Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TETAP PENGENDALIAN PENCEMARAN

Penjernihan Minyak Jelantah

Disusun Oleh :
1. MARIA SIHOLMARITO SIMORANGKIR 061440411733

2. MONICA KHARISMA TAMA 061440411734

3. M. ABDUL JABBAR 061440411735

4. MUHAMMAD ADITYA 061440411736

5. MUHAMMAD FADIL TAUFIK 061440411737

6. STEVEN RAYMON MALDHY SIHOMBING 061440411739

7. YOGA SUPRAYOGI 061440411740

KELOMPOK 1

Dosen Pembimbing : Imaniah Sriwijayasih,S.ST,.M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2016
PENJERNIHAN MINYAK JELANTAH

I. TUJUAN
- Mampu menjernihkan minyak bekas gorengan (jelantah) dengan
berbagai adsorben dengan proses kimia dan fisika
- Mengetahui % ALB dari hasil pengolahan minyak jelantah secara fisik
dan kimia

II. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

- Spatula 1 buah

- Hot plate 1 buah

- Gelas kimia 500 ml 1 buah

- Pipet ukur 25 ml 1 buah

- Kaca Arloji 1 buah

- Termometer 1 buah

- Magnetic stirrer 1 buah

- Erlenmeyer 1 buah

Bahan yang digunakan:

- Minyak goreng bekas

- Arang/karbon aktif

- KOH

- Alcohol (methanol dan etanol)

- Tymol blue
- Aquades

III. DASAR TEORI

Minyak jelantah adalah minyak limbah yang bias berasal dari jenis-jenis goreng
seperti minyak kelapa sawit, miyak sayur, minyak samin dan sebagainya. Minyak
jelantah merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga. Dan jika
ditinjau dari komposisi kimianya , minyak jelantah mengandung senyawa
karsiogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Jadi pemakaian minyak
jelantah yang berkelanjutan dapat merusak jesehatan manusia menimbulkan
penyakit kanker dan akibat selanjutnya dapat mengurangi kesehatan generasi
berikutnya.

Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas dalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak
terikat sebagai trigeliserida. Asam lemak bebas dihasilakan oleh proses hidrolisis
dan oksidasi dan biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisis
minyak sawit adalah gliserol dan alb. Reaksi ini akan dipercepat dengan factor
panas, air, keasam dan katalis enzim. Semakin lama reaksi berlangsung maka
semakin banyak kadar alb yang terbentuk.
Asam lemak bebas merupakan pengotor yang tidak boleh ada dalam reaksi
transesterifikasi. Asam lemak bebas bereaksi dengan basa membentuk sabun dan
air. Penentuan ALB pada minyak jelantah menggunakan metode titrasi asam-basa
dengan menggunakan titran larutan KOH dengan indicator thymol Blue.

Adsorpsi

Salah satu sifat penting dari permukaan zat adalah adsorpsi. Adsorpsi adalah
suatu proses yang terjadi ketika fluida terikatpada suatu padatan dan akhirnya
membentuk suatu film (lapisan tipis) pada permukaann padatan tersebut. Berbeda
dengan adsopsi dimanafluida terserap oleh fluida lainnya dengan membentuk suatu
larutan.

Definisi lain menyatakan adsorpsi sebagai suatu peristiwa penyerapan pada


lapisan permukaan atau antar fasa. Dimana molekul dan suatu materi terkumpul
pada bahan pengadsorps.

Advorpsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu adsorpsi fisika yang di sebabkan
oleh gaya Van Der Waals (penyebab terjadnya kendensasi gas untuk membentuk
cairan) yang ada pada permukaan adsorben dan adsorpsi kimia yang terjadi reaksi
antara zat yang diserap dengan adsorben, banyaknya zat yang teradsorbsi
tergantung pada sifat khas zat padatnya yang merupakan fungsi tekanan dan suhu.

Faktor yang mempengaruhi adsorpsi:

1. Kecepatan pengadukan

Berpengaruh pada kecepatan proses adsorpsi dan kualitas bahan yang


dihasilakan, jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan berjalan lambat
pula, namun bial pengadukan terlalu cepat aka nada kemungkinan struktur
adsorban mengalami kerusakan

2. Luas permukaan

Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang bisa
teradsorpsi

3. Temperatur

Naik turunnya tingkat adsorpsi dipengaruhi oleh temperatur. Pemanasan


adsorben akan menyebabkan pori-pori adsorben terbuka dan menyebabkan
daya serapnya meningkat. Tetapi pemanasan yang terlalu tinggi juga dapat
membuat struktur adsorben rusak.

4. pH

Tingkat keasaman juga berpengaruh, adsorbat yang bersifat asam atau


asam organic lebih mudah teradsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs basa
organic efektif pada pH tinggi.

5. Jenis dan Karakteristik adsorban

Jenis adsorban yang digunakan umumnya dalah karbon aktif. Karbon


aktif adalah suatu bahan pada berpori yang merupakan hasil pembakaran bahan
yang mengandung karbon dan dilakukan aktivitas dengan menggunakan gas
CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dengan
demikian daya adsorpsinya lebih tinggi.

Karbon Aktif dan Pembuatannya


Karbon aktif berbentuk Kristal berukuran mikro, karbon non grafit yang pori-
porinya telah mengalami pengembangan sehingga kemampuan menyerap fluida
yang dimiliknya meningkat. Karbon aktif dapat di buat dari semua bahan yang
mengandung karbon dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur berpori.
Bahan-bahan tersebut antara lain, kayu, batubara muda, tulang, termpurung kelapa,
tandan kelapa sawit, kulit buah kopi, sabut buah coklat, sekam padi dan lainnya,
pembuatan meliputi proses karbonisasi pada suhu tinggi dan proses aktivasi yang
dapat meningkatkan porositas karbon aktif.

IV. PROSEDUR KERJA

1. Penjernihan Minyak Goreng Bekas

a. Pengolahan secara Fisik

- Memasukkan 150 ml minyak ke dalam gelas kimia


- Menambahkan karbon aktif 1,5 gram ke dalam sampel
- Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama 15 menit,
pemanas jangan dihidupkan
- Mengendapkan sampel selama 1 minggu

b. Pengolahan secara Kimia

- Memasukkan 150 ml minyak ke dalam gelas kimia


- Menambahkan 50 alkohol
- Menambahkan 6 ml H2SO4
- Mengaduk sampel diatas hot plate dengan stirrer selama 15 menit,
pemanas jangan dihidupkan
- Mengendapkan sampel selama 1 minggu
V. DATA PENGAMATAN

c. Penjernihana minyak jelantah secara fisik

Sample Kondisi Sanmpel


Minyak jelantah Sebelum proses Sesudah Proses
150 ml + 1,5 gr Warna : hitam Warna : kuning
karbon aktif pekat dengan agak kehitaman dengan
encer sedikit kental

d. Penjernihan minyak jelantah secara kimia

Sample Suhu Kondisi sampel


Sebelumproses Sesudah
proses
Minyak jelantah 400C Hitam pekat Sedikit
150 ml + methanol menguning
50 ml + 6 ml 500C Hitam pekat Lebih hitam
H2SO4
\

e. Penentuan kadar ALB pada sample

No. Sample Volume titran (ml)


1 Bahan baku 3,7 ml
Minyak jelantah proses pengolahan
2 2
fisik

Minyak jelantah proses pengolahan


3 2,5
kimia dangan T = 400C

Minyak jelantah proses pengolahan


4 2,7
kimia dangan T = 500C

VI. PERHITUNGAN

a. Pembuatan Larutan
1. Larutan KOH 250 ml

BM = 56, 11 gr / mol

M = 0,1 mol / L
V = 250 ml

Gr = M x V x BM

= 1,40275 gr

2. Larutan H2SO4 1 M 6 ml

H2SO4 = 1,87

BM H2SO4 = 98 gr / mol

% H2SO4 = 98 %

M =

M1 x V1 = M2 x V2

.x=

= 2,67 ml

b. Penentuan Kadar ALB (Asam Lemak Bebas)


Penjerihan minyak jelantah secara fisik dan kimia
1. Bahan Baku

VKOH = 3,7 ml

BE = 256 gr / mol. ek

NKOH = 0,1 mol. ek/ L

m = x Vsampel

= 0,98 gr

% ALB = x
100

% ALB =

% ALB = 0,0966
ALB = 9,66 %

2. Minyak jelantah secara fisik (karbon aktif)

VKOH = 2 ml

BE = 256 gr / mol. ek

NKOH = 0,1 mol. ek/ L

m = x Vsampel

= 0,98 gr
% ALB = x
100

% ALB =

% ALB = 0,0522
ALB = 5,22 %

3. Penjernihan Minyak Jelantah secara Kimia

- Pemanasan T = 400C

BE = 256 gr/mol. Ek

VKOH = 2,5 ml

NKOH = 0,1 mol. Ek / L

M = 0,98 gr

% ALB = VKOH x NKOH x 256

Gr CPO x 1000

= 2,5 ml x 0,1 ek/L x 256 gr/mol.k

0,98 gr x 1000

= 0,0653

= 6,53%

- Pemanasan T = 500C
BE = 256 gr/mol. Ek

VKOH = 2,7 ml

NKOH = 0,1 mol. Ek / L

M = 0,98 gr

% ALB = VKOH x NKOH x 256

Gr CPO x 1000

= 2,7 ml x 0,1 ek/L x 256 gr/mol.k

0,98 gr x 1000
= 0,0705
= 7,05%

c. % Efisiensi Minyak Jelantah


1. Secara Fisik (Karbon Aktif)

% Penyisihan =

=
= 45, 96 %

2. Secara kimia
a. Pemanasan T = 400C

% Penyisihan =
=
= 32,4 %

b. Pemanasan T = 500C

% Penyisihan =

=
= 27,02 %

VII. ANALISA HASIL PERCOBAAN


Pada percobaan penjernihan minyak jelantah ini dapat ditentukan kadar
asam lemak bebas yang terkandung dalam minyak jelantah, serta dapat
menjernihkan minyak jelantah dengan menggunakan adsorben (penjernihan secara
fisik) dan penambahan methanol (penjernihan secara kimia).
Dari percobaan dapat dianalisa bahwa penjernihan minyak jelantah
secara fisik menggunakan karbon aktif. Karbon aktif berfungsi sebagai adsorben,
sehingga minyak jelantah yang tidak baik dikonsumsi lagi dapat digunakan untuk
bahan membuat sabun ataupun biodiesel. Penjernihan minyak jelantah dengan
karbon aktif tidak dipanaskan, hal ini dikarenakan penjernihan secara fisik,
dimana komponen zat pengotor pada minyak jelantah dijernihkan dengan cara
penyerapan tanpa terjadi reaksi perubahan pada minyak jelantah.
Sedangkan pada penjernihan minyak jelantah secara kimia dilakukan
dengan menambahkan methanol dan juga H2SO4 sebagai katalis. Pada proses ini
selain pengadukkan juga dilakukan pemanasan. Hal ini dikarenakan, minyak
jelantah dengan methanol dengan bantuan katalisator yaitu H2SO4 dan
pengadukkan serta pemanasan. Selain itu, proses pemanasan (suhu yang
digunakan) yang berbeda akan mempengaruhi hasil penjernihan minyak jelantah
yaitu pada proses penjernihan secara kimia dengan suhu 40 oC dan 50 oC.
Dari hasil analisa kadar ALB pada sampel dapat dianalisa bahwa ALB
minyak jelantah awal sebesar 9,66 %, namun setelah minyak jelantah mengalami
proses penjernihan kadar ALB sampel menurun. Dimana proses penjernihan
secara fisik sebesar 5,22 %, secara kimia suhu 40 oC sebesar 6,53 % dan suhu 50
o
C sebesar 7,05 %. Dari data dapat dianalisa bahwa penjernihan secara fisik lebih
banyak atau efektif atau cepat yaitu sebesar 45,96 %. Sedangkan secara kimia
lebih kecil yaitu suhu 40 oC hanya 32,4 % dan suhu 50 oC hanya 27,02 %. Hal ini
terjadi karena factor pemanasan, suhu mempengaruhi proses penjernihan semakin
tinggi suhu proses penjernihan semakin kecil.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa
1. Penjernihan minyak jelantah dilakukan secara fisik dengan menggunakan
adsorben (karbon aktif) dan secara kimia dengan menambahkan methanol dan
H2SO4 (katalis) dilakukan dengan proses pemanasan dan pengadukkan.
2. Dari hasil percobaan

a. Secara Fisik (Karbon Aktif)

ALB (asam lemak bebas) sebesar 5,22 %


% penjernihan sebesar 45,96 %
b. Secara Kimia
Pada pemanasan T = 40 oC
ALB (asam lemak bebas) sebesar 6,53 %
% penjernihan sebesar 32,4 %
Pada pemanasan T = 50 oC
ALB (asam lemak bebas) sebesar 7,05 %
% penjernihan sebesar 27,02 %
Minyak jelantah awal
ALB (asam lemak bebas) sebesar 9,66 %

3. Suhu memperngaruhi proses penjernihan , semakin tinggi suhu proses


penjernihan semakin kecil.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Jobsheet Kimia. 2016. Praktikum Pengendalian Pencemaran. Penjernihan Minyak


Jelantah. Polsri. Palembang
VIII. GAMBAR ALAT

Magnetic Stirrer Pipet Tetes pH paper


Kertas Saring Beaker gelas Labu Ukur

Pipet Ukur Gelas Ukur Erlenmeyer

Spatula Hot plate Kaca Arloji

Anda mungkin juga menyukai