Pembimbing Akademik:
Prof.Dr.dr. Starry
H.Rampengan,Sp.JP(K),MARS,FIHA,FICA,FACC,FAHA,FECS,FAPSIC
Pembimbing Lapangan:
dr. Jehezkiel Panjaitan ( Direktur Medik,Keperawatan dan Penunjang)
Oleh:
SYENI OLVIANA WUATEN
20202111056
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Wabah Covid-19 menjadi pandemi global setelah diumumkan oleh WHO atau
Badan Kesehatan Dunia dan dengan penyebarannya yang begitu cepat membuat Covid-
19 menjadi topik utama di penjuru dunia. Tidak terkecuali di Indonesia karena jumlah
masyarakat yang terinfeksi virus Covid-19 atau Corona mengalami peningkatan hari
demi hari. Pemerintah selalu memperbarui data Covid-19 di Indonesia, dapat dilihat pada
table bahwa terjadi penambahan kasus setiap harinya. Dan dari penambahan kasus
tersebut membuat jumlah pasien Covid-19 semakin meningkat. Berbagai upaya telah
dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran virus Covid-19, salah satunya yaitu
‘CO’ diambil dari corona, ‘VI’ virus, dan ‘D’ disease (penyakit). Sebelumnya, penyakit
ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV.’ Virus COVID-19 adalah virus
baru yang terkait dengan keluarga virus yang sama dengan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS) dan beberapa jenis virus flu biasa (WHO, 2020). Coronavirus 2019
(Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut
coronavirus 2 (Sars-CoV-2). Penyakit ini pertama kali ditemukan pada Desember 2019
di Wuhan, Ibukota Provinsi Hubei China, dan sejak itu menyebar secara global diseluruh
Darurat Internasional (PHEIC) pada 30 Januari 2020, dan pandemi pada 11 Maret
2020. Wabah
penyakit ini begitu sangat mengguncang masyarakat dunia, hingga hampir 200 negara di
dunia terjangkit oleh virus ini termasuk Indonesia. Berbagai upaya pencegahan
guna memutus rantai penyebaran virus Covid-19 ini, yang disebut dengan istilah
Gejala-gejala penyakit COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah,
dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare. Gejala-gejala yang dialami biasanya
bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin
tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat (WHO, 2020). COVID-19
menjadi permasalahan yang semakin serius dimana tingkat penyebaran virus begitu pesat
dan tidak menunjukkan gejala yang signifikan. WHO secara resmi menyatakan COVID-
19 sebagai pandemi pada Rabu, 11 Maret 2020, hal tersebut terjadi setelah penyakit
tersebut menjangkit semakin banyak orang. Menurut WHO, pandemi adalah skala
penyebaran penyakit yang terjadi secara global di seluruh dunia. Pandemi ini sudah
harinya terdapat kasus pasien positif COVID-19, setidaknya sejak kasus pertama hingga
24 Maret 2020 tercatat bahwa terdapat 686 orang positif COVID-19 (Idhom, 2020).
penyakit ini memerlukan penanganan khusus oleh profesional sebagai garda terdepan
19. Mereka orang-orang profesional yang dapat menghadapi pandemi ini sebagai garda
terdepan adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
Kesehatan Pasal 1 ayat 1 Tahun 2014). Sebagai tenaga kesehatan, mereka dituntut untuk
bekerja melawan pandemi, tetapi sejak pemberitaan kasus pertama COVID-19 masuk di
Indonesia, alat-alat kesehatan dan pelindung diri menjadi langka dan sulit untuk
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan
tersebut meliputi tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga farmasi, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga gizi, tenaga terapi fisik dan tenaga teknisi medis. Tenaga kesehatan
memegang peranan sebagai garda terdepan dalam pemenuhan kebutuhan akan jasa
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu serta terpercaya dalam mewujudkan patient safety
sebagai komitmen organisasi. Dengan posisinya yang berada di garda terdepan dan
pula dengan risiko tertular COVID-19. Risiko ini harus dihadapi oleh seluruh tenaga
yang bertugas langsung dalam pelayanan COVID-19. Pada masa pandemi ini pemerintah
terus berusahan memenuhi segala kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan, tenaga
kesehatan terus bahu membahu melakukan rangkaian 3T, Tracing, Testing , dan
Treatment dengan masif serta terus mengedukasi masyarakat agar selalu mematuhi
protokol kesehatan untuk melindungi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa dari
pandemi COVID-19. Saat ini masyarakat sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-
19. Tenaga kesehatan termasuk juga perawat memiliki peran penting dalam menghadapi
masyarakat untuk berjuang dan tentunya menang melawan Covid-19. Peran tenaga
masyarakat luas, berdampak juga pada implementasi tindakan dan sejumnlah aktifitas
pelayanan di rumah sakit. Misalkan tentang penerapan standar SOP yang ketat pada
pasien dan keluarga, penentuan standar diagnostik, intervensi dan tindakan medis oleh
Akibatnya sering terjadi kesalahpahaman antara pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
yang melayani, sehingga sering ditemukan kasus amuk massa akibat tidak menerima
diagnosa penyakit Covid-19. Dalam berbagai kasus telah diterapkan prosedur konseling
dan penyuluhan serta edukasi yang cukup ketat tetapi masih saja ditemukan adanya
miskomunikasi antara pasien, keluarga dan masyarakat dengan pihak rumah sakit yang
merawat.
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado yang merupakan salah satu Rumah Sakit
motto yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan oleh seluruh masyarakat baik pasien, maupun
orang sehat. Upaya RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado membentuk suatu wadah yang
konseling, diskusi kelompok, seminar ataupun dengan menggunakan media baik media
dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, gawat darurat dan tindakan medis. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Prof.Dr.R.D.Kandou Manado dengan membuat satu instalasi khusus yaitu Instalasi Rawat
Inap F Isolasi, yang semula merupakan instalasi rawat inap F yang merawat pasien neuro,
jantung dan mata, pasien kulit dan kelamin, pasien THT serta isolasi penyakit khusus.
instalasi utama yang merawat penderita Covid 19 dengan mengemban tata nilai ; team
work, inovatif, transparan dan akuntabel, integritas yang tinggi serta bertindak cepat dan
tepat. Pelaksanaan tindakan perawatan pasien khusus dilakukan dengan sejumlah tahapan
prosuderal yang selalu dipantau dengan mengikuti kebijakan oleh pihak-pihak terkait baik
Sejak menerima pasien perdana pada awal thn 2020 tepatnya ditanggal 15 Maret
Thn 2020, secara menyeluruh prosedur tindakan perawatan telah diupayakan secara
maksimal. Namun tak dapat dihindari juga terjadi beberapa kasus yang melibatkan
komunikasi petuags kesehatan yang belum sesuai standar. Misalnya; informasi yang
diberikan masih dianggap belum memadai, efektifitas waktu, kondisi psikologis
komunikan dan komunikator, media yang digunakan, proses pendekatan yang belum
adekuat dan lain sebagainya. Tak jarang juga wawasan dan pemahaman penderita dan
keluarga yang terpengaruh oleh hoaks mengenai Covid 19, informasi dangkal yang
didapat melalui media social, kesalahan penafsiran, kondisi psikologis serta masih banyak
faktor penyerta sehingga seringkali proses edukasi dan komunikasi belum terjadi secara
program keselamatan pasien rumah sakit perlu dilakukan, maka rumah sakit perlu
operasi, pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko
pasien jatuh. Dari enam sasaran keselamatan pasien, unsur yang utama dari layanan
efektif dapat dilakukan antar teman sejawat (dokter dengan dokter/ perawat dengan
perawat) dan antar profesi (perawat dengan dokter) serta yang terutama antara petugas
khususnya komunikasi efektif yamg diterapkan pada pasien dan keluarga penderita
2. Mengaplikasikan teori dan konsep manajemen yang diperoleh saat kuliah dalam
C. MANFAAT
1. Bagi mahasiswa
manajemen rumah sakit khususnya pelaksanaan penerapan komunikasi efektif pada pasien
dan keluarga penderita Covi-19. Selain itu juga menambah pengetahuan mengenai
2. Bagi pihak RS
pelayanan yang diberikan.. Hasil residensi ini kiranya dapat menjadi masukan bagi pihak
pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan bermutu tinggi pada pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID- 19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada tanggal 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China
mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal 30 Januari
(PHEIC) dan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Infeksi Novel Coronavirus (Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat
terhadap penyakit tersebut. Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan
menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020,
WHO melaporkan 11.84.226 kasus konfirmasi dengan 545.481 kematian di seluruh dunia
(Case Fatality Rate/CFR 4,6%). Indonesia melaporkan kasus pertama pada tanggal 2
Maret 2020. Kasus meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia.
Sampai dengan tanggal 9 Juli 2020 Kementerian Kesehatan melaporkan 70.736 kasus
konfirmasi COVID-19 dengan 3.417 kasus meninggal (CFR 4,8%). Dilihat dari situasi
Indonesia dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian semakin meningkat dan
berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta
COVID19 berdampak pada meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,
meluasnya cakupan wilayah terdampak, serta menimbulkan implikasi pada aspek sosial
ekonomi yang luas di Indonesia, telah dikeluarkan juga Keputusan Presiden Nomor 12
Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease
Sosial Berskala Besar (PSBB) yang pada prinsipnya dilaksanakan untuk menekan
politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Pengaturan PSBB ditetapkan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala
Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),
dan secara teknis dijabarkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020
2. Epidemiologi Penyakit
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
(Li et al, 2020). Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga
berhubungan dengan Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah
China kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah Coronavirus jenis
baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili yang sama dengan virus penyebab SARS dan
MERS. Meskipun berasal dari famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular
dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan
tanggal 30 Januari 2020. Angka kematian kasar bervariasi tergantung negara dan
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
adanya COVID19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat menginfeksi manusia, yaitu HCoV-
dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus ini
masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS
pada 2002- 2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International Committee on
bahwa SARS-CoV-2 dapat bertahan selama 72 jam pada permukaan plastik dan stainless
steel, kurang dari 4 jam pada tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus
corona lain, SARS-COV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat
dinonaktifkan dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol,
khlorheksidin).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6
hari, dengan range antara 1 dan 14 hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan
tertinggi diperoleh di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada
sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan sampai
dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai dengan 14 hari setelah
onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan
memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang tidak bergejala
(asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi masih ada
kemungkinan kecil untuk terjadi penularan. Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi
saat ini membuktikan bahwa COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala
diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi ketika seseorang berada pada jarak dekat
(dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau
bersin) sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva
(mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi
droplet di sekitar orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat
terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung
dengan permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya,
stetoskop atau termometer). Dalam konteks COVID-19, transmisi melalui udara dapat
dimungkinkan dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang
3. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan tetap merasa sehat.
Gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri
kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan atau
ruam kulit. Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak awal pandemi, 40%
kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan mengalami penyakit sedang termasuk
pneumonia, 15% kasus akan mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami
kondisi kritis. Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada
kasus
berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok
septik, gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut hingga berakibat
kematian. Orang lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan kanker
4. Survelains Covid-19
1. Kasus Suspek
a. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) DAN pada 14 hari terakhir
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada 14 hari terakhir sebelum
sakit DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Kasus Probable
Kasus Konfirmasi Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang
menjadi 2 ;
4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
(simptomatik), untuk menemukan kontak erat periode kontak dihitung dari 2 hari
sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Pada
kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat
periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan
5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri (domestik) maupun luar
5. Discarded
a. Seseorang dengan status kasus suspek dengan hasil pemeriksaan RT-PCR 2 kali
negatif selama 2 hari berturut-turut dengan selang waktu >24 jam. b. Seseorang
dengan status kontak erat yang telah menyelesaikan masa karantina selama 14 hari.
7. Selesai Isolasi
Selesai isolasi apabila memenuhi salah satu kriteria berikut:
pemeriksaan follow up RT-PCR dihitung 10 hari sejak tanggal onset dengan ditambah
minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
pernapasan.
hasil pemeriksaan follow up RT-PCR 1 kali negatif, dengan ditambah minimal 3 hari
B. KOMUNIKASI EFEKTIF
tujuan. Komunikasi dikatakan efektif jika, informasi, ide atau pesan yang
disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga terbentuk kesamaan
persepsi, perubahan perilaku atau saling mendapatkan informasi atau menjadi paham.
sikap (attitude change) pada orang yang terlibat dalam komunikasi. Proses
komunikasi efektif artinya proses dimana komunikator dan komunikan saling bertukar
informasi, ide, kepercayaan, perasaan dan sikap antara dua orang atau kelompok yang
Komunikasi yang efektif ini akan membuat para Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) yang bekerjasama akan mampu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal,
meningkatkan akurasi diagnosis, mencegah krisis medis dan intervensi yang mahal,
serta menghindari long stay perawatan. Selain itu juga dapat meningkatkan
Komunikasi yang efektif antar profesi pemberi asuhan, akan sangat membantu
peran integrasi dan coordinative care pada para pasien. Pada akhirnya, hal ini akan
sakit menyusun cara komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dapat dipahami penerima. Hal itu untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan
perbaikan keselamatan pasien. Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan
berarti dalam hubungan antar manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan
b. Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
tidak efektif,
pendidikan kesehatan.
a. Kejelasan
b. Ketepatan
Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan
c. Konteks
d. Alur
Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau
tanggap.
e. Budaya
Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan
kesalahan persepsi.
juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara
shift atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan
untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
b . Diagnosa medis
c . Apa yang terjadi dengan pasien yang memprihatinkan
dengan situasi?
c . Hasil laboratorium : tanggal dan waktu tes dilakukan dan hasil tes
d . Riwayat medis
masalah?
pasien?
harian.
Strategi dari WHO yang dapat diterapkan oleh rumah sakit adalah memastikan bahwa
pelayanan kesehatan menekankan tanggung jawab utama dari tenaga kesehatan untuk
memeriksa identitas pasien, lalu identitas pasien dicocokkan dengan perawatan yang
kesehatan agar setidaknya melakukan dua proses identifikasi (misalnya nama dan
tanggal lahir atau nama dan nomor rekam medis) untuk verifikasi pasien.
sentinel yang dilaporkan ke Joint Commission di Amerika Serikat antara tahun 1995
dan 2006 . Komunikasi efektif, tepat waktu, akurat, lengkap dan mudah dipahami
mengembangkan kebijakan atau prosedur untuk proses komunikasi (lisan, tertulis dan
elektronik). Salah satu kebijakan yang dapat diterapkan adalah melakukan read-back
untuk perintah yang diberikan lisan melalui telepon. Hal ini penting dilakukan untuk
melalui telepon kurang jelas dan tidak dikonfirmasi ulang oleh penerima perintah
Keberadaan nama obat yang membingungkan adalah salah satu alasan paling umum
Beberapa nama obat terlihat atau terdengar seperti nama obat lainnya.
Cairan elektrolit konsentrat, berbeda dengan jenis obat-obatan, memiliki bahaya yang
cukup tinggi. Laporan kematian dan cedera atau kecacatan serius berkaitan dengan
kesalahan pemberian cairan elektrolit konsentrat masih terus terjadi dan dramatis.
Selain itu, cairan elektrolit konsentrat ini tidak dapat dikembalikan seperti semula
secara klinis apabila terjadi kesalahan dalam proses pengenceran atau pencampuran,
sehingga karenanya hasil yang dapat diamati adalah kematian atau cedera pada
pasien. Singkatnya, cairan elektrolit konsentrat ini dapat mematikan apabila tidak
Salah lokasi, prosedur atau salah pasien pada operasi adalah salah satu hal yang
mengkhawatirkan dalam proses pelayanan kesehatan dan tidak jarang terjadi di rumah
sakit. Kesalahan ini dapat terjadi akibat komunikasi yang kurang efektif atau tidak
adekuat antara anggota tim bedah atau ruangan lain, tidak terlibatnya pasien dalam
proses penandaan lokasi atau lebih parahnya tidak ada prosedur untuk verifikasi lokasi
operasi.
kesehatan. Infeksi pada umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan
termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections)
adalah dengan mencuci tangan (hand hygiene) yang tepat dan mencanangkannya
Langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko jatuh pasien di rumah sakit
adalah dengan melakukan pengkajian risiko jatu sejak awal proses perawatan pasien.
Pengkajian tersebut dilakukan kembali pada pasien saat terjadi perubahan kondisi atau
medikasi. Selain itu, untuk meningkatkan pencapaian sasaran ini, perlu dilakukan
evaluasi terhadap penggunaan alat ukur untuk asesmen risiko pasien jatuh.
sehingga masyarakat dapat menerima informasi dengan baik dan mengikuti anjuran
dan mengelola isu/hoaks terhadap kondisi maupun risiko kesehatan yang sedang
terjadi. Yang tidak kalah pentingnya, KRPM bertujuan untuk dapat mengubah
dapat diterima dan efektif untuk menghentikan penyebaran wabah yang semakin
pengawasan, pelaporan kasus, pelacakan kontak, perawatan orang sakit dan perawatan
klinis, serta pengumpulan dukungan masyarakat lokal untuk kebutuhan logistik dan
operasional. KRPM yang diadaptasi dari panduan dan pelatihan Risk Communication
point/standby statement pimpinan/juru bicara, siaran pers, temu media, media KIE
sumberdaya).
5. Melatih anggota Tim Komunikasi Risiko (yang terdiri dari Humas/Kominfo dan
Promosi Kesehatan) sebagai bagian TGC dan staf potensial lainnya tentang rencana
benar, tentu juga harus didukung dengan upaya lainnya. Dua upaya lainnya yakni
yang telah ditetapkan pemerintah. Dalam hal ini, apabila ada individu atau
dapat dikenakan sanksi (denda atau hukuman sosial). Dengan demikian akan
diperoleh pembelajaran dan efek jera bagi masyarakat yang melanggar aturan. Selain
itu, perubahan perilaku yang diharapkan dengan KRPM, dibutuhkan juga tindakan
berkerumun, tetap menjaga jarak atau tetap di rumah saja, sebagaimana yang
hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga dapat menjaga diri dan keluarganya dari
hambatan menuju perubahan norma dan sosial. Perubahan perilaku akan lebih
1. Kebijakan
3. Norma masyarakat
4. Individu
untung rugi, keterampilan dan kemampuan untuk mengukur diri apakah sanggup
atau tidak melakukan perilaku baru yang disarankan. Secara umum tujuan
penyebab,
gejala, pencegahan penularan COVID-19 bagi setiap pemangku kepentingan yang
terlibat.
• Informasi yg penting
• Pemberi informasi
• Suasana lingkungan
Implementasi pemberian asuhan berupa komunikasi yang efektif pada pasien dan
keluarga harus akurat dan mengenai hal-hal utama berupa pemahaman dasar
jenazah,
penanganan (alur, sistem, pakaian (APD), kemungkinan, rujukan) serta anjuran
Komunikasi yang efektif ini akan membuat para Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) yang bekerjasama akan mampu mendeteksi masalah kesehatan lebih awal,
mahal, serta menghindari long stay perawatan. Selain itu juga dapat meningkatkan
Komunikasi yang efektif antar profesi pemberi asuhan, akan sangat membantu
peran integrasi dan coordinative care pada para pasien. Pada akhirnya, hal ini akan
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado adalah Institusi Pelayanan Kesehatan yang
dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, gawat darurat dan tindakan medis. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
medis dan non medis, Pengelolaan sumber daya manusia, Pendidikan dan penelitian
Struktur organisasi RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado berdasarkan Peraturan
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado diatur dan ditetapkan sebagai
berikut Direktur Utama, Direktur Medik dan Keperawatan, Direktur SDM dan
Pendidikan, dan Direktur Keuangan dan Administrasi Umum, berada di bawah dan
bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik. Dimana Direktur Medik dan
membawahi Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Pendidikan dan Penelitian; dan
Direktur Keuangan dan Administrasi Umum membawahi Bagian Program dan Anggaran,
Unit-Unit Non Struktural terdiri atas Komite yang berada di bawah dan
Keperawatan, Komite Etik dan Hukum, Kepala Satuan Pengawasan Intern, dan Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien, Dewan Pengawas; Instalasi, berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Para Direktur. Instalasi yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan adalah Instalasi Rawat
Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Khusus, Instalasi Rawat Intensif, Bedah
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya Manusia dan
dan Pengembangan, Instalasi K3, Pelayanan Gizi dan Dapur Rumah Sakit. Instalasi yang
berada di bawah dan bertanggung kepada Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Instalasi Gizi, Instalasi Rekam Medik,
motto yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup kesehatan masyarakat. Oleh karena
itu pendidikan kesehatan sangat diperlukan oleh seluruh masyarakat baik pasien, maupun
orang sehat. Upaya RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado membentuk suatu wadah yang
konseling, diskusi kelompok, seminar ataupun dengan menggunakan media baik media
Visi merupakan suatu keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan
yang didalamnya berisi suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan,
cita dan citra yang ingin di wujudkan, serta memperhitungkan faktor strategis dan potensi
seluruh komponen stakeholders, maka dicanangkan visi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Misi merupakan rumusan mengenai upaya – upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Adapun misi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado adalah sebagai
berikut :
1. Team Work
oleh sekelompok orang maka perlu suatu kerjasama tim (team work). Melalui
2. Inovatif
Kompleksnya permasalahan yang dihadapi rumah sakit saat ini, diikuti tuntutan
masyarakat pengguna jasa rumah sakit yang semakin tinggi guna mendapatkan
pelayanan yang terbaik, maka dalam mengatasi hal tersebut management dan seluruh
komponen rumah sakit harus mampu memahami dan merespon dengan memberikan
ide-ide yang kreatif dan konstruktif melalui penampilan yang proaktif, dalam
merespon permasalahan internal dan eksternal secara cepat dan tepat melalui
Dalam menghadapi masyarakat yang lebih cerdas dan tanggap serta dalam era
demokrasi, maka rumah sakit dituntut untuk lebih transparan dan akuntabel dalam
menyajikan informasi yang jelas mengenai seluruh pelaksanaan kegiatan baik
Dalam upaya rumah sakit memberikan pelayanan prima kepada pasien, serta dapat
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan, maka seluruh jajaran manajemen serta
staf harus memiliki komitmen yang tinggi , dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab yang harus diemban serta harus memiliki hati yang tulus, kejujuran,
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
kualitas pendidikan dan pelatihan bagi tenaga medis, keperawatan dan non medis,
3. Meningkatkan mutu fasilitas peralatan melalui belanja modal dan kerja sama
dan tata kerja Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D. Kandou Manado diatur dan
ditetapkan sebagai berikut Direktur, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik yakni Direktur Medik dan Keperawatan
Bagian Sumber Daya Manusia dan Bagian Pendidikan dan Penelitian, Direktur
Unit-Unit Non Struktural terdiri atas Komite yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direkturterdiri atas Komite Keperawatan, Komite Etik dan
bawah dan bertanggung jawab kepada Para Direktur. Instalasi yang berada dibawah
dan bertanggung jawab kepada Direktur Medik dan Keperawatan adalah Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Khusus, Instalasi Rawat Intensif,
Instalasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Sumber Daya
Pengembangan, Instalasi K3, Pelayanan Gizi dan Dapur Rumah Sakit. Instalasi yang
berada di bawah dan bertanggung kepada Direktur Keuangan dan Administrasi Umum
Sanitasi, Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit, Instalasi Gizi, Instalasi Rekam
Pelayanan Pemulasaran Jenazah; Satuan Pengawas Internal (SPI) berada di bawah dan
Irina F Isolasi merupakan pengembangan dari Irina F yang semula adalah unit yang
merawat pasien neurologi, THT dan KulKel ( F Atas ) dan pasien jantung, mata dan
isolasi tekanan negative serta pasien rabies ( F Bawah ). Terletak di bagian selatan rumah
sakit, berbatasan dengan Irina E, Irina Anggrek dan Irina Nyiur Melambai. Gedung
perawatan terdiri dari gedung utama yang terbagi atas 3 bagian besar yaitu ;
a. F Atas yang merawat pasien bayi, anak dan dewasa mandiri yang berstatus suspek,
b. F Bawah yang merawat pasien anak dan dewasa dengan kebutuhan total care dan
partial care serta minimal care yang berstatus suspek, probable dan terkonfirmasi
Covid 19
c. F ITN (Isolasi Tekanan Negatif) yang merawat pasien dengan kondisi intensive care
PPJA
ADMINISTRASI
Sehubungan dengan kebutuhan infrastruktur yang harus lebih memadai berhubungan
rumah sakit rujukan utama, maka di bangunlah Gedung Palma, di mana dalam gedung ini
terdiri atas 43 bed dan spesifikasi merawat pasien Covid-19 yang memerlukan
Personalia Irina F Isolasi mulai dari pimpinan, dokter, perawat dan personalia
optimal untuk pasien teridentifikasi Covid-19 . Untuk maksud diatas maka diatur
b. Terdiri dari beberapa divisi/bagian Ilmu Penyakit Dalam, Anak, Saraf, Obsgin, Kardio,
c. Staf perawat/bidan ditetapkan oleh keputusan dari Bidang Perawatan dan manajerial
rumah sakit.
e. Dilengkapi dengan sekuriti bekerja sama dengan kepolisian serta satgas Covid-19
daerah.
2. Pertemuan staf yang reguler untuk menjaga komunikasi antar petugas dan kebiasaan-
berbeda-beda. Irina F Isolasi RSUP R.D. Kandou menerapkan sistem kombinasi, yakni
kompetensi masing-masing staf, terutama untuk FITN. Pada saat yang sama, penempatan
staf di ruangan juga dilakukan rolling dalam periode tertentu sebagai bentuk
pembelajaran dan upaya peningkatan kompetensi staf. Hal ini ditujukan untuk
C. PENGATURAN JAGA/DINAS
Mengingat Irina F Isolasi RSUP RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou memberikan
pelayanan selama 24 jam secara terus-menerus, maka dibuat sistem pengaturan jaga
bertugas dalam jam kerja, hari Senin s/d Sabtu pukul 07.00-14.00 WITA
2. Dokter, Perawat, Pekarya dan Cleaning Service bertugas dalam 3 shift jaga sesuai
jadwal, yakni :
No Klasifikasi Jumlah
1 Kepala Instalasi 1
2 MPP 1
3 Kepala Ruangan 4
4 PPJA 4
5 PJ Logistik 1
7 Administrasi 1
D. Analisis Ruangan
IDENTIFIKASI MASALAH
Fishbone diagram atau diagram tulang ikan, digunakan dalam mencari root
cause dengan menggunakan logika sebab akibat. Fishbone diagram membantu
menampilkan secara visual sumber-sumber penyebab masalah sehingga
memudahkan tim mengidentifikasi akar penyebab permasalahan.
Secara umum, ada beberapa sumber penyebab timbulnya masalah dalam
organisasi atau perusahaan, antara lain:
1. Man (Tenaga Kerja) : hal ini berkaitan dengan kekurangan pengetahuan dan
keterampilan dari sumber daya manusia
2. Mesin/peralatan : tidak adanya sistem perawatan preventif terhadap mesin, dan
beberapa hal lainnya
3. Metode Kerja : berkaitan dengan prosedur dan metode kerja yang tidak benar,
tidak jelas, tidak diketahui, tidak transaparan, tidak cocok, dan lain sebagainya
4. Material : ketiadaan spesifikasi kualitas bahan baku yang digunakan
5. Tempat dan Lingkungan Kerja : tidak memerhatikan kebersihan, lingkungan
kerja tidak kondusif, dan lain sebagainya
6. Motivasi : sikap kerja yang benar dan professional, misalnya sulit bekerja sama.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan ada beberapa hal
yang ditemukan pada penerapan Komunikasi Efektif pada pasien dan keluarga
penderita Covid-19 di Irina F Isolasi RSUP Kandou Manado;
Input
a. Kebijakan
SOP untuk tindakan asuhan pada pasien Covid-19 sudah ada tetapi
seringkali belum optimal dijalankan karena beberapa kali mengalami
perubahan
b. Sumber daya manusia
Petugas kesehatan dan pemberi asuhan pada pasien Covid-19 sudah
cukup memadai dalam tingkat pendidikan. Untuk perawat yang
bertugas memiliki pendidikan dasar D3 Keperawatan dan tenaga
perawat lainnya memiliki tingkat pendididkan S1 Keperawatan Ners.
Untuk staf perawatan berijazah S2 Keperawatan masih sedikit yaitu 1
orang.
c. Sarana dan prasarana
Ketersediaan sarana dan prasarana pada awalnya ditetapkan Irina F
sebagai Irina F Isolasi, masih tergolong belum memadai. Hal tersebut
ditandai dengan ketersediaan tempat tidur pasien, ruangan yang
spesifik baik untuk pasien dan petugas semula masih terbatas namun
mengalami penambahan dan pembenahan sehubungan dengan
pertimbangan yang semakin tertata.
d. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi belum berjalan secara maksimal
Proses
Output
Hasil dari analisis ini berhubungan dengan penerapan komunikasi efektif
pada pasien dan keluarga Covid-19 di Irina F Isolasi RSUP Kandou
Manado.
5.5 Metode Penetapan
.
MAN METHOD
BELUM TERLALU
TERLALU DIPAHAMI
WASPAD TERHALANG APD
A SELALU
BERUBAH
TINGKAT
PENGETAHUA KURANG DI ARAHKAN
N
FEEDBACK KURANG
KESIAPAN DIRI KURANG MONEV
DAN
MOTIVASII
TIDAK MENGUASAI TEKNIK
SPO KOMUNIKAS
I BELUM
SEMPURNA PENERAPAN
KOMUNIKASI
EFEKTIF
PANDUAN BELUM LENGKAP BELUM ADA TOOLS
PENGUKURAN
EFEKTIFITAS
TIDAK SISTEMATIS
RS PUSAT RUJUKAN
SISTEM EVALUASI
KURANG/TIDAK ADA
HARUS ADA CHECKLIST
RS TERAKREDITASI
FEEDBACK DARI
SPO TERORGANISIR PASIEN
MEASUREMENT
TERSOSIALISASI MERATA
STAF MASIH DIBATASI
MOTIVATION SUASANA PANDEMI
PELAYANAN PRIMA
ASUMSI KOMUNIKASI
MATERIAL EFEKTIF HANYA
PELENGKAP SAJA
MOTHERNATURE
MAN
PANDEMI GLOBAL-RISET TINGKAT
ILMIAH-HARUS JAGA JARAK TERLALU
PENGETAHUA
WASPAD
TIDAK
MENGUAS
AI SPO
KESIAPAN DIRI DAN
MOTIVASII
PENERAPAN
KOMUNIKASI
EFEKTIF
RS PUSAT RUJUKAN
RS TERAKREDITASI
KOMUNIKASI SBG BUDAYA KERJA
MOTHERNATURE
RESPON KURANG KARENA PASIEN
TIDAK PAHAM APA YG
FEEDBACK KURANG
DISAMPAIKAN
TERHALANG APD
METHOD
BELUM TERLALU
DIPAHAMI SELALU
BERUBA
H
KURANG DI ARAHKAN
TEKNIK
KOMUNIKAS
I BELUM
SEMPURNA
PENERAPAN
KOMUNIKASI
EFEKTIF
PANDUAN BELUM LENGKAP
TIDAK SISTEMATIS
BELUM TERSOSIALISASI
MERATA
MATERIAL
BELUM ADA
MEASUREMENT
SISTEM EVALUASI
KURANG/TIDAK ADA
PENERAPAN
KOMUNIKASI
EFEKTIF
ASUMSI KOMUNIKASI
EFEKTIF HANYA
PELENGKAP SAJA STAF MASIH DIBATASI OLEH SUASANA PANDEMI
MEASUREMENT
Belum ada tools yang dapat Perangkat pengukur dapat Y
digunakan untuk mengukur menjadi salah satu parameter
efektifitas komunikasi penentu apakah komunikasi
efektif sudah memenuhi
standar atau belum
Umpan balik/feed back dari Kondisi pandemic Y
pasien tidak terpantau. menyebabkan kontak
terbatas, harus singkat
menyebabkan umpan balik
dari pasien tidak terpantau
Sistem evaluasi masih kurang Pemantauan dan evaluasi N
dimaksudkan agar dapat
dilakukan perbaikan atau
revisi jika komunikasi belum
maksimal
MOTIVATION
Inisiatif untuk menerapkan Pembatasan interaksi N
komunikasi efektif masih memang masih menjadi
terbatas protokol wajib namun
seringkali juga karena
memang faktor intrinsik lain
tapi dapat diubah dengan
stimuluis dari atasan.
Asumsi bahwa komunikasi efektif Anggapan ini sering menjadi Y
hanya sebagai pelengkap saja. dominan jika komunikasi
efektif dianggap tidak terlalu
penting dan bermanfaat
dalam pemberian asuhan.
Status pandemic masih Kondisi riil mengharuskan N
mengharuskan ada pembatasan kontak dengan pasien
interaksi menjadi terbatas.
MOTHERNATURE
RSUP Kandou sebagai rumah Seluruh elemen RS wajib N
sakit rujukan daan terakreditasi menerapkan pelayanan
internasional harus asuhan ytang sesuai standar
menyediakan pelayanan yang termasuk penerapan
berkualitas komunikasi efektif
Komunikasi efektif sebagai Staf tenaga kesehatan Y
budaya kerja dan sebagai bagian pemberi asuhan terkadang
dari pelayanan prima mengabaikan penerapan
komunikasi efektif karena
faktor lupa, lalai, kelelahan,
tidak konsentrasi ataupun
juga belum terlalu paham
1. Man
Petugas kesehatan/perawat dalam merawat pasien Covid-19 sebagian besar
masih waspada dan sangat berhati-hati dalam mengadakan kontak dengan
pasien dan keluarga sehubungan dengan penelitian ilmiah mengenai
penyakit ini bahwa penularan bisa terjadi dengan sangat cepat. Hal tersebut
berdampak pada timbulnya perasaan was-was, over waspada dan motivasi
merawat pasien Covid-19 yang kurang karena evidence base penyakit Covid-
19 yang masih mengkhawatirkan. Selain itu, faktor terbatasnya tingkat
pengetahuan petugas kesehatan/perawat tentang tinjauan ilmiah penyakit ini
menyebabkan
inisiatif berkomunikasi yang efektif dengan pasien dan keluarga menjadi
terbatas/kurang.
2. Material
Dalam penerapannya, ketersediaan panduan/pedoman pelaksanaan
komunikasi efektif juga seringkali menjadi masalah karena petugas tidak
memahami tahapan-tahapan yang pasti mengenai metode penerapan
komunikasi efektif. Selain itu SOP penanganan Covid-19 yang selalu
berubah dan mengalami pembaharuan sering membingungkan dan salah
diterapkan oleh petugas kesehatan/perawat.
3. Methode
Dalam penerapannya, banyak staf tenaga kesehatan yang belum
menerapkan tahapan komunikasi efektif secara baik dan benar. Beberapa hal
yang dapat menjadi penyebab adalah seringkali mengalami perubahan-
perubahan yang menyesuaikan dengan perkembangan terbaru pandemic
Covid-19. Selain itu cara penerapan juga sering belum optimal karena
dibatasi oleh APD dan seragam khusus yang dipakai petugas, juga tidak
dapat diawasi maksimal karena kontak petugas dengan pasien terbatas
hanya di area/ruangan tertentu sehingga fungsi pengawasan dari pimpinan,
Penanggung Jawab asuhan serta sejawat senior sangat terbatas. Penerapan
di lapangan juga sering dijumpai adalah umpan balik dari pasien tidak dapat
direspon atau ditindaklanjuti karena kontak yang dibatasi, pasien hanya pura-
pura paham dengan penjelasan, sehingga seringkali informasi yang
disampaikan dalam komunikasi tidak berjalan dua arah dengan baik.
4. Motivation
Pada sector ini ditemukan di lapangan bahwa sering staf tenaga kesehatan
tidak dilaksanakan secara utuh karena adanya anggapan bahwa komunikasi
efektif hanya merupakan pelengkap saja dan belum bersifat wajib. Selain itu
mereka juga masih diliputi perasaan was-was untuk berinteraksi lama
dengan
pasien Covid-19 karena khawatir tertular dan memilih untuk meminimalisir
kontak antara petugas dengan pasien.
5. Measurement
Belum adanya perangkat pengukuran efektifitas komunikasi ini menyebabkan
evaluasi hanya dilakukan terbatas pada apakah asuhan yang dilakukan juga
tindakan medik dipahami atau tidak oleh pasien. Tak jarang umpan balik dari
pasien tidak sempat ditindaklanjuti akibat keterbatasan baik keadaan maupun
respon petugas dan pasien. Dalam hal ini, perlu diadakan lembar check list
yang berisi kerangka/poin utama yang akan disampapaikan pada pasien dan
evaluasi umpan balik dari pasien sehingga kualitas asuhan dan tindakan
perawatan dapat maksimal.
6. Mothernature
RSUP Kandou merupakan rumah sakit rujukan utama serta telah
terakreditasi baik nasional dan internasional. Sehubungan dengan penerapan
komunikasi efektif menjadi hal yang wajib dipahami dan diterapkan oleh
seluruh tenaga kesehatan dalam memberikan perawatan pada pasien
termasuk pada kelompok pasien Covid-19. Komunikasi efektif juga
seharusnya menjadi budaya kerja yang merupakan bagian dari pelayanan
prima bagi masyarakata. Beberapa kendala yang dijumpai dalam observasi
langsung di lapangan adalah sering penerapan komunikasi efektif belum
optimal karena petugas mengaku lupa dan lalai, kurang paham serta
mengaku mengalami kondisi kelelahan dan tidak konsentrasi.
BAB VI
Teknik Modifika
si cara Terapkan rutin dan terkontrol Kualitas pelayanan meningkat
komunikasi
efektif belum dan
metode
sempurna, tidak
terhalang APD Kualitas Pelayanan menurun
Belum ada
panduan dan Pengadaan formulir check list Ada Memudahkan Pelayanan berjalan baik
formulir pengontrolan pelaksanaan
M check list
a tindakan
komunikasi Tidak Tidak terkontrol Kualitas Pelayanan Menurun
t efektif dgn baik
e
Tersebar dan dapat
r SPO tindakan Ada Penyediaan butuh digunakan secara kontinyu
i Pengadaan berupa buku/aplikasi digital biaya
dan asuhan
a
belum
tersedia
Tidak
Tidak ada budget Indikator tidak
khusus / biaya tercapai
MEASUREMENT Pengada aan formulir check list
Terkontrol dan terpantau Kualitas pelayanan meningkat
secara sistematis
Perangkat pengukur belum tersedia
tidak
Kualitas Pelayanan menurun
M O T H E R N A T Komunik
U R E asi efektif menjadi budaya kerja
Mutu rumah sakit meningkat,tingkat kepercayaan masyarak
RSUP Kandou sbg rs rujukan utama, terakreditasi, wajib memberikan
Optimalisasi kualitas pelayanan pelayanan prima dan optimal
MAN
Menjadikan
Membiasakan penerapan komunikasi efektif
komunikasi efektif
dalam tugas sehari-hari
sebagai budaya
MATERIAL kerja
Pengadaan
Sebagai panduan dan alat pengecekan yang
sesuai standar baik dalam bentuk
formulir check list
manual/buku/formulir ataupun secara digital
METHOD
Pemantauan dan
evaluasi
Pengontrolan secara tertata dan terarah
Penerapan terhadap informasi yang diberikan juga
komunikasi Meningkatka
n mutu Inventarisir umpan umpan balik dari pasien menjamin nilai positif
Efektif pada MOTIVATION komunikasi efektif dalam pelaksanaan
pasien Covid- pelayanan balik dari pasien
tindakan dan pemberian asuhan.
19 dan asuhan
Dari masalah yang ada didapatkan alternatif pemecahan masalah dari pohon
keputusan berkaitan dengan penerapan komunikasi efektif pada pasien dan
keluarga Covid-19 maka didapatkan alternative pemecahan masalah yang diambil
dari analisa fishbone dan dibuat dalam pohon keputusan yaitu dengan melakukan
pembenahan dalam motivasi staf tenaga kesehatan/perawat dalam melaksanakan
tindakan dan pemberian asuhan untuk pasien Covid-19. Karakteristik masa pandemi
yang terjadi diseluruh belahan dunia termasuk Indonesia sangat berpengaruh
terhadap efektifitas komunikasi yang terjadi antara petugas kesehatan dengan
pasien Covid-19. Beredarnya rumor dan hoaks tentang penyakit ini sangat
mempengaruhi cara pandang dan persepsi petugas dan pasien. Selain itu hasil riset
ilmiah bahwa harus dilakukan kontak terbatas dan harus menggunakan APD yang
terstandarisasi secara internasional menyebabkan komunikasi berlangsung tidak
efektif bahkan tidak jarang terjadi miskomunikasi karena faktor-faktor tersebut.
Kenyataan di lapangan juga bahwa rasa khawatir, takut dan was-was jangan sampai
tertular, turut berkontribusi terhadap penerapan komunikasi efektif.
Hal lain yang harus menjadi alternative pemecahan masalah adalah dengan
adanya monitoring dan evaluasi berkala terhadap penerapan komunikasi efektif
misalnya dengan adanya pemantauan dari penanggung jawab, kepala ruangan dsb.
Ini dimaksudkan menjadi stimulus bagi staf tenaga kesehatan untuk menerapkan
komunikasi efektif sebagai bagian dari budaya kerja dimana hal tersebut juga
63
merupakan perwujudan dari tanggung jawab RSUP Kandou sebagai rumah sakit
rujukan utama dan telah terakreditasi secara nasional dan internasional, dan juga
merupakan aplikasi tanggung jawab dan tanggung gugat profesi sebagai tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat terlebih
khusus lagi untuk merawat pasien Covid-19 di masa pandemi yang belum berakhir
ini.
1. Proses, :
2. Input:
65
Mengarah kepada sesuatu yang diperlukan dalam melaksanakan manajemen
yaitu kelengkapan fasilitas dan perangkat pendukung pelaksanaan
komunikasi efektif pada pasien dan keluarga Covid-19.
66
BAB VIII
01. Kesimpulan
Komunikasi efektif merupakan metode yang sistematis dan terarah
dalam menunjang pelaksanaan asuhan yang bermutu dan
meningkatkan efisiensi pelayanan yang diberikan oleh petugas
kesehatan
Komunikasi efektif jika dilakukan dengan motivasi dan prosedur
yang benar akan mempengaruhi pencapaian hasil yang optimal
bagi layanan asuhan yang diberikan.
Pelaksanaan komunikasi efektif petugas kesehatan/perawat di Irina
F Isolasi sudah cukup baik namun sering juga terkendala dengan
faktor-faktor internal dan eksternal misalnya motivasi petugas
pemberi asuhan, tingkat pengetahuan, realita SOP dan prosedural
Covid-19 yang sering berubah-ubah sesuai tinjauan baik dalam
RSUP Kandou dan tingkatan di atas, pemakaian APD yang wajib
dan ketat serta pembatasan kontak dan jarak petugas dengan
pasien Cpvid-19 dan hal-hal lain. Akibatnya sering terjadi
miskomunikasi dan hambatan dalam berkomunikasi serta efektifitas
pelayanan yang diberikan petugas.
02. Saran
Petugas kesehatan/perawat hendaknya memiliki kesiapan mental
dan motivasi yang maksimal dalam merawat serta memberi asuhan
yang optimal pada pasien dan keluarga Covid-19. Pelayanan yang
diberikan di masa pandemi akan sangat dipengaruhi dengan
keadaan psikologis secara umum dan adanya realita
berkembangnya issue, pendapat serta tanggapan yang positif
maupun negatif tentang penyakit ini sehingga petugas
67
kesehatan/perawat pemberi asuhan harus menambah wawasan
dan pengetahuan yang dinamis untuk mengantisipasi hambatan
dalam berkomunikasi dan pelaksanaan tindakan.
SOP dan prosedur penanganan penyakit di masa pandemi Covid-
19 harus ditelaah dan disosialisasikan secara cepat dan tepat
sehingga petugas kesehatan dapat melakukan adaptasi yang
maksimal.
Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terpadu dan terpantau
untuk implementasi komunikasi efektif sehingga dapat segera
dilakukan identifikasi masalah jika terjadi miskomunikasi dan
kesalahan tindakan.
Secara manajerial, mutu SDM dan pemantapan visi dan misi RSUP
Kandou akan terimplementasi dalam pembenahan dan pengaturan
tata layanan yang ada di Irina F Isolasi.
68
DAFTAR PUSTAKA
Joint Commision. 2006. 2006 National Patient Safety Goals. Oakbrook Terrace, IL.
http://www.jcipatientsafety.org/show.asp?durki=10293&site=164&return=10289
Joint Commission International. 2011. International Patient Safety Goals. Edisi ke-4.
https://covid19.go.id/p/berita/peran-penting-perawat-indonesia-dalam-menangani-pandemi
https://fk.ugm.ac.id/membangun-ketahanan-masyarakat-dalam-pandemi-covid-19/
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20201114/0035693/apresiasi-fktp-berjuang-
di-garda-terdepan-kemenkes-adakan-jambore-virtual-bagi-tenaga-kesehatan-di-fktp-dalam-
rangkaian-hkn/
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/1392
http://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.id/index.php/JKPN/article/view/402
http://medanppni.org/mengapa-komunikasi-perawat-kepada-pasien-kurang
https://krakataumedika.com/info-media/artikel/penerapan-komunikasi-efektif-di-rumah-sakit
69
70