Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) atau yang umum dikenal dengan istilah kencing

manis di masyarakat adalah penyakit kronis yang terjadi saat pankreas tidak

menghasilkan insulin atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara

efektif. DM merupakan salah satu penyakit kronis yang jumlah penderitanya

dari tahun ketahun cenderung mengalami peningkatan (WHO, 2016)

Berdasarkan data organisasi kesehatan dunia World Health Organization

(WHO 2016) jumlah penderita diabetes telah mengalami peningkatan dari

108 juta penderita pada tahun 1980 menjadi 422 juta penderita pada tahun

2014. WHO juga menempatkan DM sebagai peringkat ke-7 dari penyebab

kematian. Selain itu, International Diabetes Federation (IDF 2017)

melaporkan jumlah penderita DM sebanyak 387 juta jiwa di tahun 2014

meningkat menjadi 424,9 juta jiwa di tahun 2017 dan diperkirakan akan

bertambah menjadi 628,6 juta jiwa pada tahun 2045.Pada tahun 2015

diperkirakan dari jumlah 1,6 juta kasus kematian secara langsung disebabkan

oleh DM dan hampir dari semua kasus tersebut terjadi sebelum usia 70 tahun.

Menurut Estimasi data IDF dari hasil survey 2017, Asia tenggara

menempati urutan ke-3 setelah Amerika Utara dan Afrika Utara dengan

jumlah penderita DM yaitu 8,5% terjadi pada usia 20-29 tahun. sedangkan di

Indonesia, prevalensi penderita DM pada tahun 2017, dengan jumlah 10,3

juta dan perkiraan peningkatan prevelensi meningkat pada tahun 2045


menjadi 16,7 juta orang menderita DM (IDF, 2017). Prevelensi DM yang

terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta

(2,5%), Sulawesi Utara(2,4%), dan Kalimantan Timur sebanyak (2,3%).

Sedangkan prevalensi DM yang terdiagnosis dokter berdasarkan gejala

tertinggi berada di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%) dan

Sulawesi selatan (3,4%) (KEMENKES, 2014). Berdasarkan survey penyakit

tidak menular Bidang P2PL Dinas Kesehatan kota Makassar, kasus baru DM

di 46 Puskemas tahun 2016 yaitu 6.106 kasus, sedangkan kasus lama yaitu

16.800. Adapun kematian akibat DM terdapat 198 sepanjang tahun 2016

(BPS, 2016).

Melihat permasalahan tersebut, jika tidak dilakukan intervensi yang

serius masalah DM akan terus bertambah sehingga dampak terjadinya resiko

komplikasi bahkan kematian akan sulit ditanggulangi. Upaya pencegahan dan

penanggulangan tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja akan tetapi dapat

dilakukan oleh semua pihak, baik organisasi profesi, organisasi masyarakat

maupun keluarga. Salah satu upaya pencegahan dan penggulangan

komplikasi DM yaitu dengan mengontrol kadar gula darah, dalam hal ini

keluarga dapat turut berperan dalam penatalaksanaan pilar-pilar DM yakni

dengan memberikan dukungan baik dalam bentuk informasi, penilaian,

emosional maupun instrument yang dapat meningkatkan motivasi pada

diabetisi. Oleh karena itu dukungan keluarga merupakan faktor penting yang

dapat mempengaruhi motivasi pada diabetisi dalam mengontrol kadar gula

darahnya.
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting

untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah akan tercipta

tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan

maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Harnilawati, 2013). Dukungan

keluarga suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan

dan penerimaan terhadap anggota keluarganya sehingga anggota keluarga

merasa ada yang memperhatikan (Friedman, 2010). Motivasi dipandang

sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku

manusia, termasuk perilaku belajar (Dimyanti & Mudjiono, 2016).

Dalam penelitian (Priharianto, Maliya, & Rosyid, 2014) menyatakan

bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan keteraturan kontrol

kadar gula darah pada penderita Diabetes Melitus di wilayah Puskesmas

Bendosari.Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dukungan

keluarga sebagai faktor yang penting dalam kepatuhan manajemen penyakit

untuk remaja maupun dewasa dengan penyakit kronik.

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk perhatian yang penting

dalam membantu diabetisi untuk menyelesaikan masalah. Apabila ada

dukungan dari orang terdekat, rasa percaya diri diabetesi juga akan bertambah

serta keinginan untuk mengontrol kadar gula darah akan meningkat.

Berdasarkan data yang medical record diperoleh dari puskesmas

Mamajang Kota Makassar pada tahun 2018 jumlah penderita Diabetes

Melitus pada bulan Januari sebanyak 97 orang , mengalami penurunan pada

bulan Februari menjadi 93 orang, lalu mengalami peningkatan pada bulan


Maret menjadi 101 orang. Pada tahun 2018 dari selama periode tiga bulan

terakhir pada bulan Januari sampai Maret rata-rata sebanyak 97 orang ,

tercatat dalam kunjungan di Puskesmas Mamajang Kecamatan Mamajang

Kota Makassar.

Berdasarkan data tersebut, peneliti ingin melihat hubungan dukungan

keluarga dengan motivasi mengontrol kadar gula darah pada pasien DM tipe

2 di Puskesmas Mamajang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan motivasi mengontrol

kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Mamajang Kecamatan

Mamajang Kota Makassar?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan motivasi

mengontrol kadar gula darah pasien DM tipe 2 di Puskesmas Mamajang

Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien DM tipe 2di

Puskesmas Mamajang Kecamatan Mamajang Kota Makassar.

b. Untuk mengidentifikasi motivasi pasien dalam mengontrol kadar

gula darah DM tipe 2di Puskesmas Mamajang Kecamatan

Mamajang Kota Makassar.


D. Ruang Lingkup

Penelitian ini berfokus pada kajian ilmiah diabetes melitus dalam ruang

lingkup keperawatan khususnya keperawatan komunitas keluarga dan

keperawatan jiwa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Sebagai khasanah ilmu dan informasi yang dapat dikembangkan

untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi masyarakat

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang hubungan

dukungan keluarga terhadap motivasi pasien dalam mengontrol

kadar gula darah pada pasien DM tipe 2.

b. Manfaat bagi Puskesmas

Dapat menjadi gambaran atau masukan dalam merencanakan

program pencegahan serta penanggulangan penyakit DM dengan

melibatkan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai