Fig 2.
Satuan : harga spesifik dari dimensi yang ditentukan oleh hukum, konvensi, kebiasaan
Satuan ada 3 komponen :
1. Satuan dasar/pokok
Satuan dari dimensi dasar
Satuan Dasar
Variabel
Dimensi
Satuan
Panjang
L
m, cm, ft
Masa
M
kg, g, lb
Mole
mol
mol, lbmol
Waktu
detik
s
0
0
Suhu
K
K
Arus listrik
Ampere
A
Intensitas cahaya
Candela
Cd
2. Satuan Pengali : kelipatan atau fraksi dari satuan dasar
Awalan satuan pengali
Yotta (Y) = 1024
Zetta (Z) = 1021
Exa (E) = 1018
Peta (P) = 1015
Tera (T) = 1012
Giga (G) = 109
Mega (M) = 106
Deci (d) = 10-1
Centi = 10-2
Mili (m) = 10-3
Mikro () = 10-6
Nano (n) = 10-9
Pico (p) = 10-12
Femto (f) = 10-15
Atto (a) = 10-18
Zepto (z) = 10-21
Yocto (y) = 10-24
3. Satuan Turunan : Satuan yang digunakan untuk menyatakan dimensi turunan merupakan gabungan satuan
dasar.
Satuan Turunan
Variabel
Dimensi
3
Volume
Gaya
L
MLt-2
Tekanan
ML-1t-2
Energi, kerja
ML2t-2
Daya
ML2t-3
Satuan
0,001 m3, 1000 cm3
1 kg.m/s2 (N)
1 g.cm/s2 (dyne)
1 kg/m.s2,
1 N/m2 (Pa)
1 kg.m2/s2, 1 N.m (J)
1 g.cm2/s2,
1 dyne.cm (erg)
1 kg.m2/s3,
1 J/s (w)
M = y1 M1 + y2 M2 + . . . . + yn Mn = yi Mi
1.
1
x1
x2
xn
xi
= + + . . . . + =
M
M1
M2
Mn
Mi
d. Konsentrasi
Konsentrasi masa komponen dalam campuran adalah masa komponen per satuan volume campuran (kg/m 3,
lbm/ft3)
Konsentrasi molar komponen adalah jumlah mol komponen per satuan volume campuran (kmol/m 3,
lbmol/ft3)
Molaritas larutan adalah harga konsentrasi molar solute dinyatakan dalam mol/L larutan
Dasar Neraca Masa
Klasifikasi Proses
Proses kimia dapat diklasifikasikan menjadi : batch, kontinyu dan semi batch
(1)
(2)
(3)
2.
Proses batch
Umpan dimasukkan kedalam sistem pada awal proses dan produk dikeluarkan setelah proses selesai. Tidak
ada masa melewati batas sistem selama waktu antara umpan dimasukkan dan produk dikeluarkan.
Proses kontinyu
Input dan output mengalir secara terus menerus melalui unit proses selama proses berlangsung.
Proses Semi batch
Ada umpan yang dimasukkan secara batch tetapi ada umpan lain yang dimasukkan secara kontinyu,
produk diambil secara kontinyu.
Neraca Masa
Persamaan umum neraca masa
Neraca atau inventori masa suatu bahan pada sistem (proses tunggal, beberapa proses, atau keseluruhan
proses) dapat ditulis:
Input
+
Produksi
- Output
Konsumsi
= Akumulasi
(masuk ke
(dihasilkan di
(Keluar dari
(Digunakan di
(Terkumpul di
Sistem)
dalam sistem)
sistem)
dalam sistem)
dalam sistem)
Persaman umum tersebut dapat digunakan untuk setiap bahan yang masuk atau keluar dari setiap sistem
proses, dapat digunakan untuk neraca masa total, neraca masa komponen, neraca masa molekuler atau neraca
masa atom
Ada 2 tipe neraca masa
1. Neraca masa diferensial : neraca masa yang menunjukkan apa yang terjadi pada sistem setiap saat. Pada
masing-masing suku pada persamaan neraca masa diatas dinyatakan dengan laju (laju input, laju produksi
dsbnya)
2. Neraca masa integral : neraca yang menggambarkan apa yang terjadi pada sistem antara 2 waktu. Pada
masing-masing suku persamaan neraca masa dinyatakan dengan jumlah masa.
2.
3.
B
xi-bB
xi-pB = 1 xi-bB xpB
xpB
Neraca masa
propana : 0,2 N = D xprD
i-butana : 0,3 N = 0,4 D + xi-b B
i-pentana : 0,2 N = D (1 0,4 xprD) + B (1 xi-b xp)
pentana : 0,3 N = B xpB
total
: N = D + B 1000 = D + B
recovery fraksional: 80% i-pentana diperoleh pada distilat
0,8 dari i-pentana pada umpan = i-pentana pada distilat
0,8 (0,2 N) = D (1 0,4 xprD)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
0,2 (1000) = D xprD 200 = D xprD
(2)
0,16 (1000) = D (0,6 - xprD) 160 = 0,6 D - D xprD
Dari ke-2 persamaan dapat diperoleh D = 600 mol/j dan
xprD = 0,333
B = 1000 600 = 400 mol/j
Dari persamaan (4)
0,3 (1000) = 400 (xpB) xpB = 0,75
dari persamaan (2)
0,3 (1000) = 0,4 D + xi-b B 300 = 0,4 (600) + xi-b 400
xi-b = 0,15
Hasil
Hubungan komposisi
Hubungan komposisi merupakan tipe yang paling umum dari spesifikasi proses yang dapat dinyatakan sbg
kesebandingan sederhana antara komposisi spesies dari aliran yang berbeda
xji = K xjk
Pada proses pemisahan padatan dan larutan dari slurry dengan cara pengendapan ataupun sentrifuge bila
tidak ada adsorpsi kimia maka komposisi larutan jernih sama dengan komposisi larutan yang tertinggal pada
padatan
w 1j
2
=w j
1w padatan
superskrip 1 = endapan, superskrip 2 = larutan jernih
Contoh
Pada produksi aluminium dari biji bauksit alumina harus dipisahkan dari impuritasnya.
Pada proses
Bayer dilakukan dg mereaksikan bauksit dengan NaOH encer untuk menghasilkan NaAlO 2. NaAlO2 larut
dalam air sedangkan mineral impuritas tidak, maka pemisahan dilakukan dengan pengendapan. Diperoleh
larutan jernih yg merupakan campuran NaAlO 2 dan NaOH sisa.
Untuk mengambil NaAlO 2 yang ikut pada
endapan padatan endapan dicuci.
Bila umpan slurry terdiri 10% masa padatan, 11% masa NaOH, 16% masa NaAlO 2 dan sisanya air dicuci
dengan air yang mengandung NaOH 2% masa menghasilkan larutan jernih yang mengandung 95% masa air dan
endapan yang mengandung padatan 20% masa.
Berapa banyak NaAlO2 dapat diperoleh kembali pada larutan jernih bila slurry diumpankan pada laju alir
1000 kg/j.
Penyelesaian
F1
xNaOH1 = 0,02
F2
F4
xNaOH2 = 0,11
xNaAlO22 = 0,16
xNaOH4
xH2O4 = 0,95
xpadatan2 = 0,10
xNaAlO24
F3
xNaOH3
xNaAlO23
xpadatan3 = 0,2
Neraca masa
Total: F1 + F2 = F3 + F4
Padatan : 0,1 F2 = 0,2 F3
Air : 0,63 F2 + 0,98 F1 = ( 0,8 xNaOH3 - xNaAlO23) F3 + 0,95 F4
NaOH : 0,11 F2 + 0,02 F1 = xNaOH3 F3 + xNaOH4 F4
NaAlO2 : 0,16 F2 = xNaAlO23 F3 + (0,05 xNaOH4) F4
Hubungan komposisi
X NaOH 3
=X NaOH kg NaOH / kg padatan bebas larutan
10,2
X NaAlO 2 3
=X NaAlO 2 4=0,05X NaOH 4
10,2
xNaAlO23 = 0,8 (0,05 - xNaOH4) = 0,04 - 0,8 xNaOH4
X NaOH 3 X NaAlO 2 3
+
=0,05
10,2
10,2
Ekstrak F3
Pelarut F2
SO2 cair
Umpan F1
B = 0,7
NB = 0,3
Rafinat F4
0,167 SO2
0,833 B
F3 X 3 B
X
=0,25 3 B =0,25
F 3 X 3 NB
X 3 NB
Neraca masa
Total
:
Benzena
:
Non-benzena :
SO2 cair
:
F 3 + F4 = F2 + F1
F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1
F3 x3NB = 0,3 F1
F3 (1 x3B - x3NB) + 0,167 F4 = F2
F3 X 3 B
=0,25
F 3 X 3 NB
F3 x3B = 75
Neraca masa benzena
F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1 75 + 0,833 F4 = 0,7 (1000)
F4 = 750 kg/j
F3 = F1 + F2 - F4 = 1000 + 3000 - 750 = 3250 kg/j
x3B = 75/3250 = 0,0231; x3NB = 4 x3B = 0,09231
Benzena yang direcovery
C
Umpan
E
D
Produk
2.
3.
1000 kg
A = 0,50
W = 0,50
750 kg M
Ekstraktor 1
431 kg
Ekstraktor
2
E1
0,053 A
0,016 M
0,931 W
E2
A 0,275
M xM1
A 0,09
W (1-0,275-xM1)
W 0,03
M 0,88
480 kg
0,97 A
0,02 M
0,01 W
E kg
ECM
ECA
ECW
Distilasi
B kg
BA
BM
BW
Penyelesaian
Neraca masa pada sistem E1- E2
M : 1000 + 750 = ECM + 0,016 (431) ECM = 1743 kg
A : 0,50 (1000) = ECA + 0,053 (431) ECA = 477 kg
W : 0,50 (1000) = ECW + 0,931 (431) ECW = 98,7 kg
Neraca masa pada titik pencampuran
Total : E1 + E2 = 1743 + 477 + 98,7 = 2320
A
: 0,275 E1 + 0,090 E2 = 477
Dari ke-2 persamaan E1 = 1450 kg dan E2 = 870 kg
M : xM1 (1450) + 0,88 (870) = 1743 xM1 = 0,674
Neraca masa pada E1
M : 1000 = 0,674 (1450) + R1M R1M = 22,7 kg
A : 500 = 0,275 (1450) + R1A R1A = 101 kg
W : 500 = (0,725 0,674) 1450 + R1W R1W = 426 kg
Neraca masa disekitar distilasi
Unit Proses
Titik
Pencampuran
Titik
percabangan
Sebagai sistem unit-banyak maka neraca masa dapat disusun pada masing-masing individu unit maupun
pada keseluruhan unit. Unit titik percabangan merupakan unit yang memerlukan perhatian khusus.
Pada unit ini arus dibagi 2 atau lebih berbasis laju alir sehingga komposisi arus pada semua cabang sama
dengan komposisi aliran input. Kenyataan tersebut yang disebut batasan percabangan.
Bila arus yang akan dipecah menjadi 2 percabangan mempunyai S spesies dan jumlah masing-masing
komposisi yang dinyatakan dalam fraksi = 1 maka akan diperoleh S 1 persamaan yang independen.
