Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TUBERKOLOSIS (TBC)


Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen : Ns Asep Solihat, S.Kep.

Disusun Oleh :

Kelompok 7
Andi Ramdan 344035180
Ermi Sri Nuning S.K 34403518039

AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, karuniaNya
dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “ASUHAN KEPERAWATAN TUBERKOLOSIS (TBC)” yang kami
maksudkan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah yang diberikan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber buku dan juga internet, sehingga dapat mempelancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontrubusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasnya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Cianjur, 15 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. KonsepTuberkulosis(TBC) ....................................................................... 3
1. Definisi ................................................................................................ 3
2. Etiologi ................................................................................................ 4
3. Patofisiologi ........................................................................................ 5
4. ManifestasiKlinis ................................................................................ 6
5. PemeriksaanPenunjang ....................................................................... 7
6. Penatalaksanaan .................................................................................. 8
B. KonsepAsuhanKeperawatanTuberkulosis ................................................ 9
1. Pengkajian ............................................................................................ 9
2. Analisa Data ......................................................................................... 18
3. Diagnosa ............................................................................................... 19
4. Intervensi .............................................................................................. 19
5. Implementasi ........................................................................................ 23
6. Evaluasi ................................................................................................ 23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 24
B. Saran ......................................................................................................... 24

DAFTARPUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobakterium tuberculosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade
terakhir ini di seluruh dunia. Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC
merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas),
angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya.
Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan
ketiga setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22
negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992,
menunjukkan bahwa Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit
kedua penyebab kematian. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di
Indonesia terus meningkat.
Saat ini setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap
dua menit muncul satu penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Sehingga
kita harus waspada sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang
penyakit TBC.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Tuberkolosis ?
2. Apa saja etiologi Tuberkolosis ?
3. Bagaimana pathways Tuberkolosis ?
4. Apa saja manifestasi klinis Tuberkolosis ?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang Tuberkolosis ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis Tuberkolosis ?
7. Bagaimana asuhan keperawatan Tuberkolosis ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Dapat memahami penjabaran tentang penyakit Tuberkolosis (TBC).
2. Tujuan Khusus :
a. Megetahui definisi Tuberkolosis
b. Megetahui etiologi Tuberkolosis
c. Mengetahui pathway Tuberkolosis
d. Mengetahui manifestasi klinis Tuberkolosis
e. Mengetahui Pemeriksaan penunjang Tuberkolosis
f. Mengetahui penatalaksanan medis Tuberkolosis
g. Mengetahui Asuhan Keperawatan Tuberkolosis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Tuberkolosis (TBC)


1. Definisi
Tuberkolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan (GI) berasal dari orang yang terinfeksi
bakteri tersebut. (Sylvia A. Price)
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Depkes
RI, 2007).
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolosis. Bakteri ini lebih
sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain dari tubuh
manusia, sehingga selama ini kasus tuberkulosis yang sering terjadi di
Indonesia adalah kasus tuberkulosis paru/TB Paru (Indriani et al., 2005).
Penyakit tuberculosis biasanya menular melalui udara yang tercemar
dengan bakteri Mycobacterium Tubercolosis yang dilepaskan pada saat
penderita batuk. Selain manusia, satwa juga dapat terinfeksi dan
menularkan penyakit tuberkulosis kepada manusia melalui kotorannya
(Wiwid, 2005).

3
2. Etiologi
Penyebab tuberkolosis adalah Mycobacterium Tuberculosis. Basil
ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan, sinar
matahari, dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikrobakteria
tuberculosis yaitu Tipe Human dan Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada
dalam susu sapi yang menderita mastitis tuberkolosis usus. Basil Tepe
Human bearada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang berasal dari
penderita TBC, dan orang yang terkena rentan infekasi bila
menghirupnya. (Wim de Jong)

4
3. Patofisilogi
a. Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali
dengan kuman TBC. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya,
sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus, dan
terus berjalan sehingga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi
dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam
paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di
sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu
antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah
sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya
kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas
seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat
menghentikan perkembangan kuman TBC. Meskipun demikian, ada
beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persister atau dormant
(tidur). Kadang kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan, yang
bersangkutan akan menjadi penderita TBC. Masa inkubasi, yaitu
waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit,
diperkirakan sekitar 6 bulan.
b. Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TBC)
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa
bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan
tubuh menurun akibat terinfeksi HIV atau status gizi yang buruk. Ciri
khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas
dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

5
Pathway

Droplet mengandung
M.Tuberculosis
Terhirup lewat Masuk ke Alveoli
saluran pernafasan paru
Udara tercemar M.
Tuberculosis

Hipertermi Panas Proses peradangan Produksi sekret berlebih

limpadenitis Kelenjar getah bening Tuberkel Sekret sukar


dikeluarkan

Sembuh dengan sarang Infeksi primer


TB Primer
ghon (ghon) pada alveoli
Bersihan jalan nafas
tidak efektif

Meluas Sembuh Mengalami perkejuan


sempurn
a

Kalsifikasi

Bronkogen Hematogen

Bronkus Bakterimi Mengganggu perfusi


a & difusi O2

Suplai O2 kurang

Jantung Pleura Peritoneum

Gangguan pertukaran gas

Perikarditis Pleuritis Asam lambung 

Nyeri dada Mual, Muntah,


anorexia

: Nyeri
Gg. Nutrisi
kurang dari
kebutuhan

6
4. Manifestasi Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam
atau malah banyak pasien ditemukan Tb paru tanpa keluhan sama sekali
dalam pemeriksaan kesehatan. Gejala tambahan yang sering dijumpai
(Asril Bahar. 2001):
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tetapi kadang-
kadang dapat mencapai 40-41°C. Serangan demam pertama dapat
sembuh sebentar, tetapi kemudian dapat timbul kembali. Begitulah
seterusnya sehingga pasien merasa tidak pernah terbebas dari demam
influenza ini.
b. Batuk/Batuk Darah
Terjadi karena iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk-produk radang keluar. Keterlibatan bronkus pada
tiap penyakit tidaklah sama, maka mungkin saja batuk baru ada setelah
penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-
minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula. Keadaan yang adalah
berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
Kebanyakan batuk darah pada tuberkulosis terjadi pada kavitas, tetapi
dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
c. Sesak Napas
Pada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak
napas. Sesak napas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,
yang infiltrasinya sudah meliputi setengah bagian paru-paru.
d. Nyeri Dada
Gejala ini agak jarang ditemukan. Nyeri dada timbul bila infiltrasi
radang sudah sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis. Terjadi
gesekan kedua pleura sewaktu pasien menarik/melepaskan napasnya.
e. Malaise
Penyakit tuberkulosis bersifat radang yang menahun. Gejala
malaise sering ditemukan berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan),

7
badan makin kurus (berat badan turun), sakit kepala, meriang, nyeri
otot, dan keringat pada malam hari tanpa aktivitas. Gejala malaise ini
makin lama makin berat dan terjadi hilang timbul secara tidak teratur.
f. Suara khas pada perkusi dada, bunyi dada
g. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit
5. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mansjoer, dkk (1999: hal 472), Pemeriksaan diagnostik pada
klien dengan tuberculosis paru, yaitu :
a. Laboratorium darah rutin : LED normal / meningkat, limfositosis
b. Pemeriksaan sputum BTA : Untuk memastikan diagnostik TB paru,
namun pemeriksaan ini tidak spesifik karena hanya 30-70% pasien
yang dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan ini.
c. Tes PAP (Peroksidase Anti Peroksidase)
Merupakan uji serologi imunoperoksidase memakai alat histogen
staining untuk menentukan adanya IgG spesifik terhadap basil TB.
d. MYCODOT
Deteksi antibody memakan antigen liporabinomannan yang
direkatkan pada suatu alat berbentuk seperti sisir plastic, kemudian
dicelupkan dalam jumlah memadai memakai warna sisir akan
berubah.
e. Pemeriksaan radiologi : Rontgen thorax PA dan lateral
Gambaran foto thorax yang menunjang diagnosis TB, yaitu :
a. Bayangan lesi terletak dilapangan paru-paru atas atau segment
apikal lobus bawah.
b. Bayangan berwarna (patchy) atau bercak (nodular).
c. Ada kavitas, tunggal atau ganda.
d. Kelainan bilateral terutama dilapangan atas paru.
e. Adanya klasifikasi.
f. Bayangan menetap pada foto ulang beberapa minggu kemudian.
g. Bayangan millie.

8
6. Penatalaksaan
a. Penyuluhan
b. Pemberian obat-obatan :
1) OAT (Obat Anti Tuberkulosis)
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien,
mencegah kematian, mencegah kekambuhan. Memutuskan rantai
penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT.
Pengobatan tuberculosis dilakukan dengan prinsip – prinsip sebagai
berikut:
a) OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis
obat, dalam jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori
pengobatan. Jangangunakan OAT tunggal
(monoterapi).Pemakaian OAT –KombinasiDosisTetap (OAT –
KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
b) Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan
pengawasan langsung (DOT = Directly Observed Treatment)
oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
c) Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan
lanjutan.
(1) Tahapawal (intensif)
(a) Pada tahap intensif (awal) pasien mendapat obat setiap hari
dan perlu diawasi secara langsung untuk mencegah
terjadinya resistensi obat.
(b) Bilapengobatan tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,
biasanya pasien menular menjadi tidak menular dalam kurun
waktu 2 minggu.
(c) Sebagian besar pasien TB BTA positifmenjadi BTA negatif
(konversi) dalam 2 bulan.
(2) TahapLanjutan

9
(a) Pada tahap lanjutan pasien mendapat jenis obat lebih sedikit,
namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
(b) Tahap lanjutan penting untuk membunuh
kuman persister sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.
Dosis yang direkomendasikan
Jenis OAT Sifat (mg/kg)
Harian 3xseminggu
Isoniazid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampicin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pyrazinamide Bakterisid 25 35
(Z) (20-30) (30-40)
Strectomycin Bakterisid 15 15
(S) (12-18) (12-18)
Ethambutol Baktenostatik 15 30
(E) (15-20) (20-35)

Gambar 2.G : Gambar Jenis-jenis dan dosis OAT


2) Bronkodilator
3) Ekspektoran
4) OBH (Obat Batuk Hitam)
5) Vitamin
c. Fisioterapi dan rehabilitasi
d. Konsultasi secara teratur.

B. Konsep Asuhan Keperawatan Tuberkolosis


1. Pengkajian
Pengumpulan Data
1) Identitas
a) Identitas klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa,
agama, status perkawinan, alamat, nomor MR, tanggal masuk
dan penanggung jawab.

10
b) Identitas Penanggung Jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan klien.
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
Pada klien TBC paru biasanya ditemukan keluhan utama berupa
sesak nafas disertai batuk-batuk dan nyeri dada.
b) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang menggunakan metode PQRST
sebagai pengembangan dari keluhan utama.
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sesak
nafas.Sesak dirasakan ketika klien banyak beraktifitas dan
berkurangketika klien beristirahat, sesak dirasakan
pada daerah dada(kedua lapang paru) dan tidak
menyebar, sesak dirasakanoleh klien seperti diikat oleh
tali yang keras, klien merasakannyeri sepanjang hari.
b) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang
menderita TB paru. Biasanya ada keluarga yang menderita
penyakit keturunan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus,
jantung dan lainnya.
Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena
biasanya penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit
keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
c) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh
(2) Pernah berobat tetapi tidak sembuh
(3) Pernah berobat tetapi tidak teratur
(4) Riwayat kontak dengan penderita TB paru
(5) Daya tahan tubuh yang menurun

