Anda di halaman 1dari 74

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus

pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,

Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak

diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru coronavirus (coronavirus

disease, COVID-19).

Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu

coronavirus jenis baru (SARS-CoV- 2) dan penyakitnya disebut Coronavirus

disease 2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,

Tiongkok. Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 65 negara yang telah

terjangkit virus satu ini. (Data WHO, 1 Maret 2020) (PDPI, 2020).

Pada pertengahan awal April 2020, kasus Virus Covid-19 yang dilaporkan

oleh WHO telah menjangkau 166 Negara dari 193 Negara Anggota PBB.

Melansir data dari Worldometers, hingga 11 April 2020 pagi jumlah kasus positif

Covid-19 saat ini hampir menyentuh angka 1,7 juta atau tepatnya 1.697.225

kasus (kompas.com). Dari jumlah tersebut, sebanyak 376.106 orang

dilaporkan sembuh dari Covid-19. Namun, sebanyak 102.659 orang lainnya

meninggal dunia. Sementara itu di Indonesia, melalui laman resmi pemerintah

mengenai informasi terkaitcovid-19 , pada 13April2020 dilaporkan 4.557 kasus

1
positif virus Covid-19, meninggal 399 orang dan sembuh 380orang (www.covid-

19.go.id).

Diantara kasus tersebut, sudah ada beberapa petugas kesehatan yang

dilaporkan terinfeksi. berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari

manusia ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang

yang paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan

pasien COVID-19 termasuk yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi

standar untuk mencegah penyebaran infeksi yaitu melalui cuci tangan secara

teratur, menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung

dengan ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapa pun

yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain

itu, menerapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di

fasilitas kesehatan terutama unit gawat darurat (Kedokteran and Lampung, 2020).

Di Indonesia pun sampai saat ini terinfeksi 2 orang. Angka kematian

mencapai 3.087 atau 2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang. Terbukti

pasien konfrimasi Covid-19 di Indonesia berawal dari suatu acara di Jakarta

dimana penderita kontak dengan seorang warga negara asing (WNA) asal jepang

yang tinggal di malaysia. Setelah pertemuan tersebut penderita mengeluhkan

demam, batuk dan sesak napas (WHO, 2020).

Dengan adanya virus COVID-19 di Indonesia saat ini

berdampak bagi seluruh masyarakat. Menurut kompas, 28/03/2020 dampak

virus COVID-19 terjadi diberbagai bidang seperti sosial, ekonomi,

pariwisata dan pendidikan. Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan pemerintah

2
pada 18 Maret 2020 segala kegiatan didalam dan diluar ruangan disemua

sektor sementara waktu ditunda demi mengurangi penyebaran corona

terutama pada bidang pendidikan. Pada tanggal 24 maret 2020 Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat

Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan

Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran COVID, dalam Surat

Edaran tersebut dijelaskan bahwa proses belajar dilaksanakan dirumah

melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan

pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa. Belajar dirumah dapat

difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi

Covid-19.

Gugus tugas percepatan penanganan covid-19 provinsi Maluku mencatat

hari ini selasa (8\9\2020),total kasus terkonfirmasi positif terus bertambah

menjadi 2.206 kasus setelah ada lagi tambahan 42 kasus baru,tambahan 42 kasus

terkonfirmasi positif covid-19 tersebut berasal dari kota ambon (41

kasus),kabupaten Maluku tengah (1 kasus). 2.206 kasus terkonfirmasi positif

covid-19 itu terdiri dari 806 pasien yang sementara di rawat 1.364 pasien telah

sembuh dan 36 meninggal dunia. 806 pasien terkonfirmasi positif yang masih

dalam perawatan tersebar di kota ambon 715 orang,kabupaten Maluku tengah 41

orang,kabupaten seram bagian barat 6 orang, kabupaten buru 4 orang,kota tual 22

orang kabupaten Maluku tenggara 16 orang dan kabupaten Maluku barat daya 2

orang.

3
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan

pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata

5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang

berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan

bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian

besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan

bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru.

Untuk meminimalisir resiko terjadinya penularan penyakit dapat dilakukan

dengan peningkatan hidup bersih dan sehat yaitu dengan cara mencuci tangan.

Berdasarkan riset para ahli menjelaskan perilaku cuci tangan pakai sabun

merupakan gerakan kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan

dengan cara lainnya dalam mengurangi resiko penularan sebagai penyakit

termasuk diare,cacingan, saluran infeksi usus, dan penyakit cacingan, penyakit-

penyakit tersebut disebabkan karena kurangnya kebiasaan perilaku cuci tangan

pada anak-anak(Indonesia et al. 2020).

Di Indonesia cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan oleh

masyarakat luas. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak yang mencuci tangan

hanya dengan air sebelum makan, cuci tangan dengan sabun justru dilakukan

sesudah makan (Kemenkes RI, 2014).

Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa mencuci tangan adalah suatu

kegiatan yang sepele. Mereka mencuci tangan cukup dengan meletakan tangan di

air, bilas, selesai (Siti, 2016). Masih rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun

pada masyarakat dapat menimbulkan resiko penyebaran penyakit infeksi.

4
Kelompok masyarakat yang paling mudah untuk terserang penyakit infeksi

adalah anak usia pra sekolah dan usia sekolah. Hal tersebut disebabkan karena

kurangnya pengetahuan pada anak pra sekolah sehingga mereka belum

memahami pentingnya cuci tangan pakai sabun untuk menjaga kesehatan

(Pangesti, 2014) .

Data Riskesdas Indonesia pada tahun 2018 tentang perilaku mencuci

tangan diperoleh bahwa kelompok anak usia sekolah memperoleh capaian

terendah untuk perilaku mencuci tangan yaitu sebesar 43%.

Anak sebagai asset bangsa, oleh karena itu perlu dijaga dengan

memberikan pengetahuan sejak dini. Berbagai usaha dalam sosialisasi pada

generasi penerus bangsa terhadap penanganan Virus Corona sejak dini.

Sosialisasi ini menjadi semakin penting bagi anak-anak usia dini dalam

mengambil Langkah guna menghindari virus corona ditingkat individu,

keluarga dan lingkungan.

Salah satu faktor predisposisi terhadap perilaku adalah pengetahuan,

apabila perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran serta sikap yang positif

maka perilaku tersebut akan bersifat abadi (Ningsih, 2013).Pengetahuan dapat

berasal dari pengalaman yang dimiliki individu ataupun informasi dari sumber

lain yang lebih tahu seperti orang tua, guru, teman, berbagai literatur dan lainnya

(Banun, 2016).

Pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses

sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan

merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku terbuka atau

5
open behavior (Donsu, 2017). Pengetahuan atau knowledge adalah hasil

penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap suatu objek melalui

pancaindra yang dimilikinya. Panca indra manusia guna penginderaan terhadap

objek yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan perabaan. Pada

waktu penginderaan untuk menghasilakn pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang

sebagian besar diperoleh melalui indra pendengaran dan penglihatan

(Notoatmodjo, 2016)

Berdasarkan survey awal di SD Negeri 1 Kamariang, jumlah siswa/siswi

sebanyak 147 orang, diantaranya laki-laki (81 orang), perempuan (66 orang)

terbagi atas 6 kelas blajar yaitu kelas 1 (25 orang), kelas 2 (28 orang), kelas 3 (16

orang), kelas 4 (29 orang), kelas 5 (20 orang), kelas 6 (29 orang). Menurut kepala

sekolah SD Negeri 1 Kamariang, sampai saat ini belum ada kasus positif Covid di

SD Negeri 1 Kamariang. Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dengan

siswa/siswi SD Negeri 1 Kamariang, tingkat pengetahuan anak di sekolah tersebut

cukup baik dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, ada siswa yang

aktif menjawab secara spontan, ada siswa yang ditunjuk oleh guru untuk

menjawab, dan ada siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan yang diberikan

oleh guru

1.2. Rumusan Masalah


Dari fenomena yang ditemukan peneliti, peneliti ingin meneliti Apakah

edukasi yang di berikan efektif terhadappeningkatan pengetahuan dan

sikaptentang COVID-19 pada anak di SD Negeri 1 Kamarian?

6
1.3. Tujuan penelitan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan

sikap tentang COVID-19 pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 Kamarian.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.mengetahui pengetahuan dan sikap anak tentang COVID-19

sebelum di berikan edukasi

2.untuk mengetahui pengetahuan dan sikap anak setelah di berikan

edukasi tentang COVID-19

3.mengetahui peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang

covid-19

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis atau Akademik


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan serta mampu memberikan sumbangan dan informasi yang

bermanfaat bagi pengembangan ilmu kesehatan, khususnya upaya

pencegahan penyakit Covid-19 bagi anak usia sekolah.

1.3.3Manfaat Praktis atau Aplikatif


Bagi sekolah dasar hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk

menambah edukasi terhadap pengetahuan dan upaya pencegahan covid-

19 bagi siswa sekolah dasar. Dengan tercapainya tujuan yang

diharapkan, berarti sekolah dasar tersebut sukses dalam memberikan

edukasi terhadap pengetahuan dan upaya pencegahan covid-19

7
Bagi siswa/siswi sekolah dasar, menambah wawasan tentang

pencegahagan covid-19 dan agar lebih memahami arti dan makna

tentang hidup bersih dan sehat.

Bagi peneliti selanjutnya berdasarkan faktor yang lainnya, jumlah

sampel lebih banyak.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Konsep COVID-19


1.4.2 Pengertian COVID-19
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit

mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang

diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory

Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis

baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus

penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis

(ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS

ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke

manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini sampai

saat ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)

Pada kasus COVID-19yang berat dapat menyebabkan pneumonia,

sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pneumonia

merupakan akibat manifestasi serius yang paling sering terjadi ditandai

dengan demam, batuk dan sesakserta adanya bercak-bercak putih pada rontgen

dada.Gambaran keparahan penyakit ini bervariasi mulai dari ringan sampai berat.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dari 44.500 yang

positif terinfeksi dilaporkan penyakit ringan (tidak ada atau dengan pneumonia

ringan) sebesar 81%, penyakit yang parah (sesak nafas,hipoksia atau ˃50%

9
adanya gangguan paru pada gambaran ronsen dalam 24-48 jam sebesar

14%dan penyakit kritis (kegagalan nafas, syok atau disfungsi multi organ)

hanya sekitar5%.Secara keseluruhan angka fatalitas adalah 2,3% dan tidak

dilaporkan adanya kematian pada kasus non kritis.

COVID-19 ini dapat menyerang semua usia dan umumnya pada usia

dewasa menengah dan usia tua.Infeksi COVID-19 efeknya akan lebih berbahaya

atau bahkan fatal bila terjadi pada orang lanjut usia,orang yang memiliki penyakit

penyerta (seperti hipertensi, diabetes mellitus kanker peyakit hati kronik),orang

yang daya tahan tubuhnya lemahdan perokok aktif.. Pada usia anak-anak

umumnya tidak ada gejala dan apabila terinfeksi pun hanya ringan walaupun ada

beberapa kasus yang melaporkan adanya gejala berat.

1.4.3 Ciri-Ciri Orang Yang Terpapar Virus Covid-19


Seperti diketahui, penyebaran virus Covid-19 sejak 12 Maret 2020 telah

dinyatakan WHO sebagai Pandemi, artinya meningkat statusnya dari

epidemi menjadi Pandemi, yang meluas lintas negara dan lintas benua.

Organisasi Kesehatan Dunia(WHO)maupun Pusat Pengendalian dan

Pencegahan Penyakit atauCenters for Disease Control and Prevention

(CDC)telah mengeluarkan imbauan tentang bagaimana penyebaran virus

corona, ciri-ciri, gejala maupun cara pencegahannya.

Ciri-ciriuntuk kasus infeksi COVID-19telah dikonfirmasi oleh

Kementerian Kesehatan(Kemenkes) RI. Ciri-ciri sakit bisa bervariasi mulai

dari sakit ringan hingga sakit parah. Kemenkes juga menginformasikan beberapa

ciri-ciri orang terinfeksi virus corona seperti demam(≥38 oC) atau riwayat

demam disertai salah satu gejala/tanda penyakit pernapasan seperti: batuk/ sesak

10
nafas/ sakit tenggorokan/ pilek/pneumonia ringan hingga berat, dan juga letih

lesu.Gejala virus Covid-19dapat muncul hanya dalam masa inkubasi 2-6hari

atau selama 14 setelah paparan.Perlu diketahui bahwa virus ini bisa

menyerang siapa saja, baikbayi,anak-anak, orang dewasa,lansia, ibu hamil,

maupunibu menyusui.

Berdasarkan bukti ilmiah, kini COVID-19 dapat menular dari manusia

ke manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Hal ini juga

disampaikan melalui unggahan di akun resmi WHO, @who, ditegaskan

bahwa hingga kini faktanya virus corona Covid-19 tidak menular melalui

airborne atau udara. WHO menyatakan, Covid-19 menular melalui droplets

atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau

berbicara.

Tandadan gejala umum infeksi COVID-19adalah demam ≥38 oC, batuk

kering, sesak napas,tenggorokan sakit, letih lesu, tidak nafsu makan, nyeri sendi,

dan kadang-kadang ada batuk berdahak.Gejala yang kurang umum dapat

terjadi seperti sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek, selain itu ada

gejala pada sistem pencernaan seperti mual dan diare. Infeksi COVID-

19diperkuat apabila gejala-gejala di atas muncul pada seseorang yang memiliki:

a. Riwayat perjalanan 14 hari sebelum muncul gejala tersebut

b.Berasal dari daerah atau negara yang terjangkit COVID-19,

ataudaerah transmisi lokal COVID-19

c. Pernah riwayat merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19.

11
Masa inkubasi COVID-19diperkirakan dalam 14 hari setelah

paparan, dengan sebagian besar kasus terjadi sekitar 4-5hari

setelah paparandengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.Gejala-

gejala ini biasanya ringan dan mulai secara bertahap. Beberapa

orangpada dasarnyabisa terinfeksi,tetapitidak menunjukkan gejala

apa pun dan merasa tidak enak badan. Kebanyakan orang (sekitar

80%) pulih dari penyakittanpa perlu perawatan khusus. Namun

demikian, sekitar 1 dari setiap 6 orang yang terinfeksi COVID-

19akan sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas. Orang

yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis

penyerta seperti tekanan darah tinggi, masalah jantung atau

diabetes,akanlebih mungkin membuat penyakit ini untuk

berkembang menjadi penyakit serius. Secara umum ada 3 (tiga)

gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus

Corona, yaitu:

a. Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius)

b. Batuk

c. Sesak napas

Apabila seseorangmengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19)

seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu

setelah kembali dari daerah yang memiliki kasus COVID-19 atau

berinteraksi dengan penderita infeksivirus Covid-19, maka sangat

dianjurkan untuk segera mengunjungi dokter atau fasilitas kesehatan.

12
Sedangkan apabila ada kemungkinan terpapar virus Covid-19namun tidak

mengalami gejala apa pun, tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk

memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari danmembatasi kontak

dengan orang lain.

Table.2.1 Penjelasan Gejala Infeksi Covid-19

Gejala Gejala Sedang Gejala Berat


Ringan
Demam >38 Demam >38 oC Demam >38 oC yang
o
C Sesak napas,
menetapbatuk
Batuk menetapdan sakit
-Ada infeksi saluran
Nyeri tenggorokan.Pada anak:
napasdengan tanda-
Tenggoroka batuk dan frekuensi nafas
tanda:
n cepatAnak dengan
a.peningkatan
Hidung pneumonia frekuensinapas
Tersumbat ringanmengalami batuk
(>30x/menit)
Lemas atau kesulitanbernapas +
hinggasesak napas
napas cepat: b.batuk
-Penurunan kesadaran
Dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 yang

dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan terdapat penggolongan seseorang

dalam kasus COVID-19 untuk mempermudah penatalaksanaannya yaitu:

1.4.4Pasien Dalam Pengawasan (PDP)/ Suspek


Tabel 2.2 pasien dalam pengawasan
1 2 3
Seseorang dengan Seseorang dengan Seseorang dengan
Infeksi Saluran demam (≥38 oC) ISPA berat/ pneumonia
Pernapasan Akut atau riwayat berat di area transmisi
(ISPA) yaitu demam demam atau ISPA lokaldi Indonesia yang
(≥38 oC) atau riwayat membutuhkan
demam; disertai salah perawatan di rumah
satu gejala/tanda sakit
penyakit pernapasan
seperti: batuk/ sesak
nafas/ sakit
tenggorokan/

13
pilek/pneumonia
ringan hingga berat.
Tidak ada penyebab Pada 14 hari Tidak adaPenyebab
lain berdasarkan terakhir sebelum lain berdasarkan
gambaran klinis yang timbul gejala gambaran klinis yang
meyakinkan memiliki riwayat meyakinkan
kontak dengan
kasus konfirmasi
atau probabel
COVID-19;
Pada 14 hari terakhir
sebelum timbul gejala,
memenuhi salah satu
kriteriaberikut:
a. Memiliki riwayat
perjalanan atau
tinggal di luar
negeri yang
melaporkan
transmisi local
b. Memiliki riwayat
perjalanan atau
tinggal di area
transmisi lokal di
Indonesia

1.4.5 Orang Dalam Pemantauan (ODP)


a. Orang yang mengalami demam (≥380C) atau riwayat demam; atau gejala
gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit tenggorokan/batuk DAN tidak
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau
tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19.
1.4.6 Orang Tanpa Gejala (OTG)
a. Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari orang

konfirmasi COVID-19.

14
b. Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak erat dengan kasus

konfirmasi COVID-19.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kemenkes, OTG

adalah orang-orang yang tidak memiliki gejala terpapar Covid-19, namun

memiliki risiko tertular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Kategori OTG adalag orang-orang yang memiliki riwayat kontak erat, baik

kontak fisik, berada dalam ruangan yang sama atau berkunjung dengan radius 1

meter dengan pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Saat dilakukan

pemeriksaan awal, orang dengan status OTG tidak akan menampakkan

gejala apapun terkait Covid-19 baik demam, batuk maupun gangguan sistem

pernafasan lainnya.

Orang-orang yang dapat berpotensi masuk sebagai kategori

OTG diantaranya adalah petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,

mengantar, dan membersihkan ruangan di tempat perawatan khusus tanpa

menggunakan alat perlindungan diri(APD)yang memiliki standar khusus dan

dapat membantu mencegah petugas tertular virus.Selain itu, orang yang

berada dalam satu ruangan yang sama dengan kasus, dalam dua hari sebelum

kasus timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala Covid-19.

1.4.7 Cara Penyebaran Virus COVID-19


Virus korona memiliki pola penyebaran yang luas dan berjalan dengan

cepat, melebihi SARS atau MERS. Upaya pengendalian belum mampu

berjalan efektif sebab proses mengenali virus tersebut masih berjalan hingga saat

ini.

15
Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke

manusia melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang

paling berisiko tertular penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan

pasien COVID-19termasuk yang merawat pasien COVID-19. Oleh sebab itu,

secara garis besar dapat diketahi bahwa seseorang tertular COVID-19 melalui

berbagai cara, yaitu:

a. Tidak sengaja menghirup percikan ludah(droplets)dari bersin atau batuk

penderita COVID-19

b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah

menyentuh benda yang terkena cipratan air liur penderita COVID-19

c.Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau

berjabat tangan

Rekomendasi standar untuk mencegah penyebaran infeksi adalah

melalui cuci tangan secara teratur, menerapkan etika batuk dan bersin,

menghindari kontak secara langsung dengan ternak dan hewan liar serta

menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit

pernapasan seperti batuk dan bersin. Selain itu, menerapkan Pencegahan dan

Pengendalian Infeksi (PPI) saat berada di fasilitas kesehatan terutama unit gawat

darurat.

Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada

dalam ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien

dalam pengawasan, probabel atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus

16
timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala. Kontak erat

dikategorikan menjadi 2, yaitu:

a.Kontak erat risiko rendah Bila kontak dengan kasus pasien dalam

pengawasan.

b.Kontak erat risiko tinggi Bila kontak dengan kasus konfirmasi atau

probabel.

Termasuk kontak erat adalah:

c.Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan

membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD

sesuai standar.

d. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus

(termasuk tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus

timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.

a. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat

angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan

hingga14 hari setelah kasus timbul gejala.

Pola penyebaran virus corona menggunakan perhitungan matematis.

Para ahlikesehatan masyarakat merumuskan kurva penularan virus corona

baru dapat ditekan sedemikian rupa dengan menerapkan prinsipsocial

distancingatau jarak sosial. Prinsip ini pada dasarnya meyakini persebaran

terjadi akibat banyaknya pergerakan orang-orang dari satu tempat ke tempat

lain, baik untuk kepentingan pekerjaan, atau yang lainnya.Dalam setiap

pergerakan, seseorang akan menjumpai banyak orang lainnya juga mengunjungi

17
tempat-tempat atau juga menyentuh benda-benda yang ternyata mengandung

virus. Dalam kondisi seperti itu maka potensi penularan virus corona

penyebab Covid-19 sangat tinggi.

Penelitian tentang pola penyebaran Covid-19 masih terus berlanjut,

termasuk tingkat keparahan penyakit setelah terinfeksi. Kajian lembaga Centers

for Disease Control and Preventionmenjelaskan bahwapenyebaranvirus

korona kebanyakan terjadi antar manusia melalui cairan yang keluar saat batuk

atau bersin. Karenanya, upaya preventif perlu dilakukan,jarak sekitar 1-2

meter.Cairan yang mengandung virus korona yang keluar melalui batuk atau

bersin dapat menempel di bagian mulut atau hidung seseorang,

kemudianterhirup saat mengambil napas dan masuk ke paru-paru.

Potensi terinfeksi tiap orang sangat dipengaruhiolehtingkat

imunitasnya. Seseorang rentan terinfeksi saat kondisi tubuh tidak sehat atau

imunitas menurun. Lingkup penyebaran virus korona melalui tiga proses, yaitu:

a.local transmission,

b.imported cases only, dan

c.community spread.

Prosespenyebaran komunitas(community spread)menunjukkan

kondisi yang cukup memprihatinkan, sebab seseorang bisa terinfeksi

dengan tanpa sadar kapan dan dimana hal tersebut terjadi. Beberapa negara

yang telah mengalaminya adalah Iran, Italia, Jepang, dan Korea Selatan.

18
1.4.8 Rute Penularan COVID-19

Saat ini, diyakini bahwa penularan melalui percikan

pernapasan dan kontak adalah rute utamanya, tapi terdapat risiko

penularan fecal-oral. Penularan aerosol, penularan dari ibu ke anak, dan

rute-rute lainnya belum terkonfirmasi.

a.Penularan perikan pernapasan

Ini adalah cara utama penularan kontak langsung. Virus ditularkan

melalui percikan-percikan yang muncul saat pasien batuk, bersin,

atau bicara, dan orang-orang yang rentan mungkin terinfeksi

setelah menghirup percikan-percikan tersebut.

b.Penularan kontak tidak langsung

Virus ini bisa ditularkan melalui kontak tidak langsung dengan

orang yang terinfeksi. Percikan yang mengandung virus tersimpan

di permukaan suatu benda, yang mungkin disentuh oleh tangan.

Virus dari tangan yang terkontaminasi mungkin terbawa ke

saluran mukosa di mulut, hidung, dan mata orang tersebut dan

membuatnya terjangkit.

c.Penularan facel-oral

Virus corona yang masih hidup terdeteksi dari tinja pasien

terkonfirmasi, menandakan adanya kemungkinan penularan fecal-oral.

d.Penularan aerosol

Ketika percikan-percikan bertahan di udara dan kehilangan

kandungan air, patogennya tertinggal dan membentuk inti

19
percikan (yaitu aerosol). Aerosol-aerosol ini dapat terbang ke

lokasi yang jauh, mengakibatkan penularan jarak jauh. Cara

penularan ini disebut penularan aerosol. Belum ada bukti yang

menunjukkan virus corona baru ini dapat ditularkan melalui aerosol.

e.Penularan dari ibu ke anak

Anak dari ibu yang terjangkit COVID-19 terkonfirmasi memiliki

hasil positif ketika dilakukan tes usap tenggorokan 30 jam setelah

lahir. Ini menandakan bahwa virus corona baru mungkin bisa

menyebabkan infeksi neonatal melalui penularan ibu ke anak, tapi

penelitian dan bukti sains masih diperlukan untuk mengonfirmasi rute

ini.

1.4.9 Manifestasi Klinis COVID-19


Awal terjangkitnya pasien dengan COVID-19 terutama

termanifestasi sebagai demam, tapi beberapa pasien mungkin tidak

mengalami demam dan hanya merasakan menggigil serta gejala-gejala

sakit pernapasan, yang dapat muncul bersamaan dengan batuk kering

yang ringan, rasa lelah, kesulitan bernapas, diare, dll Meskipun

demikian, kemunculan pilek, dahak atau sputum, dan gejala-gejala

lainnya jarang terjadi. Pasien mungkin mengalami kesulitan bernapas

secara bertahap. Pada kasus yang berat, penyakit ini dapat memburuk

dengan cepat, mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut,

syok septik, asidosis metabolik ireversibel, dan gangguan koagulasi hanya

dalam hitungan hari. Beberapa pasien awalnya merasakan gejala ringan

20
tanpa demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis yang baik,

meskipun beberapa berubah menjadi sakit kritis dan kadang menjadi fatal.

1.4.10 Cara Mengidentivikasi COVID-19 Secara Klinis


Orang yang memenuhi kedua kondisi berikut dianggap sebagai

kasus suspek.

a.Riwayat epidemiologis.
Kasus memilikiriwayat perjalanan atau tempat tinggal di daerah

epidemi dalam waktu dua minggu sejak penularan, atau memiliki

kontak dengan pasien dari daerah epidemi dalam waktu 14 hari dari

penularan, atau pasien lain dengan gejala demam dan pernapasan di

komunitas dengan kasus yang dilaporkan atau wabah berkelompok.

b.Gambaran klinis.
Gejala yang paling umum adalah demam. Beberapa pasien

mungkin tidak mengalami demam, tetapi hanya kedinginan dan gejala

pernapasan. Film dada menunjukkan karakteristik pneumonia

virus.Selama tahap awal penyakit, jumlah sel darah putih normal atau

di bawah normal, sedangkan jumlah limfosit dapat menurun.

1.4.11 Perbedaan COVID-19 dan Pneumonia


a.Pneumonia bakteri.
Gejala umum termasuk batuk, batuk berdahak, atau

eksaserbasi dari gejala pernapasan asli, dengan dahak purulen atau

berdarah, dengan atau tanpa nyeri dada. Ini umumnya tidak dianggap

sebagai penyakit menular.

21
b.SARS / MERS.
Meskipun coronavirus novel tersebut dalam keluarga yang sama

sebagaimana coronavirus SARS dan MERS, analisis evolusi genetik

menunjukkan bahwa ia milik cabang yang berbeda dari subkelompok

yang sama. Ini bukan SARS atau virus MERS, berdasarkan urutan

genomik virus. Karena kesamaan antara pneumonia yang

disebabkan oleh COVID-19-dan SARS / MERS, sulit untuk

membedakan mereka dengan manifestasi klinis dan hasil gambar. Oleh

karena itu, tes identifikasi patogen oleh rRT-PCR diperlukan.

c.Pneumonia virus lainnya.


Pneumonia disebabkan oleh virus influenza, rhinovirus,

adenovirus, metapneumovirus manusia, virus syncytial pernapasan,

dan coronavirus lainnya.

1.4.12Cara Pencegahan COVID-19


1. 2019-nCov utamanya ditularkan oleh percikandan kontak penderita, oleh karena

itu masker bedah medis harus dipakai dengan benar.

2. Saat bersin atau batuk, jangan tutupi hidung dan mulut dengan tangan

kosong tetapi gunakan tisu atau masker sebagai gantinya.

3. Cuci tangan dengan benar dan sesering mungkin. Sekalipun ada virus di

tangan, mencuci tangan bisa menghalangi virus memasuki saluran

pernapasan melalui hidung atau mulut.

Tingkatkan kekebalan/imunitas Anda, dan hindari pergi ke tempat

yang ramai dan tertutup. Berolahraga lebih banyak dan punya

22
jadwal tidur yang teratur. Meningkatkan kekebalan Anda adalah

cara paling penting untuk menghindari infeksi.

4. Pastikan untuk selalu memakai masker. Hal ini digunakan berjaga-jaga

jika Anda melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi,

mengenakan masker dapat mencegah Anda menghirup tetesan

(bersin) pembawa virus secara langsung.

1.4.13Dampak COVID-19 bagi Anak-anak


a. Krisis Kemiskinan Anak

Meskipun Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang

signifikan dalam mengurangi kemiskinan ekstrem, hanya 52 juta penduduk

Indonesia yang bisa dianggap memiliki pendapatan yang aman.Pada tahun

2019, sekitar 10 persen dari populasi Indonesia hidup dalam kemiskinan

ekstrem; meningkat hingga 13 persen untuk anak-anak dan remaja. Kendati

demikian, persentase tersebut menutupikesenjangan yang patut diperhitungkan

dan berbagai bentuk kemiskinan yang memengaruhi anak-anak di

Indonesia di luar faktor pendapatan rumah tangga. Sembilan dari 10 anak

mengalami kekurangan di sedikitnya satu aspek kesejahteraan anak, seperti akses

ke makanan dan gizi,kesehatan, pendidikan, perumahan, air dan sanitasi, serta

perlindungan anak. Lebih dari setengah populasi anak di Indonesia mengalami

sedikitnya dua kekurangan di luar aspek keuangan.

b. Krisis Gizi

Indonesia sebelumnya merupakan contohnegara dengan “tiga beban

malnutrisi”, jauhsebelum pandemi COVID-19. Indonesia memiliki 7 juta anak

yang mengalami stunting. Kondisiini menjadikan Indonesia sebagai negara

23
kelima di dunia denganbalitastuntingterbanyak. Lebih dari 2 juta anak

merupakan balita kurus (berat badan yang tidak sebanding dengan tinggi

badan) serta 2 juta anak lainnya mengalami kelebihan berat badan atau

obesitas. Nyaris setengah dari total ibu hamil mengalami anemia karena

makanan yang dikonsumsi tidak mengandung cukup vitamin dan mineral(zat gizi

mikro) yang diperlukan.

Indonesia menghadapi tantangan yang kompleks akibat tiga

beban tersebut yang kemungkinan akan memburuk karena pandemi

COVID-19. Anak dapat mengalami malnutrisi karena berbagai sebab

(penyebab langsung, yang sudah ada, dan yang bersifat pokok). Tiga penyebab

langsung malnutrisi paling umum, yaitu: (i) praktik menyusui yang tidak

memadai dan pola makan yang buruk, ditambah praktik pengasuhan yang

tidak optimal; (ii) nutrisi dan perawatan yang tidak memadai bagi ibu dan

perempuanhamil; serta (iii) tingginya angka penyakit menular utamanya

akibat lingkungan tempat tinggal yang tidak bersih dan tidak memadainya

akses ke layanan kesehatanyang kurang memadai. Faktor-faktor tersebut

diperparah dengan kemiskinanyang luas, angka pengangguran, dan tingkat

pendidikan yang rendah.

Keluarga dan anak-anak yang jatuh miskin dalam waktu singkat

akan mengalami dampak berat dalam hal keamanan pangan rumah tangga

dan keterbatasan terkait akses, ketersediaan, dan keterjangkauan bahan

makanan sehat. Survei daring menunjukkan bahwa kebutuhan pangan semakin

tidak aman: 36 persen dari responden menyatakan bahwa mereka “sering

24
kali” mengurangi porsi makan karena masalah keuangan. Hilangnya

pendapatan rumah tangga meningkatkan risiko anak mengalami kurus dan

kekuranganzat gizi mikro. Gizi burukmerupakan salah satu bentuk

kekurangan gizi yang membahayakan. Risiko kematian pada anak dengan

kondisi tersebut nyaris 12 kali lipat lebih tinggi daripada risiko kematian pada

anak dengan gizi baik.23Anak-anak yang pulih dari gizi burukmungkin akan

terus mengalami masalah perkembangandan pertumbuhanselama hidupnya.

Lebih jauh, berbagai upaya untuk menekan infeksi COVID-19 dapat

mempersulit identifikasi dan pemberian perawatan serta layanan penting bagi

anak-anak yang mengalami gizi buruk.

Pandemi ini berpotensi meningkatkan kekurangan gizi pada ibu. Ketidakamanan

pangan rumah tangga –ditambah dengan ketidaksetaraan gender dalam hal

distribusi pangan dalam rumah tangga dan praktik perawatan ibu yang tidak

memadai –diperkirakan akanmeningkatkan prevalensi kekurangan gizi, khususnya

anemia dan kurangnya berat badan ibu. Akibatnya, kurangnya gizi pada ibu

(terutama pada yang menyusui) dapat menimbulkan berbagai bentuk

kekurangan gizipada anak. Kemungkinan terganggunya layanan perbaikan gizi

penting yang menyasar ibu hamil dan menyusui serta wanitausia subur (termasuk

pemberian zat gizi mikro dan konseling pola makan) juga

diperkirakanturutmeningkatkan kekurangan gizi dan zat gizi mikro pada ibu.

Jika berbagai upaya yang diperlukan tidak segera dilakukan,

dampak jangka panjang terhadap tingkat gizi dapat meningkatkan jumlah

balitastuntingserta kelebihan berat badan dan obesitas di semua kelompok

25
usia. Dampak jangka panjang krisis COVID-19 mencakup kenaikan tajam

prevalensi stuntingdan peningkatan prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas

akibat terbatasnya aktifitas fisik dan meningkatnya konsumsi makanan

olahansecara terus-menerusyang mengandung kadar gula, garam, dan lemak yang

tinggi.

c. Krisis Pembelajaran

Lebih dari 120 negara telah memberlakukan pembatasan interaksi

sosial melalui penutupan sekolah yang berdampak pada 1,6 juta siswa di

seluruh dunia. Indonesia telah menutup semua sekolah sejak awal bulan

Maret sehingga 60 juta siswa tidak dapat bersekolah.25Sekolah-sekolah

diminta memfasilitasi pembelajaran dari rumah menggunakan sejumlah

platform digital milik pemerintah dan swasta yang memberikan konten

secara gratis dan peluang pembelajaran daring dan dari jarak jauhdi seluruh

daerah.

Meskipun nyaris 47 juta rumah tangga (66 persen) memiliki akses internet,

pembelajaran jarak jauh secara daring masih menyimpantantangan.Pembelajaran

daring merupakan hal baru bagi banyak siswa dan guru. Selain itu, studi

terbaru UNICEF juga menemukan bahwa banyak remaja, terutama remaja

perempuan, merasa memiliki keahlian digital yang kurang.27Pandemi

memberikan peluang penting untuk meluaskan penggunaan alat-alat seperti

‘Rumah Belajar’, platform daring yang menyediakan konten dan sistem

pengelolaan pembelajaran untuk ruang kelas digital.

26
Demi memberikan semua anak kesempatan untuk terus melanjutkan

belajar dari rumah, termasuk mereka yang tidak memiliki akses internet,

alternatif pembelajaran luring(offline)juga penting untuk dieksplorasi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara aktif bekerja sama dengan

UNICEF dan mitra pembangunan lain untuk mengidentifikasi modalitas

alternatif seperti TV, radio, dan bahan cetak. Upaya-upaya tersebut

akandipadukan dengan mekanisme untuk memantau pembelajaran jarak jauh

secara langsung dan mendorong keterlibatan orang tua dalam proses pembelajaran

anak.

Penutupan sekolah dapat memperburuk kesenjangan akses

pendidikan. Anak-anakmenghadapi beragam kesulitan dalam mengakses

dan mendapatkan pendidikan berkualitas, bahkansejaksebelum pandemi.

Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam penerimaan siswa

selama satu dekade terakhir. Kendati demikian, 4,2 juta anak dan remaja (usia

7–18 tahun) masih tidak bersekolah. Angka tersebut didominasi oleh

remaja.28Studi global terbaru menunjukkan tantangan pembelajaran yang

kompleks bagi anak dan remaja di Indonesia; misalnya, 70 persen dari siswa

berusia 15 tahun belum cakap membaca dan berhitung.

1.5 Konsep Edukasi Kesehatan


1.5.2 Defenisi Edukasi Kesehatan
Suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan. Dilihat

dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau

praktek pendidikan. Oleh sebab itu konse pendidikan kesehatan adalah suatau

27
proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,

perkembangan, atau perubahan yang lebih dewasa, lebih baik dan dan lebih

matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Di samping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli

pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang

pendidikan kesehatan yang berbeda-beda. Sesuai dengan konsep mereka

masing-masing tentang pendidikan. (Notoatmodjo, 2007)

1.5.3 Metode Edukasi Kesehatan


Menurut (Notoatmodjo 2007), metode pendidikan kesehatanmerupakan

salah satu faktoryang mempengaruhisuatu proses pendidikan disamping

masukannya sendiri juga metode, matri atau peseannya, pendidik atau

petuga yang melakukannya, dan alat-alat banu atau peraga pendidikan.

Untuktercapainya suatu hasil pendidikan secara optimal. Metode yang

dikemukakan adalah :

1. Metode pendidikanperorangan (individual)

Dalam pendidikankesehatan,metode ini digunakan untuk membina

perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu

perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan

induvidual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan

yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru

tersebut. Bentuk dari pendekatan ini antara lain:

a.Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif.

Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu

28
penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan

kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

b.Wawancara(interview)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk

menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia

tertarik atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah

perilaku yang sudah atau akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian

dan kesadaran yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang

lebih mendalam lagi.

1.Metode pendidikankelompok

Dalam memilih metode pendidikankelompok harusmengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran.

Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok

kecil. Efektifitas suatu metode akan bergantung pula pada besarnya

sasaran penyuluhan. Metode ini mencakup :

a.Kelompok besar yaitu, apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang.

Metode yangbaik untuk kelompok ini adalah seminar dan ceramah.

a)Ceramah

b)Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah

adalah :

29
Pelaksanaan: Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila

penceramah dapat menguasai sasaran

Penceramah dapat menunjukan sikap dan penampilan yang meyakinkan.

Tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah.

Suara hendaknya cukup kerasdan jelas.

Pandangan harus tertuju kepada seluruh peserta.

Berdiri di depan atau pertengahan.

c)Seminar Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar

dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu penyajian

dari seorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

b.Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15

orang. Metode yang cocok dengankelompok ini adalah diskusi

kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan,

permainan simulasi.

2.Metode pendidikanmassa(public)

Dalam metode ini pendidikan (pendekatan) massa untuk

memberikan pesan-pesan kesehatan yangditujukan kepada masyarakat

yang sifatnya massa atau public. Oleh karena sasaran bersifat umum

dalam arti tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin,

pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, maka

pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian

rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pada umumnya

30
bentuk pendekatan massa ini tidak langsung, biasanya

menggunakanmedia massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah

ceramah umum, pidato melalui media massa, stimulasi, dialog

antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau

koran,bill boardyang di pasang dipinggir jalan, spanduk, poster, dan

sebagainya.

1.5.4 Tujuan Edukasi Kesehatan


Tujuan umum pendidikan kesehatan adalah membuat perubahan perilaku

pada tingkat individu hingga masyarakat pada aspek kesehatan (WHO

dalam Notoatmodjo, 2003). Adapun tujuan lainnya, yaitu

1.Mengubah pola pikir masyarakat bahwa kesehatan merupakan sesuatu yang

bernilai bagi keberlangsungan hidup.

2.Memampukan masyarakat, kelompok atau individu agar dapat secara mandiri

mengaplikasikan perilaku hidup sehat melalui berbagai kegiatan.

3.Mendukung pembangunan dan pemanfaatan sarana prasarana pelayanan

kesehatan secara tepat.

Secara operasional, tujuan dari adanya pendidikan kesehatan adalah

(Wong dalam Suliha dkk., 2001)

1.Menumbuhkan rasa tanggung jawab untuk menjaga kesehatan diri

sendiri, serta lingkungan sekitar.

2.Melakukan tindakan preventif maupun rehabilitatif agar tercegah dari

peningkatan keparahan suatu penyakit melalui berbagai kegiatan positif.

31
3.Memunculkan pemahaman yang lebih tepat terkait keberadaan dan

perubahan yang terjadi pada suatu sistem, serta cara yang efisien dan

efektif dalam penggunaannya.

4.Memampukan diri agar secara mandiri dapat mempelajari dan

mempraktikkan hal yang mampu dilakukan sendiri sehingga tidak selalu

meminta bantuan pada sistem pelayanan formal.

1.5.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Edukasi Kesehatan


Keberhasilansuatu pendidikankesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor

penyuluh, sasaran dan proses pendidikan(Notoatmodjo,2007).

Didalam kegiatan belajar terdapat tiga persoalan pokok, yakni

persoalan masukan (input), proses, dan persoalan keluaran (output).

1.Persoalan Masukan (input) menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu

individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri

dengan berbagai latar belakang.

2.Persoalan Proses menyangkut mekanisme dan interaksi terjadinya

perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di

dalam proses ini terjadi pengaruh timbal balik antaraberbagai faktor

antara lain: subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator) metode

dan teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang

dipelajari.

3.Persoalan keluaran (output) merupakan hasil belajar itu sendiri, yaitu

berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar.

1.5.6 Konsep Pengetahuan

32
1.5.7 Defnisi Pengetahuan
Pengetahuanmerupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia yakni : indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmojdo, 2007).

1.5.8 Tingkat Pengetahuan


Menurut(Notoatmojdo, 2007), pengetahuan yang mencakup dalam

dominan kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1.Tahu (know)

Tahu diartikansebagai mengingat suatu materi yang sudah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam peningkat tingkat iniadalah mengingat

kembali (recall), sesuatu yang spesifik seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, “tahu”ini merupakan

tingkat pengetahuan yang sangat rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang telah dipelajari antara lain

menyebutkan, mengiraukan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2.Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kesempatan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi yang harus daapat menjelaskan,

33
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3.Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi

disini dapat diartikan sebagai aplikasi atauu hukum-hukum,rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lalu.

4.Analisi (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tapi masih didalam

satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5.Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6.Evaluasi (evaluation)Evaluasi dikaitkan dengan kemapuan untuk

melakukan justifikasi atau melalui penilaian terhadap suatu materi

atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau mengguaanakan kriteri-kriteria yang ada.

1.5.9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Menurut (Bruno,2004dalam bukunya Notoatmodjo, 2007) ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:

1.Pendidikan

34
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

kemampuan di dalam dan diluar sekolah danberlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

2.Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan

pengetahuan dan keterampilan professional dan pengelaman belajar

selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil

keputusan yang merupakan manifestasi keterpaduan menalar secara ilmiah

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang keperawatan.

Semakin tua semakin bijak, semakin banyak informasi yang dijumpai

dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya. Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada

orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran fisik dan mental.

3.Tingkatsosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya

untuk menempuh pendidikan, sehingga pendidikanpun rendah.

4.Informasi

Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan

memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber

informasi yang berperan penting dalam pengetahuan adalah media

masa. Pengetahuan masyarakat khususnya tentang kesehatan bisa

35
didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, tulis, elektronik,

media masa, pendidikan sekolah dan penyuluhan.

1.5.10 Kriteria Pengetahuan


Menurut (Arikunto, 2005 dalam buku Notoatmodjo) mengatakan

pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau

responden kedalam pengetahuan yang ingin atau diukur dapat

disesuaikan dengan tingkatan tersebut diatas, sedangkan diketahui atau

diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan tersebut diatas, sedangkan

kualitas pengetahuan dapat dilakukan dengan kriteria, yaitu Tingkat

pengetahuan baik jika jawaban responden dari kuisioner yang baik 76-

100%. Tingkat pengetahuan dari pengetahuan cukup jika jawaban

responden dari kuesioner yang benar <55-75%, kurang <55%.

2.3.4 pengukuran pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan

yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya. Adapun jenis

pertanyaan yang dapat digunakan unuk pengukuran pengetahuan secara

umum dibagi menjadi 2 jenis yaitu : a. Pertanyaan subjektif Penggunaan

pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan essay digunakan dengan

penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai

akan berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu. b. Pertanyaan

objektif Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise),

36
betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti oleh

penilai. Menurut Arikunto (2010), pengukuran tingkat pengetahuan dapat

dikatagorikan menjadi tiga yaitu:

1)Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan.

2)Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan.

3)Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab

2.5.6 Sikap

Pengukuran Sikap Survei sikap yang umum memberikan karyawan

serangkaian pernyataan atau pertanyaan dengan skala penilaian dengan

menunjukkan tingkat kecocokan. Beberapa contoh mungkin meliputi:

“besarnya upah organisasi kompetitif dengan organisasi lain”; “saya

bekerja dalam bidang di mana saya bisa memanfaatkan kemampuan saya

dengan sebaik-baiknya”; dan “saya tahu apa yang diharapkan oleh atasan

dari diri saya”. Idealnya, hal-hal ini harus disesuaikan untuk mendapatkan

informasi tertentu yang diinginkan manajemen. Nilai sikap individual

diperoleh dengan cara menjumlahkan respons terhadap soal-soal

kuesioner. Nilai-nilai ini kemudian bisa di rata-rata kelompok kerja, tim,

departemen, divisi atau organisasi secara keseluruhan. Penggunaan survei

sikap secara teratur memberi manajer umpan balik yang berharga

mengenai bagaimana karyawan menerima kondisi kerja mereka.

37
Kebijaksanaan dan praktik yang dianggap objektif dan adil oleh

manajemen mungkin dianggap tidak adil oleh karyawan pada umumnya

atau oleh kelompok karyawan tertentu. Apabila persepsi yang

menyimpang ini menimbulkan sikap negatif tentang pekerjaan dan

organisasi, adalah penting bagi manajemen untuk mengetahuinya

(Robbins, 2008).

38
1.6 Keaslian Penelitian
Table 1.3 Keaslian Penelitian

N Judul/Pengaran Desain Sampel Variable Intrumen Analisis Hasil


o g
1 Dampak covid- Penelitian Dari 10 Mengumpulka Intrumen Uji validasi Hasil dalam penelitian,
19 menggunaka sumber n informasi yang menunjukkan bahwa dampak
terhadapimplem n penelitian yang data dengan digunakan COVID-19terhadap
entasi kepustakaan didapatkan, teknik yautu implementasi pembelajaran
pembelajaran kemudian dokumentasi pengumpula daring di sekolah dasar dapat
daring di dipilih yang yaitu mencari n data terlaksanakan dengan cukup
sekolah paling data mengenai baik. Hal ini dapat dilihat
dasarwahyu Aji relevandan hal-hal yang dari hasil data 3 artikel dan
Fatma Dewi diperoleh 3 relevan dari 6 berita yang menunjukan
(2020) artikel dan berbagai bahwa dampak COVID-19
6 berita macam yang terhadap implementasi
yang ada di pembelajaran daring di SD
dipilih. perpustakaan dapat terlaksana dengan cukup
seperti baik apabila adanya kerjasama
dokumen, antara guru, siswa dan orang
buku, majalah, tua dalam belajar dirumah
berita.
2 Studi Eksploratif metode studi esponden Wawancara Intrumen Analisis Hasil dari penelitian ini yaitu
Dampak kasus sebanyak 6 semi- yang tematik terdapat beberapa kendala yang
Pandemi eksplorasi orang guru terstruktur digunakan dialami oleh murid, guru
COVID-19 dan dan orang dilakukan dan yaitu daftar danorang tua dalam kegiatan
Terhadap Proses pendekatan tua muriddi daftarpertanyaa pertanyaan belajar mengajar online yaitu
Pembelajaran penelitianny sebuah n disusun atau penguasaan teknologi masih
Online a sekolah untuk quisioner kurang, penambahan biaya

39
diSekolah Dasar menggunaka dasar di wawancara kuota internet, adanya
Agus n metode Tangerang. dikembangkan pekerjan tambahan bagi orang
Purwanto*, studi kasus berdasarkan tua dalam mendampingi anak
Rudy Pramono, kualitatif literatur belajar, komunikasi dan
Masduki Asbari, terkait. sosialisasi antar siswa, guru
Priyono Budi dan orang tua menjadi
Santoso, Laksmi berkurang dan Jam kerja
Mayesti yang menjadi tidak terbatas
Wijayanti, Choi bagi guru karena harus
Chi Hyun, Ratna berkomunikasi dan
Setyowati Putri berkoordinasi dengan orang
(2020) tua, guru lain, dan kepala
sekolah
3 Penerapan penelitian Subjek Pengumpulan Penyajian Analisis Hasil penelitian ini
perilaku hidup ini adalah penelitian data dilakukan data data adalahorangtua telah
bersih dan sehat metode adalah dengan dilakukan dilakukan melaksanakanperannya dalam
pada anak usia dengan limakeluarga menyebarkan dengan menggunak mengenalkan Covid-
sekolah di desain di wilayah kuesioner, menampilka an model 19menggunakan media TV,
tengah pandemic deskriptif RT 006 dokumentasi, n tabel, Miles and HP dan youtube; menjadi
covid-19 kualitatif RW 07, dan observasi. diagram, Huberman, contoh dalam tindakan
LaOde Perum II, dan narasi yang pencegahan;serta mengajarkan
Anhusadar1, Tangerang, untuk mencakupt berbagai tindakan
Islamiyah2 (2020) Banten yang memperkuat ahapreduks pencegahandengan
memiliki pemahaman. i data, pendampingan, penjelasan,
anak usia display serta bujukan dan rayuan
prasekolah, data, terutama bagi anak yang sulit
terdiri dari danverifica untukmelaksanakan tindakan
3 orang anak tion data. perlindungan diri dari Covid-
laki-laki, 19. Namun, pengenalan
dan2 orang Covid-19 lebih banyak

40
anak dilakukan ibu dibandingkan
perempuan. ayah. Sehingga diperlukan
Teknik kerjasama dan peran ayah
penentuan untuk mendukung dan
subjek melengkapi usaha yang
menggunaka dilakukan ibu dalam
n purposive mengenalkan Covid-19kepada
sampling, anak.
yaitu
menentukan
keluarga
dengan
anak usia
3-6 tahun.
4 Analisis Peran Metodeyang Subjek Teknik Intrumen Analisis Hasil menunjukkan bahwa
Orang Tua digunakan dalam pengumpulan yang tematik secara umum peranyang
dalam studi kasus penelitian data yang digunakan muncul adalah sebagai
Mendampingi melalui ini adalah digunakan yaitu pembimbing, pendidik,
Anak di Masa wawancara orang tua adalah wawancara penjaga, pengembang dan
Pandemi Covid- yang wawancara pengawas. Secara
19Euis memiliki dan data khususperan yang muncul
Kurniati1, anak usia dianalisis yaitu: menjaga dan
Dina dini dan dengan memastikan anak untuk
Kusumanita Nur usia sekolah menggunakan menerapkan hidup bersih dan
Alfaeni2, Fitri dasar dengan tematik, yaitu sehat, mendampingi anak
Andriani3Volum jumlah 9 teknik analisis dalam mengerjakan tugas
e 5 Issue 1 orang (3 yang sekolah, melakukan kegiatan
(2021) Pages Ayah, 6 menekankan bersama selama di rumah,
241-256Jurnal Ibu). pada menciptakan lingkungan yang
Obsesi : Jurnal penyusunan nyaman untuk anak, menjalin

41
Pendidikan koding komunikasi yang intens
Anak Usia dengan dengan anak, bermain
DiniISSN: 2549- mengacu pada bersama anak, menjadi role
8959 (Online) pertanyaan modelbagi anak,
2356-1327 penelitian memberikan pengawasan
(Print) yang telah pada anggota keluarga,
ditetapkan, menafkahi dan memenuhi
kebutuhan keluarga, dan
membimbing dan memotivasi
anak, memberikan edukasi,
memelihara nilai keagamaan,
melakukan variasi dan inovasi
kegiatan di rumah.Diperlukan
panduan bagi orang tua
dalam membantu
mendampingi kegiatan anak
yang berbasis pada kebutuhan
anak selamapandemi danBDR.

42
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka konsep


Kerangka konsep ini terdiri dari variabelindependen dan dependen yang

mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan sebelumnya. Kerangka konsep

penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

Variable independen variable dependen

pengetahuan Efektifitas edukasi

sikap

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan:

: variabel independen

: variable dependen

Hipotesis

1.H0: Tidak ada pengaruh edukasi terhadap pengetahuan tentang covid-19 pada anak
usia sekolah di SD Negeri 1 kamarian

2.tidak ada pengaruh edukasi terhadap sikap tentang covid-19 pada anak usia sekolah
di SD Negeri 1 kamarian

3.H1:ada pengaruh terhadap edukasi pengetahuan tentang covid-19 pada anak usia
sekolah di SD Negeri 1 kamarian

4.tidak ada pengaruh edukasi terhadap sikap tentang covid-19 pada anak usia sekolah
di SD Negeri 1 kamarian

43
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Deskriptif Correlation dengan menggunakan pendekatan Cross

Sectional,merupakan penelitian yang dilakukan untuk melihat tingkat

hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa mengubah atau menambah data

yang suda ada.

4,2 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di desa kamarian, kecamatan kairatu

kabupaten Seram Bagian Barat ( SBB ) tepatnya di SD Negeri 1 Kamarian.

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Agustus tahun 2020

4,3 Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel (Sampling)


4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang

bersekolah di SD Negeri 1 Kamariang sebanyak 147 siswa.

4.3.2 Sampel
sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 4 5 dan 6

dengan total 78 siswa dengan kriteria inklusif.

1.Siswa yang bersekolah di sd negeri 1 kamarian

2.Berdomisili di desa kamarian

3. Berumur 7-12 tahun

44
Kriteria eksklusif:

1. Tidak bersedia menjadi responden

2.Tidak kooperatif dalam proses penelitian

4.4 Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk mendifinisikan variabel yang

diamati sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran terhadap suatu objek secara cermat(Sugiyono, 2017). Variabel yang

akan didefinisikan berupa variabel bebas yakni lamanya shift kerja dan variabel

terikat yakni tingkat stress kerja.

Table 1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


penelitian operasional
Edukasi proses SAP ( satuan
pembelajaran acara
yang bertujuan penyuluhan )
untuk
mengembangkan
potensi diri pada
peserta didik dan
mewujudkan
proses
pembelajaran
yang lebih baik.
Pengetahuan segenap apa Kuesioner 1.Baik:76- Ordinal
yang kita 100%
ketahui tentang 2.cukup:56-
suatu objek 75%
tertentu Kurang:<55%
Sikap Sikap merupakan Kuesioner 1.10-16,5tidak Ordinal
kecenderungan baik

45
atau kesiapan 2.16,6-22
karyawan untuk cukup baik
melakukan 3.23-30 baik
tindakan sesuai
dengan
keselamatan
(Fausiah, 2013).
Menurut
Notoatmojo
(2007)
menyatakan
bahwa indikator
Sikap terhadap
perilaku
keselamatan,
meliputi

4.5 Instrument Penelitian


Penelitian ini menggunakan instrumen data primer yang berupa kuesioner dan

data sekunder berupa data umum anak didik di SD Negeri 1 Kamarian. Anak usia

sekolah 7-12 tahun diambil dari kuesioner data umum anak didik dan data

sekunder dari data tenaga keperawatan.Kuesioner yang digunakan untuk pengukuran

pengaruh edukasi digunakan kuesioner pertanyaan terkait pengetahuan dan

pencegahan covid-19 yang disusun oleh peneliti sendiri.Responden dapat menjawab

pertanyaan pengetahuan dan upaya pencegahan sesuai dengan pilihan jawaban Ya di

beri skor 1 dan menjawab tidak di beri skor 0. Sedangkan untuk instrument /

kuesioner sikap, digunakan kuesioner pernyataan terkait sikap dan pencegahan

covid-19 yang disusun oleh peneliti sendiri.Responden dapat menjawab pernyataan

46
sikap dan upaya pencegahan sesuai dengan pilihan jawaban tidak perna di beri skor

1 kadang kadang 2 sering3

4.6 Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data secara langsung

dari anak didik di SD Negeri 1 Kamariang, dengan menggunakan alat ukur berupa

kuesioner. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menyerahkan kuesioner

kepada guru wali kelas dan akan dibagikan kepada anak didik SD Negeri 1

Kamariang. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul berupa kuesioner

data umum dan kuisioner daftar pertanyaan tentang pengetahuan dan upayah

pencegahan covid-19 yang di susun oleh peneliti.

4.7 Analisa Data


Data penelitian ini akan dianalisis mengunakan software komputer

4.7.1 Univariat
Data penelitian yang telah dimasukkan dalam pengolah data pertama

akan dianalisis univariat untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel tunggal penelitian. Variabel tersebut adalah pengaruh

edukasi terhadap pengetahuan dan pencegahan covid-19

4.7.2 Uji Wilcoxon


Setelah dilakukan analisis univariat selanjutnya dilakukan uji wilcoxon

untuk membandingkan skor pengetahuan dan upaya pencegahan sebelum dan setelah

pemberian edukasi karena menggunakan skala data kategorik

47
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di sekolahdasar SD negeri 1 kamarian kecamatan

kairatu kabupaten seram bagian barat (SBB).Sekolah ini berlokasi di jalan pendidikan

nomor 1 desa kamarian dusun marphonewey kecamatan kairatu Tahun 2020, siswa

SD negeri 1 kamarian berjumlah 147 siswa.Dengan perincian 25 siswa kelas I, 28

siswa kelas II, 16 siswa kelas III, 25 siswa kelas IV, 24 siswa kelas V, 29 siswa kelas

VI. Sekolah ini mempunya 7 ruangan kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang UKS (unit kesehatan sekolah), dan 1 kamar mandi.

Letak geografis SD Negeri 1 kamarian letak batas wilayah sebelah utara

berukuran 80-40 m berbatasan dengan desah unitetu, sebelah timur berukuran 23 m

berbatasan dengan desa rumahkay dan desa tihulale, sebelah selatan berukuran 79 m

berbatasan dengan laut seram, dan sebelah barat berukuran 38,50 m berbatasan

dengan desa kairatu.

Visi : menciptakan sumber daya manusia yang berilmu, beriman, berakhlak mulia,

berkarakter dan berbudaya. Dengan misi :

48
1. meneguhkan penghayatan ajaran agama yang di anut.

2. melaksanakan bimbingan belajar yang efektif dan efisien untuk membentuk

kepribadian siswa yang berakhlak mulia.

3. melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif dan menyenangkan.

4. mendorong dan membantu siswa untuk bersaing dalam meningkatkan potensi

bakat dan minat.

5. meneguhkan rasa cinta terhadap budaya bangsa sebagai alat pemer satu.

5.1.2 Analisis univariat

Tabel 5.1
Distribusi responden berdasarkan karakteristik anak usia sekolah di SD Negeri
1 Kamarian
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
Laki-laki 37 47,4
Perempuan 41 52,5
Jumlah 78 100

Usia Frekuensi Presentase


8-9 tahun 28 35,9
10-11 tahun 43 55,2
12 tahun 7 8,9
Jumlah 78 100

49
Kelas Frekuensi Presentase
Kelas IV 25 32
Kelas V 24 30,76
Kelas VI 29 37,1
Jumlah 78 100

Sumber:Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas menunjukan bahwa dari 78 responden dimana

kategori siswa yang banyak yaitu kelas 6 dengan jumlah siswa sebanyak 24

(32,12%), kelas 5 dengan jumlah responden sebanyak 25 (62,8%) dan paling sedikit

kelas 4 dengan jumlah responden sebanyak 24 (100.0%).

5.1.3 Pengetahuan

Tabel 5.2.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan pre dan post edukasi covid-19

pada anak usia sekolah di SD Negeri 1 kamarian

Pengetahuan Pre N % P Value


Baik 22 28.2
Cukup 21 26.9
Kurang 35 44.9

Pengetahuan Post N %

50
Baik 53 28,2
Cukup 15 26,9 0,000
Kurang 10 44,9
Jumlah 78 1000

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa dari 78 responden, tingkat

pengetahuan sebelum pemberian edukasi terbanyak yaitu kategori pengetahuan

kurang sebanyak 29 responden (37,2 %), kategori baik sebanyak 8 responden (10,3

%) dan yang paling sedikit yaitu kategori cukup yaitu 41 responden

(52,6%).berdasarkan tabel 5.2 di atas menunjukan bahwa dari 78 responden dengan

kategori pengetahuan post,yang terbanyak yaitu kategori kurang sebanyak 53

responden (28,2%),kategori cukup sebanyak 15 responden (26,9%),dan yang paling

sedikit kategori baik sebanyak 10 responden (44,9%).setelah peberian edukasi hasil

uji menunjukan pvalue 0,000 artinya ada pengaruh pemberian edukasi terhadap

peningkatan pengetahuan.

51
Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan sikap pre dan post pemberian edukasi

tentang sikap covid-19 pada anak usia sekolah

di SD Negeri 1 Kamarian

Sikap pre N % P Value


Baik 30 38.4
Cukup 31 39.7
Kurang 16 20.5

Sikap Post N %
Baik 25 30
Cukup 41 52.5 0,963
Kurang 12 15.3
Jumlah 78 100
Sumber:Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa dari 78 responden kategori

sikap, yang terbanyak yaitu kategori cukup 31 responden (39,7 %), kategori kurang

sebanyak 30 responden (38,5 %) dan yang paling sedikit yaitu kategori baik yaitu

17 responden (21,8%).Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukan bahwa dari 78

responden kategori sikap post cukup yaitu sebanyak 41 responden (52.5 %),

kategori kurang sebanyak 12 responden (15,3 %), dan kategori baik sebanyak 25

52
responden (30 %) hasil dari uji menunjukan bahwa pvalue 0,963 artinya tidak ada

pengaruh pemberian edukasi tentang sikap

5.2 Pembahasan

5.2.1. Efektifitas edukasi terhadap peningkatan pengetahuan tentang covid-19

pada anak usia sekolah.

Hal ini sejalan dengan penelitian Zhong (2020) Pengetahuan merupakan

hal yang perlu di miliki oleh siapapun baik anak maupun orang tua lebih terutama

adalah orang tua sebagai pemimpin dalam keluarga yang bertanggung jawab atas

semua keadaan anggota keluarga di dalamnya. Adanya pengetahuan menjadi

dasar di milikinya pemahaman yang kuat untuk dapat menerapkan perilaku-

perilaku yang baik sesuai dengan pengetahuan yang di milikinya. Selanjutnya,

dapat memberikan keyakinan dan kemampuan bagi orang tua untuk dapat

menjalankan perannya membentuk perilaku hidup bersih dan sehat (Wulandari&

Pertiwi, 2018). Orang tua yang terdiri dari ayah dan ibu harus dapat

melaksanakan perannya masing-masing untuk menjamin kesejahteraan anak-

anaknya termasuk dalam hal Pengenalan Covid-19 pada Anak Usia Prasekolah:

Analisis pada Pelaksanaan Peran Orang tua di Rumah Jurnal Pendidikan Anak

Usia Dini, kesehatan (Marui, 1952).Pengetahuan tersebut di peroleh orang tua

melalui berita-berita yang di tayangkan di TV, informasi yang di peroleh dari HP

melalui sosial media, maupun youtube. Adanya informasi yang di sebarkan secara

massif mengenai Covid-19, bahaya, serta pencegahannya memberikan

53
pemahaman kepada orang tua agar mereka beserta anggota keluarganya dapat

terhindar dari bahaya Covid-19 yang kemudian mempengaruhi sikap orang tua

mengenai perilaku agar dapat hidup sehat (Mulyana, 2002). Perilaku sehat

terutama berkaitan dengan pencegahan Covid-19 terlihat dari jawaban yang di

berikan orang tua.

Dapat di simpulkan bahwa pengetahuan yang di ajarkan tentang covid-19 di

sekolah dapat juga di ajarkan oleh orang tua dirumah. lebih terutama dirumah karena

anak lebih banyak waktu di rumah, dan oleh karena itu peran orang tua yang

terpenting adalah mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mengatasi

covid-19 dalam menjaga dan menjamin kesehatan anak-anak dan kehidupan dalam

keluarganya)

berdasarkan hasil riwayat peserta kategori kasus masyarakat di masa pandemi

covid-19 menunjukan bahwa masyarakat desa sumetra kelod tergolong berukuran

kecil sehinga pengangkutanya oleh aliran udara lebih muda dan membebaskannya

dari adanya gaya graviasi,partikel berukuran kecil inilah sangat mudah

menyebar,seperti dalam satu ruangan,ataupun dalam radius puluhan meter dari orang

positif covid-19 sedang bersin atau batuk (Marawska & Cao,2020).maka dari itu

perlunya tindakan pencegahan berupa memaksim\alkan penggunaan

ventilasi,menghindari adanya potensi resirkulasi udara,serta memenimalkan junlah

orang dalam suatu ruangan tertentu yang saling berbagi lingkungan yang sama perlu

di ketahui bahwa,potensi penumpukan partikel yang diduga mengandung virus

SARS-CoV-2 sangat tinggi pada fasilitas umum yang memiliki kepadatan orang

54
relatif besar.di samping itu,di ruangan tersebut di nilai memiliki stabilitas virus

SARS-C0-V-2 yang tinggi,sehingga proses penularan virus kepada orang yang sehat

dapat terjadi dengan sanggat mudah (Qian & Zheng,2018) kedua ada tidaknya

riwayat penyakit menahun. berbagai penelitian terhadap orang positif CIVID-19 telah

memberikan hasil bahwa orang yang sedang mengidap penyakit menahun tidak hanya

memiliki resiko libih tinggi untuk terinfeksi virus SARS-coV-2,tetapi juga memiliki

resiko yang lebih tinggi untuk meninggal setelah terinfeksi [verity et al.,2020]. pada

penderitaan diabetes, kadar gula darah yang tinggi dapat merusak sistim kekebalan

tubuh seseorang.

Berdasarkan hasil uji statistic menunjukan bahwa nilai p = 0,000 <0,05 hal ini

berarti tidak ada pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap pada

anak usia sekolah di SD negeri 1 kamarian.

5.2.2. Efektifitas edukasi terhadap peningkatan sikap tentang covid-19 pada

anak usia sekolah.

Sikap secara umum adalah suatu kecendrungan dan perasaan seseorang untuk

mengenal aspek tertentu pada lingkungan yang seringnya bersifat permanen karena

sulit diubah. Menurut Purwanto (2000) sikap adalah suatu cara seorang individu

untuk bereaksi atau memberi respon terhadap suatu situasi. maka dari itu seorang

yang memiliki sikap positif terkait suatu situasi ataupun objek akan kesenangan dan

kesukaan. lain halnya dengan sikap negatif yang akan menunjukan suatu

ketidaksenangan. sekarang ini dunia sedang tidak baik saat saat ini, karena diserang

55
oleh pandemi virus corona, jadi untuk menjaga sikap positif dan empati merupakan

kunci agar kita tidak terlalu larut dalam nuansa negatif yang timbul akibat pandemik

ini. sikap positi dapat membantu menjaga kesehatan mental kita dan orang-orang

disekitar. sebagai guru penting untuk terus mengajarkan perilakuan positif dan empati

kepada siswa, terutama dimasa-masa seperti ini. untuk itu dalam merangkum

beberapa hal yang perlu diperhatkan bapak /ibu guru saat mengajar misalkan

seringlah mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

Dapat di simpulkan bahwa sikap yang di ajarkan oleh orang tua atau guru

terhadap anak,itu harus menunjukan sikap yang baik atau yang positif.karena anak

anak itu sering mengikuti sikap yamg di lakukan oleh guru dan orang tua.jadi untuk

menghindari diri anak dari virus corona orang tua dan guru harus menunjukan sikap

yang baik.agar anak dapat melihat dan mengerti)

Berdasarkan hasil uji statistic menunjukan bahwa nilai p = 0,000 <0,05 hal ini berarti

ada pengaruh antara pengetahuan dan sikap pada anak usia sekolah di SD negeri 1

kamarian.

56
BAB V1

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Edukasi kesehatan efektif terhadap peningkatan pengetahuan tentang

covid-19 pada anak usia sekolah

2. Edukasi kesehatan efektif terhadap peningkatan sikap tentang covid-19

pada anak usia sekolah

6.2. Saran

Adapun saran pada penelitian ini adalah :

1. Bagi Sekolah di SD Negeri 1 kamarian Sekolah perlu menyediakan

fasilitas untuk memenuhi perilaku hidup bersih dan sehat.agar

mencegah penyebaran virus corona atau covid-19 pada anak anak.

Selain itu, sekolah perlu bekerja sama dengan tenaga kesehatan atau

instansi kesehatan setempat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan

sehat khususnya cuci tangan pakai sabun.

2. Bagi Siswa di SD Negeri 1 kamarian Diharapkan kepada siswa dapat

menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menggunakan

fasilitas masing-masing.

57
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat diteruskan oleh

penelitilain dengan menambah jumlah variabel dan jumlah sampel

penelitian.

58
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease

(COVID-19) Revisi ke-4. 27 Maret 2020. Dirjen Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit. Kementerian Kesehatan RI

Adityo Susilo, C. Martin Rumende et all, Tinjauan PustakaCoronavirus

Disease 2019, Departemen Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.RSUPN

dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta

Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan masyarakat Covid-19 di

Indonesia. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. 23 Maret

2020

Sudigdo,Sastroasoro. 2014. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta:

Sagung Seto.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Dahlan, M. 2016. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

https://www.infeksiemerging.kemkes.go.id/

https://www.unicef.org/

https://www.covid19.go.id/

Kemenkes.2020. PedomanKesiapsiagaanMenghadapiCoronavirus Disease

(COVID-19)Revisi ke-4. 27 Maret 2020. DirjenPencegahan dan

Pengendalian Penyakit. KementerianKesehatan RI

59
AdityoSusilo, C.Martin Rumend eet all,TinjauanPustaka Corona virus

Disease 2019, Departemen Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.RSUPN

dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta

Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan masyarakat Covid-19 di

Indonesia. GugusTugas Percepatan Penanganan Covid-19. 23 Maret

2020

Sudigdo,Sastroasoro. 2014. Dasar-dasa rmetodologi penelitian klinis. Jakarta:

Sagung Seto.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatifdan R&D. Bandung:

Alfa beta.

Dahlan, M. 2016. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

https://www.infeksiemerging.kemkes.go.id/

Abtokhi, A. (2012). Peran Ibu dalam Kegiatan Pendampingan Belajar Anak melalui

Prinsip Individual Learning-Centered.Egalita, 4(2), 168–177.

https://doi.org/10.18860/egalita.v0i0.1993 Aisyah, D. S., Riana, N., &Putri, F. E.

(2019).

Peran Ayah (Fathering) Dalam Perkembangan Sosial Anak Usia Dini (Studi Kasus

pada Anak Usia 5-6 tahun di RA Nurhalim Tahun Pelajaran 2018). Jurnal Wahana

Karay

60
Ilmiah_Pascasarjana (S2) PAI Unsika, 3(1), 294– 304. Indonesia. JurnalPubliciana,

9(140–157), 140–157. Cnnindonesia. (2020). Update Corona 30 April: 10.118 Positif,

792 MeninggalDunia.

Hewi, L., &Asnawati, L. (2020).Strategi Pendidik Anak Usia Dini Era Covid-19

dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis. Jurnal Obsesi :Jurnal Pendidikan

Anak Usia Dini, 5(1), 158. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.530

Mujianto, H. (2019). Pemanfaatan Youtube Sebagai Media Ajar Dalam

Meningkatkan Minat Dan Motivasi Belajar.Jurnal Komunikasi Universitas Garut,

5(1), 135–159.

https://doi.org/10.10358/Jk.V5i1.588 Mulyana, D. (2002).

Pengaruh Terpaan Informasi Kesehatan di Televisi terhadap Sikap Hidup Sehat

Keluarga.Jurnal Komunikasi Mediator, 3(2), 309–322.

https://doi.org/10.29313/mediator.v3i2.779 Palupi, I. D. R. (2020). Pengaruh Media

Sosial Pada Perkembangan Kecerdasan Anak Usia Dini. JurnalEdukasi Non Formal,

1(2), 127–134. https://doi.org/10.31538/aulada.v1i1.209

Heymann, DL.,&Shindo, N. 2020.COVID-19: what is next for public health?. The

Lancet, 395(10224):542–5. Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan

dan Pengendalian Corona virus Disease (COVID19). Jakarta Selatan: Kementrian

Kesehatan R

61
https://pengertian defenisi.com/pengertian-sikap. 25-11-2020 ( 22.31 wit)
https://www.google.com/amp/s/block.ruangguru.com/mengajarkansikap-positif-
danempati-padasiswa-selama pandemi covid-19

Kemenkes. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Coronavirus Disease

(COVID-19) Revisi ke-4. 27 Maret 2020. Dirjen Pencegahan dan

Pengendalian Penyakit. Kementerian Kesehatan RI

Adityo Susilo, C. Martin Rumende et all, Tinjauan PustakaCoronavirus

Disease 2019, Departemen Ilmu Penyakit Dalam. FKUI.RSUPN

dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta

Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan masyarakat Covid-19 di

Indonesia. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. 23 Maret

2020

Sudigdo,Sastroasoro. 2014. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta:

Sagung Seto.

Sugiyono. 2017. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Dahlan, M. 2016. Besar sampel dalam penelitian kedokteran dan kesehatan.

Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

https://www.infeksiemerging.kemkes.go.id/

https://www.unicef.org/

https://www.covid19.go.id/

62
LAMPIRAN 1

63
LAMPIRAN 2

64
LAMPIRAN 3

65
Lampiran 4

LEMBARAN PENJELASAN PENELITIAN

Judul Penelitian:Pengaruh Edukasi Pencegahan Dan Pengetahuan Covid-19 Pada Anak


Usia Sekolah Di Sd Negri 1 Kamarian
Tujuan umum
Untuk mengetahui edukasi terhadap pengetahuan dan upaya pencegahan covid-19
pada anak usia sekolah di sd negri 1 kamarian
Perlakuan yang diterpakan pada subjek
Penelitian ini merupakan penelitina observasional,sehinggah tidak ada perlakuan
apapun yang dilakukan pada subjek. Subjek hanya sebagai responden yang
hanya diminta untuk mengisi kuisioner perihal data tingkat edukasi,pencegahan
dan pengetahuan. Subjek akan diberikan penjelasan penelitian sebelum
diberikan kuisioner dan juga kontrak waktu sekitar 20-30 menit untuk mengisi
kuisioner.
Manfaat penelitian
Manfaat bagi subjek
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh pengetahuan atau
referensi tambahan terkait pemberian edukasi pencegahan dan pengetahuan
serta pola koping yang bisa diterapkan .
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatka oleh keterlibatan subjek dalam
penelitian ini, oleh karena dalam penelitian ini tidak dilakukan intervensi apapun
melainkan hanya mengisi kuesioner.
Hak untuk undur diri
Keikutsertaan subjek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan konsenkuensi
yang merugikan responden.
Jaminan kerahasian data
Peneliti berjanji akan selalu menghargai dan menjunjung tinggi hak responden
dengan cara menjamin kerahasiaan identitas dan data yang diperoleh selama
poses pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data dari hasil penelitian.
Informasi tambahan
Subjek penelitian bisa menanyakan semua hal yang berkaitan dengan penelitian
ini dengan menghubungi peneliti:
Nama: Lili f.lesnussa
No.Hp: 082196501901
Atas perhatian dan kesediaan saudara/I,saya ucapkan terimakasih
Kairatu………2020

Responden Hormat saya peneliti,

(………………….) (Lili F.Lesnussa)

66
Lampiran 5

PERNYATAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN


(Informent consent)

Saya yang bertanda tangan dibawa ini:


Nama:
Umur:
Pekerjaan:
Alamat:
Telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan jelas mengenai:
1. Penelitian yang berjudul “pengaruh edukasi pencegahan dan pengetahuan
covid-19 pada anak usia sekolah di sd negri 1 kamarian”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek penelitian
3. Manfaat ikut sebagai subjek penelitian
4. Bahaya yang akan timbul
5. Prosedur penelitian
Kairatu………..2020

Peneliti Responden

(Lili F.Lesnussa) (…………………..)


Saksi

(………………….)

67
Lampiran 6
PETUNJUK PENGISIAN KOISIONER

1. Kosongkan kolom nomor responden


2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum menjawabnya
3. Isilah seluruh pertanyaan dengan menggunakan jawaban yang sesuai dengan
pemikiran anda
4. Cara pengisian jawaban disesuaikan dengan petunjuk yang telah diberikan
5. Anda diharapkan untuk mengisi seluruh pertanyaan yang ada dalam kuisioner
ini secara mandiri
6. Bila pertanyaan yang tidak dimengerti, anda dapat langsung menanyakannya
kepada peneliti
7. Untuk menjawab kusioner pertanyaan, berilah tanda centang (√) pada kolom
jawaban yang menurut anda benar atau sesuai dengan pemikiran anda
8. Apabila ingin mengganti jawaban pada daftar pernyataan, anda dapat
memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang salah / ingin diganti,
kemudian memberikan tanda centang (√) kembali pada kolom yang tersedia
9. Tiap pertanyaan akan dinilai bila diisi oleh satu jawaban 10. Jawaban anda
akan dijaga kerahasiaanya dan hanya dipergunakan untuk penelitian. Selamat
Mengisi

68
Lampiran 7

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN


Nama Responden :

Umur :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang anda yakini !

JAWABAN
YA TIDAK
NO PERTANYAAN
1. Apakah anak tahu tentang covid-19/ corona virus?
2. Apakah anak tahu tentang cara mencegah covid-

19 / corona virus ?
3. Apakah anak mengetahui jenis-jenis alat

pelindung diri ?
4. Apakah anak tahu tentang cara mencuci tangan

yang benar?
5. Apakah anak tahu tentang manfaat mencuci

tangan yang benar?


6. Apakah anak mengetahui bahaya covid-19/ corona

virus?
7. Apakah anak mengetahui dampak tidak memakai

alat pelindung diri?


8. Apakah anak mengetahui tentang istilah jaga

jarak?
9. Apakah anak tahu tentang cara utama penularan

69
covid-19/ corona virus?
10. Apakah anak mengetahui manfaat mengunakn

masker?

Lampiran 8

kuesioner sikap

Nama Responden:

umur:

Jenis kelamin:

kelas

Berilah tanda centang (v)pada jawaban yang anda yakin

70
JAWABAN
Tidak Kadang Sering
NO PERTANYAAN
perna kadang
1. Apakah anak makan makanan yang

bergizi dapat mencegah covid-19?


2. Apakah makanan yang bergizi dapat

meningkatkan kestabilan tubuh pada

anak untuk mencegah covid-19?


3. Apakah dengan mengajarkan cara

mencuci tangan yang bersih pada anak

7-12 dapat mengerti tentang covid-19?


4. Apakah anak, duduk berjauhan saat

mengikuti proses belajar mengajar?


5. Apakah dalam situasi covid-19 anak

sering bermain diluar rumah ?


6. Jika tidak sempat mencuci tangan

apakah anak mengunakan hand

sanitizer ( antis ) sebelum dan sesudah

melakukan sesuatu ?
7. Apakah anak sering bersentuhan atau

berjabat tangan dengan teman ?

8. Ketika pulang sekolah apakah anak

langsung mandi dan mengganti

pakaian ?
9. Apakah saat pergi kesekolah anak

71
menggunakan masker?
10. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh

apakah anak sering mengonsumsi

vitamin C ?

Kisi-kisi Jawaban Kuesioner Pengetahuan

No Jawaban
1 tidak
2 tidak
3 Ya
4 tidak
5 tidak
6 tidak
7 Ya
8 Ya
9 tidak
10 Ya

72
73
74

Anda mungkin juga menyukai