Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN BIOKIMIA

I. Judul : Uji Kualitatif Lemak


II. Tujuan : Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pelarut
terhadap sifat kelarutan lemak, mengetahui tingkat ketidakjenuhan berbagai
jenis lemak.
III. Hasil pengamtan.
Tabel 4.1 Pengaruh Jenis Pelarut terhadap Kelarutan Lemak
Jenis Pelarut Jenis Lemak Minyak Nabati
Aquades Minyak tidak larut dalam aquades
(polar)
Kloroform Minyak larut dalam kloroform (non-
polar)
Etanol Minyak larut sebagian dalam etanol
(non polar)

Tabel 4.2 Hasil Uji Ketidakjenuhan Dua Jenis Lemak


Sampel Warna iodine
Aquades Bening pink
Minyak baru Bening kepinkan
Minyak bekas Pink

Tabel 4.3 Sifat penyabunan dari dua jenis garam asam lemak
Larutan uji Sabun Deterjen
CaCl2 0,5% + ++
MgCl2 0,5% ++ +
FeCl3 0,5% + +++
Minyak nabati +++ +
Aquades +++ ++

Keterangan:
+ = sedikit busa
++ = banyak busa
+++ = sangat banyak busa
IV. Pembahasan.
Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak
dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin. Lemak yang dapat
mencair dalam temperatur biasa disebut minyak, sedangkan dalam bentuk
padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat, lemak tersusun atas molekul
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O2) dengan jumlah atom lebih
banyak, misalnya stearin (C57H10O6). Sifat-sifat lemak antara lain mengapung
pada permukaan air, tidak larut dalam air, mencair pada suhu tertentu, dan
dapat melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Manfaat lemak dalam tubuh adalah
sebagai sumber energi, melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
dan dapat memperlama masa kenyang (Surbakti, 2010).
Uji sifat kelarutan lemak dapat dilihat secara langsung ataupun
disaring terlebih dahuludengan menggunakan kertas saring, setelah itu
pelarut diusapkan dan dilihat ada atau tidaknya residu yang tertinggal. Uji
kelarutan dapat digunakan untuk mengetahui sifat kepolaran pelarut. Lemak
atau lipid tidak dapat larut dalam pelarut yang bersifat polar, namun lemak
dapat larut dalam pelarut non-polar (Sumardjo, 2008). Berdasarkan
percobaan sifat kelarutan lemak yang telah dilakukan, minyak nabati tidak
dapat larut dalam pelarut aquades, namun minyak nabati larut dalam pelarut
kloroform dan etanol. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Menurut Putri
(2008), bahwa pelarut etanol tidak dapat larut dalam lemak atau minyak, hal
ini disebabkan karena etanol bersifat polar sedangkan minyak bersifat non-
polar. Menurut pendapat Priadi (2009), hampir semua jenis lipid, yaitu lemak
dan minyak tidak larut dalam pelarut polar seperti air (aquaedes), namun
dapat larut dalam pelarut non-polar seperti kloroform, eter, dan benzena.
Lipid bersifat nonpolar oleh karena itu lipid hanya dapat larut dalam pelarut
nonpolar. Perbedaan hasil pengamatan dengan literatur bisa disebabkan
karena kesalahan praktikan yang kurang teliti dalam mengamati kelarutan
lemak atau karena kesalahan dalam mengikuti prosedur kerja.
Uji ketidakjenuhan lemak dilakukan untuk mengetahui tingkat
ketidakjenuhan dalam suatu lemak. Menurut Kusnandar (2010), pereaksi
iodium akan mengoksidasi asam lemak yang memiliki ikatan rangkap pada
molekulnya menjadi berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang
selama reaksi menunjukkan bahwa asam lemak tidak jenuh telah mereduksi
pereaksi iodium. Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh bahwa perubahan
warna minyak baru setelah ditambah iodium menjadi berwarna bening agak
pink. Pada minyak bekas, setelah ditambahkan iodium warnanya menjadi
pink sedangkan pada aquades setelah ditambahkan iodium warnanya
menjadi pink. Menurut Anggraini (2012), fungsi penambahan asam asetat
kloroform adalah agar minyak dapat larut dengan sempurna, karena
kloroform bersifat nonpolar. Berdasarkan literatur, banyaknya jumlah iodium
yang diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh
seingga asam lemak jenuh akan membutuhkan tetesan iodium yang lebih
banyak daripada jumlah iod yang diteteskan pada asam lemak tidak jenuh.
Jadi, semakin banyak tetesan menunjukkan minyak tersebut semakin jenuh.
Uji penyabunan lemak dilakukan untuk mengetahui sifat penyabunan
dua jenis garam asam lemak. Menurut Yulianto (2011), apabila ester bereaksi
dengan basa akan terjadi saponifikasi yaitu proses terbentuknya sabun
dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat basa. Sabun memiliki
bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik. Bagian
karboksil menuju air dan buih (kecuali pada air sadah), sedangkan alkil (R-)
akan menjauhi air dan membelah molekul atau kotoran menjadi partikel yang
lebih kecil sehingga air mudah membentuk emulsi. Berdasarkan hasil
pengamatan, larutan CaCl2 0,5% yang dicampurkan dengan sabun akan
menghasilkan sedikit busa, sedangkan yang dicampurkan deterjen akan
menghasilkan banyak busa. Pada larutan MgCl 0,5% yang dicampurkan
sabun akan menghasilkan banyak busa dan yang dicampurkan dengan
deterjen terdapat sedikit busa. Pada larutan FeCl3 0,5% yang dicampurkan
sabun diperoleh sedikit busa dan pada larutan FeCl3 yang dicampurkan
dengan deterjen diperoleh busa yang sangat banyak. Pada minyak nabati
yang dicampurkan dengan sabun diperoleh sangat banyak busa dan yang
dicampurkan dengan sabun diperoleh busa yang sangat banyak dan pada
aquadesyang dicampurkan dengan deterjen diperoleh busa yang banyak.
Berdasarkan literatur, maka dapat dikatakan bahwa minyak nabati memiliki
sifat kesadahan karena setelah ditambahkan larutan sabun dan deterjen
terbentuk busa yang bayak.

V. Kesimpulan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Lemak adalah garam yang terbentuk dari penyatuan asam lemak dengan
alkohol organik yang disebut gliserol atau gliserin.
2. Lemak atau lipid ada yang bersifat non polar dan polar.
3. Minyak nabati dapat larut dalam pelarut kloroform dan etanol, namun
tidak dapat larut dalam aquades.
4. Minyak baru yang ditambahkan iodium warnanya menjadi bening agak
pink, minyak bekas yang ditambahkan iodium warnanya menjadi pink
sedangkan aquades warnanya menjadi benin pink.
5. Minyak nabati memiliki sifat kesadahan karena setelah ditambahkan
larutan sabun dan deterjen terbentuk busa yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai