Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

ITP DAN ATP


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pemahaman individu Teknik non tes
Dosen pengampu : Yurike Kinanthy Karamoy, M.Pd.,Kons

Disusun Oleh:
Jefri Yanto (2103402021058)
M. Syamsul Arifin (2103402021051)
Malik Abdur Rohman (2103402021051)
M. Nasrul Ulum (2103402021051)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Analisis Tugas Perkembangan dengan tepat pada waktu
yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah PI Teknik
non tes merupakan salah satu mata kuliah program studi Bimbingan dan
Konseling.

Terima kasih kepada ibu Yurike Kinanty Karamoy selaku dosen pengampu mata
kuliah PI Teknik non tes yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami menyadari, makalah yang kami kerjakan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
kita semua. Aamiin.

Jember, 23 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ...................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang masalah ....................................................................1
B. Rumusan masalah ..............................................................................2
C. Tujuan masalah .................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
A. Konsep Inventori Tugas Perkembangan (ITP)...................................3
B. Manfaat inventori tugas perkembangan..............................................5
C. Kelebihan dan kekurangan ITP..........................................................6
D. Peran dan fungsi Konselor..................................................................6
E. Langkah-langkah pengadministrasian ITP.........................................7
F. Langkah-langkah Pengolahan Dan Analisis.......................................8
G. Analisis Tugas Perkembangan (ATP)................................................8
H. Penerpan dan tindak lanjut ATP.......................................................13
BAB III PENUTUP .......................................................................................7
A. Kesimpulan ......................................................................................10
B. Kirtik dan saran ................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan.
Perkembangan tersebut berlangsung dalam beberapa tahap saling berkaitan.
Gangguan pada salah satu tahap dapat mengakibatkan terhambatnya
perkembangan secara keseluruhan. Untuk mengidentifikasi masalah
perkembangan diperlukan pengukuran kuantitatif tentang tingkat perkembangan
mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Salah satu instrument yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat


perkembangan peserta didik adalah ITP (Inventori Tugas Perkembangan). Dengan
alat ITP, pembimbing dapat memahami tingkat perkembangan individu maupun
kelompok, mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan dan
membantu peserta didik yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya.

ITP berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pernyataan yang harus dipilih
oleh siswa. Setiap soal terdiri dari empat butir pertanyaan yang mengukur satu sub
aspek. Tingkat perkembangan aspek dapat dilihat dari skor yang diperoleh dari
aspek. Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa.
Proses penyekoran, penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil penyekoran
dapat dilakukan secara manual.

Namun, untuk jumlah siswa khusus ATP (Analisis Tugas Perkembangan) untuk
dapat melakukan penyekoran, penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil
penyekoran secara lebih efisien dan efektif.yang besar, cara ini memakan waktu,
menimbulkan banyak kesalahan dan sangat membosankan. Untuk itu, seorang
guru pembimbing dapat menggunakan program

iv
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian ITP?


2. Apa saja manfaat ITP?
3. Apa peran konselor dalam pengadministrasian ITP?
4. Apa kelebihan dan kekurangan ITP?
5. Apa pengertian ATP?
6. Bagaiman kemampuan-kemampuan ATP?
7. Bagaiman cara mengoperasikan ATP?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian ITP


2. Untuk mengatahui apa saja manfaat ITP
3. Untuk Mengetahuiperan konselor dalam pengadministrasian ITP
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ITP
5. Untuk mengetahui pengertian ATP
6. Untuk mengetahui kemampuan-kemampuan ATP
7. Untuk mengetahui cara mengoperasikan ATP

v
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Inventori Tugas Perkembangan

ITP (Inventori Tugas Perkembangan) adalah instrumen yang digunakan


untuk memahami tingkat perkembangan individu. ITP disusun untuk tingkat
mengukur tingkat perkembangan Siswa SD, SLTP, SMU, dan mahasiswa (4
instrumen yang terpisah). Hasil pengukuran tingkat perkembangan tersebut
digunakan untuk menunjang kegiatan bimbingan dan konseling.

Dalam tulisannya, Sunaryo (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa ITP


berbentuk angket yang terdiri atas kumpulan pernyataan yang harus dipilih
oleh peserta didik. Setiap soal (kumpulan butir pernyataan) terdiri atas empat
butir pernyataan yang mengukur satu sub aspek. Tingkat perkembangan
peserta didik diperoleh pada setiap aspek. Besar skor yang diperoleh
menunjukkan tingkat perkembangan peserta didik (lihat tabel berikut).

Dalam perkembangan, setiap individu mengalami 7 tingkat


perkembangan, yaitu impulsive, perlindungan diri, konformistik, sadar diri,
seksama, individualistik, dan otonomi. Ketujuh tingkat perkembangan tersebut
memiliki beberapa ciri atau indicator. Berkaitan dengan hal tersebut, Sudrajat
(2008) menyatakan bahwa ITP mengukur tujuh tingkat perkembangan dan
sebelas aspek perkembangan individu. merentang dari mulai usia tingkat
Sekolah Dasar sampai dengan usia Perguruan Tinggi, dengan menggunakan
kerangka pemikiran dari Loevenger.

Ketujuh tingkat perkembangan individu tersebut adalah :

1. Impulsif, dengan ciri-ciri: (a) identitas diri terpisah dari orang lain; (b)
bergantung pada lingkungan; (c) beorientasi hari ini; dan (d) individu
tidak menempatkan diri sebagai penyebab perilaku.
2. Perlindungan Diri, dengan ciri-ciri: (a) peduli terhadap kontrol dan
keuntungan yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain;
(b) mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik; (c) berfikir

vi
tidak logis dan stereotip; (d) melihat kehidupan sebagai "zero-sum
game"; dan (e) cenderung menyalahkan dan mencela orang lain.
3. Konformistik, dengan ciri-ciri: (a) peduli terhadap penampilan diri; (b)
berfikir sterotip dan klise; (c) peduli akan aturan eksternal; (d)
bertindak dengan motif dangkal; (e) menyamakan diri dalam ekspresi
emosi; (f) kurang introspeksi; (f) perbedaan kelompok 2 dari 6
didasarkan ciri-ciri ekstaakut tidak diterima kelompok; (h) tidak sensitif
terhadap keindividualan; dan (i) merasa berdosa jika
melanggar aturan. male
4. Sadar Diri, dengan ciri-ciri: (a) mampu berfikir alternatif; (b) du
melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi; (c) peduli
untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada; (d) orientasi
pemecahan masalah; (e) memikirkan cara hidup; dan (1) penyesuaian
terhadap situasi dan peranan
5. Seksama, dengan ciri-ciri: (a) bertindak atas dasar nilai internal; (b)
Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan; (c)
mampu melihat keragaman emosi, motif, dan perspektif diri; (d) peduli
akan hubungan mutualistik; (e) memiliki tujuan jangka panjang; (f)
cenderung melihat peristiwa dalam konteks sosial; dan (g) berfikir lebih
kompleks dan atas dasar analisis.
6. Individualistik, dengan ciri-ciri: (a) peningkatan kesadaran invidualitas;
(b) kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan
ketergantungan; (c) menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan
orang lain; (d) mengenal eksistensi perbedaan individual; (e) mampu
bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan; (f)
membedakan kehidupan internal dan kehidupan luar dirinya; (g)
mengenal kompleksitas diri; (h) peduli akan perkembangan dan
masalah-masalah sosial.
7. Otonomi; dengan ciri-ciri: (a) memiliki pandangan hidup sebagai pur
suatu keseluruhan; (b) bersikap realistis dan obyektif terhadap diri
sendiri maupun orang lain; (c) peduli akan paham abstrak, seperti
keadilan sosial.; (d) mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang

vii
bertentangan; (e) peduli akan self fulfillment; (f) ada keberanian untuk
menyelesaikan konflik internal; (g) respek terhadap kemandirian orang
lain; (h) sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain;
dan (1) mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan
keceriaan.

Sedangkan sebelas aspek perkembangan individu yang diungkap melalui


ITP mencakup: (1) landasan hidup religius, (2) landasaan perilaku etis, (3)
kematangan emosional, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung
jawab, (6) peran sosial sebagai pria atau wanita, (7) penerimaan diri dan
pengembangannya, (8) kemandirian perilaku ekonomi, (9) wawasan dan
persiapan karir, (10) kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11)
persiapan diri untuk pernikahan dan hidup berkeluarga. ITP untuk SD dan
SLTP hanya mengukur 10 aspek, sebab aspek yang ke-11 belum sesuai atau
belum masanya untuk dilampaui.

Angket Inventori Tugas Perkembangan memiliki beberapa karakteristik


yang khas, yaitu:

1. ITP berbentuk angket terdiri dari kumpulan pernyataan, dimana setiap


nomor terdiri dari empat butir pernyataan yang mengukur satu sub aspek.
2. Tingkat perkembangan siswa dapat dilihat dari skor yang di peroleh pada
setiap aspek.
3. Besar skor yang diperoleh menunjukan tingkat perkembangan siswa.
4. Angkat ITP untuk setiap tingkat pendidikan memiliki jumlah soal yang
berbeda ITP SD dan ITP SLTP memiliki jumlah soal 50,dimana setiap
soal memilki empat butir pilihan. Pada proses pengolahan yang diskort 40
soal, sedangkan yang 10 butir soal untuk mengontrol tingkat konsistensi
peserta didik dalam menjawab atau mengerjakan ITP. Sedangkan pada ITP
tingkat SLTA dan ITP memiliki jumlah butir soal 77, dimana setiap butir
soal memiliki 4 butir pernyataan pilihan. Pada proses pengolahan yang
diskors hanya 66 butir soal, sedangkan yang 11 butir soal lainnnya
digunakan untuk mengontrol tingkat konsistensi peserta didik dalam
menjawab atau mengerjakan ITP.

viii
B. Manfaat Inventori Tugas Perkembangan

Dalam tulisannya, Sunaryo (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa ada


beberapa manfaat yang diperoleh melalui penggunaan ITP, yaitu:

1. Untuk memahami tingkat perkembangan individu maupun kelompok,


2. Mengidentifikasi masalah yang menghambat perkembangan
3. Membantu peserta didik yang bermasalah dalam menyelesaikan tugas
perkembangannya
4. Sebagai landasan dalam menyusun program bimbingan yang
memungkinkan peserta didik dapat berkembang secara wajar, utuh dan
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

C. Kelebihan dan Kekurangan ITP

Ada beberapa kelebihan dari inventori tugas perkembangan yaitu:

1) Metode ini mudah dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian


markahnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang di tetapkan.
2) Penyelenggaraan metode ini dapat di ulangi untuk mengukur
perkembangan seseorang maupun sekelompok siswa.
3) Pelaksanaan inventori lebih lanjut dapat menimbulkan self kritik pada
para siswa yang mengisi inventori tersebut.
4) Metode inventori merupakan metode pengumpulan data yang cukup
efektif, sebab dapat menjaring data yang cukup banyak dalam waktu
yang relatif singkat.
Metode inventori ini juga mempunyai beberapa kelemahan:
1) Para siswa hanya memberikan respon dalam bentuk verbal saja.
2) Pengumpulan data terpaksa hanya bergantung kepada kejujuran dan
keikhlasan para subjek. Seringkali subjek tidak memberikan jawaban
yang benar karena adanya beberapa alasan, ia mungkin menyembunyikan
aspek-aspek tertentu tentang dirinya. Banyak pula individu-individu yang
mempunyai konflik yang ia sendiri tidak menyadarinya dan oleh
karenanya tidak dapat melukiiskannya dalam inventori.

ix
D. Peran dan Fungsi Konselor

Pada proses asesmen menggunakan inventori tugas perkembangan (ITP),


konselor memliki peran dan fungsi sebagai:

1. Perencana, yaitu mulai dari menetapkan tujuan pelaksanaan asesmen,


menetapkan peserta didik sebagai sasaran asesmen, menyediakan buku dan
lembar jawaban ITP sesuai jumlah peserta didik sasaran, dan membuat
satlan asesmen ITP.
2. Pelaksanaan, yaitu memberikan verbal setting (menjelaskan tujuan,
manfaat, dan kerahasian data), memandu peserta didik dalam cara
mengerjakan sehingga dapat dipastikan seluruh peserta didk mengisinya
dengan benar.
3. Melakukan pemngolahan data kuantitatif mulai dari menghitung hasil
dengan menggunakan format yang spesifik, berdasarkan skor yang di
peroleh menetapkan tingkat pencapaian tugas perkembangan, memnbuat
grafik 11 aspek perkembangan, serta membuat deskripsi analisis,
kualitatif, pencapaian tahap, perkembangan dan aspek perkembangan
dengan merujuk pada pedoman yang ada.
4. Melakukan tidak lanjut dari hasil asesmen dengan membuat program
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi peserta didik.

E. Langkah-Langkah Pengadministrasian dalam ITP


1) Perencanaan
Sebelum melakukan asesmen, konselor melakukan perencanaan
dengan menetapkan tujuan layanan asesmen, menetapkan sasaran dan
jumlah sasaran layanan, menetapkan waktu dan tempat pelaksanaan
asesmen yang memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik,
penyediaan meja dan kursi yang nyaman untuk mengerjakan asesmen.
Selain itu mempersiapkan buku ITP dan lembar jawaban sesuai dengan
jumlah sasaran yang akan mengikuti asesmen.
2) Pelaksanaan

x
Pada saat pelaksanaan asesmen dengan menggunakan ITP konselor perlu
melakukan beberapa hal sebagai berikut :
a. Pada pertemuan awal konselor memberi verbal setting (menjelaskan
tujuan, manfaat, dan kerahasiaan).
b. Kepada siswa dibagikan buku inventori beserta lembar jawaban.
c. Siswa diminta mengisi identitasnya pada lembar jawaban.
d. Konselor membacakan petunjuk pengerjaan, sementara siswa
membaca petunjuk yang terdapat dalam buku ITP.
e. Tanya jawab dan penjelasan lebih lanjut bila ada siswa yang masih
belum memahami cara mengerjakan.
f. Siswa dipersilahkan mengerjakan ITP pada lembar jawaban.
g. Waktu mengerjakan secukupnya, diperkirakan paling cepat 20 menit
dan paling lambat 40 menit. Tidak boleh ada yang mengosongkan
jawaban.
h. Selesai mengrjakan, lembar jawaban dan buku inventori dikumpulkan.
F. Langkah-Langkah Pengolahan dan Analisis
1. Penskoran dan pengolahan
a. Setelah pelaksanaan asesmen selesai, konselor mengelompokkan
lembar jawaban sesuai tingkat sekolah, sebab masing-masing tingkat
memiliki kunci jawaban yang berbeda.
b. Menghitung tingkat konsistensi jawaban
1) Lihat kesamaan jawaban terhadap dua nomor yang isi
pernyataannya sama persis. Pasangan nomor yang isinya sama
persis dapat dilihat tabel konsistensi.
2) Bila kedua jawaban sama, diberi skor 1, bila tidak sama maka
diberi skor 0. Tulis angka tersebut pada kolom konsistensi di
lembar jawaban.
3) Jumlahkan skor konsistensi, jumlah skor maksimal 11. Skor
konsistensi yang 5 ke bawah, menunjukkan bahwa yang
bersangkutan kurang serius dalam mengerjakan ITP.
c. Menghitung skor setiap aspek perkembangan
1) Pada lembar jawaban, tulis skor tiap nomor sesuai dengan kunci.

xi
2) Jumlahkan 6 skor yang satu baris, tulis jumlah itu pada kolom
paling kanan di lembar jawaban.
3) Lakukan sampai baris terbawah.
4) Masing-masing jumlah skor dibagi 6, diperoleh rata-rata skor tiap
aspek itulah yang menunjukkan tingkat perkembangan siswa
dalam aspek bersangkutan. (tulis dalam kolom ST).
d. Menghitung rata-rata skor aspek tiap siswa dan rata-rata seluruh siswa
atau kelompok. Rata-rata skor ini digunakan sebagai bahan
perbandingan dalam menganalisis ITP.
1) Untuk skor setiap siswa, jumlahkan skor semua aspek, kemudian
dibagi 11 (banyaknya aspek). Angka itu adalah rata-rata skor
semua aspek (ST) per siswa.
2) Untuk skor kelompok, jumlahkan rata-rata skor semua aspek (ST)
dari semua siswa, kemudian bagi jumlah siswa dalam kelompok
itu. Itulah rata-rata skor semua siswa dalam satu kelompok.
e. Membuat grafik individual dan grafik kelompok
1) Grafik individual dibuat berdasarkan skor tiap aspek dari seorang
siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu dalam 10 atau 11
aspek perkembangan.
2) Grafik kelompok dibuat berdasarkan rata-rata skor tiap aspek dari
seluruh siswa, sehingga dihasilkan grafik profil individu didalam
kelompoknya, dalam 10 atau 11 aspek perkembangan.
f. Interpretasi hasil skor dan grafik
1) Rata-rata skor aspek setiap siswa atau rata-rata skor seluruh siswa
digunakan sebagai bahan perbandingan dalam menganalisis ITP.
2) Untuk melakukan interpretasi lihat kembali table skor dan
tahapan perkembangan untuk setiap tingkat pendidikan (SD,
SLTP, SLTA, PT).
3) Bila ada pada tahap seksama atau sadar diri, lalu anda
deskripsikan apa maknanya, dengan melihat deskripsi setiap tahap
perkembangan. Masing-masing jumlah skor dijumlah empat,
diperoleh rata-rata skor setiap aspek. Skor tiap aspek itulah yang

xii
menunjukkan tingkat perkembangan siswa dalam aspek
bersangkutan dalam (tulis pada kolom ST).
4) Dari grafik anda dapat melakukan analisis, aspek mana saja dari
perkembangan yang sudah berkembang sesuai dengan kategori
tingkat pendidikan saat ini, atau yang masih belum optimal
berkembang.
5) Berdasarkan hasil grafik, anda dapat merancang program layanan
bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
2. Perangkat untuk proses pengolahan hasil ITP
1) Tabel Konsistensi
Pada tabel ini beberapa nomor dijalur kiri memiliki
kesamaan dengan nomor-nomor soal dijalur kanan.Ini digunakan
untuk melihat tingkat konsistensi jawaban peserta didik saat
menjawab/memilih pernyataan pada inventori tugas
perkembangan. Konsistensi dalam menjawab ITP yang baik
adalah bila berada minimal besar >5 sampai maksimal=11.
2) Tabel kunci jawaban ITP
Untuk memberi skor pada setiap hasil jawaban atau pilihan
pernyataan peserta didik pada lembar jawaban ITP diperlukan
kunci jawaban, karena setiap kemungkinan pilihan
jawaban/pernyataan pada setiap butir soal memiliki bobot skor
yang berbeda-beda.
Tabel skor dan tingkat perkembangan ITP
Untuk melakukan analisis terhadap perolehan skor pada penggunaan
ITP, perlu merujuk pada klasifikasi yang telah ditetapkan oleh
pengembang alat asesmen ini setiap tingkat pendidikan memiliki
skor dan tingkat perkembangan yang berbeda, walaupun demikian
setiap tingkat pendidikan memiliki titik singgung skor maupun
pencapaian tingkat perkembangan. Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat perkembangan individu merupakan suatu rangkaian proses
berkesinambungan.

xiii
G. Analisis Tugas Perkembangan (ATP)
1. Pengertian ATP

ATP (Analisis Tugas Perkembangan) adalah program aplikasi


komputer (soft-ware) yang digunakan khusus untuk menyekor dan
melakukan analisis terhadap hasil atau lembar jawaban ITP. ATP disusun
untuk memudahkan para pembimbing melakukan analisis tingkat
perkembangan siswa yang dibimbingnya, baik secara individual maupun
kelompok. Dengan ATP, hasil ITP lebih mudah dan lebih cepat diolah
serta ditafsirkan.

Perlu dipahami bahwa ITP dan ATP merupakan satu paket instrumen.
Menurut Sunaryo (dalam Sudrajat, 2008), analisis tugas perkembangan
(ATP) adalah perangkat lunak yang khusus dibuat untuk membantu dalam
mengolah ITP. ATP digunakan agar identifikasi perkembangan peserta
didik dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan menyenangkan.
Selanjutnya Sunaryo (dalam Sudrajat, 2008) juga menyatakan. bahwa ATP
menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan dalam melakukan
analisis terhadap perkembangan peserta didik.

Loevinger merumuskan bangun perkembangan diri ke dalam sembilan


tingkat. Tingkat pertama yaitu ‘pra-sosial’ merupakan tingkatan dimana
individu belum mampu membedakan diri dengan lingkungan. Tingkatan
terakhir, yaitu tingkat integrated, merupakan tingkat yang jarang di capai
oleh orang banyak. Oleh karena itu, bangun tingkatan perkembangan
dalam ITP dan ATP ini terdiri dari tujuh tingkatan, yaitu:

a) Tingkat Implusif (Imp)


b) Tingkat Perlindunagn Diri (Pld)
c) Tingkat Konformistik (Kof)
d) Tingkat Sadar Diri (Sdi)
e) Tahap Saksama (Ska)
f) Tingkat Individualistik (Ind)
g) Tahap Otonomi (Oto)

xiv
2. Kemampuan ATP

ATP menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan anda dalam


melakukan analisis terhadap perkembangan peserta didik. Kemampuan-
kemampuan tersebut antara lain:

a) Pengolahan data mentah secara cepat.


b) Analisis kelompok, yang terdiri atas : profil kelompok, grafik
distribusi frekuensi untuk setiap aspek, grafik distribusi konsistensi,
delapan butir btertinggi dan terendah.
c) Analisis perindividu, yang terdiri atas : profil individual,distribusi
frekuensi nilai, delapan butir tertinggi dan terendah untuk individu
tersebut.
d) Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafik akan
memudahkan dan mempercepat anda dalam analisis.
e) Manajemen data, terdiri atas pengelompokan siswa berdasarkan
kriteria tertentu, dan penggabungan kelompok.
f) Expor hasil pengolahan data ke Microsoft Excel.
g) Impor data dari file Microsoft Excel.
h) Multi window, beberapa window bisa dibuka sekaligus untuk
mebandingkan hasil pengolahan.
3. Cara Penggunaan ATP
a. Instalasi ATP, Instalasi adalah proses memasukkan perangkat lunak
ATP ke komputer anda.
b. Memulai ATP, jika instalasi ATP sudah berhasil maka akan muncul
icon ATP PT, atau ATP SLTP, atau ATP SLTA, atau ATP SD. Untuk
memulai penggunaan maka klik 2x program ATP yang dikehendaki,
maka tidak akan lama program tersebut akan muncul.
c. Memasukkan data dan menyimpan data, sebelum melakukan analisis,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan data yaitu
dengan cara, setelah program ATP yang dipilih dibuka maka isikan
jawaban pada tabel yang disediakan.
d. Membuka data, untuk membuka data dari dalam file, pilih tombol open
pada toolbar kemudian pilih file yang diinginkan.

xv
e. Analisis data, sebelum dapat melakukan analisis data, lakukan
penyekoran jawaban peserta dengan menekan tombol eksekusi
penghitungan skor peserta. Setelah itu bisa analisis kelompok maupun
analisis individu.

H. Penerapan Dan Tindak Lanjut ATP


. Program khusus analisis tugas perkembangan (ATP) adalah perangkat
lunak yang khusus di buat untuk membantu anda mengelolah ITP. Dengan
ATP, identifikasi masalah siswa dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan
menyenangkan
. ATP menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan dalam melakukan
analisis terhadap perkembangan peserta didik. Kemampuankemampuan
tersebut antara lain.
. Pengolahan data mentah secara cepat. Pada komputer pentium 4 hanya
dibutuhkan waktu satu detik untuk mengolah data 100 orang peserta. Analisis
kelompok, yang terdiri atas: profil kelompok, grafik distribusi frekuensi untuk
setiap aspek, grafik distribusi frekuensi konsistensi, delapan butir tertinggi dan
terendah. Analisis per individu, yang terdiri atas: profil individual, distribusi
frekuensi nilai, delapan butir tertinggi dan terendah untuk individu tersebut.
. Visualisasi hasil pengolahan skor dalam bentuk grafik akan memudahkan
dan mempercepat dalam analisis. Manajemen data, terdiri atas pengelompokan
siswa berdasarkan kriteria tertentu, dan penggabungan kelompok.
. Tingkat perkembangan aspek dapat dilihat dari skor yang diperoleh dari
aspek. Besar skor yang diperoleh menunjukkan tingkat perkembangan siswa.
Proses penyekoran, penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil
penyekoran dapat dilakukan secara manual. Namun, untuk jumlah siswa yang
besar, cara ini memakan waktu, menimbulkan banyak kesalahan dan sangat
membosankan.
. Untuk itu, seorang guru pembimbing dapat menggunakan program khusus
ATP (Analisis Tugas Perkembangan) untuk dapat melakukan penyekoran,
penghitungan skor konsistensi, dan analisis hasil penyekoran secara lebih
efisien dan efektif.

xvi
xvii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
. Konsep Inventori Tugas Perkembangan ITP (Inventori Tugas
Perkembangan) adalah instrumen yang digunakan untuk memahami tingkat
perkembangan individu. ITP disusun untuk tingkat mengukur tingkat
perkembangan Siswa SD, SLTP, SMU, dan mahasiswa (4 instrumen yang
terpisah). Perlindungan Diri, dengan ciri-ciri: (a) peduli terhadap kontrol dan
keuntungan yang dapat diperoleh dari berhubungan dengan orang lain; (b)
mengikuti aturan secara oportunistik dan hedonistik; (c) berfikir tidak logis
dan stereotip; (d) melihat kehidupan sebagai "zero-sum game"; dan (e)
cenderung menyalahkan dan mencela orang lain. Kelebihan dan Kekurangan
ITP Ada beberapa kelebihan dari inventori tugas perkembangan yaitu metode
ini mudah dilaksanakan dan mudah pula cara pemberian markahnya dengan
mengikuti petunjuk-petunjuk yang di tetapkan.
. Pengertian ATP ATP (Analisis Tugas Perkembangan) adalah program
aplikasi komputer (soft-ware) yang digunakan khusus untuk menyekor dan
melakukan analisis terhadap hasil atau lembar jawaban ITP. Oleh karena itu,
bangun tingkatan perkembangan dalam ITP dan ATP ini terdiri dari tujuh
tingkatan, yaitu: a. Tingkat Implusif (Imp), b. Tingkat Perlindunagn Diri (Pld),
c. Tingkat Konformistik (Kof), d. Tingkat Sadar Diri (Sdi), e. Tahap
Saksama (Ska), f. Tingkat Individualistik (Ind), g. Tahap Otonomi (Oto).
B. Kritik dan Saran
Demikianlah konsep materi ITP dan ATP dalam Bimbingan dan
Konseling dalam mata kuliah PI Non Tes yang tentunya masih jauh dari
kesempurnaan. Kami sadar bahwa ini merupakan proses dalam menempuh
pembelajaran, untuk itu kami mengharap kritik serta sarannya untuk
meningkatkan rasa kebersamaan dalam meningkatkan proses pembelajaran
harapan kami semoga dijadikan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Dodi Hartanto, M. (2020). Buku Panduan Teori dan Praktik Pemahaman
Individu Teknik Non Tes. Universitas Ahmad Dahlan.
Kartadinata, S. d. (2000). Petunjuk Penggunaan Program Khusus Analisis Tugas
Perkembangan Versi 3.5. . Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Soesilo, T. D. (2014). Asesmen Non-tes dalam Bimbingan dan Konseling.


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

SARI, M. M. (2021). PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMK


YASALAM EL UMMAH BOGOR (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
NEGERI JAKARTA).

xix

Anda mungkin juga menyukai