Disusun oleh:
Kelompok 3 Offering J
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2021
I. Tujuan Percobaan
● Mengisolasi minyak dari biji-bijian menggunakan teknik maserasi
● Mampu menentukan sifat lipid secara kuantitatif
II. Dasar teori
Tumbuhan kemiri banyak dimanfaatkan oleh manusia terutama pada bagian
bijinya. Hal tersebut disebabkan karena di dalam biji kemiri mengandung minyak yang
tergolong tinggi, yaitu 55% - 65% dari berat biji. Minyak kemiri sebagian besar
mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak jenuh dengan persentase yang
relatif sedikit, sehingga minyak kemiri banyak diminati oleh konsumen dalam
memenuhi berbagai macam kebutuhannya. Salah satu cara untuk memanfaatkan minyak
kemiri yaitu dengan mengekstrak biji kemiri, sehingga dihasilkan minyak kemiri.
(Arlene dkk. 2009)
Metode ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan zat dari suatu padatan atau
cairan dengan bantuan pelarut. Salah satu metode ekstraksi yaitu maserasi, dimana
maserasi ini dilakukan dengan merendam biji kemiri menggunakan pelarut tertentu
(misalnya aseton, etanol, n-heksana) dan beberapa kali dilakukan pengadukan pada suhu
ruang tanpa adanya pemanasan. Keunggulan metode maserasi adalah cara ekstraksi yang
paling sederhana, banyak digunakan, peralatannya mudah ditemukan, dan tidak perlu
pemanasan sehingga kecil kemungkinan senyawa yang ada didalam biji kemiri menjadi
rusak atau terurai. Sedangkan kekurangan metode maserasi adalah proses pengerjaan
membutuhkan waktu yang lama dan minyak yang terekstrak kurang maksimal.
(Istikomah, 2013)
Prinsip kerja dari metode maserasi adalah pengikatan zat aktif yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia atau bahan dalam pelarut yang sesuai selama
beberapa hari pada suhu ruang, Perendaman bahan alam pelarut akan terjadi proses
pemecahan dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam dan di
luar sel sehingga metabolisme sekunder yang ada di dalam sitoplasma akan terlarut
dalam pelarut organik. (Koireowa, 2012)
Kriteria kualitas minyak kemiri yang baik ditentukan berdasarkan standar
kualitas yang telah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia) yaitu mempunyai
kadar air < 0,15%, bilangan penyabunan 184-202, kandungan asam lemak bebas 0,1-
0,15 dan warna yang normal (kuning bening). (Badan Standar Nasional, 1998)
III. Alat dan Bahan
a. Alat
- Buret
- Beaker Glass 800 mL
- Erlenmeyer 250 mL
- Erlenmeyer 50 mL
- Botol Bertutup 250 mL
- Tabung Reaksi
- Rak Tabung Reaksi
- Lampu Spiritus
- Kaki Tiga
- Kasa Asbes
- Krus
b. Bahan
- Biji mete
- Etanol Absolut
- Kloroform
- Aquades
- KOH Alkoholis (100g/L)
- KOH Alkoholis 0,5 mL
- HCl 0.5 M
IV. Prosedur Percobaan
1. Isolasi Minyak dari biji-bijian
Kemiri
Hasil
Alat dan Bahan pada isolasi teknik maserasi:
Hasil
b. Penentuan bilangan Penyabunan suatu lemak
Hasil
Hasil
Perlakuan Lipida
Minyak Blanko
Pelarut lemak Larutan menjadi keruh -
KOH 0,5 M Larutan tetap keruh -
Dipasang refluks Larutan tidak berwarna dan Larutan tidak bewarna
Kemudian dipanaskan muncul gelembung gas dan mucul gelembung
gas
Didinginkan Larutan menjadi keruh Larutan KOH tidak
berwarna
PP Larutan menjadi merah muda Larutan berwarna merah
muda
Titrasi HCl 0,5 M Larutan menjadi putih Larutan tidak berwarna
Volume HCl = 21,3 mL Volume HCl = 26,5 mL
2. Pembahasan
a. Isolasi Minyak dari biji kemiri
Pada percobaan ini, metode yang digunakan untuk mengisolasi
minyak dari sampel biji kemiri adalah teknik maserasi. Maserasi merupakan
teknik penyaringan yang sangat sederhana dan paling banyak digunakan karena
perlatannya mudah ditemukan dan tidak perlu pemanasan sehingga kecil
kemungkinan senyawa yang ada di dalam biji kemiri menjadi rusak atau terurai.
Maserasi memiliki prinsip perendaman bahan dengan pelarut yang sesuai
dengan senyawa aktif dalam sampel yang akan diambil. Berdasarkan
literatur, teknik ini dinilai efektif dalam untuk mengekstrak biji kemiri karena
karakteristik biji kemiri itu sendiri yang tidak tahan terhadap pemanasan
dalam waktu yang lama (Arlene dkk., 2010)
Pada percobaan ini, pelarut yang sesuai dengan sampel biji yang
digunakan adalah etanol absolut karena pelarut ini termasuk ke dalam
pelarut universal yang dapat menarik senyawa-senyawa yang larut dalam
pelarut non polar (Farmakope Herbal Indonesia., 2009)
Sebelum dilakukan ekstraksi, biji kemiri yang sudah ditimbang
tersebut dihaluskan untuk memperkecil ukuran dari bahan. Ukuran yang
akan diekstraksi dapat mempengaruhi proses ekstraksi maserasi. Semakin
kecil ukuran sampel, maka akan dapat meningkatkan produk ekstrak yang
diharapkan dengan adanya peningkatan luas permukaan (Khasanah et al.,
2018)
Pada saat proses maserasi berlangsung, etanol absolut akan
menembus dinding sel pada biji kemiri dan akan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif minyak atsiri. Kemudian zat aktif tersebut akan
larut dalam etanol karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat
aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat
didesak keluar.
Setelah 1 minggu, maserat disaring kemudian filtratnya ditempatkan
dalam cawan porselin dan diuapkan menggunakan water-bath sampai
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut ditimbang untuk
selanjutnya dihitung rendemennya dengan perhitungan sebagai berikut.
Berat minyak hasil Isolasi
- Rendemen = ×100 %
Berat biji sampel
49. 95 g
- Minyak biji kemiri = ×100 %
100 g
= 49,95 %
Maka, rendemen minyak biji kemiri sebesar 49,95%
b. Karakterisasi Minyak dari Biji
(1) Penentuan Kandungan Asam Lemak Bebas
Bilangan asam adalah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk
menetralkan satu gram lemak. Bilangan asam merupakan ukuran dari jumlah
asam lemak bebas yang dihitung berdasarkan berat molekul dari asam lemak
atau campuran asam lemak. Nilai bilangan asam pada minyak diinginkan
serendah mungkin karena bilangan asam yang tinggi menyebabkan minyak
mudah teroksidasi sehingga membuat minyak mudah tengik dan rusak.
Standar
nilai bilangan penyabunan minyak kemiri yang telah ditetapkan oleh SNI
adalah
0,1-1,5.
Minyak dengan bilangan asam yang kecil mengindikasikan bahwa
minyak tersebut memiliki kestabilan yang besar (Dewi, Hartati, dan
Kristijanto 2014).
Persamaan reaksi yang terjadi pada penentuan kandungan asam
lemak bebas dalam minyak hasil isolasi adalah sebagai berikut:
Penentuan kandungan asam lemak bebas untuk masing-masing minyak
hasil isolasi sampel dapat dihitung menggunakan cara sebagai berikut:
Mm×V × NKOH
% Asam Lemak Bebas = × 100 %
10 ×m
VII. Kesimpulan
Pada percobaan ini, metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak dari
sampel biji kemiri adalah teknik maserasi, yaitu teknik penyaringan dengan prinsip
perendaman bahan dengan pelarut yang sesuai dengan senyawa aktif dalam sampel
yang akan diambil. Karakterisasi dari minyak sampel hasil isolasi yang juga dapat
digunakan sebagai parameter kualitas suatu minyak, antara lain :
1. Kadar asam lemak bebas, dapat menjadi salah satu parameter penentu kualitas
minyak tersebut. Berdasarkan percobaan, kualitas minyak dari biji kemiri
memiliki kadar asam lemak bebas sebesar 1,148%
2. Bilangan penyabunan, menunjukkan berat molekul minyak atau lemak secara
kasar dan menjadi indikasi kekeruhan pada produk. Berdasarkan percobaan,
minyak dari biji kemiri memiliki bilangan penyabunan sebesar 145,6 mg KOH/g
minyak
3. Bilangan iodin, menunjukkan derajat ketidakjenuhan asam yang terkandung
dalam suatu minyak atau lemak. Berdasarkan percobaan, biji kemiri memiliki
bilangan iodin sebesar 48,222
Putri, Eka Mardika. Uji Kualitas Minyak Kemiri (Aleurites moluccana (L.) Willd)
dengan Metode Pengepressan Menggunakan Variasi Temperatur dan Ukuran
Biji. Skripsi. Program Studi Biologi Universitas Jember. Jember.
Yusnita, E. 1999. Pengaruh Suhu dan Waktu Pemasakan Biji Kemiri Terhadap sifat
Minyaknya. Buletin Penelitian Hasil Hutan. 17(2)
Referensi Video: