Anda di halaman 1dari 42

What is engineering design?

We can divide the design activity into 3 basic steps:


Synthesis
Analysis
Optimization
Given a set of overall goals.
Synthesis
The process flowsheet structure is chosen.
Equipment selection is made
Unit interconnections are identified
Nominal design values for the plant are chosen (e.g. feed or product rate)
Analysis
Solve the heat and material balances
Size and cost equipment
Evaluate the economic worth of the project
Assess safety and environmental impact
Operability analysis
Optimization
Structural choice of equipment and interconnection of units,
Parameter change of a state variable (e.g. pressure, temperature, level) within a given process configuration.

Fig 1. Basic Cycle Design

Fig 2.

Conceptual Process Design

Fig 3. Schematic Representation of a Supply Chain


DIMENSI DAN SATUAN
Dimensi adalah variabel (quantity, property, variable) yang dapat diukur.
Dimensi ada 2:
1. Dimensi dasar/pokok
Panjang [L]
Masa [M]
Mole [mol]
Waktu [t]
Suhu [T]
Arus listrik [A]
Intensitas Cahaya [I]
2. Dimensi Turunan : Gabungan dimensi dasar
Volume [L3]
Densitas [ML-3]
Viskositas [ML-1t-1]

Satuan : harga spesifik dari dimensi yang ditentukan oleh hukum, konvensi, kebiasaan
Satuan ada 3 komponen :
1. Satuan dasar/pokok
Satuan dari dimensi dasar
Satuan Dasar
Variabel
Dimensi
Satuan
Panjang
L
m, cm, ft
Masa
M
kg, g, lb
Mole
mol
mol, lbmol
Waktu
detik
s
0
0
Suhu
K
K
Arus listrik
Ampere
A
Intensitas cahaya
Candela
Cd
2. Satuan Pengali : kelipatan atau fraksi dari satuan dasar
Awalan satuan pengali
Yotta (Y) = 1024
Zetta (Z) = 1021
Exa (E) = 1018
Peta (P) = 1015
Tera (T) = 1012
Giga (G) = 109
Mega (M) = 106
Deci (d) = 10-1
Centi = 10-2
Mili (m) = 10-3
Mikro () = 10-6
Nano (n) = 10-9
Pico (p) = 10-12
Femto (f) = 10-15
Atto (a) = 10-18
Zepto (z) = 10-21
Yocto (y) = 10-24
3. Satuan Turunan : Satuan yang digunakan untuk menyatakan dimensi turunan merupakan gabungan satuan
dasar.
Satuan Turunan
Variabel

Dimensi
3

Volume
Gaya

L
MLt-2

Tekanan

ML-1t-2

Energi, kerja

ML2t-2

Daya

ML2t-3

Satuan
0,001 m3, 1000 cm3
1 kg.m/s2 (N)
1 g.cm/s2 (dyne)
1 kg/m.s2,
1 N/m2 (Pa)
1 kg.m2/s2, 1 N.m (J)
1 g.cm2/s2,
1 dyne.cm (erg)
1 kg.m2/s3,
1 J/s (w)

Ada 3 sistem satuan :


1. Sisteme Intenasionale dUnites (Sistem SI)
2. Sistem cgs
3. Sistem British/American Engineering
Konsep Gaya dan Berat
Menurut Hukum Newton ke-2 : Gaya sebanding dengan perkalian Masa dengan Percepatan.
F ~ ma
Satuan asli gaya : kg.m/s2, g.cm/s2, lbm.ft/s2
Satuan definisi gaya : newton, dyne, lbf
1 newton (N) = 1 kg.m/s2
1 dyne = 1 g.cm/s2

1 lbf = 32,174 lbm.ft/s2


Untuk mengubah satuan gaya dari satuan definisi (newton) menjadi satuan asli (kg.m/s 2) diperlukan faktor
konversi yang dinyatakan dengan simbol gc
kg.m/s2
g.cm/s2
lbm.ft/s2
gc 1 = 1 = 32,174
N
dyne
lbf
Persamaan yang menghubungkan gaya pada satuan definisi dengan masa dan percepatan
ma
F =
gc
Berat : Gaya yang diterima obyek oleh gaya tarik gravitasi
mg
W =
gc
g = 9,8066 m/s2 g/gc = 9,8066 N/kg
g = 980,66 cm/s2 g/gc = 980,66 dyne/g
g = 32,174 ft/s2 g/gc = 1 lbf/lbm
PROSES DAN VARIABLE PROSES
Proses adalah suatu operasi atau sederetan operasi yang digunakan untuk mengubah secara fisika dan
kimia senyawa atau campuran senyawa.
Bahan yang masuk proses disebut input atau umpan ke proses dan yang keluar dari proses disebut produk
atau output
Untuk perancangan operasi maupun modifikasi proses harus diketahui: (1) laju alir, (2) komposisi, (3)
kondisi bahan yang masuk dan keluar tiap-tiap unit proses.
Laju alir dinyatakan:
Laju alir masa : masa/ waktu (kg/jam)
Laju alir volumetrik : volume/waktu (m3/jam)
Komposisi
1. Berat molekul dan mole
Berat molekul senyawa adalah jumlah berat atom dari atom-atom penyusun molekul.
Gmol atau mol spesies adalah jumlah spesies yang memiliki masa dalam gram yang sama dengan berat
molekulnya.
2. Fraksi masa, fraksi mol dan berat molekul rerata
a. Fraksi masa (xA)
masa A
xA =
masa total
b. Fraksi mol (yA)
mol A
yA =
mol total

c. Berat mol rerata (M)

M = y1 M1 + y2 M2 + . . . . + yn Mn = yi Mi

1.

1
x1
x2
xn
xi
= + + . . . . + =
M
M1
M2
Mn
Mi
d. Konsentrasi
Konsentrasi masa komponen dalam campuran adalah masa komponen per satuan volume campuran (kg/m 3,
lbm/ft3)
Konsentrasi molar komponen adalah jumlah mol komponen per satuan volume campuran (kmol/m 3,
lbmol/ft3)
Molaritas larutan adalah harga konsentrasi molar solute dinyatakan dalam mol/L larutan
Dasar Neraca Masa
Klasifikasi Proses
Proses kimia dapat diklasifikasikan menjadi : batch, kontinyu dan semi batch

(1)
(2)
(3)
2.

Proses batch
Umpan dimasukkan kedalam sistem pada awal proses dan produk dikeluarkan setelah proses selesai. Tidak
ada masa melewati batas sistem selama waktu antara umpan dimasukkan dan produk dikeluarkan.
Proses kontinyu
Input dan output mengalir secara terus menerus melalui unit proses selama proses berlangsung.
Proses Semi batch
Ada umpan yang dimasukkan secara batch tetapi ada umpan lain yang dimasukkan secara kontinyu,
produk diambil secara kontinyu.
Neraca Masa
Persamaan umum neraca masa
Neraca atau inventori masa suatu bahan pada sistem (proses tunggal, beberapa proses, atau keseluruhan
proses) dapat ditulis:
Input
+
Produksi
- Output
Konsumsi
= Akumulasi
(masuk ke
(dihasilkan di
(Keluar dari
(Digunakan di
(Terkumpul di
Sistem)
dalam sistem)
sistem)
dalam sistem)
dalam sistem)
Persaman umum tersebut dapat digunakan untuk setiap bahan yang masuk atau keluar dari setiap sistem
proses, dapat digunakan untuk neraca masa total, neraca masa komponen, neraca masa molekuler atau neraca
masa atom
Ada 2 tipe neraca masa
1. Neraca masa diferensial : neraca masa yang menunjukkan apa yang terjadi pada sistem setiap saat. Pada
masing-masing suku pada persamaan neraca masa diatas dinyatakan dengan laju (laju input, laju produksi
dsbnya)
2. Neraca masa integral : neraca yang menggambarkan apa yang terjadi pada sistem antara 2 waktu. Pada
masing-masing suku persamaan neraca masa dinyatakan dengan jumlah masa.

2.
3.

Perhitungan neraca masa


1. Diagram alir (flowchart)
a. Tuliskan jumlah dan satuan semua variabel arus yang diketahui;
b. Untuk variabel arus yang tidak diketahui dinyatakan dengan simbol dan tuliskan nama variabel dan
satuannya
Penentuan skala dan basis perhitungan
Pembuatan neraca masa proses
MASALAH PENYELESAIAN NERACA MASA
Prosedur perhitungan neraca masa terdiri menghitung jumlah variabel yang tidak diketahui pada diagram
alir berdasarkan jumlah persamaan independen yang menghubungkan variabel-variabel tersebut.
Hubungan yang dapat digunakan untuk menyusun persamaan independen dari variabel-variabel aliran
proses meliputi:
1. Neraca masa
Untuk proses non-reaksi, bila ada N jumlah spesies (senyawa, atom, ion) yang ada dalam proses dapat
disusun N neraca masa. Untuk proses reaksi, jumlah neraca masa maksimum dikurangi dengan jumlah reaksi
kimia independen diantara spesies proses,
2. Neraca energi
Bila besarnya energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungan telah tertentu atau menyangkut salah satu
variabel proses yang tidak diketahui maka dapat disusun 1 persamaan neraca energi,
3. Spesifikasi proses
Ada sekurang-kurangnya 3 tipe hubungan diantara variabel proses yang umum dijumpai:
a. Recovery fraksional,
b. Hubungan komposisi,
c. Rasio laju alir.
4. Karakteristik fisika dan hukum fisika
Dari 2 variabel yang tidak diketahui yang menyangkut masa, mol dan volume dari aliran proses dapat
disusun persamaan diantara variabel-variabel tersebut dengan menggunakan hukum gas ideal atau gas riil dan
kondisi kesetimbangan fase,
5. Batasan fisik
Bila fraksi mol komponen aliran proses secara terpisah dinyatakan mis: x, y, dan z maka hubungan diantara
komponen-komponen tersebut dapat disusun menjadi per- samaan karena jumlah total fraksi mol semua
komponen = 1.

Garis besar Prosedur untuk Perhitungan Neraca Masa


1. Gambar diagram alir
2. Pilih basis perhitungan yaitu lajualir salah satu arus proses
3. Beri label variabel arus yang tidak diketahui pada diagram alir,
4. Hitung variabel yang tidak diketahui dan persamaan yang dapat disusun dari variabel tsb, keduanya
harus sama,
5. Ubah arus yang dinyatakan dalam lajualir volumetrik menjadi variabel masa atau molar,
6. Ubah semua variabel dalam satu basis,
7. Susun persamaan neraca masa,
8. Selesaikan persamaan pada langkah 7 untuk menentukan variabel yang belum diketahui.
Contoh Recoveri fraksional
Umpan pada laju alir 1000 mol/j dengan komposisi sbb.:
propana : 20% mol,
i-butana : 30% mol,
i-pentana : 20% mol,
n-pentana : 30% mol.
akan dipisahkan menjadi 2 fraksi dengan distilasi.
Distilat mengandung semua propana dan 80% i-pentana yang ada pada umpan dan 40% mol i-butana.
bawah mengandung semua n-pentana yang ada pada umpan.
Hitunglah komposisi distilat dan hasil bawah.
Penyelesaian
D
xprD
D
xpr = 0,2
xi-b = 0,4
xi-b = 0,3
xi-pD = 1- 0,4 - xprD
xi-p = 0,2
xp = 0,3
N = 1000 mol/j

B
xi-bB
xi-pB = 1 xi-bB xpB
xpB
Neraca masa
propana : 0,2 N = D xprD
i-butana : 0,3 N = 0,4 D + xi-b B
i-pentana : 0,2 N = D (1 0,4 xprD) + B (1 xi-b xp)
pentana : 0,3 N = B xpB
total
: N = D + B 1000 = D + B
recovery fraksional: 80% i-pentana diperoleh pada distilat
0,8 dari i-pentana pada umpan = i-pentana pada distilat
0,8 (0,2 N) = D (1 0,4 xprD)

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

(1)
0,2 (1000) = D xprD 200 = D xprD
(2)
0,16 (1000) = D (0,6 - xprD) 160 = 0,6 D - D xprD
Dari ke-2 persamaan dapat diperoleh D = 600 mol/j dan
xprD = 0,333
B = 1000 600 = 400 mol/j
Dari persamaan (4)
0,3 (1000) = 400 (xpB) xpB = 0,75
dari persamaan (2)
0,3 (1000) = 0,4 D + xi-b B 300 = 0,4 (600) + xi-b 400
xi-b = 0,15

Hasil

Hubungan komposisi
Hubungan komposisi merupakan tipe yang paling umum dari spesifikasi proses yang dapat dinyatakan sbg
kesebandingan sederhana antara komposisi spesies dari aliran yang berbeda
xji = K xjk
Pada proses pemisahan padatan dan larutan dari slurry dengan cara pengendapan ataupun sentrifuge bila
tidak ada adsorpsi kimia maka komposisi larutan jernih sama dengan komposisi larutan yang tertinggal pada
padatan

w 1j
2
=w j
1w padatan
superskrip 1 = endapan, superskrip 2 = larutan jernih
Contoh
Pada produksi aluminium dari biji bauksit alumina harus dipisahkan dari impuritasnya.
Pada proses
Bayer dilakukan dg mereaksikan bauksit dengan NaOH encer untuk menghasilkan NaAlO 2. NaAlO2 larut
dalam air sedangkan mineral impuritas tidak, maka pemisahan dilakukan dengan pengendapan. Diperoleh
larutan jernih yg merupakan campuran NaAlO 2 dan NaOH sisa.
Untuk mengambil NaAlO 2 yang ikut pada
endapan padatan endapan dicuci.
Bila umpan slurry terdiri 10% masa padatan, 11% masa NaOH, 16% masa NaAlO 2 dan sisanya air dicuci
dengan air yang mengandung NaOH 2% masa menghasilkan larutan jernih yang mengandung 95% masa air dan
endapan yang mengandung padatan 20% masa.
Berapa banyak NaAlO2 dapat diperoleh kembali pada larutan jernih bila slurry diumpankan pada laju alir
1000 kg/j.
Penyelesaian
F1
xNaOH1 = 0,02

F2

F4

xNaOH2 = 0,11
xNaAlO22 = 0,16

xNaOH4
xH2O4 = 0,95

xpadatan2 = 0,10

xNaAlO24

F3
xNaOH3
xNaAlO23
xpadatan3 = 0,2
Neraca masa
Total: F1 + F2 = F3 + F4
Padatan : 0,1 F2 = 0,2 F3
Air : 0,63 F2 + 0,98 F1 = ( 0,8 xNaOH3 - xNaAlO23) F3 + 0,95 F4
NaOH : 0,11 F2 + 0,02 F1 = xNaOH3 F3 + xNaOH4 F4
NaAlO2 : 0,16 F2 = xNaAlO23 F3 + (0,05 xNaOH4) F4
Hubungan komposisi

X NaOH 3
=X NaOH kg NaOH / kg padatan bebas larutan
10,2

xNaOH3 = 0,8 xNaOH4

X NaAlO 2 3
=X NaAlO 2 4=0,05X NaOH 4
10,2
xNaAlO23 = 0,8 (0,05 - xNaOH4) = 0,04 - 0,8 xNaOH4

Dari ke-2 persamaan tsb

X NaOH 3 X NaAlO 2 3
+
=0,05
10,2
10,2

xNaOH3 + xNaAlO23 = 0,04


F2 = 1000 kg/j slurry
Neraca masa padatan
F3 = (0,1 F2)/0,2 = 500 kg/j
Neraca masa total
F1 + F2 = F3 + F4
F1 = F4 + 500 - 1000 = F4 - 500
Neraca masa air
0,63 F2 + 0,98 F1 = ( 0,8 xNaOH3 - xNaAlO23) F3 + 0,95 F4
630 + 0,98 F1 = (0,8 0,04) 500 + 0,95 F4
630 + 0,98 (F4 - 500) = 380 + 0,95 F4
F4 = 8000 kg/j
F1 = 8000 500 = 7500 kg/j
Neraca NaOH
0,11 F2 + 0,02 F1 = xNaOH3 F3 + xNaOH4 F4
110 + 0,02 (7500) = xNaOH3 (500) + xNaOH4 (8000)
xNaOH3 = 0,8 xNaOH4
260 = 0,8 (500) xNaOH4 + 8000 xNaOH4
xNaOH4 = 260/8400 = 0,03095
xNaOH3 = 0,8 (0,03095) = 0,02476
xNaAlO23 = 0,04 0,8 xNaOH4 = 0,04 0,8 (0,02476) = 0,0202
NaAlO2 yang dapat direcovery = xNaAlO24 F4
= (0,05 0,03095) 8000 kg/j
= 152,4 kg/j
Contoh rasio laju alir
Benzena dipisahkan dari output kilang minyak yang mengan- dung 70% masa benzena dan campuran
parafin dan hidrokarbon napthena dengan menggunakan pelarut SO2 cair.
Bila pelarut yang digunakan 3 kg SO2 cair per kg umpan ke proses. Rafinat mengandung 1/6 SO 2 dan
sisanya benzena. Ekstrak mengandung: semua hidrokarbon non-benzena, SO 2 cair dan kg benzena per kg
hidrokarbon non-benzena.
Berapakah benzena dapat direcoveri (kg benzena pada rafinat/ kg benzena pada umpan).

Ekstrak F3

Pelarut F2
SO2 cair

Umpan F1
B = 0,7
NB = 0,3

Rafinat F4
0,167 SO2
0,833 B

Rasio laju alir pelarut dengan umpan


F2/F1 = 3
Pada ekstrak

F3 X 3 B
X
=0,25 3 B =0,25
F 3 X 3 NB
X 3 NB

Neraca masa
Total
:
Benzena
:
Non-benzena :
SO2 cair
:

F 3 + F4 = F2 + F1
F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1
F3 x3NB = 0,3 F1
F3 (1 x3B - x3NB) + 0,167 F4 = F2

Basis: F1 = 1000 kg.j


F2 = 3000 kg/j
Neraca masa Non-benzena
F3 x3NB = 0,3 F1

F3 X 3 B
=0,25
F 3 X 3 NB
F3 x3B = 75
Neraca masa benzena
F3 x3B + (1- 0,167) F4 = 0,7 F1 75 + 0,833 F4 = 0,7 (1000)
F4 = 750 kg/j
F3 = F1 + F2 - F4 = 1000 + 3000 - 750 = 3250 kg/j
x3B = 75/3250 = 0,0231; x3NB = 4 x3B = 0,09231
Benzena yang direcovery

kg Benzena Rafinat 625


=
( 100 )=89,3
kg Benzena Umpan 700

NERACA MASA PADA UNIT BANYAK


Diagram alir proses unit banyak seperti pada gb berikut
A

C
Umpan

E
D
Produk

Pada gambar terlihat ada 3 sistem atau batas sistem


1. Sistem unit proses:
A : sistem untuk seluruh proses,
C dan E : sistem untuk 1 unit proses;

2.
3.

Sistem pada titik pertemuan (mixing point): B;


Sistem pada titik percabangan (splitting point): D.
Campuran mengandung 50% masa aceton dan 50% masa air diekstraksi dengan methyl isobutyl keton
(MIBK). Untuk 1000 kg campuran yang diumpankan ke ekstraktor 1 ditambahkan 1000 kg pelarut MIBK,
sedangkan pada ekstraktor 2 750 kg MIBK.
Ekstrak 1 mengandung 27,5% masa aceton. Ekstrak 2 mengan- dung 9,0% masa aceton, 88% masa
MIBK dan 3% masa air. Rafinat ke-2 sebesar 431 kg dengan komposisi 5,3% masa aceton, 1,6% masa MIBK,
dan 93,1% masa air. Gabungan ekstrak didistilasi dengan hasil atas dengan jumlah 480 kg dengan mempunyai
komposisi 2,0%masa MIBK, 1,0% masa air dan sisanya aceton.
Hitunglah masa dan komposisi semua aliran.
1000 kg M

1000 kg
A = 0,50
W = 0,50

750 kg M

Ekstraktor 1

431 kg

Ekstraktor
2

E1

0,053 A
0,016 M
0,931 W

E2

A 0,275
M xM1

A 0,09

W (1-0,275-xM1)

W 0,03

M 0,88

480 kg
0,97 A
0,02 M
0,01 W

E kg
ECM
ECA
ECW

Distilasi

B kg
BA
BM
BW
Penyelesaian
Neraca masa pada sistem E1- E2
M : 1000 + 750 = ECM + 0,016 (431) ECM = 1743 kg
A : 0,50 (1000) = ECA + 0,053 (431) ECA = 477 kg
W : 0,50 (1000) = ECW + 0,931 (431) ECW = 98,7 kg
Neraca masa pada titik pencampuran
Total : E1 + E2 = 1743 + 477 + 98,7 = 2320
A
: 0,275 E1 + 0,090 E2 = 477
Dari ke-2 persamaan E1 = 1450 kg dan E2 = 870 kg
M : xM1 (1450) + 0,88 (870) = 1743 xM1 = 0,674
Neraca masa pada E1
M : 1000 = 0,674 (1450) + R1M R1M = 22,7 kg
A : 500 = 0,275 (1450) + R1A R1A = 101 kg
W : 500 = (0,725 0,674) 1450 + R1W R1W = 426 kg
Neraca masa disekitar distilasi

E = V + B 1743 + 477 + 98,7 = 480 + B


B = 1838,7 kg
Aceton : 477 = 0,97 (480) + BA BA = 11,4 kg
Air : 98,7 = 0,01 (480) + BW BW = 93,9 kg
MIBK : BM = 1838,7 - 11,4 - 93,9 = 1733,4 kg
Total :

Arus Balik (recycle) dan Arus Pintas (by-pass)


Arus balik
Arus balik adalah arus percabangan output suatu unit proses yang dikembalikan sebagai input unit tsb.
Unit proses dengan arus balik dapat dipandang sebagai 3 sistem atau unit proses (multi-unit) yang terdiri: titik
percampuran (mixing point) , unit proses, dan titik percabangan (splitting point).

Unit Proses
Titik
Pencampuran

Titik
percabangan

Sebagai sistem unit-banyak maka neraca masa dapat disusun pada masing-masing individu unit maupun
pada keseluruhan unit. Unit titik percabangan merupakan unit yang memerlukan perhatian khusus.
Pada unit ini arus dibagi 2 atau lebih berbasis laju alir sehingga komposisi arus pada semua cabang sama
dengan komposisi aliran input. Kenyataan tersebut yang disebut batasan percabangan.
Bila arus yang akan dipecah menjadi 2 percabangan mempunyai S spesies dan jumlah masing-masing
komposisi yang dinyatakan dalam fraksi = 1 maka akan diperoleh S 1 persamaan yang independen.
Untuk pemecahan arus menjadi N percabangan maka persa- maan independen yang dapat disusun (N 1) (S
1).
Contoh
D = 700 mol/j
Aceton 0,10
40% Acetat 0,88
Acetat anhidrat xAca3

F2
Aceton xA2
Acetat xAc2
Acetat anhidrat xAca2 60%
F4
Aceton xA4
Acetat xAC4

F1
Aceton 0,070
Acetat 0,619
Acetat anhidrat 0,311

F5

Acetat xAc5
Acetat anhidrat xAca5
Neraca masa pada titik percabangan
Total
: F2 = 700 + F4
Aceton : xA2 F2 = 0,1 (700) + xA4 F4
Acetat : xAc2 F2 = 0,88 (700) + xAc4 F4
Distilat 40% dari F2 D = 0,4 F2
F2 = 700/0,4 = 1750 mol/j
Batasan percabangan
xA4 = xA3 = 0,10
xAc4 = xAc3 = 0,88
F4 + D = F2 F4 + 700 = 1750 F4 = 1050 mol/j
Neraca masa pada unit proses
Aceton : 0,07 F1 + 0,1 F4 = 0,1 F2
0,07 F1 + 0,1 (1050) = 0,1 (1750) F1 = 1000 mol/j
Total
: F 1 + F4 = F2 + F5
1000 + 1050 = 1750 + F5 F5 = 300 mol/j
Acetat : 0,619 F1 + 0,88 F4 = 0,88 F2 + xAc5 F5
0,619 (1000) + 0,88 (1050) = 0,88 (1750) + xAc5 (300)
xAc5 = 0,01
Sistem pemurnian dengan arus balik digunakan untuk memperoleh kembali pelarut Di Methyl Formamida
(DMF) dari gas buang yang mengandung 55% mol DMF. Gas keluar diharapkan hanya mengandung 10% mol
DMF. Hitunglah laju alir arus balik bila diperkirakan unit pemurnian dapat menghilangkan 80% DMF dari
umpan.
Sistem 1

R
XDMFR

Sistem
MF
xDMFMF

Pemurnian

FF
xDMF1 = 0,55
xUd1 = 0,45

xUd2

O
xDMF2 = 0,10
= 0,90

DMF
Basis : 1000 mol/j umpan
DMF = 0,55 (1000) = 550 mol/j
Udara = 0,45 (1000) = 450 mol/j
Komponen kunci yang dipilih udara karena tidak berubah selama proses sehingga pada output laju alir udara
tetap 450 mol/j.
Neraca masa DMF pada sistem 1
DMF : 0,55 ( FF ) = DMF + (0,1/0,9) 450
DMF = 500 mol/j
Spesifikasi proses unit pemurnian : DMF yang diserap pada unit pemurnian 80%
0,8 ( xDMFMF ) ( MF ) = 500 mol/j
xDMFMF ( MF ) = 500/0,8 = 625 mol/j

Neraca masa pada titik pencampuran


Batasan percabangan : xDMFO = xDMFR = 0,1
DMF : 0,55 ( FF ) + xDMFR ( R ) = xDMFMF ( MF )
0,55 ( 1000 ) + 0,1 R = 625
R = (625 550)/0,1 = 750 mol/j

Arus pintas (by-pass)


Arus pintas merupakan arus percabangan yang tidak melewati unit proses dibawahnya. Arus pintas dapat
dipandang sebagai proses unit banyak yang terdiri dari 3 sistem: titik percabangan, unit proses, dan titik
pencampuran.

Unit Proses
Titik
Percabangan

Titik
pencampuran

Contoh
Sari jeruk segar mempunyai komposisi 12% masa padatan terlarut, gula, dan air. Untuk menurunkan
biaya transportasi dari pabrik ke daerah pemasaran sari jeruk ini dipekatkan dan didaerah tujuan direkonstitusi
menjadi sari jeruk dengan menambah air.
Pemekatan dilakukan pada evaporator dengan waktu tinggal
pendek untuk mencegah hilangnya aroma dan rasa yang sensitif terhadap panas dan mudah menguap. Karena
beberapa komponen tetap hilang selama proses maka untuk meningkatkan rasa dan aroma sari jeruk pekat
ditambahkan sari jeruk segar dengan aliran pintas.
Bila aliran pintas 10% dari umpan dan output dari
evaporator mengandung 80% padatan terlarut. Hitunglah air yang harus diuapkan dan komposisi produk akhir
bila umpan sari jeruk segar 10.000 kg/j.

Air
F4

Unit Proses
F1
xp1

F2
xp2

F5
xp5

F3
xp3
Neraca pada titik percabangan
Total
: 10.000 = F2 + F3
Padatan : 0,12 (10.000) = xp2 F2 + xp3 F3
Batasan titik percabangan : xp2 = xp3
Aliran pintas : F3 = 0,1 F1

F6
xp6

Dari neraca masa total dapat dihitung:


F3 = 1000 kg/j
F2 = 9000 kg/j
Dari neraca masa padatan
xp2 = xp3 = 0,12
Neraca masa pada unit evaporator
Padatan : 0,12 (9000) = 0,8 F5
F5 = 108/0,8 = 1350 kg/j
Air
: 0,88 (9000) = F4 + 0,2 F5
F4 = 7920 270 = 7650 kg/j
Dari ke-2 neraca masa diperoleh
F5 = 1350 kg/j dan F4 = 7650 kg/j
Neraca masa pada titik pencampuran
Total
: F 5 + F3 = F6
F6 = 1350 + 1000 = 2350 kg/j
Padatan : 0,8 (1350) + 0,12 (1000) = xp6 F6
xp6 = (1080 + 120)/2350 = 0,51
Sistem pemurnian gas digunakan untuk menghilangkan senya- wa sulfur, dirancang beroperasi pada laju
alir umpan sampai dengan 820 mol/j. Pada operasi sering mencapai laju alir 1000 mol/j. Bila campuran gas
keluar disyaratkan mengandung 1% mol H2S dan 0,3% mol COS. Hitunglah semua laju alir pada sistem dan
komposisinya bila umpan terdiri dari 15% mol CO2, 5% mol H2S, 1,41% mol COS sisanya CH4. CO2 dan CH4
tidak terserap oleh sistem pemurnian.
Sistem 1
B

Sistem Pemurnian
SF
FF
xCO21 = 0,15
xCH41 = 0,7859
xH2S1 = 0,05
xCOS1 = 0,0141

O
xH2S2 = 0,01
xCOS2 = 0,003

H 2S
COS
Basis : 1000 mol/j umpan baru (FF)
Gas masuk sistem pemurnian = 820 mol/j
Arus pintas = 1000 820 = 160 mol/j
Komposisi umpan baru (FF)
CH4 = 0,7859 (1000) = 785,9 mol/j
CO2 = 0,15 (1000) = 150,0 mol/j
H2S = 0,05 (1000) = 50,0 mol/j
COS = 0,0141 (1000) = 14,1 mol/j
Umpan ke sistem pemurnian gas
CH4 = 0,7859 (820) = 644,4 mol/j

CO2 = 0,15 (820) = 123,0 mol/j


H2S = 0,05 (820) = 41,0 mol/j
COS = 0,0141 (820) = 11,6 mol/j
Komposisi gas output ( O )
Komponen kunci dipilih CH4 + CO2 yang tidak mengalami perubahan selama proses
CH4 = 785,9 mol/j
CO2 = 150,0 mol/j
Jumlah total ke-2 gas = 785,9 + 150,0 = 935,9 mol/j yang merupakan 98,7% dari gas total, sisanya terdiri H2S
1,0% mol dan COS 0,3% mol.
H2S = ( 1/98,7 ) x 935,9 = 9,5 mol/j
COS = ( 0,3/98,7 ) x 935,9 = 2,8 mol/j
Neraca masa pada sistem 1
H2S : 0,05 FF = H2S + 9,5 H2S = 0,05 (1000) 9,5
H2S yang diserap = 40,5 mol/j
COS : 0,0141 FF = COS + 2,8 COS = 0,0141 (1000) 2,8
COS yang diserap = 11,3 mol/j
Komposisi gas output
CH4 = 644,4 mol/j
CO2 = 123,0 mol/j
H2S = 41,0 40,5 = 0,5 mol/j
COS = 11,6 11,3 = 0,3 mol/j
NERACA MASA SISTEM REAKSI
Reaksi Tunggal
Adanya reaksi kimia dalam unit proses mengakibatkan prosedur perhitungan neraca masa menjadi rumit.
Persamaan reaksi stoikiometrik memberikan batasan jumlah relatif reaktan dan produk pada aliran input
dan output.
Pada sistem reaksi ada masa spesies tertentu yang berkurang dan ada masa spesies lain yang terbentuk
karena adanya reaksi sehingga neraca masa sistem reaksi:
Input + Produksi Output Konsumsi = Akumulasi
Stoikiometri
Stoikiometri adalah teori kesebandingan suatu spesies-spesies kimia bersenyawa satu sama lain.
Persamaan stoikiometri adalah reaksi kimia yang dinyatakan dalam bentuk bilangan relatif molekul atau
mol reaktan dan produk yang ikut serta dalam reaksi.
Contoh
N2 + 3 H2 2 NH3
2 SO2 + O2 2 SO3
Koefisien stoikiometrik adalah bilangan di depan spesies yang bereaksi menurut persamaan stoikiometrik.
Rasio stoikiometrik adalah rasio koefisien stoikiometrik dari 2 spesies yang ikut serta dalam reaksi.
Prinsip konservasi masa menyatakan bahwa pada sistem steady-state kontinyu laju masa atau molar input
dan output dari masing-masing unsur pada sistem sama meskipun ada reaksi kimia.
Proses reaksi kimia menyangkut penyusunan kembali atom dan molekul membentuk senyawa dengan
molekul berbeda, hal ini mengakibatkan laju masa atau molar pada input dan output masing-masing spesies
kimia tidak sama.
Dengan adanya reaksi kimia persamaan neraca masa spesies
laju molar spesies s masuk = laju molar spesies s keluar
nS input = nS output
tidak berlaku.
Sebagai ganti ditentukan perbedaan antara laju input dan output yaitu RS = laju produksi molar spesies s
RS = nS output - nS input

Rs =

F s outputF s input
Ms

MS = berat molekul spesies s


Contoh
Sintesa NH3 lewat reaksi N2 + 3 H2 2 NH3
Bila 40 mol/j H2 dan 12 mol/j N2 diumpankan ke reaktor katalitik mengahsilkan output 8 mol/j N 2, 28 mol/j H2,
dan 8 mol/j NH3.
RNH3 = nNH3 output - nNH3 input = 8 0 = 8 mol/j
RN2 = nN2 output - nN2 input = 8 12 = - 4 mol/j
RH2 = nH2 output - nH2 input = 28 40 = -12 mol/j
Dengan konsep laju produksi spesies, neraca masa spesies dengan adanya reaksi kimia menjadi
nS output = nS input + RS
FS output = FS input + MS RS

Contoh
Reaksi stoikiometri sintesa NH3 : N2 + 3 H2 2 NH3

RNH 3 2
=
R N 2 1

RH 2 3
=
RN 2 1

R NH 3 2
=
R H 2 3

Untuk laju input N2 12 mol/j dan H2 40 mol/j laju produksi N2 - 4 mol/j.


Neraca masa pada reaktor dapat dihitung
RNH3 = 2 (- RN2) = 8 mol/j
RH2 = 3 (RN2) = -12 mol/j
Berdasarkan neraca masa output sbb.:
nNH3 = nNH3 input + RNH3 = 0 + 8 = 8 mol/j
nN2 = nN2 input + RN2 = 12 - 4 = 8 mol/j
nH2 = nH2 input + RH2 = 40 - 12 = 28 mol/j
Reaktan Terbatas, Reaktan Berlebih
Dua reaktan A dan B disebut ada dalam kesebandingan stoikiometrik bila rasio mol A dan B sama dengan
rasio stoikiometrik yang diperoleh dari persamaan stoikiometrik.
2SO2 + O2 2 SO3
Kesebandingan stoikiometrik nSO2/nO2 = 2
Bila reaktan diumpankan ke reaktor kimia dalam kesebandingan stoikiometrik dan reaksi berlangsung
sempurna, maka reaktan akan dikonsumsi semuanya.
Bila reaktan tidak dalam kesebandingan stoikiometrik maka reaktan yang habis lebih dahulu disebut
reaktan terbatas (limiting reactant), sedangkan reaktan yang lainnya disebut reaktan berlebih (excess reactant).
Reaktan terbatas adalah reaktan yang jumlahnya lebih kecil dari kesebandingan stoikiometrik dengan
reaktan yang lain.
2 SO2 + 1,5 O2 2 SO3
1,2 N2 + 3 H2 2 NH3
Kelebihan reaktan dalam reaksi kimia dinyatakan sebagai persen (%) berlebih.
Bila n mol dari reaktan berlebih dan nS mol reaktan yang sesuai dengan kesebandingan stoikiometrik maka
persen berlebih:

nn s
100
ns

Konversi fraksional dan Derajad reaksi


Reaksi kimia tidak selalu berlangsung cepat, sehingga tidak praktis untuk merancang reaktor untuk reaksi
sempurna. Pada umum reaktan yang tidak bereaksi dipisahkan dari produk dan direcycle ke reaktor lagi.
Untuk reaksi yang berlangsung tidak sempurna diperlukan pernyataan fraksi atau persen konversi.
Fraksi konversi adalah rasio mol yang reaktan bereaksi dengan mol reaktan pada umpan

f=

mol reaktan yang bereaksi


mol rea ktan padaumpan

f=

mol reaktan mula mulamol reaktan sisa


mol reaktan mula mula

Contoh
Bila ada 100 mol reaktan pada umpan, 90 mol bereaksi maka

f = 0,90 atau 90%

Derajad reaksi ( ) adalah jumlah mol reaktan yang bereaksi


Bila ada ni0 mol (mol/j) reaktan atau produk Ai dengan koefisien stoikiometrik spesies i dengan output dari
reaktor ni mol (mol/j) Ai maka
ni = ni0 + i
i = i bila Ai produk
= - i bila Ai reaktan
= 0 bila Ai inert
Contoh
Reaksi : H2 + Br2 2 HBr
Pada awalnya ada 100 mol H2, 50 mol Br2 dan 50 mol HBr, 30 mol H 2 bereaksi dengan Br2 membentuk HBr.
Berapa banyak masing-masing spesies dalam produk.
= 30 mol
nH2 = ( nH2 )0 + (- H2) = 100 + (-1) ( 30 ) = 70 mol
nBr2 = ( nBr2 )0 + (-Br2) = 50 + (-1) (30) = 20 mol
nHBr = ( nHBr )0 + HBr = 50 + 2 (30) = 110 mol
Acetonitril dihasilkan dari reaksi propilen, amonia, dan oksigen
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 C3H3N + 3 H2O
Komposisi umpan: 10% mol propilen, 12% mol NH3, dan 78% mol udara.
Persen konversi 30% berbasis
reaktan terbatas.
Tentukan reaktan terbatas, reaktan berlebih dan % kelebihanya, dan laju alir molar komponen pada produk
Basis: 100 mol umpan
100 mol
C3H6 0,100
NH3 0,120
Udara : 0,780
( 21% O2, 79% N2 )
Umpan ke reaktor terdiri dari:
C3H3 = 0,1 (100) = 10 mol
NH3 = 0,12 (100) = 12 mol
O2 = 0,21 (0,78) (100) = 16,4 mol
N2 = 0,79 (0,78) (100) = 61,6 mol

nC3H6
nNH3
nN2
nC3H3N
nH2O

NH3/C3H6 = 12,0/10,0 = 1,20


( NH3/C3H6 )stoik = 1/1 = 1
NH3 merupakan reaktan berlebih
O2/C3H6 = 16,4/10,0 = 1,64
( O2/C3H6 )stoik = 1,5/1 = 1,5
O2 merupakan reaktan berlebih
Propilen reaktan terbatas
Kondisi stoikiometrik
C3H6 + NH3 + 1,5 O2
10 mol 10 mol 15 mol

C3H3N

+ 3 H2O

Kondisi sebenarnya
C3H6 + NH3 + 1,5 O2 C3H3N
10 mol 12 mol 16,4 mol

+ 3 H2O

% berlebih NH3 = { (12 10)/10 } x 100% = 20%


% berlebih O2 = { (16,4 15)/15 } x 100% = 9,3%
Bila fraksi konversi 30% berdasarkan C3H6, maka

mol C3 H 6 mula mulamol C 3 H 6 sisa


=0,3
mol C3 H 6 mula mula

mol C3H6 sisa = (1- 0,3) mol C3H6 mula-mula


= 0,7 (10) = 7,0 mol
= 3,0 mol
nNH3 = ( nNH3 )0 + (- NH3) = 12 + (-1) ( 3,0 ) = 9,0 mol
nO2 = ( nO2 )0 + (-O2) = 16,4 + (-1,5) (3,0) = 11,9 mol
nC3H3N = ( nC3H3N )0 + C3H3N = 0 + 1 (3,0) = 3,0 mol
nN2 = ( nN2 )0 + ( 0 ) = 61,6 mol
nH2O = ( nH2O )0 + (H2O) = 0 + (3) (3,0) = 9,0 mol
Reaksi banyak, Yield dan Selektivitas
Pada reaksi kimia reaktan dapat berreaksi lebih dari 1 reaksi sehingga akan terbentuk produksamping.
Terjadinya reaksi samping akan memperkecil terbentuknya produk utama sehingga untuk membentuk jumlah
produk tertentu dibutuhkan bahan baku lebih banyak.
Contoh
C2H6 C2H4 + H2
C2H6 + H2 2 CH4
C2H4 + C2H6 C3H6 + CH4
Untuk menggambarkan bahwa derajad reaksi yang diinginkan yang besar dinyatakan dengan
1. Yield

Yield=
2.

mol produk utama yang terbentuk


mol produk utama yang terbentuk dari reaktan maksimum

Selektivitas

Selektivitas=

mol produk utama yang terbentuk


mol produk samping yang terbentuk

Konsep derajad reaksi dapat diperluas untuk reaksi banyak hanya masing-masing reaksi independen
mempunyai derajad reaksi.
ni = ni0 + ij j
ij = ij bila Ai produk pada reaksi j
= - ij bila Ai reaktan pada reaksi j

= 0

bila Ai inert

Contoh
1
1. C2H4 + 0,5 O2 C2H4O
2
2. C2H4 + 3 O2 2 CO2 + 2 H2O
(C2H4)output = (C2H4)0 - 1 - 2
(O2)output = (O2)0 - 0,5 1 - 3 2
(C2H4O)output = (C2H4O)0 + 1
(CO2)output = (CO2)0 + 2 1
(H2O)output = (H2O)0 + 2 1
Contoh
Reaksi
C2H6 C2H4 + H2
C2H6 + H2 2 CH4
terjadi pada reaktor kontinyu pada kondisi steady-state. Umpan mengandung 85% mol C 2H6 dan sisanya inert.
Fraksi konversi C2H6 0,57 sedangkan yield 0,47. Hitunglah komposisi molar output. Basis : 100 mol umpan
100 mol
C2H6 = 0,85
I = 0,15

Reaktor
n1 C2H6
n2 C2H4
n3 H2
n4 CH4
n5 I

n1 = (C2H6)0 - 1 - 2 = 0,85 (100) - 1 - 2


n2 = (C2H4)0 + 1 = 1
n3 = (H2)0 + 1 - 2 = 1 - 2
n4 = (CH4)0 + 2 1 = 2 1
n5 = (I)0 = 15,0
Konversi C2H6 = 0,57
n1 = (1 0,50) 0,85 (100) = 42,5 mol
= 0,85 (100) - 1 - 2
1 + 2 = 85,0 - 42,5 = 42,5
Yield C2H4
Produksi maksimum C2H4 = 85,0 mol
n2 = 0,47 ( 85 ) = 39,95 mol
= 1
1 = 39,95
2 = 42,5 - 39,95 = 2,55
n3 = 1 - 2 = 39,55 - 2,55 = 37,0 mol
n4 = 2 2 = 2 (2,55) = 5,1 mol
n5 = 15,0 mol
ntotal = 42,5 + 39,95 + 37,0 + 5,1 + 15,0 = 139,55 ml
Komposisi :
C2H6 = 30,46%
C2H4 = 28,67%
H2 = 26,51%
CH4 = 3,65%
I = 10,71%
Selektivitas = (39,55/5,1) = 7,75

Produk dan Arus Balik


Ada 2 definisi konversi reaktan yang digunakan untuk analisis reaktor kimia dengan pemisahan produk dan
arus balik reaktan yang tak bereaksi

Konversitotal=

Reaktan input ke prosesreaktan output


Reaktan input ke proses

Konversi1 x alir =

Reaktan input ke reaktorreaktan output


Reaktan input ke reaktor

Contoh
Reaksi kimia A B
75 mol A

100 mol A

25 mol A
75 molPemisahan
B

Reaktor

75 mol B
produk

25 mol A

Konversitotal=

( 75 mol A)input (0 mol A)output


100 =100
75 mol A

Konversi1 x alir =

(100 mol A)input(25 mol A)output


100 =75
100 mol A

Dehidrogenasi propana menjadi propylen pada reaktor katalitik


C3H8 C3H6 + H2
Proses dirancangan untuk konversi total propana 95%. Produk reaksi dipisahkan menjadi 2 arus: (1)
mengandung H2, C3H6, dan propana sejumlah 0,555% dari propana yang keluar dari reaktor dan diambil sebagai
produk; (2) arus yang mengandung propana yang tak bereaksi, dan propilen sejumlah 5% dari propilen yang
ada pada produk. Arus (2) dikembalikan sebagai arus balik ke reaktor. Hitunglah komposisi produk, rasio mol
arus balik/umpan baru, dan konversi 1x alir.

FF
100 mol C3H8

R
100 + R1 mol
C3H8
R2 mol C3H6

S
P1 mol
C3H8
P2 mol C3H6
P3 mol H2

R1 mol C3H8
R2 mol C3H6

Q1 mol
C3H8
Q2 mol
C3H6
Q3mol H2

Konversitotal=

100Q 1
=0,95
100

Q1 = 5,0 mol C3H8


Neraca masa total
Input = output + Konsumsi
100 = 5 + C3H8 yang bereaksi
C3H8 yang bereaksi = 95 mol
Neraca masa propilen
Output = produksi

Q2=95 mol C 3 H 6 yang bereaksi


Neraca masa hidrogen
Output = produksi

Q3=95 mol C 3 H 6 yang bereaksi

1mol C 3 H 6 yang terbentuk


=95 mol C3 H 6
1 mol C 3 H 8 yang bereaksi

1 mol H 2 yang terbentuk


=95 mol C 3 H 6
1mol C 3 H 8 yang bereaksi

Komposisi produk
C3H8 = 5 mol 2,6% mol
C3H6 = 95 mol 48,7% mol
H2
= 95 mol 48,7% mol
Total = 195 mol
Fraksi recovery
Q1 = 0,00555 P1 P1 = 5/0,00555 = 900 mol C3H8
R2 = 0,05 Q2 R2 = 0,05 ( 95 ) = 4,75 mol C3H8
Neraca masa pada unit separasi
C3H8 : P1 = Q1 + R1
900 = 5 + R1 R1 = 895 mol C3H8

Rasio arus balik=

R1+ R 2 895+ 4,75


=
=9,0
FF
100

100+ R
100+ R
(100+ 895 )900
( 1)=
=0,0955(9,55 )
( 100+ 895 )
( 1)P 1

Konversi 1 x alir=

Arus Buang
Masalah yang menyertai proses yang menggunakan arus balik adalah terakumulasinya senyawa-senyawa
yang tidak bereaksi (inert). Senyawa inert yang makin besar akan menurunkan konsentrasi reaktan untuk
jumlah mol total yang sama, sehingga akan menurunkan konversi. Oleh karena itu inert perlu dikurangi lewat
arus buang (purging).
Contoh
Metanol diproduksi lewat reaksi CO2 dengan H2 sbb.:

CO2 + 3 H2 CH3OH + H2O


Umpan baru ke reaktor mengandung H2 dan CO2 pada proporsi stoikiometri dan 0,5% mol inert. Output
dari reaktor dilewatkan ke kondenser untuk kondensasi semua metanol dan air yang terbentuk.
Reaktan dan
inert dialirkan kembali ke reaktor. Untuk mencegah akumulasi inert pada sistem, sebagian gas dibuang
(purging) dari arus balik. Bila umpan ke reaktor mengandung inert 2% mol, konversi 1 x alir 60% hitunglah
laju alir umpan baru, umpan campuran dan arus buang untuk produksi metanol 1000 mol/j.
F6 mol
x5 mol CO2
3x5 mol H2
1 4x5 mol I
F7 mol
x5 mol CO2
3x5 mol H2
1 4x5 mol I

F1 mol
I = 0,005
CO2+H2 = 0,995

100 mol

F5
x5
3x5
1 4x5

I = 2 mol
CO2 + H2 = 98 mol

S
F2 mol CO2
3 F2 mol H2
F3 mol
F4 mol H2O
I = 2 mol

Basis : 100 mol umpan campuran


Komposisi umpan campuran
CO2 = 1/4 ( 98 ) mol = 24,5 mol
H2 = 2/4 ( 98 ) mol = 73,5 mol

Konversi1 x alir CO 2=

24,5F 2
=0,6
24,5

CO2 = F2 = 9,80 mol CO2


H2 = 3 F2 = 3 ( 9,80 ) = 29,4 mol H2
CH3OH yang terbentuk = = 0,6 ( 24,5 ) = 14,7 mol CH3OH
H2O yang terbentuk = = 14,7 mol H2O
Neraca masa pada kondenser
Total : F2 + 3 F2 + F3 + F4 + 2 = F3 + F4 + F5
9,80 + 29,4 + 14,7 + 14,7 + 2 = 14,7 + 14,7 + F5
F5 = 41,2 mol
CO2 : F2 = x5 F5 9,80 = x5 ( 41,2 )
x5 = 0,238
Neraca masa pada titik pencampuran
Total : F1 + F7 = 100
Inert : 0,005 F1 + ( 1 4x5) F7 = 2
0,005 F1 + ( 1 4 x 0,238 ) F7 = 2
0,005 F1 + 0,0484 F7 = 2
Dari ke-2 persamaan dapat dihitung F1 = 65,4 mol umpan baru
F7 = 34,6 mol arus balik
Neraca masa pada titik percabangan
Total : F5 = F6 + F7 41,2 = F6 + 34,6

mol
mol CO2
mol H=2
mol I

F3 mol
F4 mol

F6 = 6,6 mol gas buang


Untuk hasil CH3OH 1000 mol/j
Umpan baru = ( 1000/14,7 ) 65,4 = 4450 mol/j
Umpan campuran = ( 1000/14,7 ) 100 = 6803 mpl/j
Arus buang = ( 1000/14,7 ) 6,6 = 449 mol/j
Umpan baru untuk produksi NH3 mengandung 24,75 % mol N2, 74,25 % mol H2 dan inert.
Umpan
gabungan dari umpan baru dan arus balik diumpankan ke reaktor dengan konversi N 2 1x alir 25 %. Output
reaktor dima- sukkan ke kondenser untuk memisahkan seluruh NH 3 dari reaktan yang tak bereaksi, reaktan
yang tidak ber- reaksi direcycle. Untuk mencegah penumpukan inert pada sistem, sebagian recycle dibuang
pada arus buang. Bila arus recycle mengandung 12,0 % mol inert, hitunglah konversi total, rasio mol arus
buang dengan recycle dan umpan baru dan umpan gabungan.
Basis : 100 mol umpan baru
Pr mol
I : 0,12

R mol
I : 0,12
0,75 n1 H2
2,25 n1 N2
I : 0,12

100 mol

MF mol

N2 : 0,2475
H2 : 0,7425
I : 0,01

n1 N2
3 n1 H2
n2 I

R
0,75 n1 N2
2,25 n1 H2
n2 I
0,50 n1 NH3

NH3
Neraca masa inert pada sistem overall
0,01 (100) = 0,12 (Pr)
Pr = 8,33 mol
Aturan titik percabangan
Komposisi arus buang sama dengan komposisi arus balik dan komposisi output kondenser yaitu
I = 0,12
N2 = 0,22
H2 = 0,66
Komposisi mol arus buang:
I = 1,0 mol
N2 = (0,22/0,12) 1,0 mol = 1,83 mol
H2 = (0,66/0,12) 1,0 mol = 5,5 mol
Konversi total

f=

mol N 2 mula mulamol N 2 sisa 24,751,83


=
=0,926
mol N 2 mula mula
24,75

total = 24,75 1,83 = 22,92 mol


NH3 = (NH3)0 + NH3 = 0 + 2 (22,92) = 45,84 mol
Neraca masa NH3 pada kondenser
0,50 n1 = 45,84
n1 = 91,68 mol

Komposisi mol output reaktor


N2 = 0,75 n1 = 0,75 (91,68) = 68,76 mol
H2 = 2,25 n1 = 2,25 (91,68) = 206,28 mol
NH3 = 0,5 n1 = 0,5 (91,68) = 45,84 mol
I = n2
Komposisi mol output kondenser
N2 = 68,76 mol
H2 = 206,28 mol
I = (0,12/0,22) 68,76 mol = 37,5 mol
Komposisi mol recycle
N2 = 68,76 1,83 = 66,93 mol
H2 = 206,28 5,5 = 200,78 mol
I = 37,5 1 = 36,5 mol
R = 66,93 + 200,78 + 36,5 = 304,21 mol
Rasio R/Pr = 304,21/8,33 = 36,5
Neraca masa inert pada titik pencampuran
Inert pada FF + inert pada R = inert pada MF
0,01 (100) + 36,5 = inert pada MF
Inert pada MF (n2) = 37,5 mol
Komposisi MF
N2 = 91,68 mol
H2 = 275,04 mol
I = 37,5 mol
MF = 91,68 + 275,04 + 37,5 = 404,22 mol
Rasio MF/FF = 404,22/100 = 4,04
Neraca masa reaktor pembakaran
Prosedur penyelesaian neraca masa untuk reaktor pemba- karan sama seperti pada sistem reaksi dengan
beberapa tambahan sbb.:
1. Pada diagram alir cantumkan N2 pada input dan output, reaktor,
2. Bila digunakan % berlebih, O 2 yang sebenarnya yang diumpankan ke reaktor adalah udara teoritis x (1 +
fraksi udara berlebih). N2 pada umpan dihitung 3,76 x O2 umpan,
3. Bila hanya ada 1 reaksi lebih mudah menggunakan neraca molekul, sedangkan untuk beberapa reaksi yang
terjadi simultan digunakan neraca atom.
Ada 2 hal penting pada perhitungan udara teoritis dan berlebih:
1. Udara teoritis yang dibutuhkan untuk membakar jumlah tertentu bahan bakar tidak tergantung berapa
banyak bahan bakar yang terbakar sebenarnya,
2. Persen berlebih udara tergantung hanya pada udara teoritis dan laju umpan udara, tidak pada O 2 yang
dikonsumsi atau apakah udara terbakar sempurna atau tidak
Contoh
Metana dibakar menurut reaksi sbb.:
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O
CH4 + 3/2 O2 CO + 2 H2O
Bila 100 mol/j CH4 diumpankan ke reaktor
1.
Berapakah laju alir O2 teoritis bila pembakarannya sem- purna,
2.
Berapakah laju alir O2 teoritis bila 70% CH4 bereaksi membentuk CO,
3.
Berapakah laju alir udara teoritis.
CH4 + 2 O2 CO2 + 2 H2O
100
200
mol/j mol/j
Laju alir O2 teoritis bila pembakarannya sempurna = 200 mol/j
Laju alir O2 teoritis bila 70% CH4 bereaksi membentuk CO = 200 mol/j
Laju alir udara teoritis = 4,76 x 200 mol/j
C2H6 dibakar dengan udara 50% berlebih. Konversi C2H6 90%, 25% bereaksi membentuk CO dan
sisanya bereaksi membentuk CO2. Hitunglah komposisi gas buang basis kering dan basah

Basis: 100 mol C2H6


100 mol C2H6

Ud 50% berlebih
Q mol O2
3,76 Q mol N2

n1 mol C2H6
n2 mol O2
n3 mol N2
n4 mol CO
n5 mol CO2
n6 mol H2O

Reaksi pembakaran
C2H6 + 7/2 O2 2 CO2 + 3 H2O
C2H6 + 5/2 O2 2 CO + 3 H2O
O2 teoritis = 100 x 7/2 mol = 350 mol
O2 umpan (Q) = 1,5 ( 350) mol = 525 mol
N2 umpan = 3,76 (525) mol = 1974 mol
CO yang terbentuk = 0,25 (0,9) (2) = 45 mol
Neraca masa atom
C
Input = output
C2H6
CO
CO2
2 (100) mol = 2 n1 + 1 n4 + 1 n5
2 atom C pd C2H6
200 = 2 (10) + 45 + n5
n5 = 200 - 20 - 45 = 135 mol C atau 135 mol CO2
H
Input = output
C2H6
H2O
6 (100) mol = 6 n1 + 2 n6
6 atom H pd C2H6
600 = 6 (10) + 2 n6
n6 = 540 mol H atau 270 mol H2O
O
Input = output
O sisa O pd CO O pd CO2 O pd H2O
2 (525) mol = 2 n2 + 1 n4
+
2 n5
+
n6
O pada O2
1050
= 2 n2 + 45 + 2 (135) + 270
n2 = 232 mol O2
Komposisi gas buang
C2H6 = 10 mol = 10/2666 = 0,00375
O2 = 232 mol = 232/2666 = 0,087
N2 = 1974 mol = 1974/2666 = 0,7404
CO = 45 mol = 45/2666 = 0,0169
CO2 = 135 mol = 135/2666 = 0,0506
H2O = 270 mol = 270/2666 = 0,1013
Total = 2666 mol
Komposisi basis basah
C2H6 = 10 mol = 10/2396 = 0,00417
O2 = 232 mol = 232/2396 = 0,097
N2 = 1974 mol = 1974/2396 = 0,824
CO = 45 mol = 45/2396 = 0,019
CO2 = 135 mol = 135/2396 = 0.0563
Total = 2396 mol
Neraca Masa Sistem Kesetimbangan Phase

Sistem Komponen Tunggal


Reaksi kimia merupakan inti dari kebanyakan proses tetapi banyak juga proses yang tidak menyangkut
reaksi kimia. Proses pencampuran, pemurnian, separasi merupakan proses yang tidak melibatkan reaksi kimia.
Pada proses separasi komponen-komponen dari campuran dipisahkan menjadi dua atau lebih fraksi.
Proses separasi melibatkan 2 fase:
1. Gas cair,
2. Padat cair,
3. Gas padat,
4. Dua cairan saling tidak larut (immiscible).
Diagram Fase
Diagram fase suatu zat murni merupakan plot tekanan vs suhu yang menunjukkan kondisi dimana zat
berada berujud padat, cair atau gas.
Titik
kritik

P
( atm )

Area
Cair
Area
Padat

Kurva
tekanan uap
Area
Uap

Titik tripel
Kurva sublimasi
T ( 0C )
Aturan Fase Gibb
Variabel yang menggambarkan kondisi sistem proses dapat diklasifikasikan menjadi 3 :
1.
Variabel ekstensif yaitu variabel yang tergantung pada ukuran sistem seperti masa, volume, jumlah mol,
energi kinetik, energi potensial, energi internal;
2.
Variabel intensif yaitu variabel yang tidak tergantung pada ukuran sistem seperti suhu, tekanan, densitas;
3.
Variabel spesifik yaitu variabel intensif yang dibentuk dari variabel ekstensif dibagi masa atau mol bahan
seperti variabel volume spesifik (volume/masa), energi kinetik spesifik (energi kitik/masa), entalpi spesifik
(entalpi/masa), fraksi masa, fraksi mol.
Jumlah variabel intensif yang dapat menentukan secara independen pada sistem kesetimbangan disebut derajad
kebebasan
Gibb menyatakan Aturan Fase Gibb sbb.:
F = m - + 2
F = derajad kebebasan,
m = jumlah spesies kimia pada sistem,
= jumlah fase pada sistem,
Bila pada sistem ada reaksi kesetimbangan sejumlah r maka harga m dikurangi dengan r.
Sistem Gas Cair: 1 komponen dapat mengembun
Sistem yang mengandung beberapa komponen tetapi hanya 1 komponen yang dapat mengembun menjadi
cairan banyak dijumpai pada industri seperti: evaporasi, drying, dan humidifikasi, dehumidifikasi, kondensasi.
Bila ada suatu campuran terdiri dari 2 komponen berada dalam kesetimbangan gas-cair maka derajad
kebebasannya:
F = m - + 2 = 2 - 2 + 2 = 2
Ada 3 variabel intensif yang dapat menentukan sistem kese- timbangan yaitu: T, P, y. Dari ke 3 variabel
intensif ada 2 yang dapat dipilih untuk menentukan kondisi kesetimbangan sistem.
Pada kondisi jenuh: pv = yv P = pv(T)

Beberapa karakteristik penting sistem gas-cair:


Gas yang berada pada kondisi kesetimbangan dengan cairan akan jenuh dengan cairan tsb,
Tekanan parsiil uap pada kondisi setimbang pada campuran gas yang mengandung komponen yang dapat
mengembun tunggal tidak mungkin lebih besar dibandingkan tekanan uap komponen murni pada suhu
sistem,
3. Uap yang berada dalam gas lebih kecil dari jumlah jenuhnya disebut uap lewat panas (superheated). Pada
kondisi lewat panas maka
pv = yv P < pv(T)
4. Bila gas mengandung uap lewat panas tunggal didinginkan pada tekanan tetap suhu pada saat uap menjadi
jenuh disebut suhu embun (dew point) dimana
pv = yv P = pv(T)
1.
2.

Contoh
Udara pada 1000C dan 5260 mm Hg mengandung 10% vol air
1. Hitunglah titik embun udara dan derajat lewat panas uap air,
2. Hitunglah % uap yang mengembun dan komposisi akhir fase gas bila gas didinginkan samapi 80 0C pada
tekanan tetap,
3. Hitunglah persentase kondensasi dan komposisi akhir fase gas bila gas ditekan secara isotermal sampai
8500 mm Hg.
Penyelesaian
1. pH2O = yH2O P = 0,1 (5260) = 526 mm Hg
pH2O(1000C) = 760 mm Hg > 526 mm Hg Uap lewat panas
pH2O = pH2O (Tdp)
526 mm Hg = pH2O (Tdp) Tdp = 900C
Uap lewat panas 1000C - 900C = 100C
2.
100 mol
H2O = 0,1
Ud kr = 0,9
T = 1000C, P= 5260 mmHg

Q2 mol
H2O = y
Ud kr = (1 - y)
T = 800C, P = 5260 mm Hg
Q1 mol H2O ( c )

Kondisi jenuh pada output


y P = pH2O(T) y = pH2O(800C)/P = 355/5260
y = 0,0675 mol H2O /mol
Neraca masa
Udara kering : 0,9 ( 100 ) = (1 y) Q2 = ( 1 0,0765) Q2
Q2 = 96,5 mol
Total
: 100 = Q1 + Q2
Q1 = 100 - 96,5 = 3,5 mol mengembun

Presentase pengembunan=

3,5
100 =35
0,1(100)

3. Pada awalnya yH2O P < pH2O(1000C).


Kondisi jenuh terjadi bila tekanan cukup tinggi sehingga
yH2O P = pH2O(1000C)

H 2 O=

P H 2 O(100 ) 760
=
=7600 mmHg
H 2O
0,1

Tekanan > 7600 mm Hg dapat menyebabkan terjadinya pengembunan. Oleh karena tekanan sistem 8500 maka
sebagian uap air akan mengembun.
100 mol
H2O = 0,1
Ud kr = 0,9
T = 1000C, P = 7200 mm Hg

Q2 mol
H2O = y
Ud kr = (1 y)
T = 1000C, P = 8500 mm Hg

Q1 mol H2O ( c )
Kondisi jenuh pada output
y P = pH2O(T) y = pH2O(1000C)/P = 760/8500
y = 0,0894 mol H2O /mol
Neraca masa
Udara kering : 0,9 (100) = (1 y) Q2
90 = (1 0,0894) Q2 Q2 = 98,8 mol
Total
: 100 = Q1 + Q2 100 = 98,8 + Q1
Q1 = 1,2 mol H2O mengembun

Presentase pengembunan=

1,2
100 =12
0,1(100)

Sistem Multi-komponen Multi-fase


Bila jumlah komponen dan jumlah fase makin banyak spesifikasi dan penentuan kondisi kesetimbangan
menjadi makin kompleks.
Untuk campuran gas-cair pada suhu dan tekanan tertentu maka akan ada pasangan komposisi uap dan cair
yang berada dalam keadaan setimbang.
Untuk campuran gas-cair hubungan antara fraksi mol gas dan cair dinyatakan dengan faktor K
K = yi/xi
yi fraksi mol spesies i pada fase uap
xi fraksi mol spesies I pada fase cair
Ki = Ki (T, P)
Ki = pi (T)/P
Persamaan tersebut disebut hukum Raoult
Untuk campuran 2 komponen maka persamaannya sbb.:
K1 = y1/x1
K2 = y2/x2

K 1=

1 1 2
=
x1 1x 2

Untuk sistem dengan 2 komponen dan 2 fase ada 2 derajat kebebasan yang harus dipilih misalnya P dam
y1, maka untuk menentukan kesetimbangan pada suhu T dan komposisi lainnya ditentukan sbb.:
y2 dihitung dari persamaan

K 1=

1 1 2
=
x1 1x 2

Batasan fisik : x1 + x2 = 1

1
2
+
=1
K 1(T , P) K 2 (T , P)

Titik Embun dan Titik Gelembung


Titik embun adalah suhu pada saat tetes pertama terbentuk bila campuran uap didinginkan pelan-pelan
pada tekanan tetap
Titik gelembung adalah suhu pada saat gelembung uap pertama kali terbentuk bila suhu campuran cairan
pelan-pelan dinaikkan pada tekanan tetap.
Bila campuran uap dengan komposisi y 1 = z1 dan y2 = 1 z1 maka titik embun dapat dihitung dengan
persamaan berikut:

z1
1z 2
+
=1
K 1(T , P) K 2 (T , P)

Untuk suhu gelembung bila diperkirakan campuran cairan dengan komposisi x1 = z1 dan x2 = 1 z1 dan
y1 + y2 = 1
y1 = K1(T, P) x1
y2 = K2(T, P) x2
maka
z1 K1(T, P) + (1 z1) K2(T, P) = 1
Prosedur Perhitungan Neraca Panas
1.
Tentukan (bila mungkin) laju alir semua komponen arus dengan neraca masa,
2.
Tentukan entalpi spesifik masing-masing komponen arus,
3.
Susun persamaan neraca energi dan selesaikan variabel yang diinginkan
Contoh
Dua arus air dicampur untuk membentuk umpan boiler.
Umpan arus 1 : 120 kg/menit pada suhu 300C, umpan arus 2 : 175 kg/menit pada suhu 650C. Tekanan boiler: 17
bar absolut. Uap air keluar dari boiler lewat pipa dengan diameter dalam 6 cm. Hitunglah input panas ke
boiler dalam KJ/menit bila uap air pada kondisi jenuh pada tekanan boiler, energi kinetik air input diabaikan.
H2O 120 kg/menit
300C, = 125,7 kJ/kg
H2O 175 kg/menit
650C, = 271,9 kJ/kg

H2O (g) = 295 kg/menit


17 bar jenuh 2040C
= 2793 kJ/kg

H = ni Hi - ni Hi
out
in
= 295 kg/menit (2793 kJ/kg) { (120 kg/menit) (125,7 kJ/kg) +
(175kg/menit) (271,9 kJ/kg) } = 76.100 kJ/menit
A = r2 = 3,1416 (3,0/100)2 = 2,83 10-3 m2
V uap air = masa x volume spesifik
= 295 kg/menit x 1/60 menit/s x 0,1166 m3/kg
= 0,5732 m3/s
v (m/s) = V/A = 0,5732/2,83 10-3 = 202 m/s
Ek = m v2/2 gC = 295 kg/menit (202)2 m2/2 (1) kgm/Ns2
= 6,02 106 Nm/menit atau J/menit = 6,02 103 kJ/menit
Q + WS = H + Ek + Ep
Q = H + Ek = 7,61 105 + 6,02 103 kJ/menit
= 7,67 105 kJ/menit
Arus gas mengandung 60% masa etana dan 40% masa butana dipanaskan dari 150 0K sampai 2500K pada
tekanan 5 bar. Hitunglah panas yang dibutuhkan input per kg campuran bila perubahan energi kinetik dan
potensial diabaikan.
Basis : 1 kg campuran
Entalpi etana dan butana pada 1500K dan 5 bar = 314,3 kJ/kg dan 30,0 kJ/kg sedangkan entalpi etana dan
butana pada 2500K dan 5
bar = 973,3 kJ/kg dan 237,0 kJ/kg.

1 kg 1500K, 5 bar
0,6 kg C2H6, 314,3 kJ/kg
0,4 kg C4H10, 30,0 kJ/kg

2500K, 5 bar
0,6 kg C2H6, 973,3 kJ/kg
0,4 kg C4H10, 237,0 kJ/kg

H = ni Hi - ni Hi
out
in
= { 0,6 kg ( 973,3 ) kJ/kg + 0,4 kg ( 237,0) kJ/kg }
{ 0,6 kg ( 314,3 ) kJ/kg + 0,4 kg ( 30,0) kJ/kg }
= 478,2 kJ
Neraca Energi Mekanik
Pada unit proses kimia seperti reaktor, kolom distilasi, evaporator dan penukar panas W S, Ek, dan Ep
cenderung dapat diabaikan dibandingkan U dan H
Neraca energi pada unit tersebut diatas dapat ditulis
Q = U (sistem tertutup)
Q = H (sistem terbuka
Pada unit proses seperti aliran fluida ke atau dari tanki, reservoir, sumur, unit proses maka U dan H
dapat diabaikan dibandingkan WS, Ek, dan Ep
Pada sistem terbuka dengan fluida proses cairan dengan 1 arus input dan 1 arus output masing-masing dengan
dengan laju alir
masa m dan

^
V

in

^
V

out

^
V

= 1/, dimana = densitas maka persamaan neraca energi

mekanik:

P v2 g
^ Q/m )=W s /m
+
+ z +( U
2 gc gc
( - Q/m ) merupakan komponen yang selalu positif yang disebut kehilangan karena friksi ( F ).

P v2 g
+
+ z + F=W s /m
2 gc gc
Persamaan tersebut disebut persamaan Bernoulli
Jalur proses hipotetik dan sifat ujud
Perubahan entalpi yang menyertai proses secara spesifik sbb.:
1. Proses dengan perubahan tekanan pada suhu tetap,
2. Proses dengan perubahan suhu,
3. Proses dengan perubahan fase pada suhu dan tekanan tetap,
4. Proses pencampuran atau pelarutan 2 komponen atau lebih pada suhu dan tekanan tetap,
5. Proses reaksi kimia pada suhu dan tekanan tetap.
Proses dengan perubahan tekanan pada suhu tetap
1. Untuk zat padat dan cairan entalpi dan energi internal tidak tergantung pada tekanan
( + P

^
V

^
V

2. Untuk gas ideal dan tidak tergantung pada tekanan


0 dan 0
Proses dengan perubahan suhu
1. Pada volume tetap
Panas sensible dan kapasitas panas
Panas sensible adalah panas yang ditransfer untuk menaikkan atau menurunkan suhu zat atau campuran zat.
Besarnya panas yang dibutuhkan untuk menghasilkan peru- bahan suhu tertentu pada sistem dapat dinyatakan:
Q = U ( sistem tertutup )
Q = H ( sistem terbuka )
Kapasitas panas ada 2 :

1.

Kapasitas panas pada volume tetap ( CV )

^ dU
^
U
=
T
dT

C v ( T )= lim

T 0

^
d U=C
v(T ) d T
= 2 1
T2

^ = C v ( T ) dT
U
T1

Bila proses dengan perubahan suhu disertai dengan perubahan volume


1
2
A (T1,

^
V

^
V

A (T1,

A(T2,

^
V

= 1 + 2
Untuk gas ideal, padatan dan cairan hanya tergantung pada T sehingga pada proses dengan suhu tetap
1 0 untuk setiap zat kecuali gas non-ideal.
T2

^ = U
^ 2= C v ( T ) d T
U
T1

2. Pada tekanan tetap

C v ( T )= lim

T 0

^
H d^
H
=
T
dT

d = CP (T) dT
= 2 - 1
T2

^
H = C p ( T ) dT
T1

Bila proses dengan perubahan suhu disertai dengan perubahan volume


1
2
A (T1, P1) A (T1, P2) A(T2, P2)

= 1 + 2

Untuk gas ideal


1 = 0
T2

^
H= ^
H 2= C p ( T ) d T
T1

Untuk padatan dan cairan :


1 =

^
V

P
T2

^
H=V^ P+ C p ( T ) d T
T1

Hubungan Cp dan Cv

Untuk gas ideal


: Cp = Cv + R
Untuk padatan dan cairan : Cp = Cv
Proses dengan perubahan fase
Panas laten
1. Panas laten penguapan v
2. Panas laten pelelehan m
3. Panas laten sublimasi s
Estimasi dan Korelasi Panas Laten
Rumus sederhana untuk estimasi panas laten penguapan
Untuk cairan non-polar
V 0,088 Tb (0K)
Air, alkohol dengan BM rendah
V 0,109 Tb (0K)
Rumus Chen

^
H v=

T b [ 0,0331 ( T b /T c ) 0,0327+ 0,0297 log P c ]


1,07( T b /T c )

Tb = titik didih pada suhu normal


Tc = titik didih pada suhu kritik
Korelasi Watson

^ v ( T 2 ) T C T 2
^
H v ( T 2) = H
T C T 1

0,38

Rumus sederhana untuk estimasi panas laten pelelehan


Untuk unsur logam
m 0,0092 Tm (0K)
Senyawa organik
V 0,050 Tm (0K)
Senyawa anorganik
V 0,025 Tm (0K)
Proses pencampuran dan pelarutan
Panas pelarutan dan pencampuran ideal
Panas pelarutan integral S (T, n) dinyatakan sebagai peru- bahan entalpi dimana 1 mol solute (gas atau
cairan) bila dilarutkan dalam n mol pelarut cair pada suhu T

Analisis Derajad Kebebasan


Derajad kebebasan sistem = jumlah total variabel jumlah total persamaan neraca masa independen
jumlah total variabel arus yang telah ditentukan jumlah total hubungan tambahan yang dapat disusun
Contoh
Sari jeruk segar mempunyai komposisi 12% masa padatan terlarut, gula, dan air. Untuk menurunkan
biaya transportasi dari pabrik ke daerah pemasaran sari jeruk ini dipekatkan dan didaerah tujuan direkonstitusi
menjadi sari jeruk dengan menambah air.
Pemekatan dilakukan pada evaporator dengan waktu tinggal
pendek untuk mencegah hilangnya aroma dan rasa yang sensitif terhadap panas dan mudah menguap. Karena
beberapa komponen tetap hilang selama proses maka untuk meningkatkan rasa dan aroma sari jeruk pekat
ditambahkan sari jeruk segar dengan aliran pintas.
Bila aliran pintas 10% dari umpan dan output dari
evaporator mengandung 80% padatan terlarut. Hitunglah air yang harus diuapkan dan komposisi produk akhir
bila umpan sari jeruk segar 10.000 kg/j.

Unit Proses

Air
F4
F1
xp1

F2
xp2

F5
xp5

F6
xp6

F3
xp3
Perhitungan derajad kebebasan
Percabangan

Evaporator

Mixer

Proses

Jumlah variabel

11

Jumlah neraca masa

Jumlah variabel yang telah


ditentukan:
- Komposisi
- Arus
Jumlah Hubungan
- Rasio percabangan
- Batasan percabangan
Derajad kebebasan

Contoh
Flash vaporizer
Campuran cairan n-heksana dan n-heptana 1000 kmol/j pada tekanan tinggi tiba-tiba diturunkan
tekanannya (flash). Sebagian cairan menguap menghasikan campuran uap yang lebih kaya dengan n-heksana
dan sisa cairan yang lebih kaya dengan n-heptana. Keduanya setimbang pada tekanan p dan suhu T.
n2 kmol/j
x2 n-heksana
(1 x2) n-heptana
n1 kmol/j
x1 n-heksana
(1 x1) n-heptana

n3 kmol/j
x3 n-heksana
(1 x3) n-heptana

Ada 5 variabel : n2, n3, x1, x2, x3 yang belum diketahui, sehingga dibutuhkan 5 persamaan untuk
menyelesaikannya.
Persamaan diperoleh dari :
1. Persamaan neraca masa
Ada 3 persamaan neraca masa, 2 neraca masa komponen n-heksana dan n-heptana dan 1 neraca masa total
x1 n1 = x2 n2 + n3 x3
(1)
(1 x1) n1 = (1 x2) n2 + (1 x3) n3
(2)
n1 = n2 + n3
(3)
2. Hukum fisika
Dua persamaan dari hukum Raoult

x2 P = x3 p*n-heksana
(1 - x2) P = (1 - x3) p*n-heptana

(4)
(5)

Campuran sejumlah 1000 kg/j mempunyai komposisi 35% masa bensena (B), 50% masa toluena (T) dan
xylena (X) 15% masa diumpankan kekolom distilasi. Distilat mempunyai komposisi 95% masa bensena dan
3,0% masa toluena. Produk dasar diumpankan ke kolom distilasi ke-2. Distilat dari kolom ke-2 mempunyai
komposisi 1,7% masa bensena, 98,0% masa toluena. Dari toluena yang di umpankan ke proses, 10% diperoleh
pada hasil dasar kolom distilasi ke-2, dan 96,67% xylena yang diumpankan ke proses direcovery pada hasil
dasar kolom distilasi ke-2 juga. Hitunglah variabel yang belum diketahui.
n1 kg/j
n5 kg/j
0,95 kg B/kg
0,017 kg B/kg
0,03 kg T/kg
0,98 kg T/kg
0,02 kg X/kg
0,003 kg X/kg

1000 kg/j
350 kg/j B
500 kg/j T
150 kg/j X
n2 kg/j B
n3 kg/j T
n4 kg/j X

n6 kg/j
n7 kg/j
n8 kg/j

Pada kolom distilasi 1


Ada 4 variabel : n1, n2, n3, n4 yang belum diketahui, dan hanya ada 3 persamaan dari neraca masa B, T, X
Derajad kebebasan = 4 3 = 1
Pada kolom distilasi 2
Ada 7 variabel : n2, n3, n4, n5, n6, n7, n8 yang belum diketahui, dan hanya ada 3 persamaan dari neraca masa B,
T, X
Derajad kebebasan = 7 3 = 4
Proses secara keseluruhan
Ada 5 variabel yang belum diketahui n1, n5, n6, n7, n8
Ada 3 persamaan neraca masa B, T, X dan 2 persamaan recoveri fraksional.
Derajad kebebasan = 5 3 2 = 0
Penyelesaian
Ada 8 variabel tidak diketahui : n1, n2, n3, n4, n5, n6, n7, n8
Dibutuhkan 8 persamaan :
Neraca masa pada kolom distilasi 1
B : 350 kg = 0,95 n1 + n2
T : 500 kg = 0,03 n1 + n3
X : 150 kg = 0,02 n1 + n4
Neraca masa pada kolom distilasi 2
B : n2 = 0,017 n5 + n6
T : n3 = 0,98 n5 + n7
X : n4 = 0,003 n5 + n8
Persamaan recoveri fraksional
10% recoveri T : n7 = 0,10 (500) kg = 50 kg
96,67% recoveri X : n8 = 0,9667 (150) kg = 145 kg
n1 = 189,6 kg
n2 = 219,8 kg
n3 = 444,3 kg
n4 = 146,2 kg
n5 = 402,4 kg
n6 = 213,0 kg

Masalah Neraca Masa Linear


Penyelesaian secara simultan dengan program komputasi akan mudah bila semua spesifikasi batasan linear
pada aliran komponen atau spesies. Pada kasus ini persamaan neraca dan himpunan spesifikasi akan secara
sederhana terdiri dari himpunan persamaan linear. Persamaan linear dapat diselesaikan secara efisien tanpa
siklus konvergensi menggunakan metoda matriks varian peng- hilangan baris. Program komputer untuk
perhitungan penyelesaian matriks tersedia dalam berbagai bentuk.
Contoh
1

Mixer

Reaktor

Sepa-rator

4
Proses sederhana dimana senyawa A diubah menjadi senyawa B terdiri dari mixer, reaktor, dan separator
seperti pada diagram alir diatas. Separator memisahkan output reaktor menjadi arus produk dan arus recycle
yang mengandung 80% A dan 40 % B. Kondisi operasi reaktor diatur sehingga rasio B/A pada arus umpan 1 :
5.
Bila arus umpan baru adalah A dan diperkirakan stoikiometri reaksi sederhana A B hitunglah konversi
reaktor.
Penyelesaian
Diasumsikan arus umpan baru (1) = 100 kmol/j A
Neraca masa pada reaktor
Input = Output
n3A = (1 x) n2A = n2A - r
n3B = n2B + x n2A = n2B + r
Neraca masa pada separator
Input = Output
n3A = n4A + n5A
n3B = n4B + n5B
Neraca masa pada mixer
Input = Output
n6A = n5A + 100
n6B = n5B + 0
Neraca masa komponen pada separator
n5A = 0,8 n3A
n5B = 0,4 n3B
Hubungan komposisi
n2A = 5 n2B
n2A
1
0
-1
0
0
0
1

n2B
0
1
0
-1
0
0
-5

Matriks penyelesaian
n2A
n2B
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0

n5A
-1
0
0
0
1
0
0

n5B
0
-1
0
0
0
1
0

n3A
0
0
1
0
-0,8
0
0

n3B
0
0
0
1
0
-0,4
0

r
0
0
-1
1
0
0
0

RHS
100
0
0
0
0
0
0

n5A
0
0
1
0
0
0

n5B
0
0
0
1
0
0

n3A
0
0
0
0
1
0

n3B
0
0
0
0
0
1

r
0
0
0
0
0
0

RHS
227,3
45,5
127,3
45,5
159,1
113,6

68,2

r = 68,2
n2A = 227,3
x = r/ n2A = 68,2/227,3 = 0,30
Masalah Neraca Masa Nonlinear
Kunci yang mendasari pendekatan penyelesaian simultan masalah neraca masa adalah semua persamaan
neraca dan hubungan spesifikasi proses dalam bentuk persamaan linier dari laju alir spesies. Bila persamaan
neraca masa selalu berbentuk linier, spesifikasi proses tidak selalu linier
Contoh
Pada pabrik amoniak gas umpan terdiri dari H2 74%mol, N2 24,5%mol, CH4 1,2%mol dan A 0,3% mol
bereksi secara katalitik menghasilkan NH 3. Produk reaksi direfrigerasi untuk memisahkan 75% produk NH 3
per pass. Arus sisanya dikembalikan ke reaktor sebagai recycle. Untuk menstabilkan akumulasi inert CH 4 dan
A pada proses sebagian gas dibuang.
Diperkirakan laju pembuangan gas diatur sehingga umpan campuran yang masuk reaktor mengandung CH 4
18%mol dan konversi per pass N2 65%. Hitunglah semua laju alir dalam proses.
NH3
4
1
2
3
H2 74,0%
H2
H2
N2 24,5%
CH4 1,2%
A
0,3%

N2
CH4
A

N2
CH4
A

Reaktor

Separator

6
H2
N2
CH4
A

Penyelesaian
Tabel derajad kebebasan
Jumlah
Variabel
Jumlah
Neraca
Jumlah komposisi
yg diketahui
Umpan
CH4 pada arus 2
Jumlah hubungan
Konversi
Recovery NH3
Batasan cabang
Derajad Kebebasan
Basis

Titik
temu
14

Reak
tor
10+1

Sepa
rator
11

Titik
cabang
15

Proses

Total

31

10+1

20

3
1

Basis 1000 mol/j umpan atau arus 1


Neraca masa total
A : nA6 = 3
CH4 : nCH46 = 12
N2 : nH26 = 245 r
H2 : nH26 = 740 3 r
NH3 : nNH34 + nNH36 = 0 + 2 r

3
1

1
1
5

4
6

1
1
4
1
-1

Neraca masa titik percabangan


x = n7/n6
Neraca masa titik pencampuran
A : nA2 = 3 x + 3
CH4 : nCH42 = 12 x + 12
N2 : nH22 = (245 r) x + 245
H2 : nH26 = (740 3 r) x + 740
NH3 : nNH32 = (2 r - nNH34 ) x
Jumlah semua arus tersebut diatas
N2 = 1000 (x + 1) 2 r x nNH44 x
Komposisi CH4 pada umpan campuran = 18 mol, menghasilkan persamaan non-linier
nCH42 = 0,18 N2 = 0,18 [1000 (x + 1) 2 r x nNH44 x]
= 12 x + 12
1+x
0,18
= ( 2 r + nNH42 )
x
168

(1)

Persamaan ini dapat digunakan untuk mengeliminasi x dari pernyataan arus 2 yaitu N 2 sehingga pernytaaan
hanya dalam r dan NNH34
Neraca masa pada separator NH3
A : nA3 = 3 x + 3
CH4 : nCH43 = 12 x + 12
N2 : nH23 = (245 r) (1 + x)
H2 : nH23 = (740 3 r) (1 + x)
NH3 : nNH32 = (2 r - nNH34 ) (1 + x)
Hubungan spesifikasi proses
nNH34 = 0,75 nNH33
= 0,75 [(2 r nNH34) (1 + x) + nNH34]
Atau
1,5 r (1 + x)
nNH34 =
(2)
(1 + 0,75 x)

Gabungan persamaan 1 dan 2


NN22 NN23
245 (x + 1) r x 245 (x + 1)
= = 0,65
NN22
245 (x + 1) r x
159,25 (x + 1)
r =
(3)
(1 + 0,65 x)
Gabungan persamaan 3 dan 1
(1 + x)
0,18 318,5 (1 + x)
318,5 (1 x)2 0,75
= +
x
168
(1 + 0,65 x)
(1 + 0,65 x) (1 + 0,75 x)
4,095 x2 - 134,8725 x - 168 = 0
x = 34,14
Berdasarkan harga x tsb
r = 241,3 mol/j
NNH34 = 478,07 mol/j
Satu mol masing-masing CO2, O2, dan N2 diumpankan ke reaktor dan dipanaskan sampai 30000K dan 5 atm.
Dua reaksi mengalami kesetimbangan

CO2

CO + O2
pCO pO21/2
K1 = = 0,3272 atm1/2
pCO2
O2 + N2 NO
pNO
K2 = = 0,1222
( pNO2 pO2 ) 1/2
Hitunglah komposisi dalam kesetimbangan dalam fraksi mol
Penyelesaian
CO2 CO + O2
O2 + N2 NO
Pada kondisi awal
nCO2 = nO2 = nN2 = 1
Setelah reaksi
nCO2 = 1 - 1
nCO = 1
nO2 = 1 + 1 2
nN2 = 1 2
nNO = 2

derajad reaksi 1
derajad reaksi 2

Jumlah total mol dalam kondisi setimbang = (1 - 1) + 1


+ (1 + 1 2) + (1 2) + 2 = 3 + 1
yCO2 =
yCO =
yO2 =
yN2 =
yNO =

(1 - 1)/(3 + 1)
1/( 3 + 1)
(1 + 1 2)/(3 + 1)
(1 2)/(3 + 1)
2/(3 + 1)
pCO pO21/2
(yCO P) (yO2 P)1/2
K1 = =
pCO2
yCO2 P
yCO yO2
K1 = P (1 + - 1)
yCO2
2 1 (2 + 1 2)1/2
K1 = P (1 + - 1) = 0,3272
2 (2 2) ( 6 + 1)1/2
0,3272 (2 2) ( 6 + 1)1/2 = 2,236 1 (2 + 1 2)1/2 (1)

pNO
(yNO P)
K2 = =
( pNO2 pO2 ) 1/2
(yNO2 P)1/2 (yO2 P)1/2
yNO
K2 = P (1 - - )
(yNO2)1/2 (yO2)1/2
2 2
K2 = = 0,1222
(2 + 1 2)1/2 (2 2)1/2

0,1222 (2 + 1 2)1/2 (2 2)1/2 = 2 2


(2)
Penyelesaian ke 2 persamaan non-linier tsb :
1 = 0,2017, 2 = 0,1208
yCO2 =
yCO =
yO2 =
yN2 =
yNO =

(1 - 1)/( 3 + 1) = 0,2574
1/( 3 + 1) = 0,065
(1 + 1 2)/( 3 + 1) = 0,3355
(1 2)/ ( 3 + 1) = 0,3030
2/( 3 + 1) = 0,039

Proses untuk produksi NaOH terdiri arus intermediate yang mengandung slurry endapan CaCO 3 dalam
larutan NaOH dan H2O. Slurry dicuci dengan air dengan 3 tahap pencucian untuk mengurangi konsentrasi
NaOH dalam slurry sampai cukup rendah. Laju alir untuk proses pencucian lawan arus ditunjukkan pada
diagram.
Tahap pencucian diperkirakan beroperasi sehingga slurry yang keluar pada masing-masing tahap
mengandung 2 kg larutan per kg padatan CaCO3. Konsentrasi larutan yang keluar pada masing-masing tahap
diperkirakan sama. Jika umpan slurry pada tahap pertama mengandung 10% masa NaOH, 30% masa CaCO 3,
dan 60% masa H2O, hitunglah jumlah air pencuci yang dibutuhkan per masa umpan agar larutan yang keluar
dari tahap 3 konsentrasi NaOHnya 1% masa.
Air pencuci
NaOH 8
H2O

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 3

5
4

Umpan slurry
NaOH, H2O, CaCO3

Limbah Slurry

Bila basis arus 1 : 1000 kg/jam


Jumlah variabel arus
Jumlah persamaan neraca
Jumlah komposisi yang sudah
diketahui
Arus 1
Arus 4
Jumlah hubungan yang telah
diketahui
Rasio padatan/larutan
Rasio konsentrasi
Derajad kebebasan
Basis

Tahap 1
10
3

Tahap 2
10
3

Tahap 3
9
3

Proses
19
9

2
1

1
1
3

1
1
5

1
1
3

3
3
1
-1
0

Indeks senyawa masing-masing NaOH = 1, H2O = 2, CaCO3 = 3


Tahap 1
Persamaan neraca masa
100 + F17 = F12 + F18
600 + F27 = F22 + F28
300 = F32
Spesifikasi proses : slurry yang keluar dari masing-masing tahap mengandung 2 kg larutan per kg padatan
F12 + F22 = 2 F32
Konsentrasi larutan yang keluar pada masing-masing tahap diperkirakan sama
F18
F12
=
F18 + F28
F12 + F22
Tahap 2
Persamaan neraca masa

F12 + F16 = F13 + F17


F22 + F26 = F23 + F27
F32 = F33
Spesifikasi proses : slurry yang keluar dari masing-masing tahap mengandung 2 kg larutan per kg padatan
F13 + F23 = 2 F33
Konsentrasi larutan yang keluar pada masing-masing tahap diperkirakan sama
F17
F13
=
F17 + F27
F13 + F23
Tahap 3
Persamaan neraca masa
F13 + 0 = F14 + F16
F23 + F25 = F24 + F26
F33 = F34
Spesifikasi proses : slurry yang keluar dari masing-masing tahap mengandung 2 kg larutan per kg padatan
F14 + F24 = 2 F34
Konsentrasi larutan yang keluar pada masing-masing tahap diperkirakan sama
F14
F16
=
F14 + F24
F16 + F26
4
F1
= 0,01
F14 + F24
Bila neraca masa CaCO3 dihilangkan, maka persamaan terdiri dari:
Persamaan neraca masa linier
F12 - F17 + F18 = 100
F22 - F27 + F28 = 600
-F12 + F13 - F16 + F17 = 0
-F22 + F23 - F26 + F27 = 0
-F13 + F14 + F16 = 0
-F23 + F24 - F25 + F26 = 0
Spesifikasi proses linier
F12 + F22 = 600
F13 + F23 = 600
F14 + F24 = 600
0,99 F14 - 0,01 F24 = 0
0,99 F16 - 0,01 F26 = 0
Spesifikasi proses non-linier
F18
F12
=
F18 + F28
F12 + F22
8
2
2
F1 (F1 + F2 ) = F12 (F18 + F28)
F17
F13
=
F17 + F27
F13 + F23
F17 (F13 + F23) = F13 (F17 + F27)
Karena ada 2 persamaan non-linier dan 2 kondisi yang berhubungan dengan tahap 1 dan 2 maka dipilih
harga arus yang sesuai dengan unit tersebut
Komposisi larutan masuk bersama slurry = 10% NaOH x 100%/(100% - %masa CaCO 3) = 10% x 100%/70%
= 1/7% masa NaOH = 14,3% masa NaOH.
Karena komposisi larutan awal 14,3% NaOH harus dikurangi sampai 1% NaOH, penurunan konsentrasi
NaOH pada tiap tahap harus sekurang-kurangnya nya sehingga secara keseluruhan 1/7 x x x = 1/56 >
1%.
Slurry yang keluar dari masing-masing tahap mengandung 2 kg larutan per kg padatan, maka
F14 + F24 = 600
F14

= 0,01 F14 = 0,01 x 600 kg/j = 6 kg/j


F14 + F24
NaOH input = 10% (1000 kg/j) = 100 kg/j
= F18 + F14
8
F1 = (100 - 6) kg/j = 94 kg/j
Bila diperkirakan bahwa dari NaOH tercuci pada tahap 1 = x 100 kg/j = 50 kg/j dan hampir seluruh
NaOH dari umpan keluar pada arus 8 (F18), maka NaOH yang keluar pada arus 7 (F17) = 50 kg/j
F12 - F17 + F18 = 100
F12 - 50 + 94 = 100 F12 = 56 kg/j
F12 + F22 = 600 F22 = (600 - 56) kg/j = 544 kg/j
Komposisi larutan yang masuk bersama padatan CaCO 3 14,3%masa pada unit pencucian tahap 1, maka
komposisi larutan yang keluar dari unit tsb tidak mungkin lebih besar. Bila diperkirakan 10% masa, padahal
hampir seluruh NaOH input 100 kg/j keluar pada arus 8 (F18) maka F28 = 100 kg/j/10% = 1000 kg/j
F22 - F27 + F28 = 600
544 - F27 + 1000 = 600 F27 = 944 kg/j
Bila seluruh arus dihitung diperoleh sbb.
2
3
4
5
6
7
8
NaOH
kg/j
56
15,94
6
9,94
50
94
H2O
kg/j
544
584,1
594
994
984,1
944
1000
Laju alir masa komponen yang diperoleh diats masih estimasi untuk penyelesaiannya dilakukan linierisasi
fungsi non-linier
f1 = F18 (F12 + F22) - F12 (F18 + F28)
f2 = F17 (F13 + F23) - F13 (F17 + F27)
f1
f1
f1
f1
= F22 = - F12 = -F28 = F18
F18
F28
F12
F22
f1
f1
f1
f1
= 544 = - 56 = -1000 = 94
F18
F28
F12
F22
Persamaan menjadi
N
f1
N
f1
xn = xn0 - f1 (x0)
n=1 xn
n=1 xn
N
f1
xn0 adalah
n=1 xn
-1000 F12 + 94 F22 + 544 F18 - F28
f1 (x0) = F18 (F12 + F22) - F12 (F18 + F28)
= F18 F22 - F12 F28 = 56 x 1000 544 x 94
= 4864
N
f1
xn = -1000 F12 + 94 F22 + 544 F18 56 F28 - 4864
n=1 xn
= -1000 x 56 + 94 x 544 + 544 x 94 56 1000
- 4864 = - 4864
Persamaan f1 menjadi linier
-1000 F12 + 94 F22 + 544 F18 - F28 = - 4864
f2
= F23

f2
= - F13

f2
= -F27

f2
= F17

F17
F27
F23
F23
f2
f2
f2
= 584,1 = - 15,94 = - 944
F17
F27
F23
f2
= 50
F23
N
f2
xn0 adalah
n=1 xn
-944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27
f2 (x0) = F17 F23 - F13 F27 = 50 x 584,1 15,94 x 944
= 14155,94
N
f1
xn = -944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27
n=1 xn
- 14155,94
= 14155,94
Persamaan f2 menjadi linier
-944 F13 + 50 F23 + 584,1 F17 - 15,94 F27 = 14155,94

Anda mungkin juga menyukai