Proses pengeboran minyak bumi dan gas alam tersebut digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 1. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara di dalam lapisan bumi. [1]
Selain minyak mentah, terdapat juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zatzat selain minyak mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan
proses selanjutnya. Kandungan utama minyak mentah hasil pengeboran
merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon. Adapun senyawa
lain, seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen hanya terdapat dalam jumlah
sedikit. Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang
terkandung dalam minyak mentah (crude oil).
Kelompok
Karbon
Hidrogen
Sulfur
Nitrogen
Oksigen
Logam
Garam
Unsur
84%
14%
Antara 1 hingga 3%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%
Gambar 2. Fraksi-fraksi pengolahan metode distilasi bertingkat pada minyak bumi mentah.
Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi
belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara
langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari
berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon
alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang
banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.
Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa,
memiliki titik didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar
dari suhu yang sangat rendah sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini,
titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat dengan bertambahnya jumlah
atom C dalam molekulnya.
proses
distilasi
(penyulingan)
dengan
menggunakan
tahap-
sehingga
proses
pengembunan
terjadi
pada
beberapa
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun
ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan
naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut menara
gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara fraksionasi itu makin rendah.
Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi akan
mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih
rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga
komponen yang mencapai puncak menara adalah komponen yang pada suhu
kamar berupa gas.
1) Fraksi pertama
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak
bumi dengan titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas.
Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah,
sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang
mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG
(Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
2) Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil 90 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan
suhu 30 oC 90 oC. Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan
mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter
merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 C6H14.
3) Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih
lebih kecil dari 175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom
pendingin dengan suhu 90 oC 175 oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair
dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana
dengan rantai C6H14C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
200 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
175 oC - 200 oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar
ke
penampungan
rantai C9H20C12H26.
5) Fraksi kelima
nafta.
Nafta
merupakan
campuran
alkana
dengan
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik
didih lebih kecil dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom
pendingin dengan suhu 175 oC - 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak
tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah
(kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26C15H32.
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan
titik didih lebih kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke
kolom pendingin dengan suhu 250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas
(minyak solar) akan mencair dan keluar ke penampungan minyak gas
(minyak
solar).
Minyak
solar
merupakan
campuran
alkana
dengan
rantai C15H32C16H34.
7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi,
yaitu di atas 375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.
Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang
menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak
menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang
menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom
pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34C20H42) digunakan
untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan
aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan
pelapis jalan raya.
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat
berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul
(proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses
reforming).
a) Perengkahan (cracking)
menjadi bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan
gas lainnya.
Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan
yang merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan
"menyuntikkan" hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.
Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta,
karosin, avtur, dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan
mutunya lebih baik dibandingkan dengan proses perengkahan termal atau
perengkahan katalitik saja.
b) Alkilasi
Alkilasi
adalah
suatu
proses
penggabungan
dua
macam
hidrokarbon
isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat
ini dapat dijadikan bensin atau avgas.
c) Polimerisasi
d) Reformasi
Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta
untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin
dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa
konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik
dengan angka oktan yang lebih tinggi.
e) Isomerisasi
Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa
menambah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah
menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi.
Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat
dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut
fraksifraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan
sebagainya. Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih
banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi
saja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair
(melting point) masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin,
melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan
lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap proses pengolahan, dapat diperoleh
produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produk-produk ini dapat
dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan
plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil
petrokimia lainnya.
Sumber : http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/04/prosespengolahan-minyak-bumi-dan-minyak-mentah-dankomposisinya.html#ixzz2nuQdcAVX
1.
Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
2.
Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
3.
4.
Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
5.
Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300C
6.
Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300C
Kegunaan Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
1.
Gas
Kegunaan: Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
2.
Gasolin (Bensin)
Kegunaan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan proses
petrokomia
3.
4.
Solar
Kegunaan: Bahan bakar motor, bahan bakar industry
5.
Minyak Berat
Kegunaan: Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
6.
Residu
Kegunaan: Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti bocor.
Untuk lebih jelasnya, kegunaan beberapa fraksi minyak bumi dijelaskan di bahwa ini:
1.
Fraksi Gas
Untuk fraksi gas yang telah didapatkan selanjutnya dialurkan ke tempat penyimpanan melalui
saluran yang telah diberi kondensor. Lalu diolah lagi di Unit Destilasi Bertekanan untuk menaikkan
titik didihnya agar pemisahan dapat berlangsung dan menghasilkan:
LPG
Solvent
Mogas
2.
Fraksi Gasolin
Untuk meningkatkan nilai tambah fraksi nafta yang kadar oktannya masih rendah, sekitar 40-59
akan diproses lagi di Unit Reforming yang hasilnya berupa bensin dan residu. Untuk bensin nilai
oktannya menjadi 85-90. Bensin ini bisa diblending lagi dengan TEL (tetra ethyl lead) sehinggga
nilai oktannya mencapai 95, contoh bensin beroktan 95 adalah pertamax.
3.
4.
BENSIN
Fraksi terpenting dari minyak bumi adalah bensin. Bensin digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor. Sekitar 10% produk distilasi minyak mentah adalah fraksi bensin dengan rantai tidak
bercabang
Kualitas Bensin
Hidrokarbon yang menyusun bensin menentukan ketepatan waktu pembakaran. Dalam mesin
bertekanan tinggi, pembakaran bensin rantai lurus tidak merata dan menimbulkan gelombang kejut
yang menyebabkan terjadi ketukan pada mesin. Jika ketukan ini dibiarkan dapat mengakibatkan
mesin cepat panas dan mudah rusak. Ukuran pemerataan pembakaran bensin agar tidak terjadi
ketukan digunakan istilahbilangan oktan. Bilangan oktan adalah bilangan perbandingan antara nilai
ketukan bensin terhadap nilai ketukan dari campuran hidrokarbon standar.
Bagaimana cara menentukan bilangan oktan? Nilai bilangan oktan ditetapkan 0 untuk n-heptana
yang mudah terbakar dan 100 untuk iso oktana yang tidak mudah terbakar. Misal suatu campuran 30
% n-heptana dan 70% iso oktana maka bilangan oktannya: Bilangan oktan=(30/100 x 0) + (70/100 x
100) = 70.
Campuran hidrokarbon yang dipakai sebagai standar bilangan oktan adalah n-heptanadan 2,2,4trimetilpentana (isooktana). Bilangan oktan untuk campuran 87% isooktana dan 13% n-heptana
ditetapkan sebesar 87 satuan.
Terdapat tiga metode pengukuran bilangan oktan, yaitu:
1.
pengukuran pada kecepatan dan suhu tinggi, hasilnya dinyatakan sebagai bilangan oktan
mesin;
2.
3.
Bilangan oktan
Premium
Pertamax
Pertamax Plus
80-88
91-92
95
2.
3.
4.
Sumber
CO2
CO
Hujan asam
Pb
Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor antara lain senyawa organik yang mengandung S, N, O,
air, logam dan garam anorganik. Pengotor dapat dipisahkan dengan cara melewatkan fraksi melalui:
1.
Berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh, senyawa nitrogen, senyawa oksigen,
dan residu padat seperti aspal.
2.
3.
Pencampuran Fraksi
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai yang diinginkan sebagai
contoh:
1.
2.
Fraksi minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk mendapatkan
kualitas tertentu.
3.
Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia. (Sumber: buku kimia
eksis kelas X)
Gambar. Pencampuran Fraksi
Sumber:http://id.wiki.detik.com/wiki/Kilang minyak
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang memegang peranan penting. Bensin mengandung
lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5 C 10. Kadarnya bervariasi tergantung
komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan. Bensin dapat dibuat dengan beberapa cara
antara lain yaitu:
1.
Penyulingan langsung dari mnyak bumi, dimana kualitasnya tergantung pada susunan kimia
dari bahan-bahan dasar.
2.
Merekah (cracking) dari hasil-hasil minyak berat, misal dari minyak gas dan residu.
3.
4.
1.
2.
3.
Titik Beku
Jika dalam bensin terdapat prosentasi yang tinggi dari aromatik-aromatik tertentu maka pada waktu
pendinginan, aromatik itu akan mengkristal dan mengakibatkan tertutupnya alat penyemprotan
dalam karburator.