Untuk pemecahan arus menjadi N percabangan maka persa- maan independen yang dapat disusun (N 1) (S
1).
Contoh
D = 700 mol/j
Aceton 0,10
40% Acetat 0,88
Acetat anhidrat xAca3
F2
Aceton xA2
Acetat xAc2
Acetat anhidrat xAca2 60%
F4
Aceton xA4
Acetat xAC4
F1
Aceton 0,070
Acetat 0,619
Acetat anhidrat 0,311
F5
Acetat xAc5
Acetat anhidrat xAca5
Neraca masa pada titik percabangan
Total
: F2 = 700 + F4
Aceton : xA2 F2 = 0,1 (700) + xA4 F4
Acetat : xAc2 F2 = 0,88 (700) + xAc4 F4
Distilat 40% dari F2 D = 0,4 F2
F2 = 700/0,4 = 1750 mol/j
Batasan percabangan
xA4 = xA3 = 0,10
xAc4 = xAc3 = 0,88
F4 + D = F2 F4 + 700 = 1750 F4 = 1050 mol/j
Neraca masa pada unit proses
Aceton : 0,07 F1 + 0,1 F4 = 0,1 F2
0,07 F1 + 0,1 (1050) = 0,1 (1750) F1 = 1000 mol/j
Total
: F 1 + F4 = F2 + F5
1000 + 1050 = 1750 + F5 F5 = 300 mol/j
Acetat : 0,619 F1 + 0,88 F4 = 0,88 F2 + xAc5 F5
0,619 (1000) + 0,88 (1050) = 0,88 (1750) + xAc5 (300)
xAc5 = 0,01
Sistem pemurnian dengan arus balik digunakan untuk memperoleh kembali pelarut Di Methyl Formamida
(DMF) dari gas buang yang mengandung 55% mol DMF. Gas keluar diharapkan hanya mengandung 10% mol
DMF. Hitunglah laju alir arus balik bila diperkirakan unit pemurnian dapat menghilangkan 80% DMF dari
umpan.
Sistem 1
R
XDMFR
Sistem
MF
xDMFMF
Pemurnian
FF
xDMF1 = 0,55
xUd1 = 0,45
xUd2
O
xDMF2 = 0,10
= 0,90
DMF
Basis : 1000 mol/j umpan
DMF = 0,55 (1000) = 550 mol/j
Udara = 0,45 (1000) = 450 mol/j
Komponen kunci yang dipilih udara karena tidak berubah selama proses sehingga pada output laju alir udara
tetap 450 mol/j.
Neraca masa DMF pada sistem 1
DMF : 0,55 ( FF ) = DMF + (0,1/0,9) 450
DMF = 500 mol/j
Spesifikasi proses unit pemurnian : DMF yang diserap pada unit pemurnian 80%
0,8 ( xDMFMF ) ( MF ) = 500 mol/j
xDMFMF ( MF ) = 500/0,8 = 625 mol/j
Unit Proses
Titik
Percabangan
Titik
pencampuran
Contoh
Sari jeruk segar mempunyai komposisi 12% masa padatan terlarut, gula, dan air. Untuk menurunkan
biaya transportasi dari pabrik ke daerah pemasaran sari jeruk ini dipekatkan dan didaerah tujuan direkonstitusi
menjadi sari jeruk dengan menambah air.
Pemekatan dilakukan pada evaporator dengan waktu tinggal
pendek untuk mencegah hilangnya aroma dan rasa yang sensitif terhadap panas dan mudah menguap. Karena
beberapa komponen tetap hilang selama proses maka untuk meningkatkan rasa dan aroma sari jeruk pekat
ditambahkan sari jeruk segar dengan aliran pintas.
Bila aliran pintas 10% dari umpan dan output dari
evaporator mengandung 80% padatan terlarut. Hitunglah air yang harus diuapkan dan komposisi produk akhir
bila umpan sari jeruk segar 10.000 kg/j.
Air
F4
Unit Proses
F1
xp1
F2
xp2
F5
xp5
F3
xp3
Neraca pada titik percabangan
Total
: 10.000 = F2 + F3
Padatan : 0,12 (10.000) = xp2 F2 + xp3 F3
Batasan titik percabangan : xp2 = xp3
Aliran pintas : F3 = 0,1 F1
F6
xp6
Sistem Pemurnian
SF
FF
xCO21 = 0,15
xCH41 = 0,7859
xH2S1 = 0,05
xCOS1 = 0,0141
O
xH2S2 = 0,01
xCOS2 = 0,003
H 2S
COS
Basis : 1000 mol/j umpan baru (FF)
Gas masuk sistem pemurnian = 820 mol/j
Arus pintas = 1000 820 = 160 mol/j
Komposisi umpan baru (FF)
CH4 = 0,7859 (1000) = 785,9 mol/j
CO2 = 0,15 (1000) = 150,0 mol/j
H2S = 0,05 (1000) = 50,0 mol/j
COS = 0,0141 (1000) = 14,1 mol/j
Umpan ke sistem pemurnian gas
CH4 = 0,7859 (820) = 644,4 mol/j
Rs =
F s outputF s input
Ms
Contoh
Reaksi stoikiometri sintesa NH3 : N2 + 3 H2 2 NH3
RNH 3 2
=
R N 2 1
RH 2 3
=
RN 2 1
R NH 3 2
=
R H 2 3
nn s
100
ns
f=
f=
Contoh
Bila ada 100 mol reaktan pada umpan, 90 mol bereaksi maka
nC3H6
nNH3
nN2
nC3H3N
nH2O
C3H3N
+ 3 H2O
Kondisi sebenarnya
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 C3H3N
10 mol 12 mol 16,4 mol
+ 3 H2O
Yield=
2.
Selektivitas
Selektivitas=
Konsep derajad reaksi dapat diperluas untuk reaksi banyak hanya masing-masing reaksi independen
mempunyai derajad reaksi.
ni = ni0 + ij j
ij = ij bila Ai produk pada reaksi j
= - ij bila Ai reaktan pada reaksi j
= 0
bila Ai inert
Contoh
1
1. C2H4 + 0,5 O2 C2H4O
2
2. C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
(C2H4)output = (C2H4)0 - 1 - 2
(O2)output = (O2)0 - 0,5 1 - 3 2
(C2H4O)output = (C2H4O)0 + 1
(CO2)output = (CO2)0 + 2 1
(H2O)output = (H2O)0 + 2 1
Contoh
Reaksi
C2H6 C2H4 + H2
C2H6 + H2 2 CH4
terjadi pada reaktor kontinyu pada kondisi steady-state. Umpan mengandung 85% mol C 2H6 dan sisanya inert.
Fraksi konversi C2H6 0,57 sedangkan yield 0,47. Hitunglah komposisi molar output. Basis : 100 mol umpan
100 mol
C2H6 = 0,85
I = 0,15
Reaktor
n1 C2H6
n2 C2H4
n3 H2
n4 CH4
n5 I
Konversitotal=
Konversi1 x alir =
Contoh
Reaksi kimia A B
75 mol A
100 mol A
25 mol A
75 molPemisahan
B
Reaktor
75 mol B
produk
25 mol A
Konversitotal=
Konversi1 x alir =
FF
100 mol C3H8
R
100 + R1 mol
C3H8
R2 mol C3H6
S
P1 mol
C3H8
P2 mol C3H6
P3 mol H2
R1 mol C3H8
R2 mol C3H6
Q1 mol
C3H8
Q2 mol
C3H6
Q3mol H2
Konversitotal=
100Q 1
=0,95
100
Komposisi produk
C3H8 = 5 mol 2,6% mol
C3H6 = 95 mol 48,7% mol
H2
= 95 mol 48,7% mol
Total = 195 mol
Fraksi recovery
Q1 = 0,00555 P1 P1 = 5/0,00555 = 900 mol C3H8
R2 = 0,05 Q2 R2 = 0,05 ( 95 ) = 4,75 mol C3H8
Neraca masa pada unit separasi
C3H8 : P1 = Q1 + R1
900 = 5 + R1 R1 = 895 mol C3H8
100+ R
100+ R
(100+ 895 )900
( 1)=
=0,0955(9,55 )
( 100+ 895 )
( 1)P 1
Konversi 1 x alir=
Arus Buang
Masalah yang menyertai proses yang menggunakan arus balik adalah terakumulasinya senyawa-senyawa
yang tidak bereaksi (inert). Senyawa inert yang makin besar akan menurunkan konsentrasi reaktan untuk
jumlah mol total yang sama, sehingga akan menurunkan konversi. Oleh karena itu inert perlu dikurangi lewat
arus buang (purging).
Contoh
Metanol diproduksi lewat reaksi CO2 dengan H2 sbb.:
F1 mol
I = 0,005
CO2+H2 = 0,995
100 mol
F5
x5
3x5
1 4x5
I = 2 mol
CO2 + H2 = 98 mol
S
F2 mol CO2
3 F2 mol H2
F3 mol
F4 mol H2O
I = 2 mol
Konversi1 x alir CO 2=
24,5F 2
=0,6
24,5
mol
mol CO2
mol H=2
mol I
F3 mol
F4 mol
R mol
I : 0,12
0,75 n1 H2
2,25 n1 N2
I : 0,12
100 mol
MF mol
N2 : 0,2475
H2 : 0,7425
I : 0,01
n1 N2
3 n1 H2
n2 I
R
0,75 n1 N2
2,25 n1 H2
n2 I
0,50 n1 NH3
NH3
Neraca masa inert pada sistem overall
0,01 (100) = 0,12 (Pr)
Pr = 8,33 mol
Aturan titik percabangan
Komposisi arus buang sama dengan komposisi arus balik dan komposisi output kondenser yaitu
I = 0,12
N2 = 0,22
H2 = 0,66
Komposisi mol arus buang:
I = 1,0 mol
N2 = (0,22/0,12) 1,0 mol = 1,83 mol
H2 = (0,66/0,12) 1,0 mol = 5,5 mol
Konversi total
f=
Ud 50% berlebih
Q mol O2
3,76 Q mol N2
n1 mol C2H6
n2 mol O2
n3 mol N2
n4 mol CO
n5 mol CO2
n6 mol H2O
Reaksi pembakaran
C2H6 + 7/2 O2 2 CO2 + 3 H2O
C2H6 + 5/2 O2 2 CO + 3 H2O
O2 teoritis = 100 x 7/2 mol = 350 mol
O2 umpan (Q) = 1,5 ( 350) mol = 525 mol
N2 umpan = 3,76 (525) mol = 1974 mol
CO yang terbentuk = 0,25 (0,9) (2) = 45 mol
Neraca masa atom
C
Input = output
C2H6
CO
CO2
2 (100) mol = 2 n1 + 1 n4 + 1 n5
2 atom C pd C2H6
200 = 2 (10) + 45 + n5
n5 = 200 - 20 - 45 = 135 mol C atau 135 mol CO2
H
Input = output
C2H6
H2O
6 (100) mol = 6 n1 + 2 n6
6 atom H pd C2H6
600 = 6 (10) + 2 n6
n6 = 540 mol H atau 270 mol H2O
O
Input = output
O sisa O pd CO O pd CO2 O pd H2O
2 (525) mol = 2 n2 + 1 n4
+
2 n5
+
n6
O pada O2
1050
= 2 n2 + 45 + 2 (135) + 270
n2 = 232 mol O2
Komposisi gas buang
C2H6 = 10 mol = 10/2666 = 0,00375
O2 = 232 mol = 232/2666 = 0,087
N2 = 1974 mol = 1974/2666 = 0,7404
CO = 45 mol = 45/2666 = 0,0169
CO2 = 135 mol = 135/2666 = 0,0506
H2O = 270 mol = 270/2666 = 0,1013
Total = 2666 mol
Komposisi basis basah
C2H6 = 10 mol = 10/2396 = 0,00417
O2 = 232 mol = 232/2396 = 0,097
N2 = 1974 mol = 1974/2396 = 0,824
CO = 45 mol = 45/2396 = 0,019
CO2 = 135 mol = 135/2396 = 0.0563
Total = 2396 mol
Neraca Masa Sistem Kesetimbangan Phase
P
( atm )
Area
Cair
Area
Padat
Kurva
tekanan uap
Area
Uap
Titik tripel
Kurva sublimasi
T ( 0C )
Aturan Fase Gibb
Variabel yang menggambarkan kondisi sistem proses dapat diklasifikasikan menjadi 3 :
1.
