Anda di halaman 1dari 5

1.

Model Input-Output dari Tangki Panas Berpengaduk


Tangki Panas Berpengaduk merupakan salah satu alat pencampuran fisis yang sering
digunakan di dalam industri kimia. Alat ini berfungsi untuk mencampurkan beberapa jenis
bahan dengan bantuan pengaduk. Pengadukan berfungsi untuk mempercepat proses
pencampuran. Sesuai dengan namanya, Tangki Panas Berpengaduk juga dilengkapi dengan
pemanas (Heater) yang juga berfungsi untuk mempercepat proses pengadukan. Pemanas ini
biasanya menggunakan aliran steam untu dialirkan ke dalam tangki, lalu keluar dari tangki
dalam bentuk kondensat.
Dalam tangki berpengaduk, ada dua variabel yang harus diatur: suhu pemanas dan
ketinggian cairan dalam tangki. Itulah sebabnya, pengendalian proses dibutuhkan dalam
menjalankan tangki ini, agar proses pencampuran dapat berjalan tanpa masalah yang berarti.

Gambar 1: Tangki panas Berpengaduk dengan dua loop pengendalian proses.


Model pengendalian proses diatas menggunakan prinsip umpan balik (feedback).
Terdapat dua loop yang mengendalikan variabel-variabel yang berbeda, yaitu:
1. Loop 1 mengendalikan ketinggian cairan sesuai keingingan dengan cara mengukur
ketinggian cairan dan menyesuaikannya dengan kecepatan aliran cairan yang keluar.
Dapat dikatakan bahwa loop 1 menunjukkan hubungan antara F dan h.
2. Loop 2 mengendalikan suhu cairan sesuai keinginan dengan cara memanipulasi
kecepatan aliran uap (steam) dan kecepatan aliran panas Q. Dapat dikatakan bahwa
loop 2 menunjukkan hubungan antara T dan Q.
Untuk dapat membuat model input output untuk tangki tersebut, perlu didefinisikan
terlebih dahulu persamaan yang akan digunakan dalam reaktor ini. Model matematika untuk
tangki panas berpengaduk tersebut adalah sebagai berikut:

dh
=FiF
dt

Ah

dT
Q
=F i ( T iT ) +
dh
Cp

Dimana persamaan diatas, jika dapat diselesaikan dengan simultan, maka kita dapat
mengetahui perubahan output nilai h (ketinggian cairan) dan T (suhu cairan) terhadap waktu
T ,F
ketika nilai input ( i i , Q ) berubah. Tentunya dengan asumsi bahwa proses
berlangsung secara steady state dan nilai

,C p

, dan A adalah konstan.

Kedua persamaan diatas apabila diselesaikan akan menjadi sebagai berikut:


t

'

a t

T ( t ) =e

ea t ( 1 T ' i +K T ' st )d t
0

t
'

a t

h (t )=e

eat(
0

F 'i
)dt
A

Sehingga model input-output-nya dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2: Model input-output dari tangki panas berpengaduk dengan 2 loop

2. Blok Diagram Pengendalian Kecepatan Alir

Gambar 2: Diagram instrumentasi pengendalian ketinggian cairan


Gambar diatas memperlihatkan diagram pengendalian ketinggian cairan yang diatur
berdasarkan banyaknya cairan yang keluar dari tangki. Adapun diagram blok dari
instrumentasi di atas adalah sebagai berikut:

Gambar 3: Diagram blok pengendalian ketinggian cairan


Mekanisme pengendalian yang digunakan disini adalah feedback (umpan balik).
Pengendalian umpan balik adalah pengendalian yang memakai variabel keluaran sistem
untuk mempengaruhi masukan dari sistem yang sama.
3. Mekanisme Pengendalian Kecepatan Alir.
Mekanisme pengendalian ketinggian cairan dapat dijelaskan dengan memperhatikan
digaram blok maupun diagram instrumentasi yang ada.
Mula-mula, ditentukan dahulu ketinggian cairan yang diinginkan, atau disebut juga
sebagai setpoint. Nilai ketinggian cairan yang dimasukkan ini akan bersinggungan dengan
nilai ketinggian cairan yang terukur, sehingga menimbulkan error. Error ini merupakan selisih

antara setpoint dengan nilai terukur, yang akan diperkecil nilainya ketika memasuki level
controller.
Setpoint akan dibaca oleh unit pengendali, dalam hal ini berupa level controller. Level
controller berfungsi untuk mengubah data fisik berupa nilai ketinggian cairan menjadi sinyal
kendali. Sinyal kendali dapat berupa sinyal listrik maupun sinyal pneumatik, tergantung dari
alat apa yang akan digunakan.
Sinyal kendali akan menuju unit pengendali akhir, dalam hal ini adalah control valve.
Control valve terdiri dari aktuator dan valve. Aktuator merupakan alat yang membaca sinyal
kendali dan merubahnya menjadi gerakan fisik yang digunakan untuk menggerakkan valve.
Dalam hal ini, valve yang dibuka-tutup adalah valve umpan keluar cairan.
Valve yang sudah diatur posisinya akan mengahasilkan output berupa laju cairan keluar.
Laju cairan keluar ini dikenal dengan manipulated variable atau variabel termanipulasi. Nilai
manipulated variable ini akan mempengaruhi aktivitas yang ada di reaktor tangki, sehingga
ketinggian cairan akan berubah. Namun, perubahan ketinggian cairan ini juga dipengaruhi
oleh gangguan-gangguan dari luar. Gangguan dapat berupa laju umpan masuk, efektivitas
keran, dan lain sebagainya.
Nilai ketinggian cairan yang diperoleh dari reaktor tangki disebut juga process vairable
atau variabel proses. Nilai ini akan dibaca oleh unit pengukuran, yang dalam hal ini adalah
level measuring device. Hasil yang terbaca ini nanti akan dibandingkan kembali dengan
setpoint, apakah sudah sesuai atau belum.
Proses ini akan terus diulang sampai kemudian tercapai nilai error terkecil, yang juga
berarti bahwa nilai setpoint sudah sama dengan nilai terukur.

DAFTAR PUSTAKA
Stephanopoulos, G., 1984. Chemical Process Control ; An Introduction to Theory and
Practice, Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall,
Heriyanto. 2010. Pengendalian Proses. Bandung: Politeknik Negeri Bandung

Anda mungkin juga menyukai