4.
1.
2.
3.
4.
Lebih ekonomis dari segi harga bahan bakar dan biaya perawatan.
Pertamax dan Pertamax plus sudah mengandung aditif sehingga praktis dan tepat takarannya. Aditif
juga dapat melindungi mesin sehingga dapat menekan biaya perawatan.
Bensin berfungsi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Oleh karena bensin hanya terbakar
dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin
kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui
tahapan berikut:
1.
2.
3.
4.
Jenis aditif
Keterangan
Antiketukan
Antioksidan
Pewarna
Antikorosi
Detergen karburator
injection)
Dampak Pembakaran
Dampak Pembakaran Bahan Bakar terhadap Lingkungan
Bahan bakar dari minyak bumi salah satunya adalah bensin, pembakaran bensin dalam mesin
kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat sehingga dapat mengakibatkan pencemaran
udara.
Zat Pencemar
Sumber
CO2
CO
Pb
2.
3.
4.
5.
Penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan yang lebih ramah lingkungan,
seperti tenaga surya dan sel bahan bakar (fuel cell).
1. Pengantar
Minyak bumi sangatlah bermanfaat terutama dalam bahan bakar dan plastik. Namun, minyak bumi
haruslah diolah terlebih dahulu supaya bisa digunakan sebagai bahan bakar dan bahan baku plastik.
Proses pengolahan minyak bumi disebut distilasi. Dalam destilasi bertingkat, komponen-komponen
minyak mentah akan dipisahkan berdasarkan titik didihnya agar dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Pemilihan metode tersebut berdasarkan pada kandungan minyak mentah yang terdiri atas
berbagai senyawa hidrokarbon, misalnya senyawa alkana, aromatik, naptalena, alkena, dan alkuna.
Senyawa-senyawa tersebut mempunyai panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin
panjang rantai karbon yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Proses distalasi melalui
beberapa tahap di dalam menara distilasi. Proses distilasi menghasilkan beberapa fraksi-fraksi
minyak bumi yang dapat kita manfaatkan.
Minyak mentah mula-mula dipanaskan hingga suhunya mencapai sekitar 500-600 oC. Pemanasan
minyak mentah itu dilakukan dalam pemanas (boiler) dengan menggunakan uap air bertekanan
tinggi. Hasil pemanasan berupa uap minyak dialirkan ke dasar menara distilasi. Selanjutnya, uap
minyak akan bergerak naik melewati pelat-pelat yang terdapat dalam menara. Pada saat mencapai
suhu tertentu sesuai titik didihnya, uap minyak mentah akan berubah menjadi zat cair. Perubahan uap
air (gas) menjadi zat cair disebut kondensasi. Zat cair hasil kondensasi itu disebut fraksi minyak.
2. Fraksi-Fraksi Minyak Bumi
Kegunaan fraksi-fraksi minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya seperti titik didih dan viskositasnya
(kekentalan), dan juga sifat kimianya. Hasil dari distilasi minyak bumi menghasilkan beberapa fraksi
minyak bumi seperti berikut.
2.1. Residu
Saat pertama kali minyak bumi masuk ke dalam menara distilasi, minyak bumi akan dipanaskan
dalam suhu diatas 500oC. Residu tidak menguap dan digunakan sebagai bahan baku aspal, bahan
pelapis antibocor, dan bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas). Bagian minyak bumi yang
menguap akan naik ke atas dan kembali diolah menjadi fraksi minyak bumi lainnya.
Aspal digunakan untuk melapisi permukaan jalan. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon
jenuh dan tak jenuh, alifatik, dan aromatik yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul.
Unsur-unsur selain hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen,
belerang, dan beberapa unsur lain. Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon,
10% hidrogen, 6% belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan
vanadium.
2.2. Oli
Oli adalah pelumas kendaraan bermotor untuk mencegak karat dan mengurangi gesekan. Oli
dihasilkan dari hasil distilasi minyak bumi pada suhu antara 350-500 oC. Itu dikarenakan oli tidak dapat
menguap di antara suhu tersebut. Kemudian, bagian minyak bumi yang lainnya akan menguap dan
menuju ke atas untuk diolah kembali.
2.3. Solar
Solar adalah bahan bakar mesin diesel. Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250340oC. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa
ke atas untuk diolah kembali.
Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar
dinyatakan dengan bilangan setana. Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau
terbakarnya suatu bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan
bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX (Diesel Environment Extra).
Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara produk solar yang ada di
pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan tersebut memiliki kandungan sulfur maksimum
300 ppm atau jauh lebih rendah dibandingkan solar di pasaran yang kandungan sulfur maksimumnya
mencapai 5.000 ppm.
2.4. Kerosin dan Avtur
Kerosin (minyak tanah) adalah bahan bakar kompor minyak. Avtur adalah bahan bakar pesawat
terbang bermesin jet. Kerosin dan avtur dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu antara
170-250oC. Kerosin dan avtur tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Kerosin adalah cairan hidrokarbon yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Kerosin yang digunakan
sebagai bahan bakar kompor minyak disebut minyak tanah, sedangkan untuk bahan bakar pesawat
disebut avtur.
2.5. Nafta
Nafta adalah bahan baku industri petrokimia. Nafta dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada
suhu antara 70-170oC. Nafta tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
2.6. Petroleum Eter dan Bensin
Petroleum eter adalah bahan pelarut dan untuk laundry. Bensin pada umumnya adalah bahan bakar
kendaraan bermotor. Petroleum eter dan bensin dihasilkan dari pemanasan minyak bumi pada suhu
antara 35-75oC. Petroleum eter dan bensin tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian
minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali.
Bensin akhir-akhir ini menjadi perhatian utama karena pemakaiannya untuk bahan bakar kendaraan
bermotor sering menimbulkan masalah. Kualitas bensin ditentukan oleh bilangan oktan, yaitu
bilangan yang menunjukkan jumlah isooktan dalam bensin. Bilangan oktan adalah ukuran
kemampuan bahan bakar mengatasi ketukan ketika terbakar dalam mesin.
Bensin merupakan fraksi minyak bumi yang mengandung senyawa n-heptana dan isooktan. Misalnya
bensin Premium (salah satu produk bensin Pertamina) yang beredar di pasaran dengan bilangan
oktan 80 berarti bensin tersebut mengandung 80% isooktan dan 20% n-heptana. Bensin super
mempunyai bilangan oktan 98 berarti mengandung 98% isooktan dan 2% n-heptana. Pertamina
meluncurkan produk bensin ke pasaran dengan 3 nama, yaitu: Premium dengan bilangan oktan 8088, Pertamax dengan bilangan oktan 91-92, dan Pertamax Plus dengan bilangan oktan 95.
Penambahan zat antiketikan pada bensin bertujuan untuk memperlambat pembakaran bahan bakar.
Untuk menaikkan bilangan oktan antara lain dengan ditambahkan MTBE (Metyl Tertier Butil Eter),
tersier butil alkohol, benzena, atau etanol. Penambahan zat aditif Etilfluid yang merupakan campuran
65% TEL (Tetra Etil Lead/Tetra Etil Timbal), 25% 1,2-dibromoetana dan 10% 1,2-dikloro etana sudah
ditinggalkan karena menimbulkan dampak pencemaran timbal ke udara. Timbal (Pb) bersifat racun
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti pusing, anemia, bahkan kerusakan otak.
Anemia terjadi karena ion Pb2+ bereaksi dengan gugus sulfhidril (-SH) dari protein sehingga
menghambat kerja enzim untuk biosintesis hemoglobin.
Permintaan pasar terhadap bensin cukup besar maka untuk meningkatkan produksi bensin dapat
dilakukan dengan cara:
1.
2.
Reforming, yaitu mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai bercabang.
3.
Alkilasi atau polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Seperti dan
2.7. Gas
Hasil olahan minyak bumi yang terakhir adalah gas. Gas merupakan bahan baku LPG (Liquid
Petroleum Gas) yaitu bahan bakar kompor gas. Supaya gas dapat disimpan dalam tempat yang lebih
kecil, gas didinginkan pada suhu antara -160 sampai -40 oC supaya dapat berwujud cair.
Sebenarnya, senyawa alkana yang terkandung dalam LPG berwujud gas pada suhu kamar. LPG
dibuat dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Wujud gas LPG diubah menjadi cair dengan cara
menambah tekanan dan menurunkan suhunya.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/teknik-pengolahanminyak-bumi/
http://sherchemistry.wordpress.com/kimia-x-2/minyak-bumi/
Pemisahan ( distlasi )
Distilasi merupakan cara pemisahan campuran komponen-komponen zat berdasarkan perbedaan
titik didih, proses ini dikerjakan dengan menggunakan kolam atau menara distilasi. Minyak mentah
dimasukan kedalam tangki, kemudian di panaskan kurang lebih 350 derajat celcius 370 derajat
celcius, kemudian minyak yang me nguap bergerak ke atas melalui pubble cups, sedangkan minyak
cair turun ke bawah. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu dari hasil
pemisahan minyak bumi diantaranya paraffin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini mempunyai rantai
karbon berjumlah lebih besar dari 20. Hasil-hasil dari pemisahan minyak mentah tersebut diperoleh
fraksi-fraksi minyak bumi, diantaranya gas alam, petrol eter, ligroin, bensin, minyak tanah, solar,
minyak pelumas, lilin, dan aspal. Fraksi-fraksi yang dihasilkan pada berbagai temperature pemisahan,
ada yang berwujud gas, cair, dan padat.
2.
Perengkahan ( cracking )
Fraksi minyak bumi yang paling banyak kegunaannya adalah bensin, karena itu fraksi-fraksi minya
bumi dengan jumlah atom C besar dipecahkan untuk membentuk bensin. Frkasi-fraksi ini adalah
minyak tanah dan solar. Metode pemecahan fraksi-fraksi minyak bumi di sebut proses perengkahan
( cracking ). Pada proses ini berlangsung reaksi pyrolisis, istilah pyrolisis ini berasal dari bahasa
Yunani. Pyr yang artinya api, sedangkan lysis artinya perangkahan atau pemecahan. Jadi pyrolisis
adalah permecahan oleh panas. Pyrolisis alkana di kenal dengan proses cracking. Dalam proses
cracking termal alkana di lewatkan pada ruang yang dipanaskan pada suhu tinggi, akan terjadi
alkana rantai pendek, alkena, dan hidrogen. Proses ini paling b anya mengha silkan etilena dan
molekul-molekul yang lainnya. Prosescrackin g uap sebagai modifikasi cracking termal dilakukan
dengan mencampur hidrokarbo dengan uap dan dipanaskan pada 700-900 derajat celcius kemudian
cepat-cepat didinginkan. Proses ini berfungsi menghasilkan pereaksi hidrokarbon yang meliputi
etilena, propilerna, butadiene, isopropena, dan siklopentadiena. Untu memproduksi bensin di
gunakan proses cracking katalitik. Pada proses ini fraksi minyak bumi dengan titik didih tinggi di
campur kan dengan silica alumina pada 450-550 derajat celcius dengan tekanan tinggi. Proses ini
juga dapat memperbaiki k ualitas bensin. Karena menghasilkan alkana dan alkena yang rantainaya
bercabang banyak sehingga merupakan bahan bakar yang mempunyai angaka oktan tinggi.
3. Refoming
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik ( rantai karbon
lurus ) menjadi bensin yang bermutu baik ( rantai karbon bercabang ). Karena kedua jenis bensin in I
memiliki molekul yang sama teapi bentuk struktur berbeda, maka proses ini di sebut juga isomerisasi.
Reforming di lakukan dengan menggunakan katalitas dan pemanasan.
4.Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi besar, misalnya
penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin kualitas tinggi,
yakni isooktana.
5. Proses Pembersihan ( Treating )
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya.
Cara-cara proses treating adalah:
a). copper sweetening dam doctor, yakni proses menghilangkan pengotor yang dapat menimbulkan
bau yang tidak sedap.
b). Acidtreatment, yakni proses menghilangkan lumpur dan memperbaiki warna.
c). Desulfurrizing ( desulfurisasi ), yakni proses menghilangkan unsur belerang.
http://syahrulrahmadani.blogspot.com/2011/07/fraksi-minyak-bumi-dan-tehnikpemisahan.html