Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT karena atas
karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini tepat pada
waktunya. Sholawat serta salam semoga selalu di limpahkan kepada panutan kita Nabi
Muhammad SAW.
Laporan studi kasus ini berjudul: ”Asuhan keperawatan pada An.D dengan
Tuberkulosis Paru di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Profesi Ners Siklus
Keperawatan Anak Stikes Syedza Saintika Padang
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusun studi kasus ini tidak terlepas dari
bantuan, motivasi dan do’a dari semua pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
perkenankanlah penyusun dengan segala kerendahan hati dan ketulusan hati
meyampaikan rasa terimakasih kepada Pembimbing Akademik dan Pembimbing Klinis
serta semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan lapran studi kasus ini
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan penyusunan laporan studi kasus ini
sehingga masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun akan di terima sebagai suatu masukan yang berharga. Mudah-mudahan
laporan studi kasus ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi yang membaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
1
KATA PENGANTAR ......................................................................................................1
DAFTAR ISI ....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan penelitian .........................................................................................................
1.2.1 Tujuan Umum.....................................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus ........................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................
2.1 Pengertian ...................................................................................................................
2.2 Anatomi ......................................................................................................................
2.3 Etiologi .........................................................................................................................
2.4 Patofisiologi .................................................................................................................
2.5 Manifestasi Klinis ........................................................................................................
2.6 Pemeriksaan Diagnostik ...............................................................................................
2.7 Komplikasi ..................................................................................................................
2.8 Penatalaksanaan ...........................................................................................................
2.9 WOC .............................................................................................................................
BAB III ASKEP TEORITIS .............................................................................................
3.1 Pengkajian ....................................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan ...............................................................................................
3.3 Rencana Keperawatan ..................................................................................................
BAB IV LAPORAN KASUS ..........................................................................................
4.1 Pengkajian ....................................................................................................................
4.2 Analisa Data .................................................................................................................
4.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................................
4.4 Intervensi Keperawatan ...............................................................................................
4.5 Implementasi Keperawatan .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.1 Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyebar melalui droplet yang telah terinfeksi
basil TB.Penyakit menular Tuberkulosis sampai sekarang masih menjadi masalah
kesehatan yang utama dan merupakan masalah kesehatan global sebagai penyebab
utama kematian pada jutaan orang setiap tahun di seluruh dunia setelah Human
Immunodeviciency Virus (HIV). Sebagian besar kuman tuberkulosis (TB)menyerang
paru, tetapi juga dapat mengenai organ tubuh lainnya.
World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan bahwa TB
masihmenjadi topik utama dalam masalah kesehatan di dunia. Hal ini ditunjukkan
dengan TB menjadi salah satu penyakit menular 10 terbanyak di dunia. Pada tahun 2017
total jumlah kasus TB di dunia 10,4 juta kasus TB baru termasuk. Dihitung dari segi
persentase dapat dinilai bahwa jumlah kasus TB sebesar 90% pada orang dewasa dan
10% pada anak-anak.Menurut WHO dalam Global Tuberculosis Report tahun 2017,
sebaran kasus TB pada tahun 2016 banyak terjadi di wilayah Asia Tenggara (45%),
Afrika (25%), Timur Mediternia (7%), Eropa (3%), dan yang terakhir adalah di wilayah
Amerika (3%). Laporan dari WHO juga menyatakan bahwa terdapat 30 negara di dunia
yang mempunyai status angka TB tertinggi didunia yang menyumbang 87% dari semua
perkiraan kasus insiden diseluruh dunia. Berdasarkan tingkat insidensinya terdapat tujuh
negara yang menonjol memiliki kasus insiden TB tertinggi pada tahun 2016 yaitu India,
Indonesia, China, Filipina, Pakistan, Nigeria, dan Afrika Selatan.
Tuberkulosis di Indonesia mengalami peningkatan kasus dari tahun 2014 sampai
tahun 2016. Merujuk pada Profil kesehatan Indonesia pada tahun 2016 ditemukan
jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 351.893 kasus.Laporan Dinas Kesehatan di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 melaporkan bahwa jumlah kasus baru TB BTA (+)
sebanyak 5.846 kasus. Sedangkan untuk wilayah kabupaten solok sebanyak 197 kasus
dengan TB BTA (+) . Dilaporkan 16 kasus anak usia 0 – 14 tahun menderita TB baru
pada tahun 2017.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk menjadikan kasus tersebut sebagai tugas
seminar kelompok dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. D dengan masalah
utama Tuberculosis Paru di Ruang Rawat Inap Anak RSUD Aro Suka ”.
3
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada masalah tuberkulosis
paru.
b. Mengidentifikasi masalah yang muncul pada kasus tuberkulosis paru.
c. Menganalisa intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga mengenai masalah kesehatan tuberkulosis paru.
d. Menerapkan implementasi tindakan keperawatan keluarga mengenai
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman Mycrobacterium Tuberculosis. Sebagian bersar kuman tuberculosis menyerang
paru tetapi juga dapat menyerang organ tubuh lainnya (Depkes, 2008).
Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang dapat menyerang pada berbagai organ tubuh mulai dari paru dan
organ di luar paru seperti kulit, tulang,persendian, selaput otak, usus serta ginjal yang
sering disebut dengan ekstra pulmonal TBC (Chandra,2012).
2.2 Anatomi
4
2.3 Etiologi
5
kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular. Faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang terinfeksi Mycobaterium Tuberculosis:
a. Herediter
b. Jenis kelamin
c. Usia
d. Pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan yang cepat, kemungkinan
terinfeksi tinggi karena diit yang tidak adekuat
e. Keadaan stress
f. Meningkatnya sekresi streoid adrenal yang menekan reaksi inflamasi dan
memudahkan untuk penyebarluasan infeksi
g. Anak yang mendapat terapi kortikostroid kemungkinan terinfeksi lebih mudah
h. Nutrisi : status nutrisi kurang
i. Infeksi berulang: HIV, Measles, Pertusis
j. Tidak mematuhi aturan pengobatan.
2.4 Patofisiologi
6
Menurut Widagdo (2011), setelah infeksi awaljika respons sistemimun tidak
adekuat maka penyakit akan menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat
timbul akibat infeksi ulang atau bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi
aktif, Pada kasus ini, ghontubercle mengalami ulserasi sehingga menghasilkan
necrotizing caseosadi dalam bronkus.Tuberkel yang ulserasi selanjutnya menjadi
sembuhdan membentuk jaringan parut.Paru-paru yang terinfeksi kemudian meradang,
mengakibatkan timbulnya bronkopneumonia, membentuktuberkel, dan seterusnya.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengansendirinya. Proses ini berjalan terus dan
basil terus difagosit atauberkembang biak di dalam sel. Makrofag yang mengadakan
infiltrasimenjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkelepiteloid
yang dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan 10-20 hari).Daerah yang mengalami
nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingisel epiteloid dan fibroblas akan
memberikan respons berbeda kemudianpada akhirnya membentuk suatu kapsul yang
dikelilingi oleh tuberkel.
7
e. Histologi atau kultur jaringan: positif untuk Mycobacteriumtuberculosis
f. Needle biopsi of lung tissue: positif untuk granuloma TB, adanya sel-sel besar yang
mengindikasikan nekrosis
g. LED : meningkat karena adanya peningkatan imunoglobulin terutama IgG dan IgA
h. Bronkografi
i. Test fungsi paru-paru dan pemeriksaan darah
2.7 Komplikasi
2.8 Penatalaksanaan
8
Committee of the british Thoracic society fase lanjytan selama 4 bulan dengan INH
dan Rifampisin untuk Tbpatu dan ekstra paru. Etambutol dapat diberikan pada pasien
dengan rseistensi INH. Pada pasien yang pernah diobati ada resiko tejadinya
resistensi. Panduan pengobatan ulang terdiri dari 5 obat untuk fase awal dan 3 obat
untukfase lanjutan.selama fase awal sekurang-kurangnya 2 di anatara obat yang
diberikan haruslah yang masih efektif
Faktor resiko:
Sistem imun tidak adekuat
Mendapat obat imunosupresan
Pendeita HIV
Malnutrisi
2.9 WOC
Droplet
Inflamasi Memicu
Peningkatan sekret
pembentukan
serotonin
3.1 Pengkajian
10
c. Sesak napas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru-paru.
d. Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan akan timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
e. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat badan
menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat malam.
f. Sianosis, sesak napas, dan kolaps: merupakan gejala atelektasis.
g. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya. Penyakit
ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan
penyakit infeksi menular.
4. Pemeriksaan Fisik
Pada tahapan dini sulit diketahui, ronchi basah kasar dan nyaring,
hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi
memberikan suara umforik, pada keadaan lanjut terjadi atropi, retraksi
interkostal dan fibrosa.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Sputum Kultur, Yaitu untuk memastikan apakah keberadaan Mycrobacterium
Tuberculosse pada stadium aktif.
b. Skin test: mantoux, tine, and vollmer patch yaitu reaksi positif mengindikasi
infeksi lama dan adanya antibody, tetapi tidak mengindikasikan infeksi lam dan adanya
antibody, tetapi tidak mengindikasikan penyakit yang sedang aktif.
c. Darah: leukositosis, LED meningkat.
d. rontgen thorax
DIAGNOSA INTERVENSI
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas NIC
b/d sekresi mukus dalam jumlah yang Airway Suction:
berlebihan. Pastikan kebutuhan oral/ trakeal
11
NOC suctioning
Status respiratory: ventilasi auskultasi suara nafas sebelum dan
Status respirasi : jalan nafas sesudah suctioning
Kriteria hasil Informasikan pada klien dan keluarga
Dalam waktu 2x24 jam setelah diberikan tentang suctioning
intervensi bersihan jalan nafas kembali Minta kline nafas dalam sebelum
efektif suction dilakukan
Airway Management:
Posisikan pasien dengan posisi
semifowler untuk memaksimalkan
ventilasi
Lakukan fisiotherapi daad jika
diperlukan
Lakukan nebulizer untuk
mengencerkan sekret
Auskultasi bunyi nafas, catat adanya
suara tambahan
Ajarkan klien untuk batuk efektif
Monitor respirasi dan status O2
Tindakan Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antibiotik,
agen mukolitik dan bronkodilator.
Gangguan pertukaran gas NIC
berhubungan dengan perubahan Airway Management:
membran alveolar Posisikan pasien untuk
NOC memaksimalkan ventilasi
Status respirasi: pertukaran gas Auskultasi suara nafas dan catat suara
Status respirasi: ventilasi tambahan
Kriteria Hasil Monitor respirasi dan status O2
Setelah diberikan intervensi klien ( oksimentry)
perbaikan ventilasi dan oksigenasi Respiratory Monitoring:
jaringan yang adekuat Monitor rata-rata kedalaman, irama,
dan usaha respirasi
Monitor pola nafas
Monitor kelelahan otot digfragma
Tindakan Kolaborasi:
Kolaborasi dengan tim medis
pemeberian oksigen
Kolaborasi pemeriksaan AGD
12
Kontrol berat badan sering
Kriteria Hasil: Anjukan klien untuk mengkonsumsi
Stelah diberikan intervensi klien makanan dalam keadaan hangat
menunjukkan peningkatan berat badan Berikan makanan yang disenangi oleh
yang ideal klien namun memiliki kadar kalori
dan nutrisi yang sesuai dengan klien
Monitoring Nutrisi:
Monitoring adanya penuruna BB
Monitoring mual dan muntah
Mnitor kadar albumin, total protein,
kadar hb, dan hematokrit
Monitor kalori dan intake nutrisi
Tindakan kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
memberikan diit yang tepat (jumlah
kalori dan nutrisi yang sesuai)
Intoleransi Aktivitas NIC
Activity Therapy
NOC
Kolaborasikan dengan tenaga
Energy conservation
rehabilitasi medik dalam
Activity tolerance
merencanakan program terapi yang
Self Care : ADLs
tepat
Kriteria Hasil : Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan Bantu untuk memilih aktivitas
darah, nadi dan RR konsisten yang sesuai dengan
Mampu melakukan aktivitas sehari-
kemampuan fisik, psikologi dan
hari (ADLs) secara mandiri social
Tanda-tanda vital normal Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
Energy psikomotor
diperlukan untuk aktivitas yang
Level kelemahan
diinginkan
Mampu berpindah: dengan atau tanpa
Bantu untuk mendapatkan alat
bantuan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
Status kardiopulmunari adekuat krek
Sirkulasi status baik Bantu untuk mengidentifikasi
Status respirasi : pertukaran gas dan aktivitas yang disukai
ventilasi adekuat Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang
aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
Monitor respon fisik, emosi, social
13
dan spiritual
BAB V
LAPORAN KASUS
5.1 Pengkajian
5.1.1 Identitas Peserta
Nama : An. D
Nomor RM : 013702
Tanggal lahir/Usia : 24 Oktober 2006 / 13 Tahun
Nama Ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. E
Pekerjaan Ayah : Tani
Pekerjaan Ibu : IRT
Alamat : Jorong Lubuak Selasih, batang barus, Gunung Talang
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan Ayah : SMA
Pendidikan Ibu : SMA
Diagnosa Medis : TB Paru + ISK + RJB Asianotik + Anemia
Tanggal pengkajian : 20 September 2019
5.1.2 Resume
An. D umur 13 tahun Masuk RS pada tanggal 19 September 2019 dengan
keluhan utama sesak dialami sejak 3 minggu yang lalu, tidak mengganggu aktivitas
namun memberat beberapa hari terakhir dan mengganggu aktivitas pasien, pasien
juga mengeluh batuk berdahak sudah 2 bulan terakhir, dan memberat dalam 2
minggu terakhir, ada lendir (+). Riwayat demam sejak 2 bulan terakhir terus-
14
menerus tidak tinggi tapi setiap hari, nafsu makan menurun, penurunan BB dari 30
kg ke 26 kg. anak juga mengeluh nyeri pada seluruh penis, BAK kemerahan, Pada
pemeriksaan fisis didapatkan keadaan umum sedang, tampak pucat, gizi kurang
( BB < 33kg), kesadaran :composmentis, suhu 380C. konjungtiva anemis, TD 95/58
mm/hg, P: 48x/i, N: 1230x/i Pada pemeriksaan thorax didapatkan noda keras dan
perbercakan di perihiler (sugestif suatu TB Paru) . Pada USG Abdomen ditemukan
pasien Asites, dan pada pemeriksaan BNO didapatkan Ileus di abdomen. Hasil
pemeriksaan lab Hb: 10 gr/dl, LED 56 mm/jam, leukosit 20.000 mm³, trombosit
69.000 mm³, hematokrit 29%
Prenatal :
- selama hamil ibu tidak pernah melakukan pemeriksaan kehamilan.
- saat hamil ibu mengeluh sering sakit kepala, mual (-), muntah (+)
Natal : BB An.D waktu lahir 3.6 kg, tinggi badan 47. tidak ada masalah
saat persalinan dan pasca persalinan
Postnatal:
- ibu tidak pernah melakukan postnatal care
- ibu tidak punya masalah saat pasca persalinan
5.1.4 Riwayat Kesehatan Dahulu
pasien tidak pernah dirawat sebelumnya
5.1.5 Genogram
15
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Pasien tidak terlalu suka makanan Lunak yang disediakan Rumah Sakit
Minum sedikit
pola eliminasi : beberapa kali pasien merasa ingin BAK tetapi tidak ada urin
yg keluar, sesekali urin keluar sedikit dan berwarna kemerahan, pasien
mengeluh sakit saat BAK, selama dirawat pasien BAB sebanyak 1x dengan
konsistensi padat warna kuning.
b. Keluhan utama saat pengkajian : sesak nafas (+),batuk berdahak (+), suhu
38ºc, TD 95/58 mm/hg, nyeri pada penis (+), BAK kemerahan, BAB jarang,
P 88 x/i, N 120 x/i, warna kulit pucat (+)
c. Alasan masuk RS : pasien sesak nafas, batuk berdahak sejak 2 bulan yg lalu,
demam sejak 2 bulan yang lalu tidak tinggi tapi setiap hari, pucat sejak 2
bulan yang lalu, nyeri diseluruh penis, nafsu makan menurun, BAK
berwarna kemerahan
16
e. Obat-obatan yang dipakai saat ini : IVFD Kaen 1B 10 tetes, injeksi
Cefriakson 2x750 mg, Oksigen 2 liter, Paracetamol 3x500 mg, ranitidin 2x1
ampul
f. Aktifitas selama sakit : pasien tetap ditempat tidur karena aktifitas gerak
menyebabkan sesak nafas pada anak.
g. Hasil Laboratorium
HB : 10 g/dl 12-15
LED 56 mm/jam 12-15
Leukosit : 20.000 mm³ 5000-13500
Trombosit : 69000 mm³ 150.000-400.000
Hematokrit 29% 37-47
Basofil 0% 0-1
Eousinofil 1% 1-3
Netrofil batang 9% 2-6
Netrofil semen 80% 23-53
Limfosit 9% 23-53
Monosit 1% 2-8
i. Pemeriksaan Fisik
hidung : nafas cuping hidung (+), sekret (-), Penggunaan Oksigenasi (+),
jenis masker kanul, aliran o2 2 liter
dada :
17
- inspeksi : karakteristik pernafasan kusmaul, pergerakan rongga
torak simetris, retraksi interkosta (+)
- perkusi : sonor(+)
- auskultasi : wheezing(+)
tanda tanda vital: TD 95/58, respirasi rate 88x/i, heart rate 120x/i, suhu
tubuh 38ºC
18
5.2 Analisa Data
19
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
DO:
Pasien hanya
menghabiskan
makanan 2 sendok
makan
Pasien tampak pucat
Mata pasien tampak
cekung
Penurunan BB dari
30 kg menjadi 26 kg
Hb: 10 mgdl
3 DS: Intoleransi aktivitas b/d
Terinfeksi tuberculosis bacteria
Ibu mengatakan dan masuk sal. nafas ketidakseimbangan antara
anak sesak setiap suplai dan kebutuhan
melakukan aktivitas oksigen
Ibu mengatakanan inflamasi
setelah beraktivitas
anak tampak sangat
letih
Memicu pembentukan
DO:
serotonin
Pasien tampak sulit
untuk beraktivitas
Pasien tampak sesak
setelah melakukan Peningkatan triptofan
aktivitas kecil
seperti duduk dan
berjalan Masuk ke SSP
TTV:
RR: 88x/menit
HR: 120x/ menit Fatigue, kelelahan
Intoleransi akitivitas
20
4 DS: Hipertermi
Ibu mengatakan Terinfeksi tuberculosis bacteria
anak deman sejak 3 dan masuk sal. nafas
hari yang lalu
Ibu mengatakan
demam naik turun inflamasi
DO:
Kulit pasien teraba
hangat
Hipertermi
TTV:
RR: 88 x/menit
HR: 120x/menit
T: 38° C
Hasil laboratorium:
WBC: 20.000
21