Anda di halaman 1dari 10

Salsabila Meilinda Sari

102316042
Teknik Kimia II
Review Industri Petrokimia di Indonesia
1. PT Indorama Ventures
 Bahan Baku : Condensate atau nafta
 Product Slates

Building Blocks : Paraxylene (PX) yang digunakan sebagai bahan pembuatan dari
manufaktur Purified Therepthalic Acid (PTA)

Intermediate : Purified Therepthalic Acid (PTA)

 Produk & Kapasitas : PTA untuk PET, Polyester Fiber, Polyester Film. Kapasitas
produksinya 500,000 tons per annum (as of December 2017)
 Teknologi Cracker :-
 Proses dan Teknologi

Lisensor : Lurgi AG

Proses : Proses pembuatan PTA meliputi dua proses utama, yaitu proses
oksidasi dan proses purifikasi.

1. Proses Oksidasi
Plant oksidasi merupakan plant yang bertugas menghasilkan Crude Therepthalic Acid
(CTA) dengan mereaksikan paraxylene sebagai bahan baku utama dengan oksigen yang
diperoleh dari udara bebas, reaksi yang terjadi sebagai berikut:
a. Paraxylene + O2 -> 4-methylbenzaldehyde (MBA) + H2O
b. 4-MBA + O2 -> Paratoluic Acid
c. pTA + O2 -> 4-carboxybenzaldehyde (4-CBA) + H2O
d. (4-CBA) + H2O -> Terepthalic Acid
Adapun reaksi totalnya adalah sebagai berikut:

CMB
CH3-- --CH3 + O2 → COOH-- --COOH + H2O

Paraxylene PTA

Untuk mejalankan tugas di atas plant oksidasi dibagi menjadi tiga seksi utama, yaitu:
a. Seksi Reaksi
b. Seksi Product Recovery
c. Seksi Solvent Recovery
2. Proses Purifikasi
Plant purifikasi bertujuan untuk memurnikan kembali Terepthalic Acid yang didapatkan
dari plant oksidasi, karena Terepthalic Acid yang dihasilkan pada plant oksidasi memiliki
kemurnian 99.7% dan belum memenuhi syarat untuk memproduksi polyester. Pada plant
purifikasi impurities dihilangkan dengan mereaksikannya dengan hidrogen pada suhu dan
tekanan yang sangat tinggi.
 Market : Indorama menjual produknya ke pasaran utama di Amerika Utara, dan
Eropa serta pasar berkembang yang ada di Amerika Selatan, Asia, Australia, dan Timur
Tengah.
Sumber: https://www.scribd.com/doc/310142350/Profile-PT-Indo-Rama-SYNTHETICS-Tbk-
pdf
https://www.slideshare.net/CitraAdelina1/laporan-kerja-praktik-pt-indorama-
petrochemicals
https://www.indoramaventures.com/en/our-products/feedstock
2. PT Mitsubishi Chemical Indonesia
 Bahan Baku :-
 Product Slates
Building Blocks : Paraxylene yang diperoleh dari PT Chevron Chemical
Company Ltd, serta oksigen sebagai oksidator dan hidrogen sebagai reduktor yang
diperoleh dari PT Air Liquide Indonesia (ALINDO).
Intermediate : Purified Terephthalic Acid (PTA)
Produk & Kapasitas : PTA dengan kapasitas produksi 700.000 ton/tahun
 Teknologi Cracker :-
 Proses dan Teknologi
Licensor : Lurgi AG
Proses : Konsep produksi dari PTA terbagi menjadi dua tahapan utama, yaitu
pembuatan Crude Terephthalic Acid (CTA) dan Purified Terephthalic Acid (PTA).
Proses pembuatan CTA dilakukan melalui reaksi oksidasi paraxylene, kemudian
dilakukan proses purifikasi CTA menjadi PTA dengan melalui reaksi hidrogenasi.
1. Proses pembuatan CTA meliputi proses pencampuran bahan baku dengan
bahan pendukung, oksidasi paraxylene, kristalisasi, pemidahan kristal
menggunakan rotary vacuum filter, dan pengeringan CTA.
2. Proses pembuatan PTA meliputi proses pelarutan CTA dalam air, pemanasan
umpan, reduksi 4-carboxybenzaldehyde (4-CBA), kristalisasi, pengeringan
dan packing.

 Market (ekspor) : Produk dipasarkan untuk dalam dan luar negeri, dengan 90%
export oriented. Ekspor dilakukan ke beberapa negara seperti India dan China.

3. PT Asahimas Chemical
 Bahan Baku : Etilen sebagai bahan baku utama PT ASC diperoleh dari PT
Chandra Asri yang berlokasi tepat di depan PT ASC
 Product Slates
Building Blocks : Ethylene dichloride (EDC)
Intermediate : Vinyl chloride monomer (VCM)
 Produk & Kapasitas : Polyvynyl Chloride (PVC) dengan jumlah resin yang
dihasilkan setiap harinya berjumlah 60 hingga 720 ton

 Teknologi Cracker : Perengkahan termal (pirolisis)


 Proses dan Teknologi
Licensor :
Proses : Proses pembuatan PVC terdiri dari beberapa proses, yaitu
proses klor alkali, EDC/VCM, dan proses PVC.
1. Proses Klor Alkali
Proses Chlor Alkali ASC memanfaatkan teknologi membran pertukaran kation,
yang merupakan teknologi alkali klor yang paling canggih, sangat efisien dan
paling ramah lingkungan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi
memenuhi berbagai aplikasi yang menuntut. Proses klor alkali melibatkan
elektrolisis natrium klorida berair (larutan NaCl atau air garam) dalam sel membran
yang menghasilkan klor (Cl2) dan produk sampingannya soda api (natrium
hidroksida, NaOH) dan gas hidrogen (H2).

2. Proses EDC/VCM
Ethylene saat ini merupakan bahan baku utama untuk produksi vinil klorida.
Produksi vinil klorida yang dipraktekkan secara komersial melibatkan kombinasi
seimbang dari proses Klorinasi Langsung (DC) dan Oxy-Klorinasi (OC). Dalam
proses Klorinasi Langsung, etilena pertama kali diklorinasi untuk menghasilkan
etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2 = CH2 + Cl2 → CH2Cl-CH2Cl (1)
Etilena diklorida selanjutnya mengalami proses perengkahan termal (pirolisis)
untuk menghasilkan vinil klorida (CH2 = CHCl) dan hidrogen klorida (HCl).
CH2Cl-CH2Cl → CH2 = CHCl + HCl (2)
Dalam proses Klorinasi Oxy, etilen, asam klorida (HCl) dari Reaksi (2) dan
oksigen (O2) direaksikan untuk membentuk etilen diklorida (CH2Cl-CH2Cl).
CH2 = CH2 + Cl2 + ½ O2 → CH2Cl-CH2Cl + H2O (3)
Menambahkan Reaksi (1), (2) dan (3) memberikan reaksi keseluruhan untuk
proses yang seimbang:
2 CH2 = CH2 + Cl2 + ½ O2 → 2 CH2 = CHCl + H2O (4)

3. Proses PVC
Mayoritas produksi resin PVC saat ini menggunakan metode suspensi polimerisasi.
Dalam polimerisasi suspensi khas, sejumlah air demineral yang diketahui
dimasukkan ke dalam bejana bertekanan dan bahan polimerisasi lainnya seperti
inisiator, bufer dan koloid pelindung ditambahkan. Kapal kemudian disegel dan
dievakuasi dan vinil klorida (VCM) dimasukkan ke dalam kapal. Tindakan koloid
protektif dan agitasi pada campuran reaksi mendorong pembentukan mikro-tetesan
VCM dalam air. Bejana dipanaskan hingga suhu polimerisasi, mengaktifkan
inisiator yang memulai reaksi polimerisasi. Setelah polimerisasi dimulai secara
efektif, panas dikembangkan. Panas ini dihilangkan dengan air pendingin di jaket
kapal. Reaksi polimerisasi biasanya berjalan hingga konversi VCM ke PVC lebih
dari 75%, ketika tidak ada lagi fase VCM yang bebas. Pada akhir reaksi
polimerisasi, bubur PVC (partikel resin PVC dalam air) dikeluarkan dari bejana
reaksi dan VCM yang tidak bereaksi dilucuti dari bubur PVC dalam kolom
pengupasan yang sangat efektif. Bubur kemudian disentrifugasi untuk memisahkan
sebagian besar air, menghasilkan resin PVC yang masih mengandung sedikit air,
yang kemudian dimasukkan ke dalam pengering untuk memberikan resin PVC
kering yang siap dikirim ke pelanggan.

 Market (ekspor) : Produk dipasarkan untuk dalam dan luar negeri. Beberapa
negara yang dieskpor oleh PT Asahimas Chemical antara lain, Mesir, Turki, Pakistan,
India, UAE, Srilandia, China, Singapura. Sedangkan untuk di Indonesia, yaitu
Jakarta, Tanger, dan Ujung Kulon.
https://vdokumen.com/pt-asahimas-chemical.html
https://www.asc.co.id/index.php/en/product-main/export-coverage
4. PT Mitsubishi Chemical Indonesia
 Bahan Baku : Paraxylene yang diperoleh dari PT Chevron Chemical
Company Ltd, serta oksigen sebagai oksidator dan hidrogen sebagai reduktor yang
diperoleh dari PT Air Liquide Indonesia (ALINDO).
 Product Slates
Building Blocks : Paraxylene
Intermediate : Purified Terephthalic Acid (PTA)
Produk & Kapasitas : PTA dengan kapasitas produksi 700.000 ton/tahun
 Teknologi Cracker :-
 Proses dan Teknologi
Licensor : Lurgi AG
Proses : Konsep produksi dari PTA terbagi menjadi dua tahapan utama, yaitu
pembuatan Crude Terephthalic Acid (CTA) dan Purified Terephthalic Acid (PTA).
Proses pembuatan CTA dilakukan melalui reaksi oksidasi paraxylene, kemudian
dilakukan proses purifikasi CTA menjadi PTA dengan melalui reaksi hidrogenasi.
1. Proses pembuatan CTA meliputi proses pencampuran bahan baku dengan
bahan pendukung, oksidasi paraxylene, kristalisasi, pemidahan kristal
menggunakan rotary vacuum filter, dan pengeringan CTA.
2. Proses pembuatan PTA meliputi proses pelarutan CTA dalam air, pemanasan
umpan, reduksi 4-carboxybenzaldehyde (4-CBA), kristalisasi, pengeringan
dan packing.

 Market (ekspor) : Produk dipasarkan untuk dalam dan luar negeri, dengan 90%
export oriented. Ekspor dilakukan ke beberapa negara seperti India dan China.

5. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (CAP)


 Bahan Baku : Bahan baku yang digunakan adalah nafta, LPG dan
kondensat. Ketiganya diproses menjadi produk olefins (ethylene, propylene, py-gas,
dan mixed C4) dengan memasoknya ke dalam naphtha cracker. Nafta sebagai bahan
baku utama memiliki kapasitas 2.450 KTPA. Produk olefins kemudian diproses
menjadi produk polyolefins (polyethylene dan polypropylene), monomer stirena,
butadiene, raffinate-1, dan karet sintesis generasi baru.
 Product Slates

Building Blocks :

Bahan Baku Building Blocks Kapasitas (KTPA)


Ethylene 860
Propylene 470
Naphta
Py-Gas 400
Mixed C4 315

Intermediate :
Bahan Baku Intermediate Kapasitas (KTPA)
Polyethylene 336
Ethylene
Styrene Monomer 340
Propylene Polypropylene 480
Mixed C4 Butadiene 100

Produk & Kapasitas : PT. Chandra Asri Petrochemical, Tbk memiliki tiga plant
utama yaitu ethylene plant, polyethylene,dan polypropylene plant.

a. Ethyelene Plant
Pada plant ini memproduksi etilen, propilen, py-gas, dan mixed C4 dengan
masing-masing kapasitas produksi 860.000 ton/tahun, 470.000 ton/tahun,
400.000 ton/tahun, dan 315.000 ton/tahun.

b. Polyethylene Plant
Terdapat dua macam polyethylene plant yaitu memproduksi Linear-low
Density Polyethylene (LLDPE) dan High Densiry Polyethylene (HDPE)
dengan total kapasitas produksi sebesar 336.000 ton/tahun. Plant pertama
memiliki kapasitas produksi 200.000 ton/tahun. Sedangkan plant kedua
memiliki kapasitas 136.000 ton/tahun.

c. Polypropylene Plant
Plant ini memproduksi polypropylene resin seperti homopolymer, random
copolymer, dan impact (block) copolymer. Kapasitas produksi pada plant ini
adalah 480.000 ton/tahun.

Kegunaan
Produk Jenis
Ethylene - Bahan baku polyethylene
Propylene - Resin, serat, bahan baku
Olefins Py-gas polypropylene
Mixed C4 - Campuran bensin
- Berbagai macam industri
Polyethylene
- Kantong plastik
- Box container plastik
Polyolefins - Botol plastic
- Kemasan Mainan
Polypropylene
- Suku cadang kendaraan
- Gelas minum plastik
Styrene monomer - Tempat makanan (plastic)
- Interior mobil
- Ban
Butadiena - Karet sintetis
- Sarung tangan karet

 Teknologi Cracker : CAP merupakan perusahaan petrokimia terbesar dan


terintegrasi di Indonesia. CAP telah mengoperasikan satu-satunya Naphtha Cracker
berukuran skala dunia di Indonesia. Selain itu CAP juga menggunakan Ethylene
Cracker yang dilisensi oleh Lummus dan KBR Technology. Lummus melakukan
pengerjaan detailed engineering menggunakan Lummus’ Short Residence Time (SRT*)
VII Cracking Heaters.
 Proses dan Teknologi
Beberapa proses dan teknologi yang digunakan oleh CAP adalah sebagai berikut :
1. Pada Ethylene Plant, mafta merupakan salah satu bahan baku yang digunakan
untuk naphtha cracker, selain itu juga dapat menggunakan LPG dan kondensat
sebagai bahan baku alternative dalam memproduksi ethylene, propylene, py-
gas dan miced C4. Licensor : Lummus dan KBR Technology.
2. Pada proses ethylene menjadi polyethylene menggunakan reaksi polimerisasi.
Terdapat dua macam polyethylene plant yaitu memproduksi Linear-low
Density Polyethylene (LLDPE) dan High Densiry Polyethylene (HDPE). Plant
pertama dilisensi oleh Univation Technologies, sedangkan pada plant kedua
dilisensi oleh Showa Denko KK (teknologi revolusioner Jepang yang dikenal
dengan Bimodal High Density Polyethylene).
3. Proses propylene menjadi polypropylene dilakukan pada polypropylene plant.
Plant ini dilisensi oleh Union Carbide Chemical and Plastic Company Inc.
(UNIPOL) dari USA.
4. Selain itu juga terdapat Styrene monomer plant untuk mengkonversi ethylene
menjadi Styrene Monomer dan Butadiene Plant untuk mengkonversi mixed C4
menjadi butadiena and Raff-1. Dilisensi oleh ABB Lummus dari USA.

 Market (ekspor) : Produk-produk CPA dijual sebagai bahan baku untuk


produksi beragam produk konsumen dan industri. Produk-produk ini dijual baik di pasar
domestik maupun ke luar negeri. CPA merupakan satu-satunya produsen domestik yang
menghasilkan Ethylene, Styrene Monomer dan Butadiene; satu di antara dua produsen
domestik pembuat Polyethylene; dan, satu di antara tiga produsen domestik pembuat
Polypropylene di Indonesia. CPA memiliki pangsa pasar sekitar 50% untuk pasar domestik
ethylene, dan sekitar 30% untuk masing-masing Polyethylene dan Polypropylene. Produk
ethylene diekspor ke Honam-Titan-Peni, Asahimas, Sulfindo Adi Usaha, Polychem, and
Showa Esterindo menggunakan sistem piping. Produk butadiene diekspor ke Synthetic
Rubber Indonesia dan Pygas dengan 60% BTX diekspor ke Pertamina sebagai octane
booster dan naik sebagai bahan baku untuk Aromatic Plant.

Anda mungkin juga menyukai