atau bimbingan kelompok, jika ada yang belum memahami tentang

layanan yang telah diberikan.

B. Layanan Konseling Perorangan

Layanan Konseling perorangan merupakan layanan Bimbingan dan Konseling

yang diselenggarakan oleh konselor terhadap klien dalam rangka pengentasan masalah

pribadi klien.Dalam suasana tatap muka dilaksanakan interaksi langsung antara klien dan

konselor membahas mengenai hal tentang masalah yang dialami klien.

Ada lima tahap yang yang harus dilalui konselor dalam pengentasan masalah klien.

1. Tahap Pengantaran

Pada tahap ini klien dihantarkan untuk memasuki wilayah konseling.Kegiatan

dilakukan dengan penerimaan klien secara positif, melakukan penstrukturan supaya

terbentuk keragaman pemahaman antara klien dan konselor tentang konseling.

2. Tahap Penjajakan

Tahap ini mengungkapkan berbagai hal yang berkenaan dengan klien

menelusuri permasalahan yang dialami klien secara cermat dan teliti sehingga

diperoleh intensitas permasalahan.

3. Tahap Penafsiran

Menafsirkan segala hal yang berkenaan dengan diri dan permasalahan klien

sehingga konselor menemukan interpretasi dari pengungkapan klien baik secara

verbal maupun nonverbal

4. Tahap Pembinaan
Pembinaan langsung mengacu kepada pengentasan masalah dan

pengembangan diri klien.Arah sasarannya memandirikan klien dalam menemukan

solusi permasalahannya dan melaksanakan komitmen yang diharapkan klien sendiri.

5. Tahap penilaian dan Tindak Lanjut

Penilaian yaitu meminta komitmen dan mengadakan kontrak dengan klien itu

sendiri.Sehingga klien harus melakukan komitmen tersebut.

Berikut ini adalah layanan konseling individual yang sudah penulis laksanakan

adalah:

No Sasara Hari / Tanggal Masalah

n
1. N Kamis / 10 September 2020 Kesalah Pahaman Dalam Komunikasi

Dengan Teman
2. A Sabtu / 10 Oktober 2020 Kurangnya Motivasi Belajar
3. S Kamis / 30 September 2020 Tidak Bisa Mengendalikan Emosi

1. Layanan Konseling Individual I ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

a. Sasaran :N

b. Hari / Tanggal : Kamis / 10 September 2020

c. Tempat : Ruang Kelas

d. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

e. Tujuan Layanan : Untuk mengentaskan masalah klien yang sedang

dihadapinya

f. Masalah Klien : Kesalahpahaman dalam komunikasi dengan teman

g. Deskripsi Masalah : Klien mempunyai satu teman yang sangat begitu

dekat, bisa dikatakan sahabat. Pada waktu itu klien dan satu sahabatnya
konflik karena kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Disaat terjadi

konflik, klien berusaha untuk menyelesaikan masalahnya dan bisa kembali

berteman dekat, tetapi sahabatnya tidak mau dan tidak bisa untuk kembali

seperti biasanya. Klien sedih karena kehilangan sahabatnya, ketika klien

menanyakan apa alasan sahabatnya tidak bisa kembali lagi, tetapi

sahabatnya tidak ada memberikan alasan kepada klien tersebut.

h. Cara Pelaksana :

1. Langkah Penghantaran

Sebelum memulai kegiatan konseling, konselor sangat ingin sekali

adanya hubungan yang erat antara konselor dan klien.Jadi sebelum

memulai kegiatan konseling, maka yang dilakukan konselor adalah

membina keakraban dengan klien.Klien sangat terbuka untuk

menceritakan masalahnya.

2. Langkah Penjajakan

Dalam tahap penjajakan ini dapat diketahui bahwa klien sangat ingin

menceritakan masalahnya kepada guru BK, namun ia masih ragu – ragu

menceritakan masalahnya, guru BK berusaha meyakinkan kepada klien

bahwa apa yang dibicarakan pada saat konseling, guru BK tidak akan

menceritakan kepada siapapun. Setelah guru BK mengatakan seperti itu

kepada klien, klien menceritakan secara terbuka dan klien yakin kepada

guru BK bahwa ini dirahasiakan.

3. Langkah Penafsiran
Klien tidak mau jauh dari sahabatnya, klien sangat mengharapkan

sahabatnya untuk kembali lagi, bisa bersama – sama lagi.

4. Langkah Pembinaan

a) Klien harus mencoba untuk mengajak sahabatnya berbicara secara

langsung untuk menyelesaikan masalahnya

b) Memberikan pemahaman kepada klien untuk tidak egois

c) Memberi pemahaman kepada klien untuk mencoba mengalah

5. Penilaian

a) Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, klien diminta untuk merefleksikan secara

lisan apa yang klien peroleh dengan pola BMB3

b) Penilaian Proses

Melalui pengamatan, yang dilakukan untuk mengukur efektifitas

proses layanan yang telah dilaksanakan.

c) Penutup

Guru BK menyampaikan kepada klien bahwa kegiatan ini akan

diakhiri. Guru BK mengucapkan terimakasih kepada klien yang telah

melakukan kegiatan ini ( konseling individual ). Guru BK

menyampaikan kepada klien, apabila masih ada masalah yang belum

terentaskan dengan baik, maka klien dapat untuk melakukan

kegiatan ini kembali.

i. Hasil :
Klien sudah merasa tenang karena masalahnya cukup terentaskan dan

memberikan respon yang baik serta klien terbuka untuk menceritakan

masalah yang sedang dihadapinya.

j. Tindak Lanjut :

Apabila klien belum merasa masalahnya selesai, maka akan dilaksanakan

layanan konseling individual lanjutan.

2. Layanan Konseling Individual II ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

a. Sasaran :A

b. Hari / Tanggal : Sabtu / 10 Oktober 2020

c. Tempat : Ruang Kelas

d. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

e. Tujuan Layanan : Untuk mengentaskan masalah klien yang sedang

dihadapinya

f. Masalah Klien : Kurangnya Motivasi Belajar

g. Deskripsi Masalah : Klien kurang motivasi dalam belajar, klien merasa

tidak mampu untuk menjawab soal yang diberikan

oleh guru mata pelajaran, klien merasa ada orang

yang lebih kemampuannya dari klien. Kurangnya

motivasi belajar klien dalam tanya jawab, tetapi

jika disuruh mencatat materi yang diberikan oleh

guru, klien mau untuk mencatat. Klien senang

mencatat materi yang diberikan atau tugas berupa

resume.
h. Cara Pelaksana :

1. Langkah Penghantaran

Sebelum memulai kegiatan konseling, konselor sangat ingin sekali

adanya hubungan yang erat antara konselor dan klien.Jadi sebelum

memulai kegiatan konseling, maka yang dilakukan konselor adalah

membina keakraban dengan klien.Klien sangat terbuka untuk

menceritakan masalahnya.

2. Langkah Penjajakan

Dalam tahap penjajakan ini dapat diketahui bahwa klien sangat ingin

menceritakan masalahnya kepada guru BK, namun ia masih ragu – ragu

menceritakan masalahnya, guru BK berusaha meyakinkan kepada klien

bahwa apa yang dibicarakan pada saat konseling, guru BK tidak akan

menceritakan kepada siapapun. Setelah guru BK mengatakan seperti itu

kepada klien, klien menceritakan secara terbuka dan klien yakin kepada

guru BK bahwa ini dirahasiakan.

3. Langkah Penafsiran

Klien takut dalam menghadapi tanya jawab, karena masih ada orang

lain yang lebih dari klien tersebut.

4. Langkah Pembinaan

1. Klien harus menghilangkan pemikiran yang negatif terhadap dirinya

2. Klien harus berfikiran positif terhadap dirinya seperti memiliki

kemampuan dalam menjawab soal.

5. Penilaian
1. Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, klien diminta untuk merefleksikan secara

lisan apa yang klien peroleh dengan pola BMB3

2. Penilaian Proses

Melalui pengamatan, yang dilakukan untuk mengukur efektifitas

proses layanan yang telah dilaksanakan.

3. Penutup

Guru BK menyampaikan kepada klien bahwa kegiatan ini akan

diakhiri. Guru BK mengucapkan terimakasih kepada klien yang telah

melakukan kegiatan ini ( konseling individual ). Guru BK

menyampaikan kepada klien, apabila masih ada masalah yang belum

terentaskan dengan baik, maka klien dapat untuk melakukan

kegiatan ini kembali.

i. Hasil :

Klien sudah merasa tenang karena masalahnya cukup terentaskan dan

memberikan respon yang baik serta klien terbuka untuk menceritakan

masalah yang sedang dihadapinya.

h. Tindak Lanjut :

Apabila klien belum merasa masalahnya selesai, maka akan dilaksanakan

layanan konseling individual lanjutan.

i. Layanan Konseling Individual III


a. Sasaran :S

b. Hari / Tanggal : Kamis / 30 September 2020

c. Tempat : Ruang Kelas

d. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

e. Tujuan Layanan : Untuk mengentaskan masalah klien yang sedang

dihadapinya

f. Masalah Klien : Tidak bisa mengendalikan emosi

g. Deskripsi Masalah: Klien menemui guru BK untuk konseling. Klien

membicarakan hal yang dialami oleh dirinya.

klien menceritakan dirinya bahwa klien tidak

bisa mengendalikan emosi dengan baik. Klien

mudah marah. Klien tidak menanggapi sesuatu

tersebut dengan baik. Ketika ada orang yang

berbicara kepada klien dengan baik, dan yang

disampaikan oleh temannya itu demi kebaikan

klien, tetapi klien tidak merespon dengan baik,

klien seperti tidak menerima yang disampaikan

oleh temannya. Klien langsung marah karena

klien tidak bisa mengendalikan emosi dengan

baik. Apa yang tidak disenangi oleh klien, emosi

klien langsung berubah.

h. Cara Pelaksana :

1. Langkah Penghantaran
Sebelum memulai kegiatan konseling, konselor sangat ingin sekali

adanya hubungan yang erat antara konselor dan klien.Jadi sebelum

memulai kegiatan konseling, maka yang dilakukan konselor adalah

membina keakraban dengan klien.Klien sangat terbuka untuk

menceritakan masalahnya.

2. Langkah Penjajakan

Dalam tahap penjajakan ini dapat diketahui bahwa klien sangat

ingin menceritakan masalahnya kepada guru BK, namun ia masih

ragu – ragu menceritakan masalahnya, guru BK berusaha

meyakinkan kepada klien bahwa apa yang dibicarakan pada saat

konseling, guru BK tidak akan menceritakan kepada siapapun.

Setelah guru BK mengatakan seperti itu kepada klien, klien

menceritakan secara terbuka dan klien yakin kepada guru BK

bahwa ini dirahasiakan.

3. Langkah Penafsiran

Klien tidak bisa mengendalikan emosi, klien mudah marah tanpa

memikirkan sesuatu yang ke depannya.Padahal orang berbicara

dengan baik kepada klien, tetapi klien ada tidak menerima sehingga

klien marah.

4. Langkah Pembinaan

1. Klien harus bisa mengendalikan emosional dengan baik.

2. Klien harus berfikir terlebih dahulu apa yang disampaikan oleh

orang lain dan merespon dengan baik.


5. Penilaian

1. Penilaian Hasil

Di akhir proses layanan, klien diminta untuk merefleksikan

secara lisan apa yang klien peroleh dengan pola BMB3

2. Penilaian Proses

Melalui pengamatan, yang dilakukan untuk mengukur efektifitas

proses layanan yang telah dilaksanakan.

3. Penutup

Guru BK menyampaikan kepada klien bahwa kegiatan ini akan

diakhiri. Guru BK mengucapkan terimakasih kepada klien yang

telah melakukan kegiatan ini ( konseling individual ). Guru BK

menyampaikan kepada klien, apabila masih ada masalah yang

belum terentaskan dengan baik, maka klien dapat untuk

melakukan kegiatan ini kembali.

i. Hasil :

Klien sudah merasa tenang karena masalahnya cukup terentaskan dan

memberikan respon yang baik serta klien terbuka untuk menceritakan

masalah yang sedang dihadapinya.

j. Tindak Lanjut :
Apabila klien belum merasa masalahnya selesai, maka akan dilaksanakan

layanan konseling individual lanjutan.

C. Layanan Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama sama melalui dinamika kelompok

membahas bersama sama pokok bahasan yang sedang di bahas dalam pelaksana an

bimbingan kelompok.

Layanan bimbingan kelompok merupakan layanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik bersama-sama memperoleh berbagai hal yang bermanfaat

bagi kehidupan sehari-hari, memperoleh kesempatan bagi pembahasan, dan pengentasan

masalah yang dialami melalui kelompok yang di dalamnya terdapat dinamika kelompok.

No Sasaran Hari / Tanggal Topik


1. AA, ALR, N, NGA, SN, DO, SSD, Sabtu / 28 November Manajemen Waktu

NS 2020

1. Layanan bimbingan kelompok ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

a. Sasaran : AA, ALR, N, NGA,SN, DO, SSD, NS

b. Hari/Tanggal : Sabtu / 28 November 2020

c. Tempat : Ruang Kelas

d. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

e. Tujuan layanan : Anggota kelompok dapat memahami tentang manajemen

waktu
f. Topik yang dibahas : Manajemen Waktu

g. Cara pelaksanaan :

1. Langkah penghantaran ( pembentukan )

a. Mengucapkan salam, menanyakan kabar anggota kelompok, mengajak

anggota kelompok berdoa menurut agama dan kepercayaan masing –

masing untuk memulai kegiatan bimbingan kelompok.

b. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan proses kegiatan

layanan bimbingan kelompok yang sedang dilaksanakan

c. Pemimpin kelompok melakukan kegiatan bimbingan kelompok yang

sedang dilaksanakan mengenai manajemen waktu

d. Membangun suasana keakraban untuk terbangunnya dinamika kelompok

yang terbuka dengan penuh semangat.

2. Langkah penjajakan ( peralihan )

a. Mengarahkan perhatian anggota kelompok dari pembukaan layanan

bimbingan kelompok ke kegiatan yang mana membahas permasalahan

yang hendak dikemukakan oleh pemimpin kelompok. Dan yang berperan

disini adalah guru BK.

b. Menanyakan kepada anggota kelompok sudah siap melaksanakan

bimbingan kelompok dan sudah siap untuk membahas topic yang akan

dibahas.

3. Langkah penafsiran ( kegiatan awal )


a. Meminta masing – masing anggota kelompok mengemukakan topic yang

ingin dibahas. Dan yang telah disepakati adalah tentang manajemen waktu

b. Meminta anggota kelompok memberikan pendapat terhadap hal – hal yang

diungkapkan oleh anggota kelompok yang diketahui tentang topik yang

dibahas disaat melaksanakan bimbingan kelompok.

c. Menanyakan pemahaman kepada anggota kelompok tentang topik yang

dibahas

d. Anggota kelompok diharapkan membahas dengan semangat dan

memberikan pendapat, ide secara bersama – sama dalam membahas topik

tersebut.

e. Melakukan ice breaking agar anggota kelompok lebih semangat

4. Langkah pembinaan ( kegiatan utama )

a. Semua anggota kelompok mengemukakan pengalaman mengenai

manajemen waktu

b. Anggota kelompok mengidentifikasi tentang manajemen waktu

c. Pembahasan tentang keterkaitan tersebut dilakukan dalam dinamika

BMB3 yang secara aktif diikuti oleh anggota kelompok

d. Pemimpin kelompok setiap memberikan penguatan dan penafsiran bagi

hal – hal positif yang berkembang dalam pembahasan bimbingan

kelompok dan menghindari hal – hal yang negatif.

5. Penilaian

a. Penilaian hasil
Di akhir proses layanan, anggota kelompok diminta untuk merefleksikan

apa yang mereka peroleh dengan pola BMB3

b. Penilaian proses

Melalui pengamatan, proses pembelajaran dilakukan untuk mengukur

efektifitas proses layanan yang telah dilaksanakan

c. Penutup

1. Menyimpulkan hasil pembahasan dengan bertindak secara positif agar

tidak merugikan diri sendiri dan orang lain

2. Pemimpin kelompok menyampaikan kepada anggota kelompok bahwa

kegiatan akan diakhiri. Pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih

kepada anggota kelompok karena telah bersedia untuk melakukan

bimbingan kelompok. Kegiatan diakhiri dengan membaca doa.

h. Hasil :

Sebagian anggota kelompok memahami materi layanan, mengikuti kegiatan

dengan semangat, anggota kelompok juga mampu bertanya tentang topik yang

dibahas.

i. Tindak Lanjut :

Apabila anggota kelompok masih ingin lebih memahami tentang materi tersebut,

maka akan dilaksanakan layanan informasi atau konseling individual.


D. Layanan Insidental

No Sasaran Hari / Tanggal Masalah Layanan


1. AA, ALR, N, Sabtu / 14 November 2020 Konflik Dengan Konseling

NGA, SN, DO, Adek Kelompok

SSD, NS
2. AH Sabtu / 17 Oktober 2020 Mengabaikan Kunjungan

Pembelajaran Rumah

Online Karena

Sibuk Bermain

Game

1. Layanan Konseling Kelompok

a. Sasaran : AA, ALR, N, NGA,SN, DO, SSD, NS

b. Hari / Tanggal : Sabtu / 14 November 2020

c. Tempat : Ruang Kelas

d. Penyelenggara : Desri Dwiviyeni

e. Tujuan Layanan : Agar peserta didik berani untuk mengeluarkan pendapat /

menceritakan masalahnya, menambah pemahaman dan

pengetahuan baru yang menyangkut dengan topik

permasalahan yang dibahas, dan terentaskannya

permasalahan yang sedang dialami.


f. Masalah yang dibahas : Konflik dengan adek ( NGA )

g. Cara pelaksanaan :

1. Langkah penghantaran ( pembentukan )

d. Mengucapkan salam, menanyakan kabar peserta didik setelah itu

mengajak peserta didik berdoa untuk memulai kegiatan konseling

kelompok dengan penuh perhatian, semangat dengan melakukan kegiatan

konseling kelompok.

e. Pemimpin kelompok menjelaskan pengertian, tujuan dan proses kegiatan

layanan konseling kelompok yang sedang dilaksanakan. Aktifitas

dinamika kelompok yang diharapkan di lakukan oleh seluruh anggota

kelompok.

f. Membangun suasana keakraban, kebersamaan agar terbangunnya

dinamika kelompok yang terbuka dengan penuh semangat.

2. Langkah penjajakan ( peralihan )

a. Menjelaskan kembali tentang kegiatan kelompok dan menanyakan

kesiapan dari masing – masing anggota kelompok.

b. Mengarahkan perhatian anggota kelompok dari pembukaan ke kegiatan

kelompok dan memberikan kesempatan kepada masing – masing anggota

kelompok untuk mengemukakan permasalahan yang akan dibahas.

Adapun masalah yang dibahas yaitu :

1. Merasa insecure terhadap fisik, karier dan setiap hal yang kita lakukan

(AA)
2. Suka insecure sama kepintaran remaja lain ( ALR )

3. Insecure lihat orang yang lebih bisa jaga ibadahnya dan belajar seperti

tidak terganggu biarpun belajarnya online ( N )

4. Konflik dengan adek ( NGA )

5. Mimpi orang yang sama sampai sekarang ( SN )

6. Selalu dibanding – bandingkan dengan anak tetangga, sepupu, kakak

sendiri ( DO )

7. Konflik dengan sahabat ( SSD )

8. Susah membagi waktu ( NS )

c. Bersama anggota kelompok menentukan masalah mana yang akan dibahas

dan disepakati masalah NGA yang akan dibahas tentang konflik dengan

adek. Kemudian meminta pendapat kepada anggota kelompok tentang

masalah yang akan dibahas dalam kegiatan konseling kelompok.

d. Menanyakan kepada anggota kelompok apakah siap untuk membahas

masalah yang telah disepakati untuk memasuki tahap selanjutnya.

3. Langkah penafsiran ( kegiatan awal )

a. Meminta anggota kelompok untuk menceritakan tentang masalah yang

dialaminya.

b. Meminta anggota kelompok memberikan pendapat terhadap hal – hal yang

diungkapkan oleh anggota kelompok yang anggota kelompok ketahui

mengenai masalah yang dibahas.

c. Semua anggota kelompok diharapkan membahas dengan antusias untuk

memberikan saran dan pendapat dalam pembahasan topic tersebut.


d. Selama kegiatan pemimpin kelompok memberikan penguatan untuk

membangun dinamika kelompok sambil menambahkan hal – hal yang

perlu sehingga anggota kelompok memperoleh wawasan yang bermakna.

4. Langkah pembinaan ( kegiatan utama )

a. Semua anggota kelompok mengemukakan pengalaman mengenai masalah

yang sedang dibahas.

b. Pembahasan tentang topik yang dibahas dilakukan dalam BMB3 secara

aktif diikuti oleh seluruh anggota kelompok.

c. Pemimpin kelompok setiap memberikan penguatan dalam hal – hal positif

yang berkembang dalam pembahasan dan menghilangkan hal – hal negatif.

5. Penilaian ( penutup )

a. Penilaian hasil

Di akhir proses pelayanan konseling kelompok, anggota kelompok diminta

untuk merefleksikan secara lisan apa yang mereka peroleh dengan pola

BMB3.

b. Penilaian proses

Melalui pengamatan dan proses layanan yang dilakukan untuk mengukur

efektifitas proses layanan yang telah dilaksanakan.

c. Penutup

1. Menyimpulkan hasil pembahasan dengan mengembangkan hal – hal

positif tentang masalah yang dibahas


2. Pemimpin kelompok menegaskan kepada anggota kelompok untuk

tidak melaksanakan hal – hal negatif dan melakukan hal – hal yang

positif.

3. Pemimpin kelompok menyampaikan kepada anggota kelompok bahwa

kegiatan akan diakhiri. Pemimpin kelompok mengucapkan terimakasih

kepada anggota kelompok telah mengikuti kegiatan tersebut. Setelah itu

kegiatan diakhiri dengan membaca doa.

h. Hasil :

Anggota kelompok cukup memahami materi layanan, mengikuti kegiatan layanan

dengan semangat, aktif dan mencatat hal – hal yang penting dalam layanan yang

dilaksanakan dan permasalahan yang dibahas cukup terentaskan.

i. Tindak Lanjut :

Apabila anggota kelompok masih ingin lebih memahami tentang layanan

konseling kelompok, maka akan dilaksanakan layanan konseling perorangan.

2. Layanan Kunjungan Rumah ( RPL dan Lapelprog Lampiran 2 )

Layanan kunjungan rumah dilakukan sebanyak satu kali pada tanggal 17 Oktober

2020, yang dimana RPL dan Lapelprog dilampirkan. Dengan uraian sebagai berikut :

6. Sasaran : AH

7. Hari / Tanggal : Sabtu / 17 Oktober 2020

8. Waktu : 14.00 WIB

9. Tempat : Rumah Siswa

10. Masalah yang dibahas : Mengabaikan pembelajaran online karena sibuk

bermain game
11. Uraian Kegiatan :

a. Kegiatan Pembukaan

Kegiatan dimulai dengan mengucapkan salam. Kemudian memulai dengan

memberitahu tujuan dari diadakannya kunjungan rumah.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan ini, konselor dan wali kelas mengunjungi rumah klien untuk

mengetahui apakah benar klien mengabaikan pembelajaran online karena

bermain game.

c. Penutup

Orangtua klien bersedia untuk bekerjasama dengan guru BK dan walikelas

untuk mengawasi anaknya untuk mengikuti pelajaran online.

12. Hasil Layanan :

Klien mau mengubah cara belajarnya dan bisa membagi waktu antara bermain dan

belajar serta tidak mengabaikan pembelajaran online yang sudah ditentukan oleh

sekolah.

13. Tindak Lanjut :

Melakukan konseling individual serta bekerjasama dengan orangtua klien


BAB V

PENUTUP

A. Gambaran Tentang Keberhasilan Program

Kegiatan PPLBK Sekolah yang telah dilaksanakan selama kurang lebih satu

semester dari tanggal 10 Agustus sampai dengan 5 Desember 2020 di SMA PGRI 3

Padang, berjalan dengan baik dan pengalaman positif dari guru dan peserta didik selama

PPLBK Sekolah. Dilihat dari hasil layanan yang telah diberikan kepada peserta didik,

keberhasilan dalam pelaksanaan PPLBK Sekolah ini tidak terlepas dari bantuan,

dukungan dan kerjasama antara rekan – rekan PPLBK, pamong dan pihak sekolah

maupun peserta didik.

Suatu pengalaman berharga dan bermanfaat yang tak mungkin dilupakan dalam

PPLBK Sekolah karena bisa membantu memberikan layanan kepada peserta didik sesuai

dengan need assessment.Walaupun dalam PPLBK Sekolah mahasiswa belum optimal

memberikan layanan kepada peserta didik tetapi sudah membantu peserta didik sesuai

dengan kebutuhannya, karena disini penulis juga masih tahap belajar.Rintangan,

kekurangan, waktu dan kesulitan inilah yang menjadikan sebuah pengalaman dalam

melaksanakan dan mengetahui bagaimana menghadapi peserta didik.


B. Gambaran Tentang Kendala Pelaksanaan Program BK

Karena keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan

pembelajaran secara efektif, dikarenakan masa pademi ini maka pelaksanaan belajar

mengajar dilakukan melalui daring yang mana 1 jam pelajaran setara dengan 30 menit

Untuk ruangan BK masih kurang lengkap, yang dimana tidak adanya ruangan untuk

bimbingan kelompok atau konseling kelompok, serta kurang efektifnya pelayanan BK

yang diberikan kepada peserta didik SMA PGRI 3 Padang. Banyaknya peserta didik yang

dipanggil karena jarang mengikuti pembelajaran daring ini seperti susah untuk masuk ke

zoom.

C. Gambaran Tentang Upaya Mengatasi Kendala

Upaya yang dilakukan penulis untuk mengatasi kondisi diatas adalah sebagai berikut :

1. Dalam masa pandemic ini, yang mana layanan bimbingan klasikal dilakukan 30 menit

karena menggunakan zoom, dan apabila waktu zoom telah habis akan ditambah

waktu 10 menit secara gratis, apabila penambahan waktu yang gratis tidak ada maka

penulis membuat kembali link baru agar materi yang disampaikan kepada peserta

didik dapat tersampaikan dengan baik.

2. Dalam masa pandemic ini, dalam melakukan konseling kelompok dan bimbingan

kelompok, penulis meminta izin kepada pamong, wakil kepala sekolah dan kepala

sekolah untuk peserta didik datang ke sekolah untuk melakukan konseling kelompok

maupun bimbingan kelompok.


D. Gambaran Kerjasama dan Pihak Yang Terlihat

Adanya kerjasama yang baik antara penulis dengan kepala sekolah dan

koordinator bimbingan dan konseling di sekolah selama pelaksanaan PLBKS di SMA

PGRI 3 Padang.

Adanya kerjasama yang terjalin antara penulis dan pamong, yang mana ada

beberapa bagian tugas yang dibantu oleh guru pamong. Adanya kerjasama yang baik

terjalin dengan siswa SMA PGRI 3 Padang sehingga dapat membantu penulis dalam

melaksanakan tugas sebagai guru PL BK yaitu dengan memberikan layanan kepada siswa

dengan cara memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan membantu siswa

mengatasi masalah yang sedang dialaminya.

E. Saran Terhadap Berbagai Pihak

Kegiatan PPLBK Sekolah adalah mata kuliah wajib yang harus diambil oleh

mahasiswa program studi bimbingan dan konseling STKIP PGRI SUMATERA

BARAT.Untuk itu penulis sudah melaksanakan kegiatan dengan baik dan lancar, banyak

pengalaman selama PPLBK Sekolah di SMA PGRI 3 Padang ini yang tidak bisa

dilupakan. Oleh sebab itu, penulis memberikan beberapa saran adalah sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Agar pelaksanaan konseling kelompok dan bimbingan kelompok dapat berjalan

dengan baik, maka kepala sekolah dapat menambahkan ruangan khusus untuk

konseling kelompok dan bimbingan kelompok.


2. Guru Mata Pelajaran

Agar pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan efektif,

maka diharapkan kepada guru mata pelajaran memberikan perhatian lebih kepada

peserta didik yang mengalami kesulitan pada saat PBM berlangsung.

3. Rekan – Rekan PL di SMA PGRI 3 Padang

Setelah melaksanakan praktek lapangan disekolah, setiap guru PL hendaknya

menjadikan PL ini sebagai suatu pengalaman yang sangat berharga dan menjadi

pedoman apabila nanti terjun ke dalam dunia pendidikan.

KEPUSTAKAAN
Prayitno. 1997. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMA ( buku III ).

Padang : PT. Bina Sumber Daya MIPA

Bowers dan Hatch. 2000. The National Model For School Counseling Programs. American

School Counselor Association

Prayitno dan Amti.2004. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok.Padang : Jurusan

Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai