OLEH
DWI SASTRA ANDAYANI
PO714201171066
CI LAHAN CI
INSTITUSI
A. DEFINISI BBLR
Bayi berat badan lahir rendah ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
dari 2500 gram (WHO, 1961). Berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada waktu lahir. (Huda dan Hardhi, 2013).
Menurut Ribek dkk. (2011). Berat badan lahir rendah yaitu bayi yang lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi (dihitung satu jam setelah
melahirkan).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. (Amru Sofian, 2012).
B. KLASIFIKASI BBLR
Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan
dalam beberapa macam (Abdul Bari saifuddin,2001) :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), berat lahir 1500 gram-2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR),berat alhir kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berta Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir kurang dari 1000 gram.
1. Prematuritas murni atau bayi yang kurang bulan (KB/SMK) : bayi yang dilahirkan dengan
umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas : bayi .lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu.
C. ETIOLOGI
1. Penyakit, Ibu mengalami komplikasi kehamilan seperti anemia sel berat, perdarahan
antepartum, hipertensi, preeklamsi berat, eklamsia, infeksi selama kehamilan (IMS,
TORCH, Infeksi Kandung Kemih dan ginjal).
4. Jarak kehamilan yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
6. Ibu perokok, peminum alkohol, pecandu obat- obatan, dan penggunaan obat
antimetabolik.
b. Faktor janin
3. Disautonomia familial.
5. Aplasia pancreas.
c. Faktor Plasenta
4. Infark.
d. Faktor lingkungan
2. Terkena radiasi.
D. PATOFISIOLOGI BBLR
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. Secara umum penyebab dari bayi berat badan lahir rendah dipengaruhi oleh
beberapa factor antara lain gizi saat hamil yang kurang dengan umur kurang dari 20 tahun atau
diatas 35 tahun, jarak hamil dan persalinan terlalu dekat, pekerjaan yang terlalu berat, penyakit
menahun ibu : hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, perokok.
BBLR biasanya disebabkan juga oleh hamil dengan hidramnion, hamil ganda,
perdarahan, cacat bawaan, infeksi dalam rahim. Hal ini akan menyebabkan bayi lahir dengan
berat 2500 gram dengan panjang kurang dari 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm kepala lebih
besar, kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang, otot hipotonik lemah,
pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea biasanya terjadi pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu.
Kemungkinan yang terjadi pada bayi dengan BBLR adalah Sindrom aspirasi mekonium,
asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin, dismatur preterm
terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu, hiperbilirubinemia, patent ductus
arteriosus, perdarahan ventrikel otak, hipotermia, hipoglikemia, hipokalsemia, anemi, gangguan
pembekuan darah, infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC),
bronchopulmonary dysplasia, dan malformasi konginetal.
Menurut Huda dan Hardhi. (2013), tanda dan gejala dari bayi berat badan lahir rendah adalah:
a. Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan lahir
mati.
c. Pergerakan janin pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun
kehamilannya sudah agak lanjut
d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut seharusnya. Sering
dijumpai kehamilan dengan oligradramnion gravidarum atau perdarahan anterpartum.
c. Bayi small for date sama dengan bayi retardasi pertumbuhan intrauterine.
F. PATHWAY
G. KOMPLIKASI
Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLR tidak ditangani secepatnya menurut
Mitayanti, 2009 yaitu :
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Radiologi
a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat
dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran
hyalin karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim
dan bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung .
b. USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2
hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan
memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel anterior yang
terbuka.
2. Laboratorium
a. Darah Rutin
1) Hematokrit (HCT)
4) Hb F
5) Jumlah leukosit
b. Bilirubin
1) Total (serum)
2) Direk (terkonjugasi)
0,0-0,2 mg/dl
c. Glukosa (812 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi glukosa plasma < 50
mg/dl.
3) Serum
Kemudian 95-99%.
1) Natrium
2) Kalium
3) Klorida
a. Serum/plasma
Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil cairan
amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5
cc ditambah garam faal 0,5 c, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam
tabung kemudian dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15 menit dengan tabung tetap
berdiri.
Interpretasi hasil:
I. PENATALAKSANAAN
1. Medis
a. Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan
yang diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua
perawatan bayi harus dilakukan didalam incubator.
c. Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur
perawatan dapat dilakukan melalui jendela atau lengan baju . Sebelum memasukkan
bayi kedalam incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C,
untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat
dalam keadaan telanjang, hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat
bergerak tanpa dibatasi pakaian, observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
d. Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR,
akibat tidak adanya alveolo dan surfaktan. Konsentrasi O2yang diberikan sekitar 30- 35
% dengan menggunakan head box, konsentrasi o2 yang tinggi dalam masa yang
panjangakan menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan
kebutaan.
e. Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang
berkembang, ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi.
Untuk mencegah infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum
dan sesudah merawat bayi.
f. Pemberian makanan
1. PENGKAJIAN
a. Biodata pasien
Biodata atau identitas pasien: meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin. Biodata
penanggung jawab meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus
BBLR yaitu:
a) Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
c) Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur
dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
d) Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
a) Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia
berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
b) Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untu aterm ³ 2500 gram lingkar
kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm).
c) Pola nutrisi
d) Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah BAB : frekwensi, jumlah,
konsistensi. BAK : frekwensi, jumlah
f) Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan
ibu jika kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan BBLR karena memerlukan
perawatan yang intensif
g) Keadaan umum
h) Tanda-tanda Vital
i) Kulit
j) Kepala
k) Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding
conjunctiva, warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap
cahaya.
l) Hidung
m) Mulut
n) Telinga
o) Leher
p) Thorax
r) Umbilikus
Tali pusat layu, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda
tanda infeksi pada tali pusat.
s) Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara
uretra pada neonatus laki laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia
minor, adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
t) Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta
warna dari feses.
u) Ekstremitas
Warna biru, gerakan lemah, akral dingin, perhatikan adanya patah tulang
atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta jumlahnya.
v) Refleks
Pada neonatus preterm post asfiksia berat reflek moro dan sucking
lemah. Reflek moro dapat memberi keterangan mengenai keadaan susunan syaraf
pusat atau adanya patah tulang
b. Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau
perubahan suhu lingkungan.
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan : setelah dilakukan tindakan leperawatan selama 1 x 24 jam Pola nafas yang
efektif
Kriteria hasil :
3. Tidak sesak.
Rencana Tindakan :
c. Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat-obatan yang akan memperberat depresi
pernapasan pada bayi
2. DX : Resiko tinggi hipotermi atau hipertermi b/d imaturitas fungsi termoregulasi atau
perubahan suhu lingkungan
Tujuan : setelah dilakukan tindakan leperawatan selama 1 x 24 jam suhu bayi stabil
Rencana Tindakan :
R/: Hindarkan bayi kontak langsung dengan benda sebagai sumber dingin/panas.
R/: Memperbaiki asidosis yang dapat terjadi pada hiportemia dan hipertermia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan leperawatan selama 1 x 24 jam Integritas kulit baik
Kriteria hasil : Tidak ada rash, Tidak ada iritasi,Tidak phlebitis
Rencana tindakan :
b. Kaji kulit bayi dari tanda-tanda kemerahan, iritasi, rash, lesi dan lecet pada daerah
yang tertekan.
Kriteria hasil : Berat badan naik 10-30 gram / hari, Tidak ada edema, Protein dan albumin
darah dalam batas normal
Rencana Tindakan :
Kriteria hasil : tidak ada kram abdomen, tidak ada nyeri abdomen, tidak ada diare, nafsu
makan meningkat, peristaltic usus dalam batas normal 15-30x/menit
Rencana tindakan :
f. Kolaborasi dengan ahli gizi jumlah kalori dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan
Kriteria hasil : Suhu 36,5 0C -37,5 0C, Darah rutin normal, Tidak ada tanda-tanda infeksi
Rencana tindakan :
a. Kaji TTV bayi
c. Lakukan isolasi bayi lain yang menderita infeksi sesuai kebijakan insitusi
R/: Tindakan yang dilakukan untuk meminimalkan terjadinya infeksi yang lebih luas
e. Yakinkan semua peralatan yang kontak dengan bayi bersih dan steril
f. Cegah personal yang mengalami infeksi menular untuk tidak kontak langsung dengan
bayi.
Kriteria hasil :pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam batas normal, status nutrisi
adekuat, tidak ada respon alergi sistemik.
Rencana Tindakan :
DAFTAR PUSTAKA
Huda, Nuratif dan Hardhi Kusuma. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa NANDA
NIC-NOC. Jakarta: Media Action.
Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.
NANDA NIC NOC. 2016.Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 1.Jogjakarta:Mediaction.
Ribek, Nyoman dkk. 2011. Aplikasi Perawatan Bayi Resiko Tinggi Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi Program Keperawatan: Digunakan Sebagai Bahan Pembelajaran Praktek Klinik dan Alat Uji
Kompetensi. Denpasar: Poltekkes Denpasar Jurusan Keperawatan.
Saifudin Bari ,Abdul. 2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Edisi
1.Jakarta: ybp-sp.
Sofian, Amru. 2012. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri Sosial Edisi 3 Jilid 1 &
2. Jakarta: EGC
Tim adaptasi Indonesia.2009.Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit.Pedoman Bagi
Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.Jakarta :Depkes.