11
(6) Riwayat vaksinasi yang tidak teratur
(7) Riwayat putus OAT (apakah terjadi TB MRD atau tidak)
d) Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1) Pola aktivitas dan istirahat
Subyektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat
timbul. Sesak (nafas pendek), sulit tidur, demam,
menggigil, berkeringat pada malam hari.
Obyektif : Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja,
irritable, sesak(tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai
setengah paru), demamsubfebris (40-41oC) hilang
timbul.
(2) Pola Nutrisi
Subyektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut,
penurunan berat badan.
Obyektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/berisik,
kehilangan lemak subkutan.
(3) Respirasi
Subyektif : Batuk produktif/non produktif sesak nafas,
sakit dada.
Obyektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan
sputum hijau / purulent, mukoid kuning atau bercak
darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi
ronkhi basah, kasar didaerah apeksparu, takipneu
(penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural),
sesak nafas, pengembangan pernafasan tidak simetris
(effusi pleura), perkusi pekak dan penurunan fremitus
(cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran
bronkogenik).

12
(4) Rasa nyaman/nyeri
Subyektif : nyeri dada meningkat karena batuk
berulang
Obyektif : berhati-hati pada area yang sakit, prilaku
distraksi, gelisah,nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.
(5) Integritas Ego
Subyektif : faktor stress lama, masalah keuangan,
perasaan tak berdaya/tak ada harapan.
Obyektif : menyangkal (selama tahap dini), ansietas,
ketakutan, mudah tersinggung.
c) Data Psikologis
a) Status emosi
Emosi klien stabil atau tidak.
b) Kecemasan
Misalnya ekspresi wajah klien tampak lemas dan pucat, sering
bertanya tentang penyakitnya, klien mengatakan kurang tau
banyak tentang penyakitnya.
c) Pola koping
Menurut klien apabila klien punya masalah klien suka bercerita
pada keluarga.
d) Konsep diri
(1) Gambaran diri
Klien merasa tidak puas pada kondisi badannya karena
menderita sakit.
(2) Identitas diri
Klien mengakui dirinya sebagai laki-laki/perempuan, dan
klien sebagai apa dalam keluarganya.
(3) Ideal diri
Harapan klien ingin cepat sembuh dan pulang, sehingga ia
dapat beraktivitas sebagaimana mestinya.

13
(4) Harga diri
Klien merasa bangga dengan dirinya, klien tidak merasaa
malu dengan keadaannya saat ini.
d) Data Sosial
Peran Klien dimasyarakat sebagai apa, apakah hubungan klien
dengan tetangganya baik, bagaimana komunikasi klien dengan
perawat baik/tidak, hubungan klien dengan keluarga.
e) Data Spiritual
Klien percaya dengan adanya sehat dan sakit, klien mengatakan jika
sakit akan sembuh dengan pengobatan yang teratur disertai doa
kepada tuhan YME, apakah selama di RS klien tetap menjalankan
ibadahnya dengan baik.
f) Data Penunjang
Pemeriksaanlaboratorium, darahyaitu : Hb, leukosit, trombosit,
hematocrit, AGD, Pemeriksaan radiologic, : thorax foto, sputum, dan
bilaperlupemeriksaan LCS. Data penunjanguntukkliendengan TB
paruyaitu :
(1) Pemeriksaan darah
(a) Anemia terutamabilaperiodeakut
(b) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit
(c) LED meningkat terutama fase akut
(d) AGD menunjukan peninggian kadar CO2 lebih dari normal
dan kadar O2 turun< normal.
(2) Pemeriksaan radiologic
Karakteristik radiologic yang menunjang diagnosis antara lain :
(a) Bayangan lesi radiologic yang terletak lapangan atas paru
(b) Bayangan yang berawan atau bercak
(c) Kelainan yang bilateral
(d) Bayangan yang menetap atau relative menetap beberapa
minggu

14
(e) Bayanganmilier.
(3) Pemeriksaan Bakteriologi
Ditemukannya kuman mycobacterium tuberculosis dari dahak
penderita TB.
(4) Uji Tuberkulin (Mantoux Tes)
Uji tuberculin dilakukan dengan cara Mantoux yaitu
penyuntikan melalui intrakutan menggunakan semprit tuberculin
1cc jarum no. 26. Uji tuberculin positif jika indusrasi lebih dari
10 mm pada gizibaik dan 5 mm pada giziburuk. Hal ini dilihat
setelah 72 jam penyuntikan. Bila uji tuberculin positif
menunjukan adanya infeksi TB paru.
g) Pemeriksaan Fisik
(1) Keadaan umum : Biasanya keadaan umum sedang atau
memburuk.
(2) Berat Badan : Biasanya terjadi penurunan berat badan.
(3) Tekanan Darah : Biasanya tekanan darah rendah
(4) Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat.
(5) Pernafasan : Nafas klien meningkat (Normal:16-24x/m).
(6) Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada
malam hari. Suhu mungkin tinggi atau tidak teratur.
(7) Kepala
(a) Rambut
Inspeksi : Warna rambut, bentuk kepala, kulit kepala tampak
kering.
Palpasi : Rambut kasar, tidak ada nyeri tekan.
(b)Wajah
Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah teraba
hangat/panas, wajah tampak meringis.
Palpasi : Biasanya tidak ada nyeri tekan pada daerah sinus.

15
(c) Mata
Inspeksi : Bentuk bola mata simetris, konjungtiva anemis,
skelra tidak ikterik.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
(d)Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, fungsi pendengaran baik, tidakada
lesi.
Palpasi : Biasanya tidak ada nyeri tekan pada daerah telinga.
(e) Hidung
Inspeksi : Biasanya bentuk lubang hidung simetris, ada
cuping hidung.
Palpasi : Biasanya tidak ada nyeri tekan pada daerah hidung.
(f) Mulut
Inspeksi : Biasanya mukosa bibir kering, tampak pucat.
(8) Leher
Inspeksi : Warna kulit merata, terdapat pembengkakan
kelenjargetahbening.
Palpasi : Ada pembesaran kelenjar getah bening.
(9) Thorak
Inspeksi : Biasanya bentuk dada simetris, kadang terlihat
retraksi interkosta dan tarikan dinding dada.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, Premitus paru yang terinfeksi
biasanya lemah
Perkusi : Suara perkusi terdapat suara pekak.
Auskultasi : Terdapat ronchi.
(10) Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen biasanya tampak simetris, biasanya
tidak ada pembesaran hepar
Auskultasi : Biasanya bising usus pasien tidak terdengar.
Palpasi : Biasanya tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : biasanya terdapat suara tympani

16
(11) Ekremitas atas
Inspeksi : tidak ada edema, tampak pucat
Palpasi : Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin
Refleks bisep, reflek trisep (++/++), kekuatan otot 4.

(12) Ekremitas bawah


Inspeksi : Bentuk kaki simetris, tidak ada edema, tampak pucat
Palpasi : Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin.
Refleks fatella (++/++), kekuatan otot 4.
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif : M. Tuberculosis Bersihan jalan
Klien mengeluh ↓ nafas tidak efektif
sesak nafas. Masuk keparu
Data Objektif : (Alveoli)
a. Frekuensi nafas ↓
klien ↑ > Proses peradangan
24x/menit ↓
b. Suara nafas Produksi sekret ↑
abnormal (ronchi) ↓
Sekret sukar
dikeluarkan

Bersihan jalan nafas
tidak efektif
2. Data Subjektif : M. Tuberculosis Gangguan
Klien mengeluh ↓ pertukaran gas
sesak dan nyeri saat Masuk keparu
bernafas (Alveoli)
Data Objektif : ↓

17
a. Klien tampak Proses peradangan
gelisah ↓
b. Frekuensi nadi Infeksi primer
meningkat> ↓
100x/menit Mengganggu perfusi
c. PaCO2 : >45 dan difusi O2
mmHg ↓
d. PaO2 : < 80 Suplai O2 ↓
mmHg ↓
Gangguan pertukaran
gas
3. Data Subjektif : M. Tuberculosis Gangguan nutrisi
Klien mengeluh tidak ↓ kurang dari
nafsu makan disertai TB Primer, meluas kebutuhan tubuh
mual dan muntah. ↓
Data Objektif : Hematogen
a. Adanya sisa ↓
makanan dalam Bakterimia
tempat makan ↓
klien (Makan < Peritonium
porsi yang ↓
dianjurkan) Asam lambung↑
b. Lemas ↓
c. Adanya penurunan Mual, muntah,
berat badan anoreksia
- BB sebelum ↓
sakit : 60 kg Gangguan nutrisi
- BB setelah sakit kurang dari kebutuhan
55 kg tubuh

18
4. Data Subjektif : M. Tuberculosis Nyeri
Pasien mengeluh ↓
nyeri dibagian dada TB Primer, meluas
Data Objektif : ↓
a. Klien tampak Hematogen
meringis dan ↓
memegang bagian Bakterimia
dada ↓
b. Klien tampak Pleura, Pleuritis
lemah ↓
c. TD : <90/70 Nyeri dada
mmHg ↓
R: >30x/menit Gangguan rasa
N: > 100x/menit nyaman nyeri
S: > 38oC
d. Skala nyeri 5 (1-
10)

5. Data Subjektif : M. Tuberculosis Hipertermi


Klien mengeluh ↓
badannya panas Masuk keparu
Data Objektif : (Alveoli)
a. Suhu tubuh >38oC ↓
b. Nadi meningkat > Proses peradangan
100x/menit ↓
c. Klien tampak Panas
gelisah ↓
d. Wajah klien teraba Hipertermi
hangat
e. Mukosa bibir
kering.

19
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveoler-kapiler.
b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan.
c. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi
sekret kental atau sekret darah.
d. Hipertemia berhubungan dengan proses inflamasi.
e. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah dan anoreksia.
4. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Gangguan NOC : NIC :
pertukaran - Respiratory Status : 1. Monitor rara-
gas Gas Exchange rata,kedalaman,irama,
berhubungan - Respiratory status : dan usaha respirasi.
dengan Ventilation 2. Monitor pola nafas :
kerusakan - Vital Sign Status bradipnea,takipnea,kusm
membran Kriteria hasil: aul,hiperpentilasi.
alveoler- 1. Mendemonstrasika 3. Posisikan pasien untuk
kapiler. n peningkatan memaksimalkan
ventilasi dan ventilasi
oksigenasi yang 4. Identifikasi pasien
adekuat. perlunya pemasangan
2. Memlihara alat jalan nafas buatan.
kebersihan paru- 5. Pasang mayo bila perlu
paru dan bebas dari 6. Lakukan fisioterapi dada
tanda-tanda distress bila perlu
pernafasan
3. Mendemonstrasika
n batuk efektif dan

20
suara nafas bersih,
tidak ada sianosis,
dan dyspnea
(Mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, pursed lips)
4. Tanda-tanda vital
dalam rentang
normal.

2. nyeri NOC : NIC :


berhubungan - Pain level 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan - Pain control secara komprehensip
peradangan. - Comfort level termasuk lokasi,
Keriteria Hasil : karakteristik,
1. Mampu mengontrol durasi,prekuensi,dan
nyeri factor presifitasi.
2. Melaporkan bahwa 2. Gunakan teknik
nyeri berkurang komunikasi trapetik
Dengan menggunakan untuk mengetahui
magement nyeri pengalaman nyeri patien.
3. Mampu mengenali 3. Ajarkan tentang teknik
nyeri. non farmakologi.
4. Menyatakan rasa 4. Berikan analgetik untuk
nyaman setelah nyeri mengurangi nyeri.
berkurang. 5. Kolaborasi dengan dokter
jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak
berhasil.

21
3. Bersihan jalan NOC : NIC :
nafas tidak - respiratory status : 1. Monitor status oksigen
efektif ventilation patien berikan oksigen
berhubungan - respiratory status : dengan menggunakan nasal
dengan airway patency untuk mempasilitasi
akumulasi keriteria hasil : cuction
sekret kental 1. mendemonstasikan 2. minta klien nafas dalam
atau sekret batuk efektif dan suara sebelum cuction dilakukan
darah. nafas yang bersih, tidak 3. Aukultasi suara nafas
ada sianosis dan sebelum dan sesudah
dipsnea. cuction
2. Menunjukan jalan nafas 4. Posisiskan klien untuk
yang paten. memaksimalkan pentilasi.
3. Mampu 5. Aukultasi suara nafas dan
mengidentifikasikan catata adanya suara nafas
dan mencegah factor tambahan.
yang dapat menghambat
jalan nafas.

4. Gangguan NOC : NIC :


nutrisi kurang - Nutritional status 1. Monitor adanya penurunan
dari kebutuhan - Nutritional status : berat badan
tubuh food and fluid intake 2. anjurkan patien untuk
berhubungan - Nutritional status : meningkatkan protein dan
dengan mual, nutrient intake vitamin C
muntah, dan - Weight control 3. kolabolasi dengan ahli giji
anoreksia. Keriteria hasil : untuk menentukan jumlah
1. Adanya peningkatan kalori dan nutrisi.
berat badan sesuai 4. Berikan informasi tentang
dengan tujuan kebutuhan nutrisi.
2. Berat badan ideal sesuai 5. Monitor jumlah nutrisi dan
dengan tinggi badan. kadungan kalori.

22
3. Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi.
4. Tidak ada tanda-tanda
mal nutrisi.

5. Hipertemia NOC : NIC :


berhubungan Thermoregulation 1. Monitor suhu
dengan proses Kriteria hasil : sesering mungkin
inflamasi. 1. Suhu tubuh dalam 2. Kolaborasi
rentang normal. pemberian cairan
2. Nadi dan RR dalam intravena
rentang normal. 3. Berikan pengobatan
3. Tidak ada perubahn untuk mengatasi
warna kulit dan tidak penyebab demam.
ada pusing. 4. Kompres patien
pada lipat paha dan
aksila.
5. Berikan antipirati.

23
5. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri
adalah tindakan keperawatan yang berdasarkan analisis dan kesimpulan
perawat, dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain. Tindakan
kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan
bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan,
evaluasi merupakan kegiatan yang disengaja dan terus menrus yang
melibatkan klien, perawat dan tim kesehatan lain.
Evaluasi juga hanya menunjuk masalah mana yang sudah
dipecahkan yang perlu dikaji ulang, rencana kembali dilaksanakan dan
rencana evaluasi kembali.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tuberkolosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosi yang menyerang paru-paru dan hampir seluruh
organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masukmelalui saluran pernafasan dan
saluran pencernaan (GI) berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut.
(Sylvia A. Price)
Penatalaksanaan penyakit TB adalah salahsatunya dengan pemberian
obat OAT (Obat Anti Tuberculosis). Pemberian obat ini harus dikombinasi
dengan obat lain, harus diberikan secara teratur dan sesuai dengan dosis yang
dianjurkan.
Oleh karena itu untuk mencegah penularan penyakit ini sebaiknya harus
menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga penyakit yang
harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.

B. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi. TB adalah
penyakit yang dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita
dituntut untuk minum obat secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter
serta teratur untuk memeriksakan diri ke klinik/puskesmas.

25
DAFTAR PUSTAKA

Huda Nuratif Amin, Kusuma Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta : Mediaction
Jogja.

Tambayong, J. 2003. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta : Prima Medika.

Sarah Rahmaniar Dwi. 2017. KTI fix Sarah. Diakses pada tanggal 16 September
2018 pukul 11.00.http://pustaka.poltekkes-
pdg.ac.id/repository/KTI_FIX_SARAH

26

Anda mungkin juga menyukai