Anda di halaman 1dari 3

ASAM ASETAT

Asam asetat yang disebut juga asam etanoat, merupakan suatu asam lemah sederhana yang termasuk ke dalam jenis asam karboksilat , memiliki rumus molekul CH3COOH. Pembuatan asam asetat secara sintesis dalam industri lebih sering menggunakan metode karbonilasi methanol yang mana terdapat dua macam proses pembuatan yaitu proses monsanto dan proses cativa. Proses monsanto sendiri menggunakan katalis kompleks rhodium (cis[Rh(CO)2I2] ) sedangkan proses cativa menggunakan katalis kompleks iridium ([Ir(CO)2I2] ) yang didukung oleh ruthenium. Peluang didirikan Pabrik di Indonesia: Produsen-produsen asam asetat lokal belum mampu memenuhi semua kebutuhan asam asetat dalam negeri. Oleh karena itu, masih banyak industri yang mengimpor asam asetat dari negara lain. Untuk mengurangi angka impor asam asetat yang meningkat, perlu suatu upaya pembangunan, seperti mendirikan pabrik asam asetat dalam negeri. Pendirian pabrik : Bahan baku dalam pembuatan asam asetat yang utama dalam industri yang pada umumnya menggunakan sistem karbonilasi membutuhkan methanol yang diperoleh dari PT. Kaltim Methanol Industri. Sedangkan bahan baku karbon monoksida diperoleh dari PT. Pupuk Kaltim di Bontang. Sehingga pabrik ini dapat didirikan di daerah Bontang, Kalimatan Timur.

Teknik Pembuatan
Dalam industri pembuatan asam asetat murni, 75% pembuatannya menggunakan teknik karbonilasi methanol yang dalam reaksinya menggunakan bahan baku methanol dan karbon monoksida, mekanisme reaksinya sebagai berikut : CH3OH + CO CH3COOH Proses ini melibatkan iodometana sebagi perantara yang mana reaksi ini terjadi dalam tiga tahap dengan katalis logam kompleks sebagai berikut : (1) CH3OH + HI CH3I + H2O (2) CH3I + CO CH3COI (3) CH3COI + H2O CH3COOH + HI Teknik pembuatan asam asetat murni ini mempunyai dua macam metode karbonilasi methanol yaitu proses monsanto dan proses cativa. Kedua proses ini memiliki perbedaan pada penggunaan katalis. Pada proses monsanto, katalis yang digunakan adalah katalis kompleks rhodium (cis[Rh(CO)2I2]), sedangkan pada proses cativa menggunakan katalis iridium ([Ir(CO)2I2]) yang didukung oleh ruthenium.

Reaksi karbonilasasi berlangsung optimal pada suhu 150-190oC dengan perbandingan umpan methanol terhadap CO adalah 1 : 1. Reaktor yang digunakan adalah reaktor bubble yang dioperasikan pada suhu 175oC dan tekanan 30 atm. Pada reaksi ini akan dihasilkan produk samping berupa methil asetat.

REAKTOR:

reaktor bubble yang tentunya dipilih karena reaktor tersebut

merupakan reaktor dengan input gas berupa karbon monoksida dan cairan berupa methanol. Berikut beberapa keuntungan dari reaktor bubble : 1. Mudah ditransisikan dari sistem kontinyu ke sistem batch. 2. Kapasitas pertukaran panas baik dan mudah untuk mengkontrol suhu. 3. Memiliki efektifitas dan selektifitas tinggi. 4. Pengantian katalis dan pemindahan katalis mudah. 5. Kontak antara fase gas dengan cair dan katalis lebih mudah. 6. Konstruksi yang sederhana membantu pemeliharaan yang mudah. 7. Tidak ada erosi karena katalis. 8. Biaya konstruksi dan operasi rendah. Selain keuntungan tersebut, reaktor bubble juga memiliki beberapa kelemahan antara lain terdapat pada separasi liquid terkadang sulit dan waktu tinggal fase gas singkat. Kegunaan Produk Dalam kehidupan sehari-hari siapa yang tak mengenal si asam cuka. Itulah penambah rasa yang sering digunakan masyarakat untuk menyantap makanan seperti bakso atau soto. Dalam industri makanan pun digunakan sebagai pengatur keasaman. Ada juga inovasi cuka yang berasal dari apel sehingga sering disebut cuka apel yang khasiatnya tak kalah dengan obat herbal lain. Cuka yang dalam istilah kimianya sering disebut asam asetat ini, selain dikonsumsi juga berperan penting dalam proses industri di Indonesia, seperti: a. Industri PTA yang merupakan pengonsumsi asam asetat terbesar yang berfungsi sebagai media pelarut katalis. b. Industri etil asetat, sebagai bahan baku utama. c. Industri tekstil dalam pencelupan kain sebagai pengatur pH. d. Industri benang karet, sebagai bahan penggumpal. e. Digunakan sebagai bahan setengah jadi untuk membuat bahan-bahan kimia seperti vinil asetat, selulosa asetat, asam asetat anhidrid, maupun kloro asetat.

f. Industri etil asetat sebagai bahan baku utama, yang dalam produksi satu ton etil asetat diperlukan 680 kg asam asetat. g. Industri asam cuka, asam asetat sebagai bahan baku utama. h. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer, seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. i. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air, dan juga sebagai perasa makanan (asam cuka).

POLYETYLENE
Peluang pabrik: Dewasa ini, hampir semua bahan utama benda yang ada di lingkungan sekitar kita terbuat dari plastik disamping besi, kayu, dan kertas. Penggunaan plastik ini dikarenakan sifatnya yang ringan, praktis, tahan lama dan tahan air. Konsumsi berbagai macam produk plastik per kapita di Indonesia berkisar antara 10 kg/kapita/tahun.

Anda mungkin juga menyukai