Anda di halaman 1dari 10

http://riezkaratna73.blogspot.com/2013/07/dasar-dasar-bimbingan-dankonseling.

html

DASAR-DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING


KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
A.

Pengertian Bimbingan dan Konseling


Ada banyak definisi tentang Bimbingan dan Konseling, bahkan
penggunaan kata bimbingan dan konseling itu sendiri. Frank Parson
(Prayitno, 1999:93), mendefinisikan bimbingan sebagai bantuan yang
diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan
memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang
dipilihnya itu. Dan konseling diartikan sebagai kegiatan pengungkapan
fakta atau data tentang siswa, serta pengarahan kepada siswa untuk
dapat mengatasi sendiri masalah-masalah yang dihadapinya.
Sedangkan Shetzer dan Stone (1980), menggunakan kata hubungan
pemberian bantuan(helping relationship) untuk suatu proses konseling
yang berarti interaksi antara konselor dengan klien dalam upaya
memberikan kemudahan terhadap cara-cara pengembangan diri yang
positif. Dalam konteks ini, merujuk pada draft final panduan pelayanan
Bimbingan dan Konseling berbasis kompetensi kurikulum 2004,
Bimbingan merupakan pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perseorangan maupun kelompok, agar mandiri dan berkembang
secara optimal, dalam bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan
belajar dan bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan
pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Dalam pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan beberapa pokok
bahwa:
1. Bimbingan dan Konseling merupakan pelayanan bantuan bukan
layanan pengajaran, sehingga ketika guru masuk kedalam kelas focus
utama adalah memberikan pelayanan secara langsung, baik layanan
orientasi, informasi maupun bimbingan kelompok, dan bukan
mengajarkan bimbingan dan konseling.
2. Pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kegiatan
perorangan dan kelompok. Oleh karena itu, peran guru kelas
memberikan kemudahan bagi guru pembimbing dalam melaksanakan
tugasnya sangatlah penting. Sebagai contoh memberikan izin siswa yang
diminta untuk berkonsultasi dengan guru pembimbing.
3. Arah kegiatan bimbingan dan konseling ialah membantu peserta didik
untuk dapat melaksanakan kehidupan sehari-hari secara mandiri dan
berkembang secara optimal. Perkembangan optimal yang dimaksud

4.

5.
6.
B.
1.
2.

3.

C.

adalah perkembangan yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi


yang dimiliki peserta didik.
Ada empat bidang bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, social,
belajar, dan karir. Artinya, pelayanan bimbingan dan konseling tidak
hanya terfokus pada penanganan masalah belajar semata, tetapi meliputi
pula penangana n masalah pribadi, social dan karir.
Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan melalui jenis-jenis
layanan tertentu, di tunjang sejumlah kegiatan pendukung.
Pelayanan bimbingan dan konseling harus didasarkan pada normanorma yang berlaku.
Arah Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Terpenuhinya tugas-tugas perkembangan peserta didik dalam setiap
tahap perkembangan mereka.
Dalam upaya mewujudkan tugas-tugas perkembangan itu, kegiatan
bimbingan dan konseling mendorong peserta didik mengenal diri dan
lingkungan, mengembangkan diri, mengembangkan arah karir.
Kegiatan bimbingan dan konseling meliputi bimbingan pribadi, social,
belajar, dan karir.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Tujuan umum pelayanan bimbingan dan konseling yaitu memandirikan
peserta didik dan mengembangkan potensi mereka secara optimal. Tujuan
bimbingan dan konseling ini selanjutnya dijabarkan dalam bentuk
kompetensi yang di indikasikan pada keefektifan siswa dalam kehidupan
sehari-hari.

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling


1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu
sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. Pemahaman itu
meliputi;
- pemahaman tentang diri peserta didik, terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, dan guru (termasuk guru bimbingan dan
konseling/Konselor).
- pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk di dalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh peserta didik sendiri,
orang tua, dan guru (termasuk guru bimbingan dan konseling/Konselor).
- pemahaman tentang lingkungan (termasuk di dalamnya informasi
pendidikan,
informasi
jabatan/pekerjaan,
informasi
sosial
dan
budaya/nilai-nilai), terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, dan
guru (termasuk guru bimbingan dan konseling/Konselor).
2. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari
permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu,

menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian


tertentu dalam proses perkembangannya.
3. Fungsi pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan
yang dialami oleh peserta didik.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan
dan
konseling
yang
akan
menghasilkan
terpelihara
dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik
dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
5. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang
mendapat perhatian.
E. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan:
Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang
umur, jenis kelamin, suku, agama, dan stasus sosial ekonomi.
Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku
individu yang unik dan dinamis.
Bimbingan dan konseling memperhatikan seepenuhnya tahap dan
berbagai aspek perkembangan individu.
Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada
perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.
2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu:
Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut
pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di
rumah, di sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontak sosia dan
pekerjaan, dan sebaliknya denganpengaruh lingkungan terhadap kondisi
mental dan fisik individu.
Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan faktor
timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian
utama pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program pelayanan:
Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari upaya
pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena itu program
bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan dipadukan dengan
program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan
kebutuhan individu, masyarakat, dan kondisi lembaga.
Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari
jenjang pendidikan yang terendah sampai tertinggi.
Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu
diadakan penilaian yang teratur dan terarah.
4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan:
Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu
yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi
permasalahan.

Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan yang
akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri,
bukankarena kemauan atau desakan dari pembimbing atau pihak lain.
Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
Kerjasama antara guru bimbingan dan konseling/Konselor, guru-guru lain,
dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling.
Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh
melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian
terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program
bimbingan dan konseling itu sendiri.

F. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling


1. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut
dirahasiakannya segenap data dan keterangan tentang peserta didik
(konseli) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang
tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam hal ini guru
bimbingan dan konseling/Konselor berkewajiban penuh memelihara dan
menjaga semua data dan keterangan itu sehingga kerahasiannya benarbenar terjamin.
2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (konseli)
mengikuti/menjalankan layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
Dalam hal ini guru bimbingan dan konseling/Konselor berkewajiban
membina dan mengembangkan kesukarelaan seperti itu.
3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar peserta didik yang menjadi sasaran layanan/kegiatan
bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan
keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Dalam hal ini guru bimbingan dan konseling/Konselor berkewajiban
mengembangkan keterbukaan peserta didik (Konseli). Keterbukaan ini
amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri peserta didik yang menjadi sasaran
layanan/kegiatan. Agar peserta didik dapat terbuka, guru bimbingan dan
konseling/Konselor terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak
berpura-pura.
4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar peserta didik (konseli) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi
secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling. Dalam hal ini guru bimbingan dan konseling perlu mendorong
peserta didik untuk aktif dalam setiap layanan/kegiatan bimbingan dan
konseling yang diperuntukkan baginya.
5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk
pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peseta didik sebagai
sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-

individu yang mandiri dengan ciriciri mengenal dan menerima diri sendiri
dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri. Guru bimbingan dan konseling hendaknya
mampu mengarahkan layanan bimbingan dan konseling yang
diselenggarakannya bagi berkembangnya kemandirian peserta didik.
6. Asas kekiknian, yaitu asas bimbinga menghendaki agar obyek sasaran
layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik
(konseli) dalam kondisinya sekarang. Layanan yang berkenaan dengan
masa depan atau kondisi masa lampau dilihat dampak dan/atau kaitannya
dengan kondisi yang ada dan apa yang dapat diperbuat sekarang.
7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (konseli) yang
sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling,
baik
yang
dilakukan
oleh
guru
bimbingan
dan
konseling/konselor maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan
terpadukan. Untuk inikerjasama antara guru bimbingan dan konseling dan
pihakpihak
yang
berperanan
dalam penyelenggaraan
pelayanan
bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. koordinasi segenap
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya.
9. Asas kenormatifan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan
norma-norma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Layanan dan kegiatan bimbingan dan konselingharus dapat meningkatkan
kemampuan peserta didik (konseli) memahami, menghayati, dan
mengamalkan norma-norma tersebut.
10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki
agar layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas
dasar kaidah-kaidah profesional. Keprofesionalan guru bimbingan dan
konseling harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis layanan
dan kegiatan bimbingan dan konseling.
11. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (konseli) mengalihtangankan permasalahan
itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru bimbingan dan konseling/Konselor
dapat menerima alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau
ahli lain, selain juga dapat mengalihtanagankan kasus kepada guru mata
pelajaran/praktik dan ahli-ahli lain.
12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang
menghendaki agar pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan
rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan

dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik


(konseli) untuk maju. Segenap asas perlu diselenggarakan secara terpadu
dan tepat waktu yang satu tidak perlu didahulukan atau dikemudiankan
dari yang lain.

POLA UMUM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING


A. Bidang Bimbingan dan Konseling
1. Bidang Bimbingan Pribadi
Dalam bidang bimbingan pribadi, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa untuk menemukan dan memahami serta
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
YME, mandiri, aktif, kreatif, serta sehat jasmani dan rohani.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan pribadi adalah sebagai
berikut:
- Penanaman sikap an kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan YME.
- Pengenalan dan pemahaman tentang kekuatan diri sendiri dan
penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik
dalam kehidupan sehari-hari di sekolah, maupun untuk peranannya di
masa depan.
- Pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta
penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif.
- Pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri dan usahausaha penanggulangannya.
- Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan
mengarahkan diri.
- Perencanaan serta penyelenggaraan hidup sehat.
2. Bidang Bimbingan Sosial
Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan
berhubungan dengan lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur
dan rasa tanggung jawab.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan sosial adalah sebagai
berikut:
- Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan
maupun tulisan secara efektif.

Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan social, baik


di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi
tata karma, sopan santun serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan
kebiasaan yang berlaku.
- Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif
dengan teman sebaya.
- Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah,
lingkungan, serta kesadaran untuk melaksanakannya.
3. Bidang Bimbingan Belajar
Dalam bidang bimbingan belajar, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa mengembangkan kebiasaan belajar yang baik dalam
menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta menyiapkannya untuk
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan belajar adalah sebagai
berikut:
- Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencarai informasi dari
berbagai sumber belajar, bersikap terhadapa guru dan nara sumber
lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR),
mengembangkan keterampilan belajar, dan menjalani program penilaian.
- Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun
kelompok.
- Pemantapan dan pengembangan penguasaan materi pelajaran di sekolah.
- Orientasi belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
4. Bidang Bimbingan Karir
Dalam bidang bimbingan karir, pelayanan bimbingan dan konseling
membantu siswa mengenali dan mulai mengarahkan diri untuk masa
depan karir.
Pokok-pokok materi dalam bidang bimbingan karir adalah sebagai berikut:
- Pengenalan awal terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh
penghasilan untuk memenihi kebutuhan hidup.
- Pengenalan, orientasi dan informasi karir pada umumnya, secara
sederhana.
- Pengenalan dan pemahaman diri secara awal berrkenaan dengan
kecenderungan karir yang hendak di kembangkan.
-

B.

Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling


Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2002:283), mengemukakan
bahwa sejumlah layanan yang dapat dilakukan dalam proses bimbingan
dan konseling, mencakup:
1. Inventory services, yaitu pengumpulan informasi atau data mengenai
diri siswa yang bersangkutan serta hal-hal yang relevan dan bertalian
dengan dirinya.

2. Information service, yaitu pemberian informasi kepada yang


bersangkutan baik tentang keadaan dirinya, program-programnya,
rencana karirnya, serta lingkungannya.
3. Placement service, yaitu penempatan yang bersangkutan pada
program-program/jurusan/bidang studi. Kelas/kelompok belajar, jenis
kegiatan dan sebagainya yang sesuai dengan latar belakang dan kondisi
obyektif dirinya.
4. Counseling service, yaitu penyuluhan dalam usaha meyakinkan diri
atas keadaan dirinya, menyadari masalah-masalah yang dihadapinya,
serta dapat mencari dan memilih alternative tindakan yang dipandang
terbaik untuk dirinya.
5. Evaluation and follow up service, yaitu upaya menilai seberapa jauh
kemajuan-kemajuan yang telah tercapai atau tidak oleh yang
bersangkutan, guna menetapkan strategi layanan bantuan lebih lanjut.
Sedangkan, Prayitno (1997:35-38) mengemukakan berbagai jenis
layanan yang perlu dilakukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling,
mencakup beberapa layanan sebagai berikut:
1. Layanan orientasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
membantu peserta didik(klien) memahami lingkungan (seperti lingkungan
sekolah) yang baru dimasuki peserta didik, untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
2. Layanan Informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) menerima dan memahami berbagai
informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
untuk kepentingan peserta didik.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan
penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi,
program latihan, magang, dan kegiatan ko/ekstra kurikuler) sesuai dengan
potensi, bakat, minat serta kondisi pribadinya.
4. Layanan Pembelajaran yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri berkenaan
dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang cocok
dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan
dan kegiatan belajar lainnya.
5. Layanan Konseling Perorangan yaitu layanan bimbingan dan
konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mendapatkan
layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru dalam
rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang di deritanya.
6. Layanan Bimbingan kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) secara bersama-sama melalui
dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber
tertentu (terutama dari guru) dan/atau membahas secara bersama-sama
pokok bahasan (topic) tertentu yang berguna untuk menunjang

pemahaman dan kehidupannya sehai-hari dan/atau untuk perkembangan


dirinya baik sebagai individu maupun sebagai pelajar, dan untuk
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.
7. Layanan Konseling Kelompok yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh kesempatan untuk
pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui
dinamika kelompok, maslah yang dibahas itu adalah masalah-masalah
pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.
C. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling
1. Aplikasi Instrumentasi, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan peserta didik (klien),
keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrument,
baik tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk menghimpun data yang relevan dengan pengembangan peserta
didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan,
sistematis,komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk membahas permasalahan peserta didik dalam pertemuan khusus
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat
terbatas dan tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya
5. Alih Tangan kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas
masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan
kasus dari satu pihak ke pihak lainnya.
6. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling untuk menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
digunakan peserta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan
sosial, kegiatan belajar, dan karir/jabatan.
7. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan
masalah peserta didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya
D. Langkah-Langkah Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap evaluasi

4. Tahap analisis
5. Tahap tindak lanjut

Anda mungkin juga menyukai