Anda di halaman 1dari 9

Kadar Air Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Kadar Air
Keadaan air yang terkandung dalam tanah perlu diketahui terutama pada kedalaman dari
permukaan air tanah baik secara musim ataupun bulanan. Tentang kedalaman permukaan air
tanah bias ditentukan melalui sumber-sumber air setempat, juga melalui lubang-lubang
pengeboran air (Kartasapoetra, 1987).
Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan
air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang
diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh
tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air
kapiler (Hardjowigeno, 2003).
Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang merupakan 70% - 90%
dari berat segar. Kebanyakan sepsis tanaman tak berkayu, sebagian besar air kandungan
dalam isi sel (85% - 90%) yang merupakan media yang baik untuk banyak reaksi biokimia.
Tetapi

air

mempunyai

beberapa

peranan

lain

dalam

fisiologi

tanaman dan keadaannya unik yang cocok dengan sifat kimia dan fisikanya yang diperankan
(Fitter-Hay, 1991).
Dalam menentukan jumlah air yang tersedia bagi tanaman, maka keadaan air dapat
dibedakan atas kadar air pada kapasitas di mana keadaan ini dapat menunjukkan jumlah air
yang dapat menyerap air hingga layu. Pengaruh hubungan tegangan dan kelembaban pada
sejumlah air yang tersedia di dalam tanah. Kapasitas lapang, koefisien titik layu permanen,
tekstur, struktur, dan kandungan bahan organiknya. Semuanya itu mempengaruhi air lebih
banyak, meskipun pada tekstur lempung jelas mempunyai kapasitas yang lebih kecil dari
pada tekstur berdebu. Perbandingan kapasitas perubahan air yang dinyatakan dalam tinggi air
pada tiap kaki tinggi tanah (Buckman dan Brady, 1982).
Air merupakan dua sifat yang penting pada kelakuan air di dalam tanah,
yaitumassa dan polaritas. Oleh karena massanya, air senantiasa ditarik ke bawah
oleh gayagravitas polaritas disebabkan oleh susunan molekul air (Pairunan, 1997).
Kadar air tanah Alfisol merupakan perubahan regim kelembaban manusia atau bahkan
frekuensi yang tidak begitu sering akan mendorong periode jenuh yang silih berganti
mendekati desikasi sedemikian rupa sehingga bahan-bahan yang dapat larut dalam air

bergerak ke daerah jenuh dan mengendap di bagian yang kering yang tergantung pada tekstur
solumnya. Air merupakan unsur utama dalam proses-proses kimia dalam hubungannya dalam
jumlah produk pelapukan fenomena translokasi. Peranan air dan duhu dalam hidrasi atau
(dehidrasi) dalam karbonasi dan hidrolisis cukup sulit untuk dimengerti sebagai hasil disolusi
mineral, keragaman produk ion tidak hanya mengambarkan komposisi spesis ion yang
terlarut (Lopulisa, 2004).
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Air

Faktorfaktor ketersediaan air tanah. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap
koefisien ini umumnya bervariasi terutama tergantung pada:
(1)

Tekstur tanah. Kadar air tanah bertekstur liat lebih besar dari lempung lebih besar dari

pasir misalnya pada tegangan 1/3 atm (kapasitas lapang), kadar air tanah pada masing
masingnya adalah sekitar 55%, 40%, dan 15%. Hal ini terkait dengan pengaruh tekstur
terhadap proporsi bahan koloidal, ruang pori dan luas permukaan absortip yang makin halus
teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan airnya.
(2)

Kadar bahan organik tanah (BOT). BOT mempunyai poripori mikro yang jauh lebih

banyak ketimbang partikel mineral tanha, yang berarti luas permukaan penjerap (kapasitas
simpan) air juga lebih banyak, sehingga makin tinggi kadar BOT akan makin tinggi kadar
dan ketersediaan air tanah;
(3)

Senyawa kimiawi. Garamgaram dan senyawa pupuk/ amelioran (pembenah tanah)

baik alamiah maupun nonalamiah mempunyai gaya osmotik yang dapat menarik dan
menghidrolisis air, sehingga koefisien layu meningkat. Konsekuensinya, makin banyak
senyawa kimiawi di dalam tanah akan menyebabkan kadar dan ketersediaan air tanah
menurun;
(4)

Kedalaman solum/ lapisan tanah menentukan volume simpan air tanah, makin dalam

makin besar, sehingga kadar dan ketersediaan air juga makin banyak. Kedalaman solum/
lapisan ini sangat penting tetanaman berakar tunggang dan dalam.

Di samping faktor tanah ini, faktor iklim dan tanaman juga menentukan kadar dan
ketersediaan air tanah. Faktor iklim yang berpengaruh meliputi curah hujan, temperatur dan

kecepatan angin, yang pada prinsipnya terkait dengan suplai air dan evapotranspirasi. Faktor
tanaman yang berpengaruh meliputi bentuk dan kedalaman perakaran, toleransi terhadap
kekeringan, serta tingkat dan stadia pertumbuhan, yang pada prinsipnya terkait dengan
kebutuhan air tanaman. Penyerapan air tanah oleh tanaman hanya berlangsung apabila terjadi
kontak langsung antara molekul-molekul air dan dengan permukaan akar absorbtif (bulu bulu akar) (Hanafiah, 2004).
Kapasitas tanah untuk menahan air dihubungkan baik dengan luas permukaan maupun
volume ruang pori, kapasitas menahan air karenanya berhubungan dengan struktur dan
tekstur. Tanah-tanah dengan tekstur halus mempunyai maksimum kapasitas menahan air total
maksimum, tetapi air tersedia yang ditahan maksimum, pada tanah dengan tekstur sedang.
Penelitian

menunjukkan

bahwa

air

tersedia

pada beberapa tanah berhubungan erat dengan kandungan debu dan pasir yang
sangat halus (Foth, 1995).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah adalah tekstur tanah, iklim,
topografi, adanya gaya kohesi, adhesi, dan gravitasi. Tanah-tanah yang bertekstur pasir,
karena butiran-butirannya berukuran lebih besar, maka setiap satuan berat (gram)
mempunyai luas permukaan yang lebih kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara.
Tanah-tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai
luas permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur
hara lebih tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dibanding tanah
bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2003).
Tanah bertekstur halus menahan air lebih banyak pada seluruh selang energi
dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Hal ini dimungkinkan karena tanah bertekstur
halus mempunyai bahan koloidal, ruang pori dan permukaan adsortif yang lebih banyak
(Nurhayati,1986). Hardjowigeno (1993) menambahkan bahwa tanah yang bertekstur kasar
mempunyai kemampuan menahan air yang kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh
karena itu tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan
daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
Selain sifat tanah, faktor tumbuhan dan iklim sangat mempengaruhi jumlah air yang
dapat diabsorsikan tumbuhan tanah, faktor-faktor tumbuhan antara lain, bentuk perakaran,
daya tahan terhadap kekeringan, tingkat dan stadia pertumbuhan. Faktor iklim antara lain,
temperatur, kelembaban dan kecepatan angin. Diantara sifat-sifat tanah yang berpengaruh

terhadap jumlah air yang tersedia adalah daya hisap (matrik dan osmotik), kedalaman tanah
dan pelapisan tanah (Nurhayati, 1986).
Adapun pengaruhnya bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya juga bagi
pertumbuhan tanaman adalah sebagai emulgator (memperbaiki struktur tanah), sumber hara
N, P, S, menambah kemampuan tanah untuk menahan air, menambah kemampuan tanah
untuk menahan unsur-unsur hara dan sumber energi bagi mikroorganisme (Hardjowigeno,
1993).
Bila semua faktor sama, tanah bersolum dalam mempunyai air tersedia lebih banyak
dibandingkan dengan tanah dangkal. Hal ini penting untuk tumbuhan berakar dalam.
Pelapisan tanah berpengaruh terhadap jumlah air tersedia dan pergerakannya dalam tanah.
Lapisan keras tidak tembus air memperlambat pergerakan air dan mempengaruhi daya
tembus dan perkembangan akar, yang secara erfektif mengecilkan kedalaman tanah dari mana
air diperoleh. Lapisan berpasir juga menghalangi pergerakan air dari lapisan yang bertekstur
halus (Nurhayati, 1986).
Hardjowigeno (1993) menyimpulkan bahwa kadar air dalam tanah tergantung pada
banyaknya curah hujan, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi,
kandungan bahan organik dan tingginya muka air tanah.
2.3 Kapasitas Lapang
Kapasitas lapang adalah persentase kelembaban yang ditahan oleh tanah sesudah terjadinya
drainase dan kecepatan gerakan air ke bawah menjadi sangat lambat. Keadaan ini terjadi 2 - 3
hari sesudah hujan jatuh yaitu bila tanah cukup mudah ditembus oleh air, tekstur dan struktur
tanahnya uniform dan pori-pori tanah belum semua terisi oleh air dan temperatur yang cukup
tinggi. Kelembaban pada saat ini berada di antara 5 - 40%. Selama air di dalam tanah masih
lebih tinggi daripada kapasitas lapang maka tanah akan tetap lembab, ini disebabkan air
kapiler selalu dapat mengganti kehilangan air karena proses evaporasi. Bila kelembaban
tanah turun sampai di bawah kapasitas lapang maka air menjadi tidak mobile. Akar-akar akan
membentuk cabang-cabang lebih banyak, pemanjangan lebih cepat untuk mendapatkan suatu
air bagi konsumsinya. Oleh karena itu akar-akar tanaman yang tumbuh pada tanah-tanah yang
kandungan air di bawah kapasitas lapang akan selalu becabang-cabang dengan hebat sekali.
Kapasitas lapang sangat penting pula artinya karena dapat menunjukkan kandungan
maksimum dari tanah dan dapat menentukan jumlah air pengairan yang diperlukan untuk
membasahi tanah sampai lapisan di bawahnya. Tergantung dari tekstur lapisan tanahnya maka

untuk menaikkan kelembaban 1 feet tanah kering sampai kapasitas lapang diperlukan air
pengairan sebesar 0,5 - 3 inches (Hardjowigeno, 1993).
2.3 Titik Layu Permanen
Titik layu permanen terjadi dimana kandungan lengas tanah yang menyebabkan tanaman
yang tumbuh di atasnya mengalami layu tetap (tidak bisa segar kembali meskipun ke dalam
tanah ditambah lengasnya/ tidak bisa segar kembali meskipun tanaman ditempatkan ke dalah
ruangan yang jenuh uap air) Karena plasmolisis yang terjadi pada sel tanaman sudah lanjut
dan sel terlanjur mati, meskipun tanaman disiram deplasmolisis tidak akan terjadi, tanaman
akan tetap mati. Pada tingkat kelembaban titik layu ini tanaman tidak mampu lagi menyerap
air dari dalam tanah. Jumlah air yang tertampung di daerah perakaran merupakan faktor
penting untuk menentukan nilai penting tanah pertanian maupun kehutanan(Nurhayati, 1986).
Bilamana tanaman ditanam pada keadaan air yang cukup maka tanaman itu akan
mengambil air kapiler dari dalam tanah tersebut. Bila sampai batas maksimum, air kapiler
dapat diambil dan mendekati habis maka tanaman akan menjadi layu. Meskipun pada titik
layu ini tanah menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu
menunjukkan tekanan osmose yang sangat nyata tetapi tetap tidak mampu menunjukkan
suatu kemampuan tanaman tersebut terhadap absorbsi airnya. Kehilangan turgescensi ini pada
tanaman-tanaman yang lemah terjadi pada daun-daun yang telah tua kemudian diikuti oleh
daun-daun muda (Nurhayati, 1986).
Jenis jenis air tanah
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, maka
air tanah dibedakan menjadi: air higroskopis,air kapiler dan air gravitasi.
1.

Air Higroskopis
Air higraskopis adalah air yang diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak

tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sangat sedikit dan merupakan selaput tipis yang
menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan
antara 31-10.000 atm (pF 4,0 4,7).
2.

Air Kapiler
Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang

lebih kuat dibandingkan gaya gravitasi. Air ini bergerak ke samping atau ke atas karena gaya

kapiler. Air kapiler ini menempati pori mikro dan dinding pori makro, ditahan pada tegangan
antara 1/3 15 atm (pF 2,52 4,20)
Air kapiler dibedakan menjadi:
a.

Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun

semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air atau setelah hujan lebat tanah
dibiarkan selama 48 jam, sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapsitas
lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara
sedangkan pori mikro seluruhnya berisi air. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan
dengan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54.
b.

Titik layu permanen, yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan

tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan
maka tanaman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau
pada pF 4,2. Titik layu permanen disebut juga sebagai koefisien layu tanaman.
3.

Air Gravitasi
Air gravitasi merupakan air yang tidak dapat ditahan oleh tanah karena mudah meresap ke

bawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa
unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin unsur hara.
Kandungan air tanah dapat ditentukan dengan beberapa cara. Sering dipakai istilahistilah nisbih, seperti basah dan kering. Kedua-duanya adalah kisaran yang tidak pasti tentang
kadar air sehingga istilah jenuh dan tidak jenuh dapat diartikan yang penuh terisi dan yang
menunjukkan setiap kandungan air dimana pori-pori belum terisi penuh. Jadi, yang dimaksud
dengan kadar air tanah adalah jumlah air yang bila dipanaskan dengan oven yang bersuhu
105C hingga diperoleh berat tanah kering yang tetap.

2.1 kadar air tanah


Kadar air tanah adalah konsentrasi air dalam tanah yang biasanya dinyatakan dengan berat
kering. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada dalam tanah sesudah
kelebihan air gravitasi mengalir keluar dan dengan nyata, biasanya dinyatakan dengan
persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang dinyatakan dengan
persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat dalam tanah tersebut

mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai akibat pengurangan persediaan
kelembaban tana (Buckman dan Brady, 1982)
Kadar air dinyatakan dalam % volume, yaitu persentase volume tanah.Cara ini
memberikan keuntungan karena dapat memberikan gambaran terhadap ketersediaan air bagi
tumbuhan pada volume tertentu. Cara penentuan kadar air dapat digolongkan dalam cara
Gravimetrik, tegangan dan hisapan, tumbuhan, listrik serta pembaruan neutron. Cara
Gravimetrik merupakan cara yang paling umum dipakai dimana dengan cara ini tanah basah
dikeringkan dalam oven pada suhu 100C-150C untuk waktu tertentu. Air yang hilang
karena proses pengeringan tersebut merupakan sejumlah air yang terdapat dalam tanah basah.
(Hakim,dkk, 1986).
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa jumlah air
maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang ditahan pada saat kapasitas
lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan kandungan air tanah sampai batas titik layu
permanen. Atas dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan antar kapasitas lapang dan titik
layu permanen serta kelebihan air yang terikat pada kapasitas lapang tidak menguntungkan
lagi bagi tanaman tingkat tinggi (Pairunan, A. K. dkk, 1997).
Air dalam tanah mengalir kebawah dengan gaya perkolasi sesuai dengan gavitasi
bumi. Hal ini disebabkan oleh sifat air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi ketempat
yang lebih rendah.(Syarief, 1986).
Persediaan air dalam tanah tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi,
kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotraspirasi (penguapan langsung melalui tanah
dan melalui vegetasi), dan tingginya muka air tanah. Banyaknya kandungan air dalam tanah
berhubungsn erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut.
Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air
tersebut di dalam tanah. Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur
tanah. Tana-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah
bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah umumnya lebih mudah
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat
(Hardjowigeno, 2003).
2.2 Kondisi air tanah
Air tanah berfungsi sebagai pelarut unsur hara dalam tanah dan membawa unsure hara
tersebut kepermukaan akar tumbuhan.Dalam jaringan tumbuhan air sangat dibutuhkan dalam
pengangkutan unsure hara yang diserap akar keseluruh bagian tumbuhan. Tanah mempunyai
horizon-horizon yang bervariasi dari suatu lokasi kelokasi lain. Hal ini disebabkan karena

tingkat kedewasaan tanah.Tanah muda, dewasa dan tua memiliki jumlah lapisan yang
berbeda.
Bila tebal lapisan air menipis, tegangan pada batas antara air dengan udara meningkat
dan akhirnya begitu besar sehingga menghentikan gerakan air ke bawah. Air dalam ruang
pori makro tidak ada lagi, tetapi masih terdapat dalam pori mikro. Pada keadaan ini tegangan
pada permukaan lapisan air berkisar sekitar 1/3 atm.Titik ini disebut kapasitas lapang
(Hakim, dkk, 1986)
Kapasitas lapang (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam poripori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara meningkat hingga lebih besar
dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori makro) habis dan air tersedia (pada pori-pori meso
dan makro) bagi tanaman dalam keadaan optimum, kondisi ini terjadi pada tegangan
permukaan lapisan air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54(Hanafiah K. A, 2004).
Titik Laju Permanen, Pada kadar air tinggi, kekurangan udara mungkin dapat
menjadi penghambat pertumbuhan tanaman. Kecepatan pertumbuhan tanaman mencapai
maksimum pada keadaan kelembaban tanah berada disekitar kapasitas lapang, karena pada
keadaan itu oksigen cukup tersedia dan tegangan air cukup rendah sehingga memudahkan
absorpsi air. Begitu air diserap, lapisan air menjadi tipis dan tegangan air meningkat,
mengakibatkan absorpsi air menurun. Hal ini berlangsung sampai kadar air mendekati titik
layu. Pada keadaan titik layu, laju pertumbuhan dan foto sintesis umumnya menurun
(Notohadiprawiro, 1998)
Higroskopis yaitu jumlah kadar air yang dijerap oleh permukaan partikel tanah dari
uap air dalam atmosfir. Dan higroskopis adalah kemampuan tanah menyerap air dibanding
kemampuan akar menyerap air atau kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari
lingkungannya baik melalui absorbs atau adsorpsi. Suatu zat bisa disebut higroskopis jika zat
itu mempunyai kemampuan menyerap molekul air air yang baik.
Kapasitas tanah untuk mengikat air berkaitan dengan luas permukaan dan volume
ruangan pori. Oleh karena itu, kapasitas pengikatan air berhubungan baik dengan struktur
maupun dengan tekstur. Tanah bertekstur halus mempunyai kapasitas pengikatan air total
yang maksimum tetapi bahwa air yang tersedia maksimum terikat pada tanah bertekstur
medium. Penelitian menunjukkan bahwa air yang tersedia pada banyak tanah berkaitan erat
dengan kandungan endapan lumpur dan pasir yang sangat halus (Foth, 1994).
Air mempunyai beberapa fungsi penting dalam tanah.Air penting dalam pelapukan
mineral dan bahan organic yaitu reaksi yang menyiapkan hara larut bagi pertumbuhan

tanaman.Air berfungsi sebagai media gerak hara keakar-akar tanaman. Akan tetapi bila air
terlalu banyak, hara-hara akan hilang atau tercuci dari lingkungan perakaran atau bila
evavorasi tinggi, garam-garam laut mungkin terangkut kelapisan atas tanah dan kadang
tertimbun dalam jumlah yang dapat merusak tanaman (Pairunan, dkk, 1997)
Banyaknya air yang dapat diserap oleh tanah tergantung pada tekstur, struktur, dan
kandungan bahan organik tanah. Sedangkan banyaknya air yang dapat diambil oleh perakaran
tergantung pada daya ikat agregat-agregat tanah terhadap air (Subagyo, 1990).
2.3 pengaruh kadar air terhadap produktivitas tanaman
Air terdapat di dalam tanah Alfisol ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan
kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Baik kelebihan air ataupun
kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.Fungsi air tanah yaitu sebagai
pembawa unsur hara dalam tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah
sebagai respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya gravitasi. Karena itu contoh tanah
dengan kadar air harus disaring, diukur, dan biasanya satu kali contoh tanah akan dianalisis
untuk penerapan suatu sifat (Hakim, dkk., 1986).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang tumbuh pada sebidang
tanah akan meyerap sejumlah air yang terdapat dalam tanah melalui system perakarannya,
yang kemudian melalui proses transpirasi akan melepaskan air ke udara (atmosfer) dalam
bentuk uap air. Kekuatan evavorasi udara dan energi matahari yang diterima permukaan tanah
yang basah akan mengendalikan cepatnya kehilangan air ditempat itu (Sutedjo dan
Kartasapoetra, 2002

http://nmia888.blogspot.com/2012/12/kadar-air.html
http://ratnarizya.blogspot.com/2012/05/laporan-ddit-kadar-air-tanah.html
http://mety-apriyanti.blogspot.com/2012/05/penetapan-kadar-air-tanah.html
http://iinmutmainna.blogspot.com/2012/05/kadar-air-tanah.html
http://www.scribd.com/doc/87991465/Kadar-Air-Tanah#scribd
http://www.scribd.com/doc/90616925/Laporan-Kadar-Air#scribd

Anda mungkin juga menyukai