Anda di halaman 1dari 5

“KESIAPSIAGAAN PANDEMIK”

1. LATAR BELAKANG

Bencana dalam hal ini termasuk wabah seperti yang dijelaskan dalam UU N0. 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pada Bab I Pasal 1 “Bencana nonalam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit”.
Terlebih pada kasus-kasus risiko pandemi influenza yang memberi dampak pada wilayah
yang luas dengan sifat yang sangat virulen dan mengancam jiwa dalam waktu singkat,
sehingga harus dilakukan tindakan segera untuk menolong korban dan meminimalkan
dampak penularan.

Wabah pada bidang Epidemiologi Modern lebih ditekankan pada konsep


prevalensi yang berlebihan dan tidak selalu terkait dengan penyakit menular. Namun
berdasarkan prioritas masalah kesehatan di Indonesia maka yang dimaksudkan dengan
wabah menurut Depkes RI adalah hampir selalu terkait dengan wabah penyakit menular.
Penyakit menular yang berpotensi wabah tersebut, disebutkan di antaranya adalah jenis
influenza. Secara lengkap, penyakit yang dimaksud antara lain : kolera, pes, demam
kuning, demam bolakbalik, tifus bercak wabah, demam berdarah dengue, campak polio,
difteri, pertusis, rabies, malaria, influenza, hepatitis, tifus perut, meningitis, ensefalitis,
antraks dan penyakit lain yang akan ditetapkan kemudian (Hikmawati, 2011).

Kesiapsiaagaan di rumah sakit sebagai sub sistem pelayanan kesehatan mencakup


semua aspek, antara lain : aspek kebijakan dan organisasi, yakni tentang adanya
kebijakan dan organisasi yang telah dibuat dengan sistem komando serta perencanaan
aktivasinya, juga aspek deteksi terkait sistem surveillen dan pengakajian risiko terhadap
pandemi influenza, Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi, konsep sistem
komunikasi internal dan eksternal, aspek sumber daya (fasilitas, sumber daya manusia),
training dan edukasi, penerimaan dan triage pasien, penanganan mayat, penanganan
kesehatan karyawan, juga pelaksanaan uji coba dan revisi perencanaan (WHO-ADPC,
2006).

Bentuk tanggap darurat dapat dilihat dari aspek implementasi di lapangan, yakni:
tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian Infeksi, pelaksanaan sistem
surveilans, aplikasi sistem komunikasi internal dan eksternal, aplikasi akses penerimaan
dan triage pasien rumah sakit, aplikasi penanganan mayat, dan sistem yang menjamin
kesehatan karyawan. Pada manusia terdapat jenis influenza H1N1, H2N2, H3N3, H5N1,
H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9 (Purwati, 2009).
Virulensi influenza dilihat dari cara penularannya yakni melalui udara lewat batuk atau
bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau lendir, atau melalui kontak
dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne
aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana
yang paling berperan dalam penyakit ini belum jelas betul (Braxton, 2007).

Pada tanggal 31 Desember 2019, World Health Organization (WHO)


mendapatkan informasi mengenai kasus pneumonia yang terjadi di kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina.
Tanggal 7 Januari 2020, otoritas Cina mengkonfirmasi telah mengidentifikasi virus baru,
yaitu virus Corona, yang merupakan famili virus flu, seperti virus SARS dan MERS,
yang mana dilaporkan lebih dari 2.000 kasus infeksi virus tersebut terjadi di Cina,
termasuk di luar Provinsi Hubei.
Virus Corona (CoV) merupakan famili virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS-SoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Pada 11
Februari 2020, WHO mengumumkan nama virus Corona jenis baru tersebut
adalah Corona Virus Disease 2019 (disingkat menjadi COVID-19).
2. SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN
a) Pemerintah
Upaya preventif yang dilakukan adalah dengan pengawasan ketat di jalur
masuk ke Indonesia dari negara lain meliputi bandara, pelabuhan dan pos lintas
batas darat. Deteksi dini sebagai bentuk pengawasan dilakukan terutama untuk 19
area yang memiliki akses langsung ke China, yakni Jakarta, Padang, Tarakan,
Bandung, Jambi, Palembang, Denpasar, Surabaya, Batam dan Manado.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kemenkes Anung Sugihantono menjelaskan bahwa terapi spesifik antivirus
korona baru belum ada. Namun, untuk mencegah komplikasi maka terapi
diberikan menyesuaikan gejala yang muncul. Berkaitan dengan petugas medis,
Anung menjelaskan pentingnya memakai pelindung lengkap saat penananganan
pasien terduga dan terinfeksi virus.

Pemerintah Indonesia meningkatkan kesiagaan mencegah penyebaran


virus korona dengan menutup sementara penerbangan dari dan ke daratan China
mulai 5 Februari 2020. Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin
oleh Presiden Jokowi. Selain itu, Pemerintah juga menghentikan sementara
pemberian visa kunjungan dan visa on arrival untuk warga negara China.

Terkait dengan evakuasi WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, mereka
telah tiba di Batam pada Minggu, 2 Februari 2020. Para WNI itu segera
diterbangkan ke Pulau Natuna untuk diobservasi selama 14 hari. Total WNI yang
diobservasi termasuk dengan 42 orang tim penjemput sebanyak 285 orang.

b) Tenaga kesehatan

Coronavirus disease 2019, atau yang disebut juga dengan COVID-19,


merupakan penyakit infeksi virus Corona jenis baru yang berasal dari Wuhan,
Cina. Penyakit yang umumnya menyerang saluran pernapasan ini dapat menyebar
dari manusia ke manusia dan menyebabkan risiko kesehatan masyarakat yang
serius. Di Indonesia, sampai tanggal 24 Maret, kasus konfirmasi positif COVID-
19 sudah mencapai 579 kasus dengan angka kematian mencapai 8%. Oleh karena
itu, berbagai kebijakan pemerintah serta upaya kesehatan masyarakat dilakukan
untuk menekan angka penyebaran infeksi.
Dengan semakin meningkatnya wabah COVID-19 di Indonesia dengan
angka kematian yang tinggi hingga mencapai 8% (tertinggi di ASEAN),
pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat perlu bekerjasama dalam
mencegah penyebaran virus Corona. Berbagai strategi mitigasi dari berbagai
faktor yang dapat dilakukan adalah:

Social Distancing

Salah satu pencegahan yang sangat penting untuk menekan angka


penyebaran penyakit COVID-19 adalah dengan menjaga jarak dan menghindari
kerumunan/keramaian. Pertemuan besar seperti festival musik, ibadah, perayaan
adat, konferensi, dan pertemuan politik sebaiknya dibatasi bahkan ditunda. Infeksi
virus Corona akan sangat mudah menular pada kegiatan-kegiatan masal tersebut.

c) Masyarakat

Mengapa sampai saat ini jumlah pasien yang terkena virus corona di
Indonesia cenderung bertambah, karena tidak terjadi keterbukaan yang
mampu mengatasi rasa penasaran masyarakat. Pemerintah perlu melakukan
upaya kerja sama baik dengan lembaga swasta maupun masyarakat umum,
sehingga kuncinya pada proses komunikasi dan kepercayaan, Bagiamana
masyarakat bersedia patuh akan ajakan dan anjuran pemerintah, sedangkan
masih terdapat ketidakterbukaan mengenai informasi yang masih layak
diketahui oleh masyarakat umum.
Efektifnya pemerintah diikuti dan dihormati, sangat dipengaruhi oleh
keteladanan pemerintah itu sendiri, walau tetap perlu kita apresiasi upaya
pemerintah dalam mengatasi virus tersebut.

Sejak dulu bangsa ini selalu berhasil karena adanya kerja sama,
bagaimana kerja sama mengusir penjajah, merumuskan dasar negara,
menjalankan roda pemerintahan. Tentu dalam konteks mengatasi virus
corona ini perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak, sehingga tahap
pertama yang perlu dilakukan adalah saling percaya dan bersinergi.

Konkritnya pemerintah perlu berkolaborasi dengan berbagai institusi


dan lembaga baik negara maupun swasta. Terlebih dengan media sebagai
mitra dalam memberikan informasi yang valid dan komprehensif mengenai
virus tersebut.
d) Mahasiswa
Saran saya sebagai mahasiswa, saya ingin agar pemerintah lebih
menegaskan lagi kepada masyarakat untuk selalu menggunakan masker, mencuci
tangan, dan menajaga jarak ketika sedang berkumpul atau bertemu dengan orang.
Pemerintah juga harus mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat serta
menciptakan lapangan kerja baru untuk mempertahankan perekonomian
masyarakat yang ada.

3. REFERENSI

http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/9e149fc39493ffcdec01064c1af14379.pdf

https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-kebijakan-
pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19

https://www.alomedika.com/cme-upaya-kesehatan-masyarakat-dalam-menghadapi-
pandemi-virus-corona

https://www.umy.ac.id/masyarakat-indonesia-tak-perlu-cemas-terkait-virus-
corona.html

Yosi Saniatun (17.14201.30.20) PSIK7 A1

Anda mungkin juga menyukai