Anda di halaman 1dari 23

SAP PJBL KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Pendidikan Kesehatan di Masa Pandemi


“Corona: Pandemi atau Konspirasi?”

Dosen Pengampu:
Arina Qona’ah, S.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun oleh Kelompok 3&4

1. Nurul April Liyani 131911133057


2. Muhammad Rizal Diansya 131911133058
3. Nacih 131911133059
4. Ananda Amalia Ramadhani 131911133060
5. Febi Fadilah Wanda Sari Zein 131911133069
6. Fidya Aisyah Putri Samodra 131911133070
7. Habib Aditya Afrianto 131911133071
8. Fahrisa Agusningtyas 131911133072
9. Nisa Arum Rismahardiyanti 131911133073
10. Finikmatur Roudho 131911133074
11. Dyana Aura Cahya 131911133075
12. Oryza Septina Adiningsih 131911133081
13. Muchammad Naufal Falakhi 131911133082
14. Widya Mustikaningtyas 131911133083
15. Naili Raudiatus Zahra 131911133166

Kelas A-1/2019
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Tahun Ajaran 2020/2021
Judul PJBL : Corona: Pandemi atau Konspirasi?
Pokok Bahasan : Anggapan Masyarakat Terhadap Pandemic
Sasaran : Mahasiswa UNAIR 25 orang
Media : Online (Zoom)
Tanggal Pelaksanaan : 9 November 2020
Waktu : 15.00 - 17.00 WIB

a. TIU (Tujuan Intruksional Umum)


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat mengetahui tentang Covid-
19 dan pencegahannya, mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari, dan
meluruskan berita-berita yang kurang benar yang beredar di masyarakat.

b. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)


Setelah mengikuti penyuluhan, para peserta diharapkan mampu mengetahui :
1. Teori kebenaran dan isu mengenai COVID-19
2. Anggapan yang benar mengenai COVID-19
3. Pentingnya kepedulian terhadap COVID-19
4. Langkah-langkah pencegahan COVID-19
5. Isu-isu yang beredar di masyarakat tentang COVID-19

c. Sasaran
Mahasiswa-mahasiswa selain prodi kesehatan di Universitas Airlangga

d. Teori dan Isu Pandemi COVID-19


1. Keadaan (Percaya atau Tidak akan Konspirasi)
Apakah Covid-19 Adalah Konspirasi?
Seiring dengan munculnya Covid-19, berbagai pihak mulai menyuarakan
pendapatnya tentang pandemi yang saat ini terjadi. Salah satunya menyasar ke Bill
gates. Tudingan konspirasi ini dilatarbelakangi oleh pidatonya pada 2015 yang
memperingatkan adanya virus di masa depan.

2
Tokoh dari Indonesia sepeti Jenrix mempercayai konspirasi bahwa virus ini adalah
rekayasa kaum elite global. Apalagi, akhir-akhir ini beredar bahwa rumah sakit
mengada-ngada membuat pasien terinfeksi Covid-19 untuk mendapatkan insentif.
Oleh karena ini, banyak orang yang masih menyepelekan Covid-19 dan tidak
menerapakan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Indonesia saat ini
jumlah kasus mencapai 295.499 kasus per Jumat 2 Oktober 2020. Dan sudah 228
tenaga kesehatan meninggal dunia pertanggal 29 September 2020. Sudah banyak
orang meninggal karena virus ini. Miris rasanya, ketika para tenaga kesehatan yang
telah berjuang dituduh mempositifkan pasien untuk mendapatkan insentif. Terlebih
lagi, masih ada yang orang-orang yang mengusir nakes dari kostnya dan menolak
pemakanan nakes. Saat ini, mari kita semua berpikir jernih. Bedakan anatara fakta
dan berita yang tidak benar. Virus Covid-19 ini benar adanya. Jangan jadikan berita-
berita yang belum tentu kebenarannya, menjadikan kita abai terhadap pandemi ini.

2. Anggapan Masyarakat Terhadap Pandemi COVID-19


Wabah COVID-19 semakin meluas di Indonesia. Sampai saat ini, pasien yang
positif terjangkit ddan meninggal dunia makin meningkat setiap hari. Hal ini
diakibatkan salah satunya adalah anggapan masyarakat Indonesia yang masih remeh
mengenai pandemic COVID-19 ini. Selain itu, ini juga merupakan wujud replikasi
masyarakat atas sikap santai yang ditunjukkan pemerintah melalui media massa.
Beberapa bahkan ada yang menganggapnya sebagai jokes atau gurauan. Bahkan ada
suatu konferensi pers yang menjelaskan bahwa COVID-19 tidak mematikan. Hal ini
yang membuat pola pikir dan mindset masyarakat terhadap pandemic menjadi remeh
dan tidak menganggap pandemic COVID-19 ini sebagai suatu hal yang serius. Inilah
anggapan-anggapan yang sampai saat ini beredar luas di masyarakat. Telah banyak
populasi manusia yang sudah berguguran akibat COVID-19, namun masih banyak

3
juga masyarakat yang masih menganggap pandemic ini adalah sebuah candaan saja.
Makin parahnya lagi, masyarakat banyak yang suka berkerumun tanpa
menggunakan protocol kesehatan sama sekali. Selain berkumpul-kumpul, banyak
masyarakat yang masih melakukan kontak fisik satau sama lain dengan orang asing,
tidak melakukan social distancing, dan jarang atau malas untuk mencuci tangan
setiap saat.

3. Kurang Patuhnya Masyarakat Dengan Protokol Kesehatan


Berbicara soal sikap masyarakat terhadap pandemi, pasti akan ada respon yang
berbeda. Sebagian orang, menganggap virus ini sebagai ancaman. Hal ini berlaku
bagi mereka yang mengetahui seberapa berbahayanya virus ini. Namun, masih
banyak masyarakat yang abai dan enggan menerapkan protokol kesehatan yang
dianjurkan oleh pemerintah.
Tagar #IndonesiaTerserah yang trending beberapa bulan yang lalau menunjukkan
kekecewaan masyarakat terhadap penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.
Pengguna media sosial meyertakan tagai ini dalam menggambarkan ketidakpedulian
masyarakat terhadap upaya pembatasan jarak dan kebijakan pemerintah yang tidak
konsisten dalam penanganan pandemi.

Pandemi Covid-19 ini tidak akan pernah usai bila tidak ada kesadaran dan
kepedulian dari semua lapisan masyarakat. harus menunggu berapa masyarakat yang
dan tenaga kesehatan yang meninggal. Harus menunggu berapa banyak orang yang
kehilangan pekerjaan, berapa banyak perusahaan yang bangkrut, dan berapa
kelabakannta RS menangani pasien Covid-19. Pencegahan Covid-19 bukan hanya
4
kewajiban pemerintah dan tenaga kesehatan, melainkan tugas kita semua untuk
selalu menerapkan protokol kesehatan. Tenaga kesehatan sebenarnya adalah garda
terakhir, mereka yang akan menagangi ketika seseorang terinfeksi. Gatda terdepan
sebenarnya penagguangan Covid-19 adalah masyarakat Indonesia. Sudah saatnya,
kita menekan keegoisan kita yang merugikan banyak orang. Meningkatkan
kesadaran dan kepedulian terhadap sesama, dapat memberika perubahan pada
tatanan hidup yang lebih baik.

4. Isu Yang Beredar di Masyarakat Mengenai COVID-19


Banyak orang yang masih menganggap isu covid-19 tidak semngerikan yang
diberitakan. Hal tersebut mempersepsikan anggapan remeh yang beredar di
masyarakat tentang COVID-19. Hasil survei pun juga membutikkan bahwa
kemungkinan tertular COVID-19 itu masih sangat kecil. Banyak warga-warga yang
hanya membawa masker tanpa memakainya. Mereka hanya menaruhnya di dompet,
saku, bahkan ada yang menggunakannya di dagu. Semua persepsi tersebut didukung
oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah faktor ekonomi, sosial, dan pemdidikan
yang rendah. Hal tersebut menyebabkan masyarakat menjadi menganggap remeh
pandemic COVID-19 ini.

5. Teori Yang Benar Mengenai COVID-19


Hingga 28 Maret 2020, jumlah kasus infeksi COVID-19 terkonfirmasi mencapai
571.678 kasus. Awalnya kasus terbanyak terdapat di Cina, namun saat ini kasus
terbanyak terdapat di Italia dengan 86.498 kasus, diikut oleh Amerika dengan 85.228
kasus dan Cina 82.230 kasus. Virus ini telah menyebar hingga ke 199 negara.
Kematian akibat virus ini telah mencapai 26.494 kasus. Tingkat kematian akibat
penyakit ini mencapai 4-5% dengan kematian terbanyak terjadi pada kelompok usia
di atas 65 tahun. Indonesia melaporkan kasus pertama pada 2 Maret 2020, yang
diduga tertular dari orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Kasus di Indonesia
pun terus bertambah, hingga tanggal 29 Maret 2020 telah terdapat 1.115 kasus
dengan kematian mencapai 102 jiwa. Tingkat kematian Indonesia 9%, termasuk
angka kematian tertinggi.
Berdasarkan Panduan Surveilans Global WHO untuk novel Corona-virus 2019
(COVID-19) per 20 Maret 2020, definisi infeksi COVID-19 ini diklasifikasikan
sebagai berikut:

5
a. Kasus Terduga (suspect case)
1. Pasien dengan gangguan napas akut (demam dan setidaknya satu
tanda/gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas), dan riwayat
perjalanan atau tinggal di daerah yang melaporkan penularan di komunitas
dari penyakit COVID-19 selama 14 hari sebelum onset gejala; atau
2. Pasien dengan gangguan napas akut dan mempunyai kontak dengan kasus
terkonfirmasi atau probable COVID-19 dalam 14 hari terakhir sebelum
onset; atau
3. Pasien dengan gejala pernapasan berat (demam dan setidaknya satu
tanda/gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas dan
memerlukan rawat inap) dan tidak adanya alternatif diagnosis lain yang
secara lengkap dapat menjelaskan presentasi klinis tersebut.
b. Kasus probable (probable case)
1. Kasus terduga yang hasil tes dari COVID-19 inkonklusif; atau
2. Kasus terduga yang hasil tesnya tidak dapat dikerjakan karena alasan
apapun.
c. Kasus Terkonfirmasi
Yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan laboratorium infeksi COVID-19 positif,
terlepas dari ada atau tidaknya gejala dan tanda klinis. Kontak adalah orang
yang mengalami satu dari kejadian di bawah ini selama 2 hari sebelum dan 14
hari setelah onset gejala dari kasus probable atau kasus terkonfirmasi
1. Kontak tatap muka dengan kasus probable atau terkonfirmasi dalam radius
1 meter dan lebih dari 15 menit;
2. Kontak fisik langsung dengan kasus probable atau terkonfirmasi;
3. Merawat langsung pasien probable atau terkonfirmasi penyakit Covid-19
tanpa menggunakan alat pelindung diri yang sesuai; atau
4. Situasi lain sesuai indikasi penilaian lokasi lokal.
Kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan
hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Termasuk kontak erat adalah:
1. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan
alat pelindung diri (APD) sesuai standar.

6
2. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus
(termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum
kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
3. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala
Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang berisiko hingga
masa inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui
asupan makanan sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila
berada di daerah berisiko atau padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta
makan makanan yang dimasak hingga matang dan bila sakit segera berobat ke
RS rujukan untuk dievaluasi. Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk
pencegahan primer. Pencegahan sekunder adalah segera menghentikan proses
pertumbuhan virus, sehingga pasien tidak lagi menjadi sumber infeksi. Upaya
pencegahan yang penting termasuk berhenti merokok untuk mencegah kelainan
parenkim

6. Perkiraan Biaya yang Dibutuhkan Saat Terinfeksi Covid-19


Saat ini vaksin untuk virus corona belum ditemukan. Maka “vaksin”yang paling
ampuh untuk megurangi risiko terinfeksi Covid-19 adalah disiplin. Disiplin dalam
menerapakan protokol seperti mencuci tangan, menggunakan masker, physical
distancing dan lainnya. Jika hal tersebut tidak dilakukan maka kemungkinan besar
seseorang akan berakhir isolasi di rumah sakit amupun di rumah. Pernah
membayangkan berapa biaya yang dihabiskan ketika terinfeksi Covid-19, berikut
adalah perkiraan biayanya.
Berdasarkan berita yang dilansir oleh lifestyle.bisnis.com tanggal 13 Agustus 2020,
adapun secara terperinci biaya perawatan pasien Covid-19 di Indonesia sesuai surat
Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut:
Pasien ODP/PDP/Konfirmasi tanpa kormobid/komplikasi:
1. Ruang ICU dengan ventilator: Rp15,5 juta per hari
2. Ruang isolasi tanpa ventilator: Rp12 juta per hari
3. Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari
4. Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari
5. Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp10,5 juta per hari

7
6. Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp7,5 juta per hari
Sedangkan biaya pasien Covid-19 yang memiliki komplikasi atau penyakit
lainseperti jantung, diabetes paru-paru, dan ginjal misalnya, sekitar:
1. Ruang ICU dengan ventilator: Rp16,5 juta per hari
2. Ruang ICU tanpa ventilator: Rp12,5 juta per hari
3. Ruang isolasi tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari
4. Ruang isolasi tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari
5. Ruang isolasi non tekanan negatif dengan ventilator: Rp14,5 juta per hari
6. Ruang isolasi non tekanan negatif tanpa ventilator: Rp9,5 juta per hari
Biaya pemulasaran atau pemakaman pasien Covid-19:
1. Pemulasaran Jenazah: Rp550.000
2. Kantong Jenazah: Rp100.000
3. Peti Jenazah: Rp1.750.000
4. Plastik Erat: Rp260.000
5. Disinfektan Jenazah: Rp100.000
6. Transport Mobil Jenazah: Rp500.000
7. Disinfektan Mobil Jenazah: Rp100.000

Corona tidak pandang bulu. Siapapun bisa terpapar bahkan orang kaya pun belum
tentu dapat sembuh karena uangnya. Mengapa? Karena semua rumah sakit baik
kelas biasa sampai VVIP sudah penuh dengan pasien. Jadi, apa fungsi uang itu bagi
empunya? Oleh karena itu, penting untuk menerapkan protokol.

8
e. Langkah-Langkah Pencegahan COVID-19
1. Mematuhi Protokol Kesehatan
a. Masker
Menggunakan masker merupakan cara yang efektif untuk mengurangi risiko
penularan Covid-19 di tengah masyarakat umum. Masker diperlukan bagi setiap
orang agar tidak saling menulari virus. Percikan air liur maupun droplet yang
berasal dari batuk dan bersin dapat terlontar jauh. Efektivitas menggunakan
masker dengan baik dpaat menekan peluang penularan lebih dari 50 persen.
Masker medis dan masker N95 diutamakan untuk tenaga kesehatan yang mana
kontak langsung dengan pasien Covid-19. Masker kain 3 lapis dapat menjadi
alternatif untuk masyarakat umum.
Berikut adalah kriteria masker kain yang direkomendasikan oleh CDC:
 Mampu menutup tepi wajah seluruhnya: masker kain harus cukup lebar,
mampu menutupi pangkal hidung dan sebagian besar pipi.
 Menggunakan tali pengikat atau karet: agar masker tetap berada di
tempatnya selama beraktivitas. Tali atau karet yang longgar, dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman sehingga kita lebih sering menyentuh
wajah untuk membetulkan letak masker.
 Jenis kain: menggunakan kain 3 lapis dengan jenis kain katun 100% yang
mana saat ditarik, kain tidak melar.
 Tidak menghalangi jalan napas: memastikan masker tidak terlalu tebal
namun mampu menutupi bagian mulut dan hidung dengan sempurna.
 Jika dicuci tidak berubah bentuk: pilih kain yang berbahan kokoh.
 Agar penggunaan masker efektif, maka harus memeperhatikan beberapa hal
berikut:
- Memilih masker yang sesuai
dengan ukuran wajah dan
mampu menutup mulut, dagu
serta hidung
- Memastikan tidak ada rongga
di sela-sela pipi, hidung, dan
dagu

9
- Mencuci tangan sebelum menggunakan masker dan membetulkan
posisi masker
- Menghindari melepas dan memeletakkan di tempat sembaranganlalu
menggunakannya kembali
- Mengganti masker setiap 4 jam sekali
- Tidak menggunakan masker dalam keadaan basah
- Setelah selesai digunakan, lepaskan masker dengan cara membuka tali
pengikat masker di belakang kepala lalu cuci masker kain dengan air
panas dan detergen.
- Segera ganti masker kain apabila sudah robek atau rusak.
- Jangan gunakan masker setelah 4 kali cuci jemur karena menununkan
efektifitas hingga 20% (pubmed.ncbi)
Penggunaan masker saat pandemi memang ditujukan untuk semua orang baik
yang sakit maupun yang sehat. Namun, ada pengecualian bagi keolompok-
kelompok ini:
1. Bayi dan anak dibawah 2 tahun
Jalan nafas dan saluran pernapasan pada bayi belum sempurna seta lebih
kecil dari orang dewasa. Pori-pori pada masker kebanyakan dibuat umum.
Hal ini tentu saja berisiko mengalami gangguan pernapasan. Jika terjadi
gangguan pernafasan, maka bayi tidak dapat melepas maskernya sendiri.
Sementara anak-anak sering menyentuh muka untuk melepas atau
membetulkan posisi masker sehingga berisiko terkontaminasi. Jika terpaksa
keluar rumah membawa bayi, maka tutupi dengan selimut. Jika tidak bisa,
maka sebaiknya tidak keluar rumah.
2. Orang yang memiliki gangguan pernafasan
3. Orang yang tidak sadarkan diri dan tidak mampu membuka masker sendiri
b. Face Shield
Kegunaan face shield adalah untuk melindungi mata dan wajah
pengguna/tenaga medis (termasuk bagian tepi wajah) dari percikan cairan atau
darah atau droplet. Material dari face shield ini adalah plastic bening yang dapat
memberikan visibilitas yang baik bagi pemakainya maupun pasien. Frekuensi
penggunaan dari face shield adalah sekali pakai (single use) atau dapat
dipergunakan kembali setelah dilakukan desifenksi/dekontaminasi.

10
Selain itu, face shield ini juga tahan terhadap uap air. Ikatan face shield dapat
disesuaikan untuk melekat dengan kuat di sekeliling kepala dan pas pada dahi.
Namun, face shield ini juga memiliki beberapa kekurangan, salah satunya
adalah face shield tidak bisa digunakan kembali jika ada bagian yang rusak.
Selain itu, face shield untuk melindungi tubuh kita dari paparan COVID-19,
tidak cukup bagi kita hanya memakai face shield saja. Dilansir dari Hahn
Yulman, pembicara dari Kantor Kesehatan Masyarakat Federal Swiss,
mengatakan bahwa face shield tidak berfungsi sebagai alternatif untuk masker
kebersihan. Face shield dapat dikenakan dengan masker untuk meningkatkan
perlindungan diri kita sendiri.
Face shield dapat digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan
desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan sarung tangan dengan cara:
1. Membersihkan bagian dalam face shield dengan menggunakan kain bersih
yang sudah dicelupkan ke deterjen
2. Membersihkan bagian luar faceshield/ pelindung wajah dengan
menggunakan kain bersih yang sudah dicelupkan ke desinfektan (klorin) dan
kemudian dibersihkan kembali dengan menggunakan air bersih atau alkohol
untuk melepaskan residu.
3. Mengeringkan faceshield dengan cara di jemur atau dilap bersih

11
Sumber : support.apple.com Sumber : ayobekasi.net

c. Cuci Tangan
Covid-19 merupakan virus yang berasal dari droplet orang yang terinfeksi saat
ia bersin maupun batuk. Droplet tersebut dapat terlontar ke udara maupun
menempel dibenda-benda sekitar kita. Virus ini dapat bertahan di benda-benda
sekitar 4-8 jam. Tangan merupakan media yang ampuh untuk berpindahnya
penyakit, karena digunakan untuk memegang benda-benda yang tidak kita
ketahui pasti kebersihannya. Ketika tangan kita yang terlihat bersih, namun
Lasebernarnya kotor dapat berisiko membahayakan kita.
Kuman dapat menyebar dari orang lain atau permukaan saat kita:
 Menyentung mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang tidak dicuci
 Makan atau menyiapkan makanan dan minuman dengan tangan yang tidak
dicuci
 Menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi
 Batuk dan bersin ke tangan kemudian menyetuh benda atau orang lain
tanpa mencuci tangan.
Oleh karena itu, sering cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan aktivitas
dapat mengurasi risiko terinfeksi Covid-19. Berikut adalah cara cuci tangan
yang benar:
1. Basahi tangan dan beri sabun di telapak
tangan
2. Gosok sabun ke telapak tangan kemudian
usap dan gosok kedua telapak tangan
dengan arah memutar
3. Usah dan gosok punggung tangan secara
bergantian

12
4. Gosok sela-sela jari
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi tangan saling
menginci
7. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok dengan lembut
8. Usah kedua pergelangan tangan sevara bergantian
9. Bilas dengan air mengalir
d. Hand Sanitizer
Melansir NCBI, penggunaan cairan antiseptik berbasis alkohol jenis etanol dan
isopropanol sesuai rekomendasi WHO, efektif mendukung penanganan wabah
virus Corona penyebab SARS dan MERS. Namun perlu diingat, gel atau cairan
hand sanitizer tidak bisa menggantikan cuci tangan dengan sabun saat kotoran
di tangan membandel. Selain itu, penggunaan hand sanitizer harus benar agar
efektif menangkal serangan virus.
Berikut adalah cara menggunakan hand sanitizer dengan benar untuk tangkal
Corona sesuai anjuran WHO:
 Cara Penggunaan
Berikut cara memakai hand sanitizer yang tepat:
1. Ambil dua hingga tiga tetes pada telapak tangan.
2. Gosok tangan dengan seksama, pastikan bagian punggung
tangan dan sela-sela jari juga terusap.
3. Usap tangan paling tidak 20 detik sampai tangan kering.
4. Jangan mengelap tangan atau membilas tangan dengan air agar
hand sanitizer dapat bekerja secara optimal.
 Waktu Penggunaan
Ada beberapa waktu yang tepat untuk menggunakan hand sanitizer, yakni
waktu-waktu yang penting seperti setelah melakukan aktivitas, sebelum
makan, setelah makan, setelah buang air kecil dan besar, dan lain
sebagainya. Pada prinsipnya, kita dapat mengaplikasikan hand sanitizer
sesering mungkin untuk menghindari kuman, bakteri, dan virus menempel
lebih lama di tangan. Namun, akan lebih baik jika kita sering mencuci
tangan menggunakan sabun untuk membunuh kuman dengan efektif
dibandingkan dengan hand sanitizer. Sebab, kandungan alkohol yang

13
tinggi disinyalir dapat membuat tangan menjadi kering, kasar, alergi, dan
bahkan gangguan kesehatan pada permukaan kulit.
2. Meningkatkan Imunitas Tubuh
a. Makanan Sehat dan Bergizi
 Jaga Asupan Buah dan Sayuran
Pastikan anak mengkonsumsi buah dan sayur. Belilah produk segar setiap
kali ada kesempatan. Tidak hanya dalam kondisi segar, buah dan sayur
dapat dibekukan tanpa mengurangi kandungan gizi dan rasanya.
 Alternatif Pangan Beku Atau Makanan Kalengan
Untuk sayuran kaleng seperti tomat, kandungan gizinya biasanya lebih
rendah dibandingkan tomat segar. Namun, tetap bisa menjadi pilihan jika
sayuran beku tidak ada.
 Menyediakan Camilan Sehat
Ganti camilai yang manis-manis dengan yang menyehatkan seperti, kacang,
keju, yogurt tanpa gula, atau buah potong.
b. Olahraga Secara Rutin
Di masa pandemi Covid-19, menjaga kebugaran merupakan hal yang penting.
Terlebih untuk orang yang cenderung lebuh banyak diam di rumah. Olahraga
rutin diperlukan untuk menjaga sistem imun tubuh. Selain itu, olahraga
bermanfaat guna menjaga penuaan sel pada tubuh dan peningkatan imun.
Latihan fisik mampu membuat kadar hormon stres menurun, endorfin
meningkat, aliran darah dan getah bening meningkat di semua tempat termasuk
di jantung, otak, ginjal, dll sehingga akan mempengaruhi kinerja metabolisme
tubuh. Ada beberapa hal yneg perlu diperhatikan ketika berolahraga di masa
pandemi:
 Frekuensi olahraga minimal 2-3 kali per minggu
 Durasi latihan fisik minimal 30-45 menit
 Perhatikan intensitas (berat latihan)
- Hindari latihan dengan intensitas tinggi.

14
Parameter latihan intensitas sedang ditunjukkan dengan saaat latihan
fisik, seseorang kesulitan untuk berbicara. Saat latihan fisik dengan
intensitas tinggi, akan ada periode öpen window”sekitar 3-84 jam.
kondisi itu sedang dalam imunitas rendah dan rentan terserang
penyakit akibat latihan fisik yang dilakukan terlalu berat.

- Lakukan latihan dengan intensitas sedang karena dapat meningkatkan


imunitas. Latihan sedang ditunjukkan saat seseorang masih dapat
berbicara walaupun terengah-engah.
 Jenis latihan yang dapat dilaukan
a. Latihan aerobic
Latihan aerobik dapat dilakukan di dalam ataupun diluar ruangan jika
memungkinkan dengan tetap mengutamakan prinsip “jaga jarak,
hindari keramaian, hindari sentuhan, dan tubuh dalam kondisi fit”.
Misalnya, jalan cepat sekeliling rumah, anik turun tangga selama 10-
15 menit, 2-3x/hari, dancing, lompat tali, senam aerobik via youtube.
b. Latihan kekuatan otot
Hindarai latihan dengan menggunakan beban yang sangat berat
(maximum load) dan hindari latihan crossfit (latihan penguatan yang
sebagian besar terdri dari campuran latihan aerobik, latihan beban

15
tubuh dengan intensitas tinggi). Latihan kekuatan otot yang dapat
dilakukan misalnya, squat (jongkok-berdiri), push up, dan lunges.
 Apakah olahraga menggunakan masker berbahaya?
Menurut pakar fisiologi UGM, dr. Siswanto, Sp.P, penggunaan masker
ketika berolahraga sendiri aman untuk kesehatan dan tidak akan
mengganggu fungsi paru-paru. Dari sisi fisiologi, kapasitas paru-paru jauh
lebih tinggi 200 kali dari kapasitas jantung dan pembuluh darah. Ketika
berolahragayang membutuhkan oksigen lebih banyak tubuh bisa
beradaptasi, termasuk paru-paru. Tidak ada perubahan yang berarti pada
fungsi paru maupun parameter metabolisme pada orang yang berolahraga
dengan menggunakan masker dan tidak. Penggunaan masker saat olahraga
dapat menimbulkan risiko jika seseorang telah memiliki riwayat penyakit
sebelmnya.
c. Konsumsi Vitamin
 Menurut dari. dr. Erlina Burhan, SpP, Dokter Spesialis Paru RSUP
Persahabatan, untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan
dengan konsumsi makanan berigizi. Selain itu, penting untuk selalu
istirahat yang teratur, hingga konsumsi suplemen atau vitamin, di
antaranya yang mengandung antioksidan.
 Adapun vitamin atau suplemen yang mengandung antioksidan diantaranya
terdapat pada vitamin A, C, E, dan Astaxanthin.
 Astaxanthin paling banyak ditemukan pada ikan salmon, udang, lobster,
hingga ganggang hijau air tawar (Haematococcus Pluvialis microalgae).
Meski demikian, terdapat juga Astaxanthin yang dalam bentuk suplemen
3. Gaya Hidup Baru
a. Keluar Rumah Jika Mendesak
Saat ini, tinggal di rumah merupakan tempaat yang paling aman untuk
menurunkan risiko terinfeksi Covid-19. Walaupun sulit untuk benar-benar
menghilangkan kemungkinan terinfeksi Covid-19, namun risikonya tidaklah
hitam-putih melainkan sebuah spektrum. Jika terpaksa harus keluar rumah,
maka kenalilah tempat-tempat yang berpotensi untuk penularan virus corona.
 Ruang kantor
Saat ini, sudah banyak perusahaan yang mulia memberlakukan
karyawannya untuk hadir di kantor. Kontak lama diantara karyawan

16
membuka peluang untuk terjadi penularan jika ternayata ada yang terinfeksi
namun belum terdeteksi. Selain itu, ruangan kantor yang tertutup dan ber-
AC dapat meningkatkan risiko penyebaran.
 Tempat makan
Restoran, warung, dan kantin menjadi klaster baru dalam penyebaran virus
corona. Hal ini dapat terjadi saat pengunjung melepas masker untuk
berbicara dengan teman sebangkunya. Selain itu, dari faktor kebersihan
alat makan serta meja yang tidak segera dibersihkan.
 Transportasi umum
Transportasi umum menjadi klaster penyebaran virus corona karena kondisi
yang sempit yang membuat penumpang berdesakan sehingga sulit untuk
menerapkan physical distancing.
 Pasar
Pasar menjadi tempar rawan untuk penularan virus karena ada banyak
pertemuan orang dan suasan apsar yang cenderung padat sehingga kurang
bisa menjaga jarak.
 Pertemuan
Mengumpulkan banyak orang di pesta dan hajatan dapat meningkatkan
risiko terinfeksi. Apalagi ketika pengunjung lebih memilih membuka
maskernya hanya sekedar untuk berfoto, berbincang, dan khawatir riasan
wajah yang akan rusak ketika menggunakan masker.
b. Keluar Rumah Harus Patuhi Protokol Kesehatan
 Kebersihan Tangan Jadi yang Utama
Seperti yang sudah diketahui bersama, berbagai bakteri sampai virus seperti
virus corona dapat menyebarluas dengan mudah karena terjadinya kontak
fisik. Kontak fisik yang paling sederhana adalah berjabat tangan. Oleh
karena itu, kebersihan tangan mesti benar-benar dijaga. Bahkan mungkin
kedepannya nanti, masyarakat tidak akan bersalaman lagi untuk
menghindari hal-hal tersebut. Kemudian, mencuci tangan menggunakan
sabun atau minimal membersihkan tangan dengan hand-sanitizer jadi
standar untuk memastikan tangan kamu bersih.
 Tidak Menyentuh Wajah Sembarang
Terkait dengan protokol kesehatan yang pertama, selanjutnya adalah
menghindari menyentuh wajah jika belum memastikan tangan sudah bersih

17
atau belum. Area wajah seperti mata, hidung dan mulut bisa jadi pintu
gerbang yang mudah ditembus oleh penyakit atau virus yang ada di tangan.
Oleh karena itu, pastikan pertama tangan kamu sudah bersih. Kalaupun
memang sudah bersih, usahakan untuk tidak menyentuh wajah jika sedang
berada di tempat umum karena kamu akan mudah lupa untuk menyentuh
benda lainnya.
 Tutupi Bersin Dengan Lengan Bagian Dalam
Di waktu new normal nanti – banyak hal yang akan berubah dengan cepat,
terutama sektor kesehatan. Hal ini mencakup ke etika ketika bersin. Tidak
ditutup dengan telapak tangan bagian dalam saja, tetapi juga menutup wajah
dengan menggunakan lengan bagian dalam. Hal ini terkait dengan telapak
tangan yang bisa saja sudah banyak menyentuh permukaan benda yang
disinyalir tidak semuanya bersih. Oleh karena itu, pastikan terbiasa
menutup wajah ketika bersin menggunakan lengan bagian dalam.
 Menggunakan Masker
Sehat atau sakit, menggunakan masker akan jadi kebiasaan baru di
periode new normal. Hal ini terkait dengan anjuran berbagai pihak yang
menyatakan penggunaan masker bisa mencegah paparan virus berbahaya
seperti Covid-19 ini.
 Menjaga Jarak
Physical distancing pastinya akan jadi hal yang terbawa-bawa sampai ke
periode new normal. Kita harus mengatur jarak keberadaan kita dengan
orang lain. Hal ini mengacu kepada anjuran berbagai pihak yang
menyatakan ada jarak aman untuk bersosialiasi agar tidak terpapar virus
berbahaya jika orang-orang tersebut adalah carrier atau pembawa virus.
 Bisa Isolasi Mandiri
Jika mengetahui tubuh kita mempunyai gejala-gejala mirip dengan infeksi
Covid-19 atau memang sedang tidak sehat, kita bisa mengkarantina diri
sendiri di dalam rumah. Karantina atau isolasi mandiri ini tentu akan
membantu banyak pihak.
 Jaga Kesehatan, Minum Multivitamin
Tidak hanya memenuhi nutrisi tubuh dengan makanan dan minuman yang
bisa menjaga daya tahan tubuh terus optimal, mengonsumsi multivitamin

18
juga akan jadi kebiasaan baru, bahkan protokol kesehatan yang baru untuk
dilakukan oleh banyak kalangan.
c. VDJ (Ventilasi, Durasi, dan Jarak)
Sejak adanya pandemi Covid-19, pola
hidup di masyarakat berubh drastis
dengan tetap tinggal di rumah dan
membatasi interaksi dengan orang lain,
serta sebisa mungkin tidak berpergian
keluar rumah. Muali bulan Juni lalu,
pemerintah secara bertahap
merencanakan new normal di beberapa
daerah dengan melonggarkan aktifitas,
membuka bisnis, dan perkantoran
dengan syarat mematuhi protokol
kesehatan. Saat berada di luar bertemu dengan bayak orang, risiko tertular dan
menularkan virus dapat diminimalisir salah satunya melalui protokol VDJ.
 Ventilasi
Hindari ruangan publik atau transportasi publik dengan ventilasi atau
sirkulasi udara tertutup. Risiko penularan virus corona lebih rendah jika
ada aliran udaras segar. Berbeda dengan ruangan tertutup seperti ber-AC,
dimana udra kembali resirkulasi. Menurut laporan Centers for Disease
Control and Prevention (CDC), suhu dingin di ruangan ber-AC
berpengaruh terhadap penyebaran virus ini. Menurut pakar, lingkungan
yang seperti ini dpat memudahkan virus meyerang masnusi dan dapat
membuat virus berkembang dalam waktu yang lebih lama.
 Durasi
Usahakan bertemu dan bercakap dengan orang lain selama 5-15 menit.
Percakapan diatas 15 menit sebaiknya dilakukan secara online. Semakin
lama durasi berinteraksi dengan seseorang yang telah terinfeksi atau
mengembangkan gejala-gejala Covid-19, maka semakin besar potensi
penularan terjadi.
 Jarak
Jaga jarak dengan lawan bicara atau orang lain di ruang publik sejauh 2
meter. Serat atur batasan julah orang di dalam satu ruang publik.

19
Ventilasi, durasi, dan jarak memiliki keteraitan satu sama lain. Resiko penularan
Covid-19 dapat diminimalisasi jika masayarakat dapat mejaga ketiga hal
tersebut. Resiko akan semakin tinggi ketika tiga hal tersebut overlap atau
beririsan terjadi.

f. Kesimpulan
Pencegahan utama adalah membatasi mobilisasi orang yang berisiko hingga masa
inkubasi. Pencegahan lain adalah meningkatkan daya tahan tubuh melalui asupan
makanan sehat, meperbanyak cuci tangan, menggunakan masker bila berada di daerah
berisiko atau padat, melakukan olah raga, istirahat cukup serta makan makanan yang
dimasak hingga matang dan bila sakit segera berobat ke RS rujukan untuk dievaluasi.
Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk pencegahan primer.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan konsumsi makanan
berigizi. Selain itu, penting untuk selalu istirahat yang teratur, hingga konsumsi
suplemen atau vitamin, di antaranya yang mengandung antioksidan. Adapun vitamin atau
suplemen yang mengandung antioksidan diantaranya terdapat pada vitamin A, C, E, dan
Astaxanthin. Astaxanthin paling banyak ditemukan pada ikan salmon, udang, lobster,
hingga ganggang hijau air tawar (Haematococcus Pluvialis microalgae). Meski demikian,
terdapat juga Astaxanthin yang dalam bentuk suplemen.
Selain itu, COVID-19 juga sangat berbahaya bagi sistem pernapasan. Pengidap COVID-
19 yang mengalami demam dan batuk, sudah masuk ke dalam moderate infection atau
infeksi sedang. Pada pasien dengan infeksi ringan biasanya mereka hanya mengalami
sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan sedikit demam. Dalam infeksi sedang ini, virus
corona telah bereplikasi untuk melakukan perjalanan ke arena dada dan masuk ke tabung
bronkial. Kondisi ini bisa menyebabkan peradangan yang akan mengakibatkan batuk
kering. Tabung bronkial langsung mengarah ke paru-paru dari trakea (tenggorokan),
sehingga tabung ini merupakan pemain kunci dalam sirkulasi oksigen secara efektif.
Ketika bronkial bengkak karena peradangan, maka sirkulasi oksigen pada tubuh juga
akan bermasalah. Pada tahap ini sesak napas parah bisa terjadi. Pasien-pasien yang
mengalami sesak napas parah akan mengembangkan pneumonia dari virus itu sendiri. Di
samping itu, ada kemungkinan virus corona bisa menyebabkan kerusakan paru-paru
permanen. Ketika seseorang mengidap pneumonia parah, terlepas dari penyebabnya,
mereka akan mengalami penurunan fungsi paru-paru. 

20
Rundown

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


.
1. 15.15- Persiapan kegiatan Mengisi absensi melalui
15.30 (15 Mempersiapkan materi google form
menit) Memasuki room aplikasi
Zoom
2. 15.30- Pembukaan oleh MC (MC: Nacih) Menjawab salam
15.35 (5 Menyapa audience Memperhatikan
menit) Pembacaan doa
3. 15.35- Penyampaian materi Memperhatikan
16.25 (50 Pemateri: Feby dan Habib
menit)
4. 16.25- Evaluasi (interaksi dengan audience) Mengajukan pertanyaan
16.50 (25 Moderator mempersilahkan audience Memperhatikan
menit) untuk bertanya
Pemateri menjawab pertanyaan dari
audience
5. 16.50- Pengumuman audience terbaik oleh MC Memperhatikan
16.55 (5 (MC: Nacih)
menit)
6. 16.55- Terminasi (Penutup) oleh MC (MC: Menjawab salam
17.00 (5 Nacih) Memperhatikan
menit)

21
Daftar Pustaka

Pranita Ellyvon. 2020. Kematian Akibat Covid-19, Data Terbaru IDI Ungkap 228 Tenaga
Kesehatan Meninggal Dunia. Kompas.com. Diakses pada 2 Oktober 2020.

Larassaty, Levi. 2020. Fakta Covid-19 Bukan Konspirasi Elite Global, Tapi Ancaman Besar.
Health.Grid.id. Diakses pada 2 Oktober 2020. https://health.grid.id/read/352265966/fakta-
covid-19-bukan-konspirasi-elite-global-tapi-ancaman-besar?page=all

Setiadi, Tresno. 2020. Pandemi Belum Usai, Ada Konser Dangdut yang Timbulkan
Kerumunan di kota Tegal. Kompas.com. Diakses pada 2 Oktober 2020.
https://regional.kompas.com/read/2020/09/23/23295521/pandemi-belum-usai-ada-konser-
dangdut-yang-timbulkan-kerumunan-di-kota-tegal?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter

Nuraini, Desyinta. 2020. Segini Biaya Perawatan Pasien Covid-19. Lifestyle.bisnis.com.


Diakses pada 2 Oktober 2020.
https://lifestyle.bisnis.com/read/20200813/106/1278773/segini-biaya-perawatan-pasien-
covid-19

Centers for Disease Control and Prvention. 2020. How to Wear Mask. CDC.gov. Diakses
pada 28 September 2020.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/prevent-getting-sick/how-to-wear-cloth-face-
coverings.html#:~:text=Masks%20should%20NOT%20be%20worn,remove%20the%20mask
%20without%20assistance.

Begini Cara Cuci Tangan Yang Benar. 2020. Covid-19.kemenkes.go.id. Diakses pada 28
September 2020. https://covid19.kemkes.go.id/warta-infem/begini-cara-mencuci-tangan-
yang-benar/#.X3dusmgzbIV

Fadli, Rizal. 2020. Ini Yang Terjadi Pada Paru-Paru Saat Terserang Virus Corona. Diambil
pada 07 Oktober 2020, dari
https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-terjadi-pada-paru-paru-saat-terserang-virus-corona

Kemenkes Republik Indonesia. 2020. Standar Alat Pelindung Diri (APD) Dalam Manajemen
Penanganan COVID-19. Diambil pada 06 Oktober 2020, dari
file:///C:/Users/Vidya
%20Aisyah/Downloads/Standar_APD_dalam_Manajemen_Penanganan_Covid19.pdf.pdf

Nur, Ido. 2020. Kesalahan Olahraga Saat Pandemi. Uny.ac.id. Diakses pada 28 September
2020. https://www.uny.ac.id/sites/www.uny.ac.id/files/u10/kesalahan%20olga.pdf
Gloria. 2020. Olahraga Menggunakan Masker Aman Untuk Fungsi Pernapasan. Ugm.ac.id.
Diakses pada 2 September 2020.

Protokol VDJ: Perhatikan & Waspada Akan VDJ (Ventilasi Durasi Jarak). 2020.
Pandemictalks. Diakses pada 2 Oktober 2020.

Baharudin, Gunawan. 2020. Ini Kata Pakar Tentang Penggunaan Face Shield. Retrived from

22
https://jurnalpalopo.pikiran-rakyat.com/gaya-hidup/pr-43567000/ini-kata-pakar-tentang-
penggunaan-face-shield [diakses pada tanggal 20 September 2020]

N. 2020. Begini Cara Menggunakan Hand Sanitizer Yang Benar Untuk Tangkal Korona.
Retrived from
https://kaltimtoday.co/begini-cara-menggunakan-hand-sanitizer-yang-benar-untuk-tangkal-
corona/ [diakses pada tanggal 20 September 2020]

N. 2020. New Normal Indonesia Ahli Ingatkan Pentingnya Vitami Di Masa Pandemi.
Retrived from
https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/04/110200323/new-normal-indonesia-ahli-
ingatkan-pentingnya-vitamin-di-masa-pandemi?page=all [diakses pada tanggal 20 September
2020]

N. 2020 .Tips Menyiapkan Makanan Yang Praktis Ekonomis Dan Sehat Pada MasaPandemi
Covid-19. Retrived from
https://www.unicef.org/indonesia/id/coronavirus/tips-menyiapkan-makanan-yang-praktis-
ekonomis-dan-sehat-pada-masa-pandemi-covid-19 [diakses pada tanggal 20 September 2020]

Tarigan, Amira. 2020. Jurnal Respirologi Indonesia. Jakarta Timur : Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia: . Vol. 40(2). Retrived from
file:///C:/Users/Asus/Downloads/101-369-4-PB.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai