Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dampak dari ada nya kasus covid-19 di Indonesia dalam kesehatan yaitu
perubahan gaya hidup dan pola perilaku yang ada di masyarakat dalam
penerapan PHBS. Seperti yang kita tau Corona virus merupakan virus
jenis baru yang kini telah menggemparkan masyarakat dunia. Masalahnya
virus ini telah berhasil menginfeksi ribuan juta masyarakat global dalam
waktu yang sangat singkat. Bahkan manusia tanpa menunjukkan gejala
terinfeksi Corona virus dapat pula menyebarkan kepada manusia lainnya.
Jadi untuk mengantisipasi peningkatan penyebaran dan jumlah infeksi,
masyarakat dihimbau untuk melakukan pola hidup sehat baru sesuai
protokol kesehatan semasa pandemi Corona virus. Salah satu bentuk
protokol tersebut adalah menjaga kebersihan dan tidak melakukan kontak
langsung dengan pasien positif Corona virus. Kemudian, menggunakan
masker pelindung wajah saat bepergian atau diluar rumah. Selanjutnya,
menjaga kebersihan dengan mencuci tangan atau menggunakan
handsanitizer. Terakhir adalah penerapan social distancing dengan
menjaga jarak sejauh 1 meter dan menutup mulut saat batuk atau bersin
menggunakan lengan (Pinasti, 2020).

Pada akhir tahun 2019 tepatnya pada bulan desember, dunia dihebohkan
dengan sebuah kejadian yang membuat banyak masyarakat resah yaitu
dikenal dengan virus corona (covid-19). Kejadian tersebut bermula di
Tiongkok, Wuhan. Pada awalnya virus ini diduga akibat paparan pasar
grosir makanan laut huanan yang banyak menjual banyak spesies hewan
hidup. Penyakit ini dengan cepat menyebar di dalam negeri ke bagian lain
China. Tanggal 18 Desember hingga 29 Desember 2019, terdapat lima
pasien yang dirawat dengan Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS). Sejak 31 Desember 2019 hingga 3 Januari 2020 kasus ini
meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus (Putri,
2020).

1
Kasus positif Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia yang
terus meningkat dari hari ke hari menjadi tantangan kita semua untuk
dapat dikendalikan. Berangkat dari masalah tersebut, maka diperlukan
langkah-langkah strategis dengan semangat gotong royong dalam
penanggulangan pandemi ini dari seluruh kalangan masyarakat, seluruh
pemangku kebijakan, dan tidak terkecuali elemen pendidikan (Petunjuk
Teknis “Kampus Lacak COVID-19 ” Penerapan Kampus Siaga COVID-
19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis


coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang
disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan,
Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini sekarang menjadi sebuah
pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia. Sedangkan
menurut Kemenkes Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya
menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga
penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak
kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019,
kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Corona virus 2
(SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019
(COVID-19) (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Data COVID19 di Indonesia pada rentang bulan Juni – Agustus megalami


kenaikan yaitu pada bulan Juni (per 27 Juni 2021) data nasional COVID19
sebesar 207.685 (9,82%) untuk kasus aktif. Data provinsi lampung (per 30
Juni 2021) kasus aktif COVID-19 sebesar 21.672 dengan suspek sebesar
574, kematian 1.197. Data kota Bandar Lampung (Per 21 Juni 2021)
dalam kasus aktif COVID-19 sebesar 6.151, dengan positif masih dirawat
sebesar 65, positif isolasi mandiri dirumah sebesar 73, dan positif

2
meninggal 359. Sedangkan jumlah kasus Nasional pada bulan Juli (per 18
Juli 2021) data nasional COVID19 sebesar 542.236 (18.84%). Data
provinsi lampung (per 31 Juli 2021) kasus aktif COVID-19 sebesar 34.767
dengan kasus suspek sebesar 1.050, kematian sebesar 2.135. data Kota
Bandar Lampung (Per 30 Juli 2021) dalam kasus aktif COVID-19 sebesar
8.533, dengan positif masih dirawat sebesar 262, positif isolasi mandiri
dirumh sebesar 1.020. dan positif meninggal 518. Kemudian jumlah kasus
Nasional pada bulan agustus (per 15 Agustus 2021) data nasional COVID-
19 sebesar 384.807 (18,84%) (Dinkes kota B.Lampung, 2021).

Data provinsi lampung (per 31 Agustus 2021) kasus aktif COVID-19


sebesar 46.674, dengan suspek sebesar 253, kematian 3.566. data kota
Bandar Lamung (per 31 Agustus 2021) dalam kasus aktif COVID-19
sebesar 10.640, dengan positif masih dirawat sebesar 194, positif isolasi
mandiri dirumah sebesar 418, dan positif meninggal 753 (dinas kesehatan
provinsi lampung, 2021).

Berdasarkan petunjuk teknis kerja sama penerapan kamis siaga COVID-19


yang melatar belakangi kegiatan ini adalah terjadinya peningkatan kasus
yang tidak terkendali sehingga di perlukannya kolaborasi baik dari
mahasiswa sebagai volunteer yang bertujuan untuk membantu tracing
guna memudahkan penemuan kasus sehingga kasus tersebut dapat
terkendali.

1.2 Tujuan Kegiatan


Tujuan dari program “Kampus Lacak Covid-19” ini adalah terciptanya
kerjasama antara PT dengan Puskesmas sekitarnya guna memaksimalkan
program Contact Tracing yang sudah ada di masing-masing Puskesmas
dan manajemen data COVID-19 yang ada di Dinas kesehatan (Petunjuk
Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19
Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021, p. 3).

3
Selain daripada itu, program ini merupakan salah satu langkah strategis
dari program Kampus Siaga yang sudah dicanangkan dari Direktorat
Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemkes) dan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Ditjen Dikti Kemdikbud) dalam penanggulangan pandemi
COVID-19 (Petunjuk Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan
Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

Tujuan lainnya antara lain:


1.2.1 Pemberdayaan Mahasiswa
1) Meningkatkan kompetensi dan peran mahasiswa sebagai agent
of change untuk masyarakat
2) Meningkatkan jiwa kerelawanan dan kemampuan kolaborasi
(interprofesional dan transprofesional) terutama dengan
masyarakat dengan berbagai latar belakang dan dengan tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
3) Memacu kontribusi konkrit mahasiswa dalam penanganan
COVID-19 terutama dalam menguatkan Contact Tracing
1.2.2 Pemberdayaan Institusi PT
1) Memperkuat kontribusi PT dalam penanganan COVID-19
2) Implementasi tridharma PT dan Kampus Merdeka serta
Merdeka Belajar
1.2.3 Pemberdayaan Puskesmas:
1) Mengembangkan kapasitas fasilitas pelayanan kesehatan dalam
usaha Contact Tracing
2) Menjadi sarana pembelajaran baik petugas maupun tenaga
kesehatan dalam berkolaborasi dengan PT
1.2.4 Pemberdayaan Masyarakat:
1) Mengembangkan kapasitas dan kontribusi masyarakat dalam
penanganan COVID-19 terutama dalam menguatkan Contact
Tracing

4
2) Menjadi sarana edukasi masyarakat untuk terus menggiatkan
testing, tracing, treatment (3T) dan menggunakan masker,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak
fisik minimal 1 meter (3M)

1.3 Manfaat Kegiatan


Maafaat dari program “Kampus Lacak Covid-19” ini adalah Kampus
mendorong kampus untuk aktif dalam berkontribusi melakukan
penanggulangan COVID-19 sesuai dengan panduan kampus siaga
COVID19 yang dimana PT bisa mengirimkan mahasiswa/mahasiswi nya
untuk berperan aktif dalam Lacak Covid-19 yang akan berkerja sama
dengan pihak Puskesmas. Kampus diharapkan membantu menyelesaikan
masalah kesehatan secara komprehensif, termasuk dalam pengendalian
pandemi yang difokuskan pada pencegahan, promosi kesehatan, edukasi,
pengendalian COVID-19, serta mitigasinya dalam penanggulangan
pandemi di Indonesia yaitu Tracing, Testing, Treatment. Dengan ikut
berperan aktif dalam “Kampus Lacak Covid-19” peserta dapat
berkontribusi melakukan penanggulangan COVID-19 dengan
menginplementasikan ilmu yang didapat selama di PT dan juga
mendapatkan pembelajaran diluar kampus sebagi tracer dalam pelacakan
kontak erat kasus COVID-19.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 COVID-19 (Corona Viruz Disease 19)


Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan
menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19)
(Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Corona Viruz Disease 19 Disease 2019 (COVID-19 ) adalah penyakit


menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome
Corona Viruz Disease 19 2 (SARS- CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
Corona Viruz Disease 19 jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis Corona Viruz
Disease 19 yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan
gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6
hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut,
gagal ginjal, dan bahkan kematian. (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).

6
2.2 Etiologi COVID-19 (Corona Viruz Disease 19)
Penyebab COVID-19 adalah virus yang tergolong dalam family Corona
Viruz Disease 19. Corona Viruz Disease 19 merupakan virus RNA strain
tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 struktur protein
utama pada Corona Viruz Disease 19 yaitu: protein N (nukleokapsid),
glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E
(selubung). Corona Viruz Disease 19 tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Corona Viruz Disease 19 ini dapat menyebabkan penyakit
pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu alpha Corona Viruz
Disease 19, beta Corona Viruz Disease 19, gamma Corona Viruz Disease
19, dan delta Corona Viruz Disease 19. Sebelum adanya COVID- 19, ada
6 jenis Corona Viruz Disease 19 yang dapat menginfeksi manusia, yaitu
HCoV-229E (alpha Corona Viruz Disease 19), HCoV-OC43 (betaCorona
Viruz Disease 19), HCoVNL63 (alpha Corona Viruz Disease 19) HCoV-
HKU1 (beta Corona Viruz Disease 19), SARS- CoV (betaCorona Viruz
Disease 19), dan MERS-CoV (beta Corona Viruz Disease 19) (Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Corona Viruz Disease 19 yang menjadi etiologi COVID-19 termasuk


dalam genus betaCorona Viruz Disease 19, umumnya berbentuk bundar
dengan beberapa pleomorfik, dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis
filogenetik menunjukkan bahwa virus ini masuk dalam subgenus yang
sama dengan Corona Viruz Disease 19 yang menyebabkan wabah SARS
pada 2002- 2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama penyebab
COVID-19 sebagai SARS-CoV-2. (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020) (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2020).

2.3 Syimptom COVID-19 (Corona Viruz Disease 19)


Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala

7
apapun dan tetap merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling umum
adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin
mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang penciuman dan pembauan
atau ruam kulit. Menurut data dari negara-negara yang terkena dampak
awal pandemi, 40% kasus akan mengalami penyakit ringan, 40% akan
mengalami penyakit sedang termasuk pneumonia, 15% kasus akan
mengalami penyakit parah, dan 5% kasus akan mengalami kondisi kritis.
Pasien dengan gejala ringan dilaporkan sembuh setelah 1 minggu. Pada
kasus berat akan mengalami Acute Respiratory Distress Syndrome
(ARDS), sepsis dan syok septik, gagal multi-organ, termasuk gagal ginjal
atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang lanjut usia
(lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan paru, diabetes dan
kanker berisiko lebih besar mengalami keparahan (Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2020)

2.4 Penularan COVID-19 (Corona Viruz Disease 19)


Corona Viruz Disease 19 merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan
dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia.
Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih
belum diketahui (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2020).

Masa inkubasi COVID-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14
hari namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh
di hari-hari pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada
sekret yang tinggi. Orang yang terinfeksi dapat langsung dapat menularkan
sampai dengan 48 jam sebelum onset gejala (presimptomatik) dan sampai
dengan 14 hari setelah onset gejala. Sebuah studi Du Z et. al, (2020)
melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan presimptomatik.

8
Penting untuk mengetahui periode presimptomatik karena memungkinkan
virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus konfirmasi yang
tidak bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah
akan tetapi masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan
(Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa


COVID-19 utamanya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik)
ke orang lain yang berada jarak dekat melalui droplet. Droplet merupakan
partikel berisi air dengan diameter >5-10 µm. Penularan droplet terjadi
ketika seseorang berada pada jarak dekat (dalam 1 meter) dengan
seseorang yang memiliki gejala pernapasan (misalnya, batuk atau bersin)
sehingga droplet berisiko mengenai mukosa (mulut dan hidung) atau
konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi melalui benda dan
permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang terinfeksi.
Oleh karena itu, penularan virus COVID-19 dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi
(misalnya, stetoskop atau termometer) (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).

Dalam konteks COVID-19 , transmisi melalui udara dapat dimungkinkan


dalam keadaan khusus dimana prosedur atau perawatan suportif yang
menghasilkan aerosol seperti intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suction
terbuka, pemberian pengobatan nebulisasi, ventilasi manual sebelum
intubasi, mengubah pasien ke posisi tengkurap, memutus koneksi
ventilator, ventilasi tekanan positif non-invasif, trakeostomi, dan resusitasi
kardiopulmoner. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
transmisi melalui udara (Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2020)

9
2.5 Tata Laksana COVID-19 (Corona Viruz Disease 19)
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan virus ini
adalah Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima
dan sistem imunitas / kekebalan tubuh meningkat. Mencuci tangan dengan
benar secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis
alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang
mungkin ada di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu
tindakan yang mudah dan murah. Sekitar 98% penyebaran penyakit
bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga kebersihan tangan adalah hal
yang sangat penting (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2020).

Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau
lengan atas bagian dalam (bukan dengan telapak tangan). Hindari kontak
dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum. Hindari menyentuh
mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh banyak hal
yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan
mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan
mudah masuk ke tubuh kita. Gunakan masker dengan benar hingga
menutupi mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di tempat
umum. Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah
dengan benar, lalu cucilah tangan Anda. Menunda perjalanan ke daerah/
negara dimana virus ini ditemukan. Hindari bepergian ke luar rumah saat
Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda merasa demam, batuk, dan
sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat, dan mintalah
bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya
Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau
pernah kontak erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti
arahan dari petugas kesehatan setempat (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).

10
Hingga saat ini, belum ada vaksin dan obat yang spesifik untuk mencegah
atau mengobati COVID-19 . Pengobatan ditujukan sebagai terapi
simptomatis dan suportif. Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu
yang masih diteliti melalui uji klinis (Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, 2020).

2.6 Program Contack Tracer Kampus Lacak Covid-19


Kasus positif Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia yang
terus meningkat dari hari ke hari menjadi tantangan kita semua untuk
dapat dikendalikan. Berangkat dari masalah tersebut, maka diperlukan
langkah-langkah strategis dengan semangat gotong royong dalam
penanggulangan pandemi ini dari seluruh kalangan masyarakat, seluruh
pemangku kebijakan, dan tidak terkecuali elemen pendidikan (Petunjuk
Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19
Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

Panduan Kampus Siaga COVID-19 telah dibuat untuk menjadi dasar yang
kuat bagi sivitas akademika untuk selalu berkontribusi kepada bangsa dan
negara khususnya dalam penanggulangan pandemi COVID-19. Poin
pengabdian pada tridharma Perguruan Tinggi (PT) menjadi semangat
bersama untuk mengabdi guna membantu penanggulangan pandemi
COVID-19. Banyak hal yang sudah dilakukan perguruan tinggi yang
melibatkan sivitas akademika untuk membantu penanggulangan pandemi
COVID-19 dan hal ini dapat kita lanjutkan dan tingkatkan mengingat
pandemi yang belum berakhir (Petunjuk Teknis “Kampus Lacak Covid-
19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan Pelacakan
Kontak, 2021).

Kampus didorong untuk aktif dalam berkontribusi melakukan


penanggulangan COVID-19 sesuai dengan panduan kampus siaga
COVID19. Seluruh sivitas akademika diharapkan aktif dalam
penanggulangan COVID19 dimulai dari lingkungan kampus, masyarakat

11
sekitar kampus, sampai kepada masyarakat luas. Kampus diharapkan
membantu menyelesaikan masalah kesehatan secara komprehensif,
termasuk dalam pengendalian pandemi yang dapat difokuskan pada
pencegahan, promosi kesehatan, edukasi, pengendalian COVID-19, serta
mitigasinya (Petunjuk Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan
Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

Penanggulangan pandemi di Indonesia berfokus pada 3M dan 3T. 3M


yaitu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak
fisik minimal 2 meter dan 3T yaitu Tracing, Testing, Treatment. 3M wajib
dilakukan oleh masyarakat untuk memutus rantai penularan COVID-19
dan gerakan untuk mempromosikan 3M sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah dan juga PT kepada masyarakat untuk dapat memutus rantai
penularan COVID-19. Sedangkan 3T idealnya dilakukan oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, organisasi perangkat daerah,
dan kader yang berada pada masyarakat itu sendiri. Salah satu poin dalam
3T yang menjadi tulang punggung dalam penanggulangan COVID-19
adalah tracing. Tracing adalah proses pelacakan kontak bagi masyarakat
yang positif COVID-19 dan masyarakat yang kontak dengan pasien positif
COVID-19 untuk dapat memutus rantai penularan COVID-19. Program
tracing ini sebenarnya dapat terjalin dengan baik apabila mempunyai
sumber daya manusia yang mumpuni secara kuantitas maupun kualitas. PT
dalam hal ini dapat memenuhi sumber daya manusia secara kuantitas
maupun kualitas dalam upaya penanggulangan COVID-19 dengan
menguatkan Contact Tracing yang sudah berjalan di masing-masing
Puskesmas. PT nantinya akan bekerjasama dengan Puskesmas dan Dinas
Kesehatan (Dinkes) untuk penguatan program Contact Tracing. Pada
panduan dan petunjuk teknis ini akan dijelaskan tujuan, bentuk dan alur
kerjasama, pembagian peran serta perangkat-perangkat yang sudah ada
sebelumnya dengan prinsip connecting the dots tanpa membuat suatu hal
baru tetapi memperkuat apa yang sudah ada (Petunjuk Teknis “Kampus

12
Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan
Pelacakan Kontak, 2021).

Dalam melaksanakan program kerelawanan ini, PT dapat mengirim dua


macam program kerelawanan yaitu sebagai relawan Contact Tracer dan
sebagai relawan data manager. Dalam kegiatan ini saya mengikuti relawan
“Contact Tracer”. Tracer adalah petugas yang melakukan pelacakan
kontak. Tracer dapat berasal dari petugas kesehatan maupun masyarakat
seperti Anggota TNI/POLRI, Babinsa, Bhabinkamtibmas, kader, karang
taruna dan relawan lainnya yang sudah terlatih (Petunjuk Teknis “Kampus
Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan
Pelacakan Kontak, 2021).

Adapun peran dan tanggung jawab relawan Contact Tracer diatur sebagai
berikut:
1. Melakukan deteksi kasus baru COVID-19, baik dari data laporan di
New All Record, maupun dari berbagai sumber data surveilans di
masyarakat.
2. Melakukan pelacakan kontak erat dari laporan kasus konfirmasi
maupun dari kasus probable dan suspek.
3. Melakukan koordinasi dengan perangkat Desa/ RT/RW, satgas
COVID-19 dan pemerintah daerah lain terkait dalam rangka persiapan
pelacakan kontak erat.
4. Mengkoordinasikan kebutuhan logistik bagi kontak erat dan keluarga
yang bersumber dari Puskesmas/Dinkes/pusat.
5. Melakukan pelacakan dan identifikasi kontak erat, bersama tim
pelacakan kontak erat Puskesmas dan perangkat Desa/ RT/RW, satgas
COVID-19 dan pemerintah daerah lain terkait.
6. Mengidentifikasi kasus suspek dari semua kontak erat.
7. Memberikan edukasi pencegahan dan pengendalian stigma,
pencegahan penularan dan komunikasi risiko, bersama tim komunikasi

13
risiko daerah kepada masyarakat di lokasi kasus konfirmasi, kasus
probable, dan kepada kontak erat dan keluarga.
8. Mengkoordinasi pelaksanaan karantina mandiri dan isolasi mandiri
bagi kontak erat dan kasus konfirmasi tanpa gejala-gejala ringan, kasus
probable dan kasus suspek serta memastikan pelaksanaan karantina
dan isolasi mandiri dapat berjalan sesuai standar protokol kesehatan.
9. Melakukan pemantauan harian bagi setiap kontak erat yang dikarantina
dan kasus konfirmasi tanpa gejala-gejala ringan, kasus probable dan
kasus suspek yang diisolasi mandiri.
10. Mencatat data pemantauan harian individu dilakukan karantina dan
isolasi mandiri dan melaporkan hasil pemantauan harian serta hasil
selesai karantina dan isolasi.
11. Mencatat dan melaporkan penggunaan logistik pelaksanaan karantina
dan isolasi mandiri.
12. Melakukan analisis situasi pelaksanaan karantina dan isolasi mandiri
dan dampaknya terhadap tren kasus di wilayah penugasan.
13. Mengkoordinasikan hasil analisis situasi kepada ketua tim Tracer dan
kepala Puskesmas dan lakukan tindak lanjut berdasarkan hasil
koordinasi tersebut
Pelacakan Kontak adalah kegiatan untuk mencari dan memantau kontak
erat dari kasus konfirmasi. Kasus konfirmasi adalah Seseorang yang
dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19, baik memiliki gejala atau
tidak bergejala, dibuktikan dengan pemeriksaan PCR atau rapid antigen,
sedangkan kontak erat adalah Semua orang yang tinggal serumah, Semua
orang yang bekerja di ruangan yang sama, Orang seperjalanan, satu
kegiatan keagamaan/sosial (seperti takziah, pengajian, kebaktian,
pernikahan), riwayat makan bersama, kontak fisik Tracer adalah petugas
yang melakukan pelacakan kontak. Tracer dapat berasal dari petugas
kesehatan maupun masyarakat seperti Anggota TNI/POLRI, Babinsa,
Bhabinkamtibmas, kader, karang taruna dan relawan lainnya yang sudah
terlatih. Catatan: Tracer diutamakan orang yang sehat dan tidak memiliki
kondisi penyerta (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

14
Peran Tracer adalah Mewawancarai kasus konfirmasi untuk menentukan
apakah pasien dapat melakukan isolasi mandiri, Memastikan kasus
konfirmasi memulai dan menjalani isolasi, Berkoordinasi dengan petugas
Puskesmas untuk melakukan pemantauan harian pasien yang melakukan
isolasi mandiri, Mencatat identitas, alamat, dan nomor telepon semua
kontak erat dari kasus konfirmasi, Mewawancarai kontak erat dan
menentukan apakah kontak erat dapat melakukan karantina mandiri,
Memastikan kontak erat melakukan pemeriksaan pertama (entry-test),
Memastikan kontak erat menjalani karantina selama minimal 5 hari,
Berkoordinasi dengan petugas Puskesmas untuk melakukan pemantauan
harian kontak erat yang melakukan karantina mandiri, Memastikan kontak
erat melakukan pemeriksaan kedua (exit-test) pada hari ke-5 karantina.
Setelah melakukan pemeriksaan dengan entry test dan exit test, jika kedua
hasilnya tetap negatif dan selama karantina tidak muncul gejala, maka
karantinanya di nyatakan selesai. Walaupun telah dinyatakan selesai,
kontak erat tetap diwajibkan melapor jika muncul gejala atau gejala lebih
parah sampai 14 hari terhitung sejak tanggal dimulai karantina
(Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Karantina adalah kegiatan memisahkan kontak erat untuk tujuan


pemantauan. solasi adalah kegiatan memisahkan kasus konfirmasi
COVID-19 dari orang-orang yang sehat. Pemantauan karantina & isolasi
dilakukan Tracer dan petugas kesehatan. Dilakukannya karantina untuk
menjaga supaya orang-orang di sekitarnya tidak tertular dan memudahkan
Tracer dan petugas kesehatan untuk memantau kesehatan orang yang
dikarantina/isolasi (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

15
Bagan 1 Cara Melakukan Pelacakan Kontak

Notifikasi WA hasil Lab Positif otomatis ke pasien , KaDinkes, KaPuskesmas, Danramil,


Kapolsek.

Triase kasus dan identifikasi kontak erat oleh puskesmas

Case Identifikasi Kontak Erat


Assigment ke Triase gejala melalui telepon / Wajib karantina dan swab : 1)
Tracer dengan kunjungan oleg nakes serumah, 2) seruang kerja, 3) satu
latar belakang kendaraan, 4) makan bersama, 5)
pendidikan 1. Rumah sakit
bersalaman, 6) kontak lainnya yang
kesehatan 2. Isolasi terpusat
di temui 2 hari sebelum sakit sampai
oleh kepala 3. Isolasi mandiri
wawancara di lakukan.
puskesmas

Pemantauan karantina, isolasi, dan tracing kontak erat oleh TNI POLRI (bekerja sama dengan
HS
satgas Desa/Dusun/RT-RW

Case Assigment ke Tracer digital dan lapangan

Asesmen karantina mandiri/ terpusat

Jadwalkan entry test hari ke 1 karantina RDT-Antigen

Swab oleh Puseksmas

jika positif lanjut tata laksana kasus (+) Jika negatif lanjut karantina 5 hari

Pemberian paket obat dan pemantauan


Pemantauan karantina mandiri
isolasi mandiri

Dapat menandai rumah dengan stiker/bendera sebagai bentuk kepedulian sosial, pengukuran suhu
dan saturasi O₂ harian. Wawancara berat gejala, menanyakan ada gejala : sesak napas (napas
cepat, merasa sulit/capai untuk bernapas, dada terasa berat), demam tinggi (>38,5), muntah, diare,
SaO, <95%.
Jika memberat konsultasikan ke Puskesmas

Setelah min. 10 hari +3 hari bebas gejala,


Jadwalkan hari ke-5 karantina exit test PCR
puskesmas dapat menyatakan selsai isolasi
Swab oleh puskesmas

jika positif Jika negatif


lanjut tata puskesmas dapat
laksana kasus menyatakan
(+) selsai karantina

16
Syarat ketat isolasi dan karantina mandiri:
1 Pasien & Keluarganya Patuh, Taat, Mau,Mampu;
2 Di Rumah Tersebut Tidak Ada Bumil, Anak Kecil, Anggota Keluarga
Dengan Komorbid;
3 Pasien OTG Atau Bergejala Ringan, Dan Tidak Memiliki Komorbid,
Serta Bukan Lansia;
4 Masyarakat Sekitar Menerima;
5 Terdapat Kamar Tidur Dan Kamar Mandi Bagi Pasien Yang Terpisah
Dari Anggota Rumah Lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2021).

Poin penting:
1) Tempat karantina/isolasi ditentukan oleh petugas Puskesmas.
2) Lamanya karantina/isolasi ditentukan oleh petugas Puskesmas.
3) Tracer akan memantau karantina dan isolasi mandiri dengan arahan
petugas Puskesmas. Tracer dibantu oleh RT/RW/Lurah dan perangkat
Desa lainnya dalam proses pemantauan.
4) Jika kontak erat dan kasus konfirmasi bergejala selama karantina dan
isolasi mandiri maka akan segera dilaporkan ke petugas Puskesmas
untuk ditindaklanjuti.
5) Jika karantina selesai, kontak erat diminta tetap melapor jika bergejala
atau gejala lebih parah (dalam 14 hari sejak dimulai karantina).
6) Jika menemukan kontak erat orang lanjut usia (berumur diatas 60
tahun), ibu hamil, dan orang dengan penyakit penyerta seperti penyakit
jantung, penyakit darah tinggi, penyakit paru, penyakit kencing manis,
dan lain-lain segera laporkan ke Puskesmas. (Kementerian Kesehatan
RI, 2021).

2.7 Peran dan Tanggung Jawab


1.1.1 Kementrian Kesehatan
a. Mendata Puskesmas yang membutuhkan bantuan contact
Tracer.

17
b. Menentukan jumlah Contact Tracer yang dibutuhkan oleh
masing-masing Puskesmas.
c. Berkoordinasi dengan Kemdikbud dan/atau PIC PT dalam
pemenuhan Contact Tracer yang akan diisi oleh sivitas
akademika PT.
d. Mengarahkan Dinkes Kabupaten/kota untuk membantu
menghubungkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan PT
disekitarnya dalam penguatan upaya pelaksanaan Contact
Tracing.
e. Mengarahkan Dinkes Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi
pembuatan jaringan komunikasi sebagai titik temu antara PIC
PT, sivitas akademika relawan, pengurus Puskesmas, Kemkes,
dan Kemdikbud.
f. Penguatan perwujudan komitmen yang dituangkan dalam
panduan Kampus Siaga COVID-19.
g. Memfasilitasi penguatan pengetahuan dengan pembekalan,
pelatihan, referensi-referensi dan bahan belajar secara terpusat.
h. Bila Dinkes Kab/Kota belum mempertemukan Puskesmas
dengan PIC PT, pihak penyelenggara pusat akan berkoordinasi
dengan Dinkes Kab/Kota setempat agar dapat menjawab
antusiasme sivitas akademika dalam berpartisipasi.
i. Memfasilitasi pemberian apresiasi berupa sertifikat pengabdian
masyarakat kepada mahasiswa peserta, dan dosen pembimbing
atau penanggungjawab dari PT (Petunjuk Teknis “Kampus
Lacak COVID-19 ” Penerapan Kampus Siaga COVID-19
Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021, p. 5).

1.1.2 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi


a. Melakukan pendataan PT yang bersedia mengikuti program
kerjasama dengan pelayanan kesehatan dalam hal Contact
Tracing .

18
b. Memastikan PT siap dalam hal sumber daya manusia untuk
bergabung ke dalam program Contact Tracing.
c. Membantu menghubungkan PT dengan Puskesmas
disekitarnya dalam penguatan upaya pelaksanaan Contact
Tracing dengan berkoordinasi dengan Kemkes.
d. Penguatan perwujudan komitmen yang dituangkan dalam
panduan Kampus Siaga COVID-19.
e. Memfasilitasi penguatan pengetahuan dengan pembekalan,
pelatihan, referensi-referensi dan bahan belajar.
f. Memfasilitasi pembuatan grup komunikasi sebagai titik temu
antara sivitas akademika, pelayanan kesehatan, Kemkes, dan
Kemdikbud.
g. Bila PIC PT belum ditentukan, pihak penyelenggara pusat akan
berkoordinasi dengan PT agar PT dapat menjawab antusiasme
sivitas akademikanya dalam berpartisipasi.
h. Memfasilitasi pemberian apresiasi berupa sertifikat pengabdian
masyarakat kepada mahasiswa peserta, dan dosen pembimbing
atau penanggungjawab dari PT (Petunjuk Teknis “Kampus
Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-19 Untuk
Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

1.1.3 Perguruan Tinggi


a. Menugaskan dosen pembimbing atau penanggungjawab
(Person In Charge / PIC) untuk menjadi poin kontak
perwakilan dari setiap PT. PIC PT bertugas menghubungkan
relawan dari setiap PT dengan Puskesmas-Puskesmas tempat
bertugas, dan dengan pihak penyelenggara pusat dan Dinkes
Kab/Kota.
b. PIC PT yang ditugaskan oleh setiap PT, mendaftarkan diri di
halaman berita www.relawan.kemdikbud.go.id atau dapat
mengakses link ini https://s.id/kampuslacakcovid19

19
c. Mensosialisasikan dan mengajak sivitas akademika di PT-nya
masing-masing untuk mendaftarkan diri masing-masing di
halaman berita www.relawan.kemdikbud.go.id atau
https://s.id/kampuslacakcovid19.
d. PIC PT akan diundang dalam jaringan komunikasi bersama
Dinkes Kab/Kota setempat untuk dihubungkan dengan
pengurus Puskesmas tempat relawan PT tersebut akan
membantu. PIC PT juga akan mendapatkan jumlah kebutuhan
Tracer di masing-masing Puskesmas.
e. PIC PT akan menerima rekapitulasi data pendaftar relawan
Tracer dan Data Manager di PT-nya masing-masing. PIC PT
dapat membentuk kelompok dan shift (bila diperlukan) dengan
menyesuaikan jumlah kebutuhan Tracer di masing-masing
Puskesmas.
f. Menginisiasi dan mengawal secara mandiri proses monitoring,
evaluasi dan pelaporan kegiatan, mengingat program ini
diharapkan dapat menjadi bagian dari KKN PT, tugas akhir,
sarana penguatan implementasi hasil pembelajaran mata kuliah,
syarat mendapatkan SKS, dan lain-lain.
g. Berpartisipasi dalam diskusi penguatan upaya pelaksanaan
Contact Tracing dengan organisasi perangkat daerah,
stakeholders, penggiat masyarakat daerah, dan pihak lainnya
yang dapat berperan dalam menguatkan Contact Tracing di
fasilitas pelayanan kesehatan setempat apabila diperlukan.
h. Menyediakan rangkaian pembekalan dan pelatihan tambahan
apabila diperlukan.
i. Memastikan mahasiswa mengikuti seluruh rangkaian
pembekalan dan pelatihan yang diadakan baik oleh PT, fasilitas
pelayanan kesehatan, Kemkes, dan/atau Kemdikbud (Petunjuk
Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga
Covid-19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

20
1.1.4 Puskesmas
a. Penyampaian informasi mengenai pelaksanaan Contact
Tracing yang sudah dilakukan oleh fasilitas pelayanan
kesehatan kepada PT terkait.
b. Menugaskan satu orang atau lebih sebagai penanggungjawab
atau narahubung dari masing-masing fasilitas pelayanan
kesehatan yang akan berkomunikasi intens terutama dengan
PT.
c. Berpartisipasi dalam diskusi penguatan upaya pelaksanaan
Contact Tracing dengan organisasi perangkat daerah,
stakeholders, penggiat masyarakat daerah, dan pihak lainnya.
d. Mengarahkan PT dalam upaya pelibatan mahasiswa untuk
membantu pelaksanaan Contact Tracing di fasilitas pelayanan
kesehatan masing-masing.
e. Menyediakan rangkaian pembekalan dan pelatihan yang
dibutuhkan, bila belum tercakup dalam rangkaian pembekalan
dan pelatihan yang diadakan Kemkes (Petunjuk Teknis
“Kampus Lacak Covid-19” Penerapan Kampus Siaga Covid-
19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

2.8 Peran dan Tanggung Jawab Relawan Contact Tracer dan Data
Manager
Dalam melaksanakan program kerelawanan ini, PT dapat mengirim dua
macam program kerelawanan yaitu sebagai relawan Contact Tracer dan
sebagai relawan data manager. Adapun peran dan tanggung jawab relawan
Contact Tracer dan Data Manager diatur sebagai berikut:
1. Relawan Contact Tracer
a. Melakukan deteksi kasus baru COVID-19, baik dari data laporan di
New All Record, maupun dari berbagai sumber data surveilans di
masyarakat.
b. Melakukan pelacakan kontak erat dari laporan kasus konfirmasi
maupun dari kasus probable dan suspek.

21
c. Melakukan koordinasi dengan perangkat Desa/ RT/RW, satgas
COVID-19 dan pemerintah daerah lain terkait dalam rangka
persiapan pelacakan kontak erat.
d. Mengkoordinasikan kebutuhan logistik bagi kontak erat dan
keluarga yang bersumber dari Puskesmas/Dinkes/pusat.
e. Melakukan pelacakan dan identifikasi kontak erat, bersama tim
pelacakan kontak erat Puskesmas dan perangkat Desa/ RT/RW,
satgas COVID-19 dan pemerintah daerah lain terkait.
f. Mengidentifikasi kasus suspek dari semua kontak erat.
g. Memberikan edukasi pencegahan dan pengendalian stigma,
pencegahan penularan dan komunikasi risiko, bersama tim
komunikasi risiko daerah kepada masyarakat di lokasi kasus
konfirmasi, kasus probable, dan kepada kontak erat dan keluarga.
h. Mengkoordinasi pelaksanaan karantina mandiri dan isolasi mandiri
bagi kontak erat dan kasus konfirmasi tanpa gejala-gejala ringan,
kasus probable dan kasus suspek serta memastikan pelaksanaan
karantina dan isolasi mandiri dapat berjalan sesuai standar protokol
kesehatan.
i. Melakukan pemantauan harian bagi setiap kontak erat yang
dikarantina dan kasus konfirmasi tanpa gejala-gejala ringan, kasus
probable dan kasus suspek yang diisolasi mandiri.
j. Mencatat data pemantauan harian individu dilakukan karantina dan
isolasi mandiri dan melaporkan hasil pemantauan harian serta hasil
selesai karantina dan isolasi.
k. Mencatat dan melaporkan penggunaan logistik pelaksanaan
karantina dan isolasi mandiri.
l. Melakukan analisis situasi pelaksanaan karantina dan isolasi
mandiri dan dampaknya terhadap tren kasus di wilayah penugasan.
m. Melakukan analisis situasi pelaksanaan karantina dan isolasi
mandiri dan dampaknya terhadap tren kasus di wilayah penugasan
(Petunjuk Teknis “Kampus Lacak COVID-19 ” Penerapan

22
Kampus Siaga COVID-19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak,
2021).

2. Relawan Data Manager


a. Memantau dan memastikan entri data harian ke sistem pencatatan
pelaporan berjalan baik dan dapat muncul dalam dashboard
b. Menginformasikan/mengkoordinasikan terkait kasus baru harian
kepada ketua tim Tracer dan kepala Puskesmas.
c. Melakukan analisis data harian, mingguan, bulanan dan melakukan
kajian situasi penularan , ketersediaan dan kecukupan logistik, dan
sumber daya terkait.
d. Membuat laporan rutin harian, mingguan, bulanan ke pemerintah
daerah dan pusat.
e. Mengkoordinasi setiap permasalahan dalam pelaksanaan
pencatatan dan pelaporan terkait pelacakan kontak erat dan kasus
dengan stakeholders terkait melalui supervisor (Petunjuk Teknis
“Kampus Lacak COVID-19 ” Penerapan Kampus Siaga COVID-
19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

2.9 Syarat Calon Relawan Contact Tracer dan Data Manager


1. Relawan Contact Tracer
a. Mahasiswa /dosen di bidang kesehatan dalam jenjang
D3/D4/S1/Profesi/S2
b. Mempunyai integritas dan bertanggung jawab.
c. Mempunyai keinginan untuk aktif dalam berorganisasi
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Mengikuti pelatihan secara penuh.
f. Memiliki keterampilan berkomunikasi baik.
g. Dapat mengoperasikan aplikasi di ponsel.
h. Bersedia melakukan pelacakan kontak erat di masyarakat minimal
3 bulan lamanya (Petunjuk Teknis “Kampus Lacak COVID-19 ”

23
Penerapan Kampus Siaga COVID-19 Untuk Penguatan
Pelacakan Kontak, 2021).

2. Relawan Data Manager


a. Sivitas akademika lulusan di bidang kesehatan dalam jenjang
D3/D4/S1/Profesi/S2, atau Mahasiswa tingkat akhir bidang
kesehatan dalam jenjang D3/D4/S1/Profesi/S2.
b. Mempunyai integritas dan bertanggung jawab.
c. Mempunyai keinginan untuk aktif dalam berorganisasi.
d. Sehat jasmani dan rohani.
e. Mengikuti pelatihan yang akan diberikan oleh Kemkes terutama
operasional aplikasi di komputer dan dashboard Contact Tracing.
f. Memiliki keterampilan berkomunikasi baik.
g. Memiliki keterampilan pengolahan data.
h. Bersedia melakukan manajemen data Covid-19 minimal 3 bulan
lamanya (Petunjuk Teknis “Kampus Lacak Covid-19” Penerapan
Kampus Siaga Covid-19 Untuk Penguatan Pelacakan Kontak,
2021).

24
2.10 Alur Pelaksanaan Program Kerjasama Relawan Contact Tracer dan
Data Manager

Bagan 2 Alur Pelaksanaan Program Kerja Sama Relawan Contact Tracer

Kementraian
Pendidikan dan Perguruan Tinggi (PT)
Kementrian Kesehatan Dinas Kesehatan
kebudayaan Menentukan PIC PT
(Dinkes)
Mendata keperluan Mengarahkan dan (sekaligus sebagai dosen
Kab/KotaMembu
jumlah Contact menunjuk pembimbing) dan
at grupkoordinasi
Tracerpada tiap perguruan tinggi melakukan perekrutan
antara PIC PT dan
puskesmas yang akan yang memiliki civitas akademika sebagai
PIC Puskesmas
dituju. kesempatan untuk calon relawan Contact
yang akan dituju
kerja sama dengan Tracerdan data manager
puskesmas terkait

Puskesmas Puskesmas
Puskesmas, PIC
PT,dan Relawan Menjelskan Berkoordinasi
mengenai Contact Relawan Contact Tracerdan dengan PIC PT
Contact Tracer Data Manager Mengikuti
Tracing yang akan dan membuat
Melakukan kerjasama dilakukan pelatihan yang dilaksanakan grup yang
dalam memperkuat dipuskesmas oleh Kemkes, Kemdikbud, berisikanPIC
program Contact kepada PIC PT dan ataupun PT Puskesmas,PIC
Tracing di puskesmas relawan contact PT,dan relawan
Tracer contact Tracer

Dinkes Kab/Kota
Berkoordinasi dengan
relawan Data Manager
untuk melakukan
manajemen data COVID19

25
Kerjasama antara PT dengan Dinkes dan Puskesmas dapat dilakukan
dengan cara berikut:
1. Kemkes akan melakukan pendataan Puskesmas yang membutuhkan
bantuan tenaga relawan Contact Tracer beserta jumlah Contact Tracer
yang dibutuhkan pada masing-masing Puskesmas.
2. Data tersebut akan dikirimkan kepada Kemdikbud, lalu akan dilakukan
pendataan PT yang akan diarahkan untuk membantu proses
pelaksanaan Contact Tracing dan manajemen data di Puskesmas
ataupun Dinkes.
3. PT menugaskan dosen pembimbing atau penanggungjawab (Person In
Charge / PIC) untuk menjadi poin kontak perwakilan dari setiap PT.
PIC PT bertugas menghubungkan relawan dari setiap PT dengan
Puskesmas-Puskesmas tempat bertugas, dan dengan pihak
penyelenggara pusat dan Dinkes Kab/Kota.
4. PIC PT yang ditugaskan oleh setiap PT, mendaftarkan diri di halaman
berita www.relawan.kemdikbud.go.id atau
https://s.id/kampuslacakcovid19.
5. Mensosialisasikan dan mengajak sivitas akademika di PT-nya masing-
masing untuk mendaftarkan diri masing-masing di halaman berita
www.relawan.kemdikbud.go.id atau https://s.id/kampuslacakcovid19.
6. Dinkes Kab/Kota akan membuat jaringan komunikasi dan koordinasi
dengan PIC PT, dan pengurus Puskesmas (dapat lebih dari 1
Puskesmas) yang akan dituju. PIC PT juga akan mendapatkan jumlah
kebutuhan Tracer di masing-masing Puskesmas.
7. PIC PT akan menerima rekapitulasi data pendaftar relawan Tracer dan
Data Manager di PT-nya masing-masing. PIC PT dapat membentuk
kelompok dan shift (bila diperlukan) dengan menyesuaikan jumlah
kebutuhan Tracer di masing-masing Puskesmas.
8. Puskesmas akan berkoordinasi dengan PIC PT untuk membuat grup
koordinasi yang berisikan PIC PT, pengurus Puskesmas, dan relawan
Contact Tracer dari masing-masing PT yang akan bertugas.

26
9. Relawan Contact Tracer dan Data Manager akan mendapatkan
pelatihan dari Kemkes dan lembaga lain. Segala pelatihan bersifat
wajib untuk diikuti oleh setiap relawan sebagai syarat untuk dapat
menjadi relawan Contact Tracer dan data manager.
10. Relawan Contact Tracer yang sudah mendapatkan pelatihan akan
berkoordinasi dengan Puskesmas dimana relawan tersebut
ditempatkan. Selanjutnya, Puskesmas akan memberikan pelatihan
teknis mengenai program Contact Tracing yang dilaksanakan di
fasilitas kesehatan tersebut bila diperlukan.
11. Relawan Data Manager yang sudah mendapatkan pelatihan secara
terpisah dari Kemkes dan akan berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota
untuk melakukan manajemen data COVID-19 (Petunjuk Teknis
“Kampus Lacak COVID-19 ” Penerapan Kampus Siaga COVID-19
Untuk Penguatan Pelacakan Kontak, 2021).

27
BAB III
HASIL KEGIATAN

3.1 Jenis atau Nama Kegiatan


Jenis kegiatan dalam laporan ini adalah “Relawan Contact Tracer dan
Data Manager Kampus Lacak COVID-19” yang di selenggarakan
dibawah organisasi RECON dan di dukung oleh Kementrian Kesehatan
(KEMENKES) dan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (KEMDIKBUD RISTEK).

3.2 Waktu dan Tempat Kegiatan


Penulisan laporan kegiatan ini di laksanakan di Puskesmas Penempatan
(Puskesmas Rawat Inap Kedaton, Jalan Teuku Umar No.62, Kedaton, Kec.
Kedaton, Kota Bandar Lampung, Lampung, 35123) selama 3 bulan
terhitung sejak 1 Juni – 31 Agustus 2021.

Selama waktu penugasan berlangsung kita harus memperhatikan


Puskesmas pembantu serta wilayah kerja dari Peskesmas Kedaton yang
berjumlah 7 kelurahan yang masing-masing kelurahan memiliki Tracer
Puskesmas tersendiri yang berasal dari Tracer umum, BABINSA dan
BABINKAMTIBMAS. 7 wilayah kerja Puskesmas Kedaton yaitu :
1. Kelurahan kedaton
2. Kelurahan Surabaya
3. Kelurahan sidodadi
4. Kelurahan sukamenanti
5. Kelurahan sukamenanti baru
6. Kelurahan penengahan
7. Kelurahan penengahan raya
Masing-masing Tracer memegang wilayah kerja nya sendiri dan
bertanggung jawab untuk melakukan penginputan maupun pelacakan
kontak pasien terkonfirmasi positif covid-19.

28
3.3 Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan dalam pelaksanaan Relawan Contact Tracing Covid-19
yaitu mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di seluruh
Indonesia dimana dari 28 Provinsi, dengan 167 Kab/Kota Penempatan,
193 Institusi/Perguruan Tinggi dengan jumlah relawan sebanyak 947
peserta.

Peserta yang mengikuti kegiatan relawan Contact Tracer covid-19 yang


diadakan oleh recon ini hanya dapat di ikuti oleh mahasiswa dari jurusan
kesehatan di karenakan kegiatan ini merupakan salah satu pembelajaran di
luar kampus guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa di lapangan yang
berhubungan langsung dengan pelacakan virus dan kegiatan lainnya.

29
3.4 Timeline Kegiatan
Tabel 1 Timeline Kegiatan
Nama Kegiatan Mei Juni Juli Agustus September
Pengumuman Penerimaan
Relawan Kontak Tracer.
Pembekalah Relawan
Contact Tracer
Pendaftaran Akun
Relawan
Penempatan Mahasiswa
Relawan Contact Tracer
Covid-19
Upgrading relawan contact
Tracer
Penyerahan dan persamaan
persepsi oleh Dinas
Kesehatan Kota Bandar
Lampung
Pertemuan dengan
Puskesmas RI Kedaton
Penginputan SILACAK di
Puskesmas Kedaton
Briefing Contact Tracer
Evaluasi kinerja Tracer
Relawan Mahasiswa
Mengikuti kegiatan 3T
(Tracing, Testing,
Treatment) di Puskesmas
Penengahan
Simulasi penggunaan
SILACAK dan mengikuti
kegiatan 3T (Tracing,
Testing, Treatment) di
Puskesmas Kedaton
Sosialisasi penggunaan dan
penginputan kasus
konfirmasi dan kontak erat
di Puskesmas RI
Penengahan.
Melakukan bimbingan
dengan PIC Perguruan
Tinggi

Dari kegiatan yang telah di jalankan diharapkan dapat penurunan angka


kasus positif COVID-19 (positivity rate) di masing – masing daerah
khususnya pada wilayah kerja Puskesmas penempatan dan mencegah
penyebaran cluster keluarga dan komunitas, meningkatkan pengetahuan
mahasiswa bagaimana kondisi di lapangan, menjadikan peran mahasiswa
sebagai agen of change untuk masyarakat dan memacu kontribusi konkrit

30
mahasiswa dalam penanganan COVID-19 terutama dalam menguatkan
Contact Tracing 3T (Tracing, Testing, Treatment).

3.5 Hasil Kegiatan


Dalam penempatan mahasiswa di Puskesmas Rawat Inap Kedaton terdapat
beberapa kegiatan yang dilakukan selama menjadi Relawan Tracer Covid-
19 di Puskesmas Kedaton antara lain :
3.5.1 Setelah melakukan pendaftaran secara online dengan memberikan
berkas-berkas yang telah di siapkan maka pada tanggal 24 mei
2021 ini di tentukan siapa saja yang masuk kedalam penerimaan
program Kampus Lacak Covid-19, Relawan Contact Tracer. Untuk
memudahkan komunikasi antara Relawan Contact Tracer dengan
penyelenggaran yaitu RECON maka di buatlah grub Telegram
untuk penyampaian informasi dll.engumuman Penerimaan
Relawan Kontak Tracer.

3.5.2 Pembekalah Relawan Contact Tracer


Setelah penerimaan relawan, selanjutnya yang di lakukan adalah
memberikan pembekalah terkait apa saja yang akan di lakukan
kedepannya dalam program Kampus Lacak Covid-19 ini.
Pembekalah di lakukan dalam 2 sesi. Sesi pertama pada pagi hari
dan jika sudah selesai langsung di lanjutkan dengan sesi lainnya.

3.5.3 Pendaftaran Akun Relawan


Pada program Relawan Contact Tracer Covid-19 ini salah satu
kegiatan nya yaitu melakukan penginputan data kasus Covid-19 ke
aplikasi SILACAK (Sistem Pelacakan Kontak) yang tersambung
dan terpantau secara langsung oleh RECON maupun Dinas
Kesehatan Pusat. Jadi kami melakukan pendaftaran dengan mengisi
link dan memasukkan data pribadi yang akan dapat di gunakan
kedepannya.

31
3.5.4 Penempatan Mahasiswa Relawan Contact Tracer Covid-19
Untuk penempatan mahasiswa di bertentukan berdasarkan alamat
domisili bukan alamat asal dari mahasiswa karena mengingat
kondisi yang sedang terjadi tidak semua mahasiwa berada di
alamat asalnya. Penempatan wilayah tugas mahasiswa tersebut di
beinformasikan melalui Email pribadi mahasiswa.

3.5.5 Upgrading relawan contact Tracer


Tindak lanjut dari pembekalan yang di berikan maka pihak
penyelenggara melakukan upgrading ini di maksudkan agar bisa
melihat sejauh mana pemahaman mahasiswa dalam penggunaan
aplikasi Silacak seperti yang telah di jelaskan sebelumnya.

3.5.6 Penyerahan dan persamaan persepsi oleh Dinas Kesehatan Kota


Bandar Lampung dengan Kepala Puskesmas yang terpilih sebagai
Puskesmas penempatan.
Kegiatan ini di laksanakan pada tanggal 14 juni 2021 dihadari oleh
seluruh relawan Contact Tracer Covid-19 yang ada di Bandar
Lampung. Pada saat itu informasi mengenai program relawan
Contact Tracer Covid-19 ini masih belum jelas dan informasi yang
di terima dari Dinas Kesehatan Pusat masih simpang siur mengenai
surat keputusan, sistematika pelaksanaan kegiatan, apasaja hasil
yang di peroleh, dll.

Jadi pada pertemuan kali ini baik Dinas Kesehatan Kota Bandar
Lampung, Kepala Puskesmas yang terpilih sebagai Puskesmas
penempatan, mapun mahasiswa bersama sama menyatukan
presepsi agar kegiatan ini terselenggara dengan baik. Selain itu
pemberian surat tugas terkait penempatan mahasiswa di Puskesmas
penempatan juga di serahkan dan mahasiswa telah resmi bertugas
di Puskesmas terkait sesuai dengan waktu yang di tentukan.

32
3.5.7 Melakukan Pertemuan Awal dengan Surveilans Puskesmas RI
Kedaton.
Dalam hal ini mahasiswa relawan Tracer covid-19 berkunjung ke
Puskesmas penempaan untuk melakukan pertemuan dengan pihak
Puskesmas yaitu Ibu Sri Mulyani, selaku Ketua Tim Surveilans
Puskesmas Kedaton RI.

Dari hasil pembahasan kami, Ibu Sri Mulyani menginformasikan


untuk bertemu dan berkonsultasi dengan pengolah data COVID-19
dengan tujuan untuk berkoordinasi dan memberikan informasi data
kasus COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas RI Kedaton agar
dapat di input ke SILACAK (Sistem Informasi Pelacakan Kontak
COVID-19). Pengolah data yang ada di Puskesmas RI Kedaton
yaitu Mba Lia Puspita Sari.

3.5.8 Melakukan Penginputan ke Aplikasi SILACAK


Setelah dilakukan pertemuan dengan pihak Puskesmas, mahasiswa
mendapatkan beberapa kasus kronologi yang di input kedalam
aplikasi SILACAK dengan menggunakan akun masing – masing.
Untuk bulan penginputan di aplikasi SILACAK menyesuaikan
dengan jadwal penugasan relawan mahasiswa di Puskesmas RI
Kedaton. Di Puskesmas RI Kedaton dimulai sejak bulan Juni –
Agustus.

Kegiatan penginputan kasus kronologi dilakukan melalui daring


(online). Selain kegiatan diatas mahasiswa juga dianjurkan untuk
membantu kegiatan lain selama menjadi Relawan di Puskesmas
Penempatan. Pada kesempatan ini membantu penginputan data
pasien covid-19 ke aplikasi SISUGI yang di gunakan Puskesmas,
dan melakukan penginputan akumulasi kasus COVID-19 di
wilayah kerja Puskesmas.

33
Untuk seluruh Puskesmas di Bandar Lampung sebelumnya masing
melakukan penginputan melalui SISUGI. Dan pada bulan agustus
penginputan kasus konfirmasi maupun kontak erat di wajibkan
menggunakan SILACAK dan seluruh Tracer harus memiliki akun
pribadi masing-masing. Jadi, pada bulan agustus pihak Puskesmas
meminta untuk di arahkan dalam penginputan menggunakan
aplikasi SILACAK.

Dilihat dari kasus yang ada untuk Puskesmas kedaton sendiri


puncak nya ada pada bulan agstus. Kenapa bulan agustus karena
seluruh pelacakan pasien dengan kasus terkonfirmasi positif serta
kontak erat nya sudah teridentifikasi dan di lakukan pelacakan
kontak dengan 3T (Tracing, Testing, Treatment).

Penginputan kasus ke dalam aplikasi SILACAK dilakukan seteleh


Tracer mendapatkan informasi dengan melakukan Tracing,
Testing, Treatment ke kediaman pasien kasus konfirmasi secara
langsung dengan cara wawancara pasien. Dari kegiatan Tracing,
Testing, Treatment tersebut di buatkan kronologi kasus oleh team
surveilans Puskesmas Kedaton RI dan di bagikan kepada seluruh
Tracer baik relawan Tracer covid-19 dan Tracer Puskesmas sesuai
wilayah nya.

Tabel 2 Penginputa Data Kasus Covid-19 di Puskesmas Kedaton


Bulan Penginputann Kasus Konfirmasi Kontak Erat
Juni 17 Kasus 43 Kontak Erat
Juli 11 Kasus 27 Kontak Erat
Agustus 97 Kasus 252 Kontak Erat

34
3.5.9 Briefing Contact Tracer
Sama hal nya dengan evaluasi kegiatan, pihak penyelenggara ingin
melihat sejauh mana kinerja dari Relawan Contact Tracer Covid-
19 yang telah berjalan. Apakah ada kedala yang di hadapi, apakah
sudah di lakukan penginputan, apakah sudah melakukan kunjungan
kePuskesmas , dll.

3.5.10 Mengikuti kegiatan 3T (Tracing, Testing, Treatment) di Puskesmas


Penengahan
pada kesempatan sebelumnya memang ada beberapa kesempatan
untuk berkolaborasi dengan relawan lain dalam program Relawan
Contact Tracer Covid-19 ini. Dan kali ini saya mendapatkan
kesempatan untuk turut ikut serta dalam kegiatan 3T (Tracing,
Testing, Treatment) di Puskesmas Penengahan, Lampung Selatan
karena mendapat ajakan dari ketua tim survailans Puskesmas
tersebut langsung. Tanpa menyia nyiakan kesempatan saya
mengikuti kegiatan 3T tersebut untuk menambah wawasan saya.
3.5.11 Simulasi penggunaan SILACAK dan mengikuti kegiatan 3T
(Tracing, Testing, Treatment) di Puskesmas Kedaton
Sebagai salah satu yang sudah paham mengenai penggunaan
SILACAK diminta untuk membantu memberikan sosialisasi terkait
penginputan menggunakan aplikasi SILACAK kepada Tracer yang
ada di Puskesmas penempatan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam
pertemuan dan juga mengunjungi beberapa Tracer dan di bantu
oleh beberapa rekan yang tergabung dalam mahasiswa Relawan
Tracer covid-19. Selain itu saya dimasukkan kedalam grub Tracer
Puskesmas untuk mempermudah komunikasi dan penerimaan data
kasus konfirmasi. Para Tracer Puskesmas dapat bertanya mengenai
kendala-kendala yang di alami pada saat penginputan dan dapat
berkonsultasi jika masih bingung mengenai penggunaan aplikasi
SILACAK karena masing-masing Tracer Puskesmas memiliki
akun pribadi nya.

35
Setelah melakukan simulasi Saya mendapatkan kesempatan untuk
ikut serta dalam melakukan kegiatan tracing, testing, dan treatment
kasus covid-19 bersama pihak Puskesmas dan Tracer Puskesmas
ke tempat kasus konfirmasi. Dalam hal ini kegiatan tracing testing,
dan treatment kasus covid-19 dilakukan bersama dengan Tracer
Puskesmas yang terdiri dari petugas kesehatan Puskesmas, babinsa,
bhabinkamtibmas dan beberapa relawan umum dari masyarakat
dengan mendatangi langsung kediaman kasus konfirmasi dan
melakukan wawancara mengenai riwayat perjalanan dan
identifikasi kontak erat.

Kegiatan 3T dilakukan setelah Puskesmas mendapatkan rilisan


kasus yang di keluarkan oleh Dinas Kesehatan. Dari data yang ada
barulah pihak Puskesmas bersama Tracer, satgas covid, dan
pemangku kepentingan wilayah setempat melakukan pelacakan
dengan tracing secara langsung pasien yang terkonfirmasi. Selama
tracing di lakukan dengan cara wawancana pasien mengenai
riwayat perjalanan, riwayat kontak, keluhan yang di alami, riwayat
penyakit bawaan, kontak yang dapat di hubungi, dan anjuran untuk
melakuk test kontak erat. Setelah itu pasien dan kontak erat yang di
wawancarai di berikan edukasi mengenai bagaimana cara
penanggulangan jika timbul gejala, apa yang harus di lakukan jika
gejala yang di alami semakin parah, apa tindakan yang harus di
ambil untuk pencegahan penularas nya, dan bagaimana protocol
kesehatan yang harus di laksanakan walaupun pada saat isolasi
ataupun karantina mandiri oleh kasus terkonfirmas positif dan
kontak erat.

36
3.5.12 Sosialisasi penggunaan dan penginputan kasus konfirmasi dan
kontak erat di Puskesmas RI Penengahan.
Pada tanggal 30 agustus saya di minta untuk memberikan simulasi
bagaimana cara penginputan kasus ke dalam aplikasi SILACAK
oleh PJTLI Puskesmas tersebut. Dalam kegiatan ini saya dan PJTLI
memjelaskan sistematika penginputannya kepada Tracer
Puskesmas di aula Puskesmas RI Penengahan. Kegiatan ini di
sambut positif oleh Tracer Puskesmas bahkan Kepala Puskesmas
RI Penengahan pun mengapresiasi kegiatan tersebut.

Selain simulasi penginputan saya juga turut ikut serta melakukan


3T (Tracing, Testing, Treatment) di Puskesmas RI Penengahan
dengan PJTLI dan dengan relawan yang bertugas. Perbedaan
tracing di Puskesmas RI Kedaton dengan Puskesmas RI
Penengahan yaitu jika Puskesmas RI Penengahan menunggu rilisan
kasus yang di keluarkan oleh Dinas Kesehatan baru di lakukan 3T
(Tracing, Testing, Treatment), berbeda pula dengan Puskesmas RI
Penengahan yaitu pada saat melakukan pemantauan perwilayah
kerja di dapatkan data kasus terkonfirmasi maka langsung di
lakukan 3T (Tracing, Testing, Treatment) walaupun belum di rilis
oleh Dinas Kesehatan Kabupatan/Kota setempat.

3.5.13 Melakukan bimbingan dengan PIC Perguruan Tinggi


Setelah program dilaksanakan selanjutnya yaitu membuat laporan
kegiatan yang di dampingi oleh PIC Perguruan Tinggi untuk
melihat dan memberikan evaluasi terkait dengan pembuatan
laporan kegiatan apakah sudah sesuai dengan prosedure atau tidak.

37
BAB IV
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Program “Relawan Contact Tracer dan Data Manager Kampus Lacak
COVID-19” yang di selenggarakan dibawah organisasi RECON dan di
dukung oleh Kementrian Kesehatan (KEMENKES) dan Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (KEMDIKBUD RISTEK)
diikuti oleh mahasiswa yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di
seluruh Indonesia dimana dari 28 Provinsi, dengan 167 Kab/Kota
Penempatan, 193 Institusi/Perguruan Tinggi dengan jumlah relawan
sebanyak 947 peserta.

Masing-masing mahasiwa di tempatkan di Puskesmas yang berbeda dan


saya di tempatkan di Puskesmas Kedaton melalui surat tugas yang di
berikan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Dari kegiatan ini di
rahapkan penurunan angka kasus positif COVID-19 (positivity rate) di
masing – masing daerah dan mencegah penyebaran cluster keluarga dan
komunitas.

Kegiatan yang dilakukan dalam priode penugasan yaitu melakukan 3T


(Tracing, Testing, dan Treatment Kasus COVID-19). Jika sudah
melakukan kegiatan tersebut maka selanjutnya yaitu penginputan ke
aplikasi SILACAK menggunakan akun pribadi mahasiswa Contact Tracer
Covid-19.

3.2 SARAN
Adapun saran dalam laporan kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada pihak penyelenggara Relawan Kampus Lacak
Covid19 dalam pelaksanaan program agar lebih memperhatikan
bagaimana sistematika pelaksaan kegiatan di lapangan. Selain itu

38
diharapkan laporan kegiatan ini bisa menjadi bahan evaluasi bagi
semua pihak yang terkait.
2. Diharapkan kepada pihak KEMENKES dalam penerapan aplikasi
SILACAK agar lebih memperhatikan kendala – kendala yang mungkin
terjadi dalam penginputan menggunakan aplikasi SILACAK.
3. Diharapkan kepada pihak Puskesmas dalam hal pengoptimalan dan
kerja sama terhadap relawan Kampus Lacak COVID19 pada kegiatan
pelacakkan kontak menggunakan aplikasi SILACAK.

39
DAFTAR PUSTAKA

dinas kesehatan provinsi lampung. (2021). data covid-19 di provinsi lampung


tahun 2021. Dinkeslampung.
Dinkes kota B.Lampung. (2021). Data covid-19 kota Bandar Lampung.
Dinkeskotabandarlampung.
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Buku Saku Pelacakan Kontak Kasus Covid-
19.pdf.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MenKes/413/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19). MenKes/413/2020, 2019, 207.
Petunjuk teknis “kampus lacak covid-19” penerapan kampus siaga covid-19
untuk penguatan pelacakan kontak. (2021). April.
Pinasti, F. D. A. (2020). Analisis Dampak Pandemi Corona Virus Terhadap
Tingkat Kesadaran Masyarakat dalam Penerapan Protokol Kesehatan.
Wellness And Healthy Magazine, 2(2), 237–249.
https://doi.org/10.30604/well.022.82000107
Putri, R. N. (2020). Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i2.1010

40
LAMPIRAN

41
DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar kegiatan Puskesmas Penempatan bandarlampung

Gambar kegiatan penyerahan relawan di Dinkes kota bandarlampung

Gambar dokumentasi kegiatan penginputan SILACAK di Puskesmas RI Kedaton

42
Gambar kegiatan melakukan simulasi penginputan silacak kepada trecer Puskesmas RI
kedaton

43
44
Gambar kegiatan ikut serta dalam tracing, testing, dan treatment bersama trecer
Puskesmas RI kedaton

Gambar data kasus yang terinput di Puskesmas Kedaton

45
Gambar evaluasi kinerja Relawan Contacr Tracer

46
Gambar pemberian data kasus Covid-19 di Puskesmas RI kedaton

47
Gambar kegiatan konsultasi mengenai penginputan data ke silacak bersama pengolah
data Puskesmas RI kedaton

Gambar komunikasi dan koordinasi kegiatan bersama Tracer maupun surveilans dan
pengolah data

48
Gambar kegiatan evaluasi akhir dan penutupan kegiatan mahasiswa relawan Tracer
covid-1

Gambar pemberian simulasi penginputan silacak di Peskesmas RI Penengahan

49
Gambar kegiatan bimbingan bersama PIC Perguruan Tinggi

Gambar data peggunaan silacak provinsi lampung

50

Anda mungkin juga menyukai