Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI KAMPUNG CIMALELENG RT.003/RW.006


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keseahatan
Primer

Disusun oleh :
Kelompok 1
ARDIAN RAHMATULLOH 34403517024
AMELIA CAHYA R 34403517017
ALYA DEWI SULAIMAN 34403517015
DEASTI VERAWATI 34403517032
ERNA PUSPITASARI 34403517045
ERNISA TSANY HUSNIYYAH 34403517046

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB CIANJUR


Jl. Pasir Gede Raya No.19 Telp. (0263) 2767206 Fax. 37095 Cianjur 43216
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, karuniaNya
dan inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Asuhan
Keperawatan Komunitas di Kampung Cimaleleng RT 003 RW 006 yang kami
maksudkan untuk melengkapi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Kesehatan
Primer yang diberikan.
Kami menyadari bahwