SEKOLAH
Model-model bimbingan ini mengalami perkembangan mulai dari awal hingga akhir.
Berikut ini yang termasuk model bimbingan priode awal adalah sebagai berikut:
1. Model Parsonian
Upaya ini Frank Parson menjodohkan karakteristik yang meliputi,
kemampuan, minat, dan tempramen individu dengan sayrat-syarat yang dituntun
suatu pekerjaan. Maksudnya, ketika individu bekerja pada pekerjaan yang sesuai
dengan karakteristiknya, maka ia akan menguntungkan dirinya dan juga masyarakat
atau tempat ia bekerja. Ada tiga faktor yang mempengaruhi keberhasialan memilih
pekerjaan menurut Parson, yaitu :
Man Analysis
Dalam hal ini konselor dan klien bekerjasama untuk memahami apa minat,
bakat, dan kemampuan yang dimiliki klien.
Job Analysis
Individu mempelajari tetang berbagai lini pekerjaan, apa persyaratannya,
bagaimana peluangnya, dan bagaimana prospek pekerjaan tersebut.
Joint and Cooperative Comparison of These Two Sets of Analysis
Konselor bersama klien memadukan atau menjodohkan kedua data hasil
analisis di atas. Dengan manganalisis individu itu sendiri dan pekerjaan yang akan
dipilih, hasil dari kedua analisis tadi digabungkan untuk membuat keputusan
mengenai pekerjaan yang akan diambil. Model ini memberikan kontribusi dalam
perkembangan bimbingan, terutama dalam membantu individu memilih pekerjaan.
Pendekatan dalam bimbingan dan konseling yang sering dipakai antara lain
pendekatan krisis, pendekatan remedial, pendekatan preventif, dan pendekatan
perkembangan..Pendekatan-pendekatan tersebut diambil sesuai dengan karakteristik
permasalahan dan ruang lingkup bimbingan konseling yang ditangani.
1. Pendekatan krisis
Pendekatan ini menyadarkan diri pada teori-teori psikoanalisis yang berpusat
padapengaruh masa lampau sebagai akar dari krisis pesserta didik saat ini.
Pendekatan ini merupakan pendektan yang berorientasi dan diarahkan pada
upaya untuk mengatasi krisis atau permasalahn-permasalahan yang dialami
peserta didik. Oleh sebab itu, pembimbing cenderung bersifat pasif karena
hanya menunggu peserta didik yang bermasalah datang, kemudian memberikan
bantuan sesuai dengan masalah yang dialami.
2. Pendekatan Remedial
Pendekatan ini mendasarkan diri pada teori-teori behavioristik yang
memahami perilaku peserta didik hanya pada saat ini yang sebgian besar
dipengaruhi liongkungan. Pendekatan ini mengarahkan pada upaya
memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bentuk
pengoptimalisasikan kelemahan yang dimiliki peserta didik. Kegiatan layanan
yang diberikan lebih fokus pada usaha pemecahan masalah peserta didik
sehingga layanan hanya bagi peserta didik yang membutuhkan.
3. Pendekatan Preventif
Pendekatan ini mendasarkan diri pada teori yang kurang jelas. Namun
dmeikian, secara konseptual cukup bagus karena bergerak atas dasar upaya
untuk mengantisipasi munculnya masalah-masalah umum individu dan berusaha
mencegahnya agar jangan terjadi dan menimpa peserta didik. Oleh sebab itu,
proses bimbingan dan konseling lebih fokus pada bagaimana guru pembimbing
mengajarkan pengetahuan dan keterampilannya untuk mencegah munculnya
permasalaha.
4. Pendekatan Perkembangan
Menurut Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, pola pembimbingan dan
konselinng perkembangan memiliki kegiatan yang lebih kompleks dan
komprehensif dengan visi edukatif , pengembanagan, dan menyeluruh
(outreach). Edukatif artinya menekankan pada pencegahan dan pengembangan.
Pengembangan artinya tujuan yang ingin di capai adalah perkembangan peserta
didik secara optimal sesuai dengan tugas-tugas perkembangan melalui aktivitas
dan rekayasa lingkungan. Outreach artinya layanan bimbingan dan konseling
diberikan kepada seluruh peserta didik, baik yang bermasalah maupun tidak.