1. LATAR BELAKANG
Bencana dalam hal ini termasuk wabah seperti yang dijelaskan dalam UU N0. 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pada Bab I Pasal 1 “Bencana nonalam
adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit”.
Terlebih pada kasus-kasus risiko pandemi influenza yang memberi dampak pada wilayah
yang luas dengan sifat yang sangat virulen dan mengancam jiwa dalam waktu singkat,
sehingga harus dilakukan tindakan segera untuk menolong korban dan meminimalkan
dampak penularan.
Bentuk tanggap darurat dapat dilihat dari aspek implementasi di lapangan, yakni:
tentang pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian Infeksi, pelaksanaan sistem
surveilans, aplikasi sistem komunikasi internal dan eksternal, aplikasi akses penerimaan
dan triage pasien rumah sakit, aplikasi penanganan mayat, dan sistem yang menjamin
kesehatan karyawan. Pada manusia terdapat jenis influenza H1N1, H2N2, H3N3, H5N1,
H9N2, H1N2, H7N7. Sedangkan pada binatang H1-H5 dan N1-N9 (Purwati, 2009).
Virulensi influenza dilihat dari cara penularannya yakni melalui udara lewat batuk atau
bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat
ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau lendir, atau melalui kontak
dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne
aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana
yang paling berperan dalam penyakit ini belum jelas betul (Braxton, 2007).
Terkait dengan evakuasi WNI dari Wuhan, Provinsi Hubei, China, mereka
telah tiba di Batam pada Minggu, 2 Februari 2020. Para WNI itu segera
diterbangkan ke Pulau Natuna untuk diobservasi selama 14 hari. Total WNI yang
diobservasi termasuk dengan 42 orang tim penjemput sebanyak 285 orang.
b) Tenaga kesehatan
Social Distancing
c) Masyarakat
Mengapa sampai saat ini jumlah pasien yang terkena virus corona di
Indonesia cenderung bertambah, karena tidak terjadi keterbukaan yang
mampu mengatasi rasa penasaran masyarakat. Pemerintah perlu melakukan
upaya kerja sama baik dengan lembaga swasta maupun masyarakat umum,
sehingga kuncinya pada proses komunikasi dan kepercayaan, Bagiamana
masyarakat bersedia patuh akan ajakan dan anjuran pemerintah, sedangkan
masih terdapat ketidakterbukaan mengenai informasi yang masih layak
diketahui oleh masyarakat umum.
Efektifnya pemerintah diikuti dan dihormati, sangat dipengaruhi oleh
keteladanan pemerintah itu sendiri, walau tetap perlu kita apresiasi upaya
pemerintah dalam mengatasi virus tersebut.
Sejak dulu bangsa ini selalu berhasil karena adanya kerja sama,
bagaimana kerja sama mengusir penjajah, merumuskan dasar negara,
menjalankan roda pemerintahan. Tentu dalam konteks mengatasi virus
corona ini perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak, sehingga tahap
pertama yang perlu dilakukan adalah saling percaya dan bersinergi.
3. REFERENSI
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/9e149fc39493ffcdec01064c1af14379.pdf
https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/upaya-dan-kebijakan-
pemerintah-indonesia-menangani-pandemi-covid-19
https://www.alomedika.com/cme-upaya-kesehatan-masyarakat-dalam-menghadapi-
pandemi-virus-corona
https://www.umy.ac.id/masyarakat-indonesia-tak-perlu-cemas-terkait-virus-
corona.html