Variabel ekstensif yaitu variabel yang tergantung pada ukuran sistem seperti masa, volume, jumlah mol,
energi kinetik, energi potensial, energi internal;
2.
Variabel intensif yaitu variabel yang tidak tergantung pada ukuran sistem seperti suhu, tekanan, densitas;
3.
Variabel spesifik yaitu variabel intensif yang dibentuk dari variabel ekstensif dibagi masa atau mol bahan
seperti variabel volume spesifik (volume/masa), energi kinetik spesifik (energi kitik/masa), entalpi spesifik
(entalpi/masa), fraksi masa, fraksi mol.
Jumlah variabel intensif yang dapat menentukan secara independen pada sistem kesetimbangan disebut derajad
kebebasan
Gibb menyatakan Aturan Fase Gibb sbb.:
F = m - + 2
F = derajad kebebasan,
m = jumlah spesies kimia pada sistem,
= jumlah fase pada sistem,
Bila pada sistem ada reaksi kesetimbangan sejumlah r maka harga m dikurangi dengan r.
Sistem Gas Cair: 1 komponen dapat mengembun
Sistem yang mengandung beberapa komponen tetapi hanya 1 komponen yang dapat mengembun menjadi
cairan banyak dijumpai pada industri seperti: evaporasi, drying, dan humidifikasi, dehumidifikasi, kondensasi.
Bila ada suatu campuran terdiri dari 2 komponen berada dalam kesetimbangan gas-cair maka derajad
kebebasannya:
F = m - + 2 = 2 - 2 + 2 = 2
Ada 3 variabel intensif yang dapat menentukan sistem kese- timbangan yaitu: T, P, y. Dari ke 3 variabel
intensif ada 2 yang dapat dipilih untuk menentukan kondisi kesetimbangan sistem.
Pada kondisi jenuh: pv = yv P = pv(T)
Contoh
Udara pada 1000C dan 5260 mm Hg mengandung 10% vol air
1. Hitunglah titik embun udara dan derajat lewat panas uap air,
2. Hitunglah % uap yang mengembun dan komposisi akhir fase gas bila gas didinginkan samapi 80 0C pada
tekanan tetap,
3. Hitunglah persentase kondensasi dan komposisi akhir fase gas bila gas ditekan secara isotermal sampai
8500 mm Hg.
Penyelesaian
1. pH2O = yH2O P = 0,1 (5260) = 526 mm Hg
pH2O(1000C) = 760 mm Hg > 526 mm Hg Uap lewat panas
pH2O = pH2O (Tdp)
526 mm Hg = pH2O (Tdp) Tdp = 900C
Uap lewat panas 1000C - 900C = 100C
2.
100 mol
H2O = 0,1
Ud kr = 0,9
T = 1000C, P= 5260 mmHg
Q2 mol
H2O = y
Ud kr = (1 - y)
T = 800C, P = 5260 mm Hg
Q1 mol H2O ( c )
Presentase pengembunan=
3,5
100 =35
0,1(100)
H 2 O=
P H 2 O(100 ) 760
=
=7600 mmHg
H 2O
0,1
Tekanan > 7600 mm Hg dapat menyebabkan terjadinya pengembunan. Oleh karena tekanan sistem 8500 maka
sebagian uap air akan mengembun.
100 mol
H2O = 0,1
Ud kr = 0,9
T = 1000C, P = 7200 mm Hg
Q2 mol
H2O = y
Ud kr = (1 y)
T = 1000C, P = 8500 mm Hg
Q1 mol H2O ( c )
Kondisi jenuh pada output
y P = pH2O(T) y = pH2O(1000C)/P = 760/8500
y = 0,0894 mol H2O /mol
Neraca masa
Udara kering : 0,9 (100) = (1 y) Q2
90 = (1 0,0894) Q2 Q2 = 98,8 mol
Total
: 100 = Q1 + Q2 100 = 98,8 + Q1
Q1 = 1,2 mol H2O mengembun
Presentase pengembunan=
1,2
100 =12
0,1(100)
K 1=
1 1 2
=
x1 1x 2
Untuk sistem dengan 2 komponen dan 2 fase ada 2 derajat kebebasan yang harus dipilih misalnya P dam
y1, maka untuk menentukan kesetimbangan pada suhu T dan komposisi lainnya ditentukan sbb.:
y2 dihitung dari persamaan
K 1=
1 1 2
=
x1 1x 2
Batasan fisik : x1 + x2 = 1
1
2
+
=1
K 1(T , P) K 2 (T , P)
z1
1z 2
+
=1
K 1(T , P) K 2 (T , P)
Untuk suhu gelembung bila diperkirakan campuran cairan dengan komposisi x1 = z1 dan x2 = 1 z1 dan
y1 + y2 = 1
y1 = K1(T, P) x1
y2 = K2(T, P) x2
maka
z1 K1(T, P) + (1 z1) K2(T, P) = 1
Prosedur Perhitungan Neraca Panas
1.
Tentukan (bila mungkin) laju alir semua komponen arus dengan neraca masa,
2.
Tentukan entalpi spesifik masing-masing komponen arus,
3.
Susun persamaan neraca energi dan selesaikan variabel yang diinginkan
Contoh
Dua arus air dicampur untuk membentuk umpan boiler.
Umpan arus 1 : 120 kg/menit pada suhu 300C, umpan arus 2 : 175 kg/menit pada suhu 650C. Tekanan boiler: 17
bar absolut. Uap air keluar dari boiler lewat pipa dengan diameter dalam 6 cm. Hitunglah input panas ke
boiler dalam KJ/menit bila uap air pada kondisi jenuh pada tekanan boiler, energi kinetik air input diabaikan.
H2O 120 kg/menit
300C, = 125,7 kJ/kg
H2O 175 kg/menit
650C, = 271,9 kJ/kg
H = ni Hi - ni Hi
out
in
= 295 kg/menit (2793 kJ/kg) { (120 kg/menit) (125,7 kJ/kg) +
(175kg/menit) (271,9 kJ/kg) } = 76.100 kJ/menit
A = r2 = 3,1416 (3,0/100)2 = 2,83 10-3 m2
V uap air = masa x volume spesifik
= 295 kg/menit x 1/60 menit/s x 0,1166 m3/kg
= 0,5732 m3/s
v (m/s) = V/A = 0,5732/2,83 10-3 = 202 m/s
Ek = m v2/2 gC = 295 kg/menit (202)2 m2/2 (1) kgm/Ns2
= 6,02 106 Nm/menit atau J/menit = 6,02 103 kJ/menit
Q + WS = H + Ek + Ep
Q = H + Ek = 7,61 105 + 6,02 103 kJ/menit
= 7,67 105 kJ/menit
Arus gas mengandung 60% masa etana dan 40% masa butana dipanaskan dari 150 0K sampai 2500K pada
tekanan 5 bar. Hitunglah panas yang dibutuhkan input per kg campuran bila perubahan energi kinetik dan
potensial diabaikan.
Basis : 1 kg campuran
Entalpi etana dan butana pada 1500K dan 5 bar = 314,3 kJ/kg dan 30,0 kJ/kg sedangkan entalpi etana dan
butana pada 2500K dan 5
bar = 973,3 kJ/kg dan 237,0 kJ/kg.
1 kg 1500K, 5 bar
0,6 kg C2H6, 314,3 kJ/kg
0,4 kg C4H10, 30,0 kJ/kg
2500K, 5 bar
0,6 kg C2H6, 973,3 kJ/kg
0,4 kg C4H10, 237,0 kJ/kg
H = ni Hi - ni Hi
out
in
= { 0,6 kg ( 973,3 ) kJ/kg + 0,4 kg ( 237,0) kJ/kg }
{ 0,6 kg ( 314,3 ) kJ/kg + 0,4 kg ( 30,0) kJ/kg }
= 478,2 kJ
Neraca Energi Mekanik
Pada unit proses kimia seperti reaktor, kolom distilasi, evaporator dan penukar panas W S, Ek, dan Ep
cenderung dapat diabaikan dibandingkan U dan H
Neraca energi pada unit tersebut diatas dapat ditulis
Q = U (sistem tertutup)
Q = H (sistem terbuka
Pada unit proses seperti aliran fluida ke atau dari tanki, reservoir, sumur, unit proses maka U dan H
dapat diabaikan dibandingkan WS, Ek, dan Ep
Pada sistem terbuka dengan fluida proses cairan dengan 1 arus input dan 1 arus output masing-masing dengan
dengan laju alir
masa m dan
^
V
in
^
V
out
^
V
mekanik:
P v2 g
^ Q/m )=W s /m
+
+ z +( U
2 gc gc
( - Q/m ) merupakan komponen yang selalu positif yang disebut kehilangan karena friksi ( F ).
P v2 g
+
+ z + F=W s /m
2 gc gc
Persamaan tersebut disebut persamaan Bernoulli
Jalur proses hipotetik dan sifat ujud
Perubahan entalpi yang menyertai proses secara spesifik sbb.:
1. Proses dengan perubahan tekanan pada suhu tetap,
2. Proses dengan perubahan suhu,
3. Proses dengan perubahan fase pada suhu dan tekanan tetap,
4. Proses pencampuran atau pelarutan 2 komponen atau lebih pada suhu dan tekanan tetap,
5. Proses reaksi kimia pada suhu dan tekanan tetap.
Proses dengan perubahan tekanan pada suhu tetap
1. Untuk zat padat dan cairan entalpi dan energi internal tidak tergantung pada tekanan
( + P
^
V
^
V
1.
^ dU
^
U
=
T
dT
C v ( T )= lim
T 0
^
d U=C
v(T ) d T
= 2 1
T2
^ = C v ( T ) dT
U
T1
^
V
^
V
A (T1,
A(T2,
^
V
= 1 + 2
Untuk gas ideal, padatan dan cairan hanya tergantung pada T sehingga pada proses dengan suhu tetap
1 0 untuk setiap zat kecuali gas non-ideal.
T2
^ = U
^ 2= C v ( T ) d T
U
T1
C v ( T )= lim
T 0
^
H d^
H
=
T
dT
d = CP (T) dT
= 2 - 1
T2
^
H = C p ( T ) dT
T1
= 1 + 2
^
H= ^
H 2= C p ( T ) d T
T1
^
V
P
T2
^
H=V^ P+ C p ( T ) d T
T1
Hubungan Cp dan Cv
^
H v=
^ v ( T 2 ) T C T 2
^
H v ( T 2) = H
T C T 1
0,38
Unit Proses
Air
F4
F1
xp1
F2
xp2
F5
xp5
F6
xp6
F3
xp3
Perhitungan derajad kebebasan
Percabangan
Evaporator
Mixer
Proses
Jumlah variabel
11
Contoh
Flash vaporizer
Campuran cairan n-heksana dan n-heptana 1000 kmol/j pada tekanan tinggi tiba-tiba diturunkan
tekanannya (flash). Sebagian cairan menguap menghasikan campuran uap yang lebih kaya dengan n-heksana
dan sisa cairan yang lebih kaya dengan n-heptana. Keduanya setimbang pada tekanan p dan suhu T.
n2 kmol/j
x2 n-heksana
(1 x2) n-heptana
n1 kmol/j
x1 n-heksana
(1 x1) n-heptana
n3 kmol/j
x3 n-heksana
(1 x3) n-heptana
Ada 5 variabel : n2, n3, x1, x2, x3 yang belum diketahui, sehingga dibutuhkan 5 persamaan untuk
menyelesaikannya.
Persamaan diperoleh dari :
1. Persamaan neraca masa
Ada 3 persamaan neraca masa, 2 neraca masa komponen n-heksana dan n-heptana dan 1 neraca masa total
x1 n1 = x2 n2 + n3 x3
(1)
(1 x1) n1 = (1 x2) n2 + (1 x3) n3
(2)
n1 = n2 + n3
(3)
2. Hukum fisika
Dua persamaan dari hukum Raoult
x2 P = x3 p*n-heksana
(1 - x2) P = (1 - x3) p*n-heptana
(4)
(5)
Campuran sejumlah 1000 kg/j mempunyai komposisi 35% masa bensena (B), 50% masa toluena (T) dan
xylena (X) 15% masa diumpankan kekolom distilasi. Distilat mempunyai komposisi 95% masa bensena dan
3,0% masa toluena. Produk dasar diumpankan ke kolom distilasi ke-2. Distilat dari kolom ke-2 mempunyai
komposisi 1,7% masa bensena, 98,0% masa toluena. Dari toluena yang di umpankan ke proses, 10% diperoleh
pada hasil dasar kolom distilasi ke-2, dan 96,67% xylena yang diumpankan ke proses direcovery pada hasil
dasar kolom distilasi ke-2 juga. Hitunglah variabel yang belum diketahui.
n1 kg/j
n5 kg/j
0,95 kg B/kg
0,017 kg B/kg
0,03 kg T/kg
0,98 kg T/kg
0,02 kg X/kg
0,003 kg X/kg
1000 kg/j
350 kg/j B
500 kg/j T
150 kg/j X
n2 kg/j B
n3 kg/j T
n4 kg/j X
n6 kg/j
n7 kg/j
n8 kg/j
Mixer
Reaktor
Sepa-rator
4
Proses sederhana dimana senyawa A diubah menjadi senyawa B terdiri dari mixer, reaktor, dan separator
seperti pada diagram alir diatas. Separator memisahkan output reaktor menjadi arus produk dan arus recycle
yang mengandung 80% A dan 40 % B. Kondisi operasi reaktor diatur sehingga rasio B/A pada arus umpan 1 :
5.
Bila arus umpan baru adalah A dan diperkirakan stoikiometri reaksi sederhana A B hitunglah konversi
reaktor.
Penyelesaian
Diasumsikan arus umpan baru (1) = 100 kmol/j A
Neraca masa pada reaktor
Input = Output
n3A = (1 x) n2A = n2A - r
n3B = n2B + x n2A = n2B + r
Neraca masa pada separator
Input = Output
n3A = n4A + n5A
n3B = n4B + n5B
Neraca masa pada mixer
Input = Output
n6A = n5A + 100
n6B = n5B + 0
Neraca masa komponen pada separator
n5A = 0,8 n3A
n5B = 0,4 n3B
Hubungan komposisi
n2A = 5 n2B
n2A
1
0
-1
0
0
0
1
n2B
0
1
0
-1
0
0
-5
Matriks penyelesaian
n2A
n2B
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
n5A
-1
0
0
0
1
0
0
n5B
0
-1
0
0
0
1
0
n3A
0
0
1
0
-0,8
0
0
n3B
0
0
0
1
0
-0,4
0
r
0
0
-1
1
0
0
0
RHS
100
0
0
0
0
0
0
n5A
0
0
1
0
0
0
n5B
0
0
0
1
0
0
n3A
0
0
0
0
1
0
n3B
0
0
0
0
0
1
r
0
0
0
0
0
0
RHS
227,3
45,5
127,3
45,5
159,1
113,6
68,2
r = 68,2
n2A = 227,3
x = r/ n2A = 68,2/227,3 = 0,30
Masalah Neraca Masa Nonlinear
Kunci yang mendasari pendekatan penyelesaian simultan masalah neraca masa adalah semua persamaan
neraca dan hubungan spesifikasi proses dalam bentuk persamaan linier dari laju alir spesies. Bila persamaan
neraca masa selalu berbentuk linier, spesifikasi proses tidak selalu linier
Contoh
Pada pabrik amoniak gas umpan terdiri dari H2 74%mol, N2 24,5%mol, CH4 1,2%mol dan A 0,3% mol
bereksi secara katalitik menghasilkan NH 3. Produk reaksi direfrigerasi untuk memisahkan 75% produk NH 3
per pass. Arus sisanya dikembalikan ke reaktor sebagai recycle. Untuk menstabilkan akumulasi inert CH 4 dan
A pada proses sebagian gas dibuang.
Diperkirakan laju pembuangan gas diatur sehingga umpan campuran yang masuk reaktor mengandung CH 4
18%mol dan konversi per pass N2 65%. Hitunglah semua laju alir dalam proses.
NH3
4
1
2
3
H2 74,0%
H2
H2
N2 24,5%
CH4 1,2%
A
0,3%
N2
CH4
A
N2
CH4
A
Reaktor
Separator
6
H2
N2
CH4
A
Penyelesaian
Tabel derajad kebebasan
Jumlah
Variabel
Jumlah
Neraca
Jumlah komposisi
yg diketahui
Umpan
CH4 pada arus 2
Jumlah hubungan
Konversi
Recovery NH3
Batasan cabang
Derajad Kebebasan
Basis
Titik
temu
14
Reak
tor
10+1
Sepa
rator
11
Titik
cabang
15
Proses
Total
31
10+1
20
3
1
3
1
1
1
5
4
6
1
1
4
1
-1
(1)
Persamaan ini dapat digunakan untuk mengeliminasi x dari pernyataan arus 2 yaitu N 2 sehingga pernytaaan
hanya dalam r dan NNH34
Neraca masa pada separator NH3
A : nA3 = 3 x + 3
CH4 : nCH43 = 12 x + 12
N2 : nH23 = (245 r) (1 + x)
H2 : nH23 = (740 3 r) (1 + x)
NH3 : nNH32 = (2 r - nNH34 ) (1 + x)
Hubungan spesifikasi proses
nNH34 = 0,75 nNH33
= 0,75 [(2 r nNH34) (1 + x) + nNH34]
Atau
1,5 r (1 + x)
nNH34 =
(2)
(1 + 0,75 x)
CO2
CO + O2
pCO pO21/2
K1 = = 0,3272 atm1/2
pCO2
O2 + N2 NO
pNO
K2 = = 0,1222
( pNO2 pO2 ) 1/2
Hitunglah komposisi dalam kesetimbangan dalam fraksi mol
Penyelesaian
CO2 CO + O2
O2 + N2 NO
Pada kondisi awal
nCO2 = nO2 = nN2 = 1
Setelah reaksi
nCO2 = 1 - 1
nCO = 1
nO2 = 1 + 1 2
nN2 = 1 2
nNO = 2
derajad reaksi 1
derajad reaksi 2
(1 - 1)/(3 + 1)
1/( 3 + 1)
(1 + 1 2)/(3 + 1)
(1 2)/(3 + 1)
2/(3 + 1)
pCO pO21/2
(yCO P) (yO2 P)1/2
K1 = =
pCO2
yCO2 P
yCO yO2
K1 = P (1 + - 1)
yCO2
2 1 (2 + 1 2)1/2
K1 = P (1 + - 1) = 0,3272
2 (2 2) ( 6 + 1)1/2
0,3272 (2 2) ( 6 + 1)1/2 = 2,236 1 (2 + 1 2)1/2 (1)
pNO
(yNO P)
K2 = =
( pNO2 pO2 ) 1/2
(yNO2 P)1/2 (yO2 P)1/2
yNO
K2 = P (1 - - )
(yNO2)1/2 (yO2)1/2
2 2
K2 = = 0,1222
(2 + 1 2)1/2 (2 2)1/2
(1 - 1)/( 3 + 1) = 0,2574
1/( 3 + 1) = 0,065
(1 + 1 2)/( 3 + 1) = 0,3355
(1 2)/ ( 3 + 1) = 0,3030
2/( 3 + 1) = 0,039
Proses untuk produksi NaOH terdiri arus intermediate yang mengandung slurry endapan CaCO 3 dalam
larutan NaOH dan H2O. Slurry dicuci dengan air dengan 3 tahap pencucian untuk mengurangi konsentrasi
NaOH dalam slurry sampai cukup rendah. Laju alir untuk proses pencucian lawan arus ditunjukkan pada
diagram.
Tahap pencucian diperkirakan beroperasi sehingga slurry yang keluar pada masing-masing tahap
mengandung 2 kg larutan per kg padatan CaCO3. Konsentrasi larutan yang keluar pada masing-masing tahap
diperkirakan sama. Jika umpan slurry pada tahap pertama mengandung 10% masa NaOH, 30% masa CaCO 3,
dan 60% masa H2O, hitunglah jumlah air pencuci yang dibutuhkan per masa umpan agar larutan yang keluar
dari tahap 3 konsentrasi NaOHnya 1% masa.
Air pencuci
NaOH 8
H2O
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
5
4
Umpan slurry
NaOH, H2O, CaCO3
Limbah Slurry
Tahap 1
10
3
Tahap 2
10
3
Tahap 3
9
3
Proses
19
9
2
1
1
1
3
1
1
5
1
1
3
3
3
1
-1
0
f2
= - F13
f2
= -F27
f2
= F17
F17
F27
F23
F23
f2
f2
f2
= 584,1 = - 15,94 = - 944
F17
F27
F23
f2
= 50
F23
N
f2
xn0 adalah
n=1 xn
-944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27
f2 (x0) = F17 F23 - F13 F27 = 50 x 584,1 15,94 x 944
= 14155,94
N
f1
xn = -944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27
n=1 xn
- 14155,94
= 14155,94
Persamaan f2 menjadi linier
-944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27 = 14155,94