Anda di halaman 1dari 3

Diplomasi Flu Burung

Pemberitaan flu burung yang bertubi-tubi secara nasional di berbagai media cetak telah
memberikan kesan betapa serta dan besarnya masalah ini. Masyarakat secara luas diajak untuk
khawatir dan takut dengan kasus flu burung ini. Akbatnya tidak hanya dirasakan masyarakat itu
sendiri namun dunia peternakan yang dianggap sebagai pembawa wabah ini juga terbebani.

Kasus di Indonesia menunjukkan flu burung justru menimpa banyak orang umum dan
bukan pekerja kandang. Hal tersebut kalau kita identifikasi lebih lanjut menjadi sebuah
pertanyaan besar. Begitu mudahkah virus H5N1 berpindah ke manusia ataukah ada faktor-faktor
lain dari kasus kematian manusia sedangkan flu burung hanya menjadi pendorong ke arah
kematian?

Virus ini sebenarnya tidak menjadikan manusia sebagai habitat untuk hidup. Artinya
tumbuh optimalnya pada ayam, itik, dan unggas yang lain. Untuk dapat berpindah ke manusia ini
masih menjadi tanda tanya besar apakah melalui perantara atau langsung. Perlu diketahui bahwa
virus ini perlu media pelekatan sehingga dia tidak mampu terbang melalui udara langsung masuk
ke saluran pernapasan. Jadi kekhawatiran yang berlebihan tidak diperlukan selama masyarakat
membiasakan membersihkan badannya setelah berhubungan dengan unggas dengan detergen.

Mengapa besar?

Kasus flu burung di negara-negara lain tidak menjadi besar sebagaimana di Indonesia. Ini
menarik untuk menjadi bahan pengkajian dan perenungan apakah kebijakan pemerintah sudah
benar dalam mengendalikan kasus flu burung atau sebaliknya. Dalam mengendalikan
permasalahan ini sebenarnya ada dua permasalahan besar. Pertama adalah masalah teknis
penanggulangan dan kedua adalah diplomasi.

Pada era sebelum SBY, walaupun sudah diketahui adanya kasus flu burung, pola
penanganannya cenderung hanya dilakukan oleh departemen terkait. Keuntungan yang diperoleh
adalah masalahnya tidak sampai muncul ke media secara meluas. Kerugiannya adalah dananya
anagat terbatas, sehingga penyelesaiannya tidak tuntas.

Pada era pemerintahan SBY, presiden ditarik untuk ikut menyelesaikannya. Dengan
naiknya kasus flu burung kepada RI1 maka mau tidak mau pemberitaan kasus flu burung
menjadi berita yang besar. Sehingga setiap sakit flu disertai demam dan sesak selalu
dihubungkan dengan flu burung walaupun belum positif terkena H5N1. Akibatnya masyarakat
makin khawatir.

Padahal permasalahan di daerah tropis seperti Indonesia penyakit infeksi saluran


pernapasan menduduki peringkat yang tinggi. Akibatnya yang menadi pendiagnosis adalah
masyarakat umum dan media massa dengan menanyakan ke sana kemari. Karena belum pasti,
akhirnya diberitakan sebagai suspect flu burung. Tentu hal tersebut tidak menyelesaikan masalah
namun justru merugikan dalam pola penanggulangan dan pengendalian flu burung secara
nasional.

Di samping kerugian tentu ada keuntungan-keuntungan yang diperoleh misalkan kucuran


dana dari dunia internasional sehingga menjadi pekerjaan besar dan proyek besar bagi instansi
dan orang-orang tertentu. Dana yang besar juga bermanfaat untuk menanggulangi flu burung
secara menyeluruh dan berkesinambungan. Sayang, sampai saat ini masalah flu burung belum
ada tanda-tanda akan berakhir.

Diplomasi dan langkah teknis

Untuk itu ada dua pendekatan yang seharusnya dapat segera dilakukan pemerintah, yaitu
satu sisi dengan diplomasi flu burung dan sisi yang lain penanggulangan teknis oleh departemen
terkait. Langkah diplomasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan harusnya SBY atau JK
karena masalahnya sudah sedemikian membesar adalah segera memberikan informasi bahwa flu
burung bukanlah masalah besar dan cara penularannya ke manusia tidak mudah.

Kasus kematian di dunia yang masih berkisar 150 masih sangat jauh disbanding kematian
manusia karena HIV yang di Amerika saja mencapai 18.017 orang pada tahun 2003 dari 43.171
pasien HIV. SBY harus menyuarakan di forum internasional bahwa Indonesia mampu secara
mandiri menanggulangi kasus flu burung. Indikasi yang terjadi dengan kasus flu burung diangkat
ke dunia internasional agar “dikasihani”, menjadikan kasus tersebut betul-betul menakutkan dan
mengkhawatirkan.
BAHASA INDONESIA

TUGAS INDIVIDU

CONTOH ESAI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang diampuh oleh Andi
Muhammad Nur, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh

Mutmainnah
P419116
D19

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai