Disusun Oleh :
1. MARIA SIHOLMARITO SIMORANGKIR 061440411733
KELOMPOK 1
I. TUJUAN
- Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan
berbagai adsorben dengan proses kimia dan fisika
- Mengetahui % ALB dari hasil pengolahan minyak jelantah secara fisik
dan kimia
- Spatula 1 buah
- Termometer 1 buah
- Erlenmeyer 1 buah
- Arang/karbon aktif
- KOH
- Tymol blue
- Aquades
Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bias berasal dari jenis-jenis goreng
seperti minyak kelapa sawit, miyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak
jelantah merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Dan jika
ditinjau dari komposisi kimianya , minyak jelantah mengandung senyawa
karsiogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak
jelantah yang berkelanjutan dapat merusak jesehatan manusia menimbulkan
penyakit kanker dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kesehatan generasi
berikutnya.
Asam lemak bebas dalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigeliserida. Asam lemak bebas dihasilakan oleh proses hidrolisis
dan oksidasi dan biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisis
minyak sawit adalah gliserol dan alb. Reaksi ini akan dipercepat dengan factor
panas, air, keasam dan katalis enzim. Semakin lama reaksi berlangsung maka
semakin banyak kadar alb yang terbentuk.
Asam lemak bebas merupakan pengotor yang tidak boleh ada dalam reaksi
transesterifikasi. Asam lemak bebas bereaksi dengan basa membentuk sabun dan
air. Penentuan ALB pada minyak jelantah menggunakan metode titrasi asam-basa
dengan menggunakan titran larutan KOH dengan indicator thymol Blue.
Adsorpsi
Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah
suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada suatu padatan dan akhirnya
membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaann padatan tersebut. Berbeda
dengan adsopsi dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu
larutan.
Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang di sebabkan
oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi gas untuk membentuk
cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi
antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi
tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.
1. Kecepatan pengadukan
2. Luas permukaan
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa
teradsorpsi
3. Temperatur
4. pH
VI. PERHITUNGAN
a. Pembuatan Larutan
1. Larutan KOH 250 ml
BM = 56, 11 gr / mol
M = 0,1 mol / L
V = 250 ml
Gr = M x V x BM
= 1,40275 gr
2. Larutan H2SO4 1 M 6 ml
H2SO4 = 1,87
BM H2SO4 = 98 gr / mol
% H2SO4 = 98 %
M =
M1 x V1 = M2 x V2
.x=
= 2,67 ml
VKOH = 3,7 ml
BE = 256 gr / mol. ek
m = x Vsampel
= 0,98 gr
% ALB = x
100
% ALB =
% ALB = 0,0966
ALB = 9,66 %
VKOH = 2 ml
BE = 256 gr / mol. ek
m = x Vsampel
= 0,98 gr
% ALB = x
100
% ALB =
% ALB = 0,0522
ALB = 5,22 %
- Pemanasan T = 400C
BE = 256 gr/mol. Ek
VKOH = 2,5 ml
M = 0,98 gr
Gr CPO x 1000
0,98 gr x 1000
= 0,0653
= 6,53%
- Pemanasan T = 500C
BE = 256 gr/mol. Ek
VKOH = 2,7 ml
M = 0,98 gr
Gr CPO x 1000
0,98 gr x 1000
= 0,0705
= 7,05%
% Penyisihan =
=
= 45, 96 %
2. Secara kimia
a. Pemanasan T = 400C
% Penyisihan =
=
= 32,4 %
b. Pemanasan T = 500C
% Penyisihan =
=
= 27,02 %
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
1. Penjernihan minyak jelantah dilakukan secara fisik dengan menggunakan
adsorben (karbon aktif) dan secara kimia dengan menambahkan methanol dan
H2SO4 (katalis) dilakukan dengan proses pemanasan dan pengadukkan.
2. Dari hasil percobaan