Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Bagas Oktaihza Hananta
Briliantina Rossa
Hari Hanafiah
M. Fadjrin Ismaily
Miranda Dwi Cendani
Ria Budiman
Theo Pynasti
Vionda Putri Barosqi
Widi Safitri
Zenia Zal Putri
Cresa Moneta Has
Instruktur :
PENDAHULUAN
Peralatan simulasi proses CRL dibuat oleh DIDACTA Italia dan dikembangkan untuk
mempelajari teknik pengendalian level (ketinggian) permukaan fluida cair, yang dalam hal ini
fluida yang digunakan adalah air.
Konfigurasi yang digunakan untuk simulasi ini adalah sistem loop terbuka (open
loop) dan sistem loop tertutup ( closed loop). Selain itu, juga dipelajari mode pengendalian
dengan pengendali tak kontinyu ( ON-OFF Controller) dan pengendali kontinyu (Three term-
controller; P/I/D).
Peralatan CRL ini terdiri dari beberapa unit :
1. Tangki air kapasitas 20 liter.
2. Pompa sentrifugal dengan laju 20 liter/menit.
3. Katup jenis pneumatik proporsional dengan input 3-5 psi.
4. Transduser I/P.
5. Inlet udara tekan (dioperasikan pada 2 bar, min).
6. Pengukur tekanan udara tekan.
7. Alat pengatur tekanan udara tekan secara manual.
8. Controller elektronik MiniReng (alat tambahan).
9. Peralatan listrik (panel CRL).
10. Komputer dan printer (aplikasi window, min window (95).
11. Tangki bening berskala.
12. Katup pengeluaran manual V1 dan V2.
13. Transduser P TI.
14. Katup solenoid untuk input gangguan (disturbance).
PANEL KONTROL
Panel kontrol (9) terdiri dari beberapa indikator yang menunjukkan kerja peralatan
pada unit CRL ini,
15. Saklar utama (main switch) yang mensulai arus listrik dari socket dinding ke peralatan
CRL.
16. Lampu indikator kerja pompa menunjukkan pompa sedang hidup.
17. Lampu indikator kerja level minimal dan maksimal untuk pemakaian resistive probe.
Resistive probe terletak di dalam tangki berskala berbentuk seperti elektroda terbuat
dari logam dalam 3 ukuran panjang berbeda.
18. Penunjuk ketinggian (level indikator) dalam satuan (%).
19. Lampu indikator, menunjukkan posisi katup untuk menimbulkan gangguan sesuai
posisi nomor.
Posisi selektor NOISE (gangguan)
0 – Katup solenoid tidak diaktifkan
Man – Katup solenoid diaktifkan secara manual
PC - Katup solenoid dikendalikan melalui komputer
20. Sinyal pengaturan , X, dalam bentuk output analog.
21. Sinyal yang dikendalikan , Y , Controller var dalam bentuk output analog.
22. Selektor pemilih untuk jenis mode control :
- Pengendalian gerakan katup secara manual
- Unit Off (0), posisi pengendali tidak hidup
- Pengendalian dengan resistive probes
- Pengendalian dengan PC ( komputer)
- Pengendalian dengan Mini Reg ( alat tambahan)
- Pengendalian dengan MRRP (alat tambahan)
23. Pengaturan katup secara manual
24. Pengaturan katup secara manual.
25. Lampu penunjuk power suplai.
JENIS PENGENDALIAN LEVEL
PROPOSIONAL
Bagian atau komponen mode pengendali ini menyatakan eror yang terjadi sebanding antara
set point dan harga terukur.sebanding ini dinyatakan sebagai harga konstanta (Kp).
Ketika sinyal regulasi mencapai 100 % atau katup pneumatic terbuka penuh, eror mencapai
level salurasi (jenuh), penambahan eror tidak akan meningkatkan sinyal regulasi.
Disini perlu diketahui range interval eror agar sinyal regulasi dapat beroperasi antara 0%
-100%.range variasi antara 0-PB, maka persen harga sinyal regulasi, X adalah
X=e.PB
Semakin besar PB, semakin kecil keluaran controller (X), untuk error yang sama, dengan kata
lain, semakin rendah gain proposional controller.
System pengendalian yang hanya menggunakan mode proposional ini mempunyai
ketentuan berikut :
a. Error tidak dapat dieliminasi (dikurangi dan sulit mencapai set point
b. Adanya error sisa (residu) yang disebut OFFSET yang bertambah dengan
bertambahnya PB.
INTEGRAL
Mode control integral selalu digunakan berpasangan dengan mode proposional dengan
persamaan :
X(t) =Kp.E(t) + Ki,?0 (X).dx
Dengan mode gabungan ini eror pertama-tama meningkatkan kemudian berkurang dengan
cepat oelh aksi proposional.error tidak akan menjadi nol dikarenakan oleh adanya offset.aksi
control integral akan mengurangi eror secara tunas, sedangkan kondisi equilibrium baru
memrlukan aliran masuk yang baru yang digerakkan oleh mode integrasi juga.
Umumnya mode gabungan ini digunakan ketika variable yang dikendalikan
diharapkan mngalami perubahan besar namun lambat yang memerlukan perubahan cukup
besar pada sinyal regulasi X.
DERIVATIF
Mode derivative juga dipergunakan bergabung dengan mode proposional dengan persamaan:
X (t(=Kp.e(t) + Kd.d/dT e(t)
Jika error konstan, derivative sebagai fungsi waktu akan mempunyai harga nol (tidak ada
output).mode proposional derivative ini digunakan apabila diharapkan perubahan yang cepat
dan dalam batas level yang diizinkan.oleh karena level control mempunyai variasi beban
yang rada lambat, penggunaan mode proposional derivative kurang memberikan pengertian
yang jelas.
Mode gabungan yang melibatkan derivative yang digunakan pada CRL adalah mode
gabungan atau PID (proposional, integral, derivative) dengan persamaan :
X (t) = Kp.e(t) + Ki.?t0 e(x)dx +Kd.d/dt e(t)
Gabungan ketiganya disini memberikan kemungkinan pengendalian yang sempurna dan
menghasilkan pengendalian yang optimal.
PERCOBAAN I
PENGENDALIAN ON-OFF
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktek ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan simulasi pengendalian On – Off dengan mempergunakan peralatan CRL.
2. Memahami mekanisme pengendalian On – Off
1. Mengeset selektor kontrol (23) dipanel kontrol unit CRL pada posisi ‘PC’ dan selektor
noise (20) pada 0.
2. Membuka katup VI dan V2 dan mengkosongkan volume tangki. Mengaturmagar katup
V2 tertutup sekitar 25%, katup VI tetap terbuka.
3. Menghidupkan unit CRL dengan mengaktifkan tombol saklar utama.
4. Memutar sambil menarik katup tekanan (7) dan mengatur dengan memutar katup
tersebut agar tekanan yang terbaca di (6), maksimal 2 bar.
5. Menghidupkan komputer, menjalankan program CRL dan memilih file ‘New’.
6. Memilih regulator On – Off pada ‘Regulator Type’, mengklik oke, lalu mengklik oke
lagi.
7. Pada monitor PARAMETER, memasukkan :
- Set Point = 30%
- Hysterisis = 5%
- Open Time = 2 s
- Gain = 0,5
8. Menekan tombol ‘Start’ untuk memulai percobaan.
9. Meng-observasi kejadian di unit CRL dan grafik terbentuk.
10. Setelah berjalan 10 menit, menekan tombol ‘freeze’. Hal ini menyebabkan proses
terhenti.
11. Mengubah parameter sesuai perintah instruktur, menekan ‘enter’ (atau klik oke)
12. Menekan tombol ‘start’ kembali, meng-observasi gerakan yang terjadi baik di unit CRL
maupun grafik yang terbentuk.
13. Mengulangi langkah 11 apabila perlu. Menekan tombol ‘freeze’ dan menghidupkan
printer, mengklik tombol ‘Print’ untuk memulai pencetakan grafik.
14. Pada akhir percobaan, mengklik tombol ‘Quit’, lalu YES File, memilih EXIT dan
menekan YES.
15. Mengosongkan tangki dan mematikan d=saklar utama.
No Waktu (detk)
2. Tabel waktu mat 1 17,52
2 16,98
3 17,10
No
4 Waktu (detk)
16,80
1
5 15,20
17,44
2
6 18,,29
17,20
3
7 15,70
16,30
4
8 15,97
18,20
5
9 16,12
17,69
6
10 18,44
16,83
11
7 17,32
17,42
8
12 17,02
16,54
Rata-rata
9 18,90
17,16
10 19,04
11 15,40
12 13,70
Rata-rata 16,75
VI. PERHITUNGAN
- Diameter tabung = 15 cm
- Jari-jari tabung = 7,5 cm
- Jarak antara batas waktu mat dan waktu hidup = 5,7 cm
Maka
Volume = . r2 . s
= 3,14 . 56,25 cm2 . 5,7 cm
= 1. 006,7625 cm3
= 1,006,7625 ml 1L
103 ml
Jadi
= 0,05 L/s
GAMBAR ALAT
Seperangkat alat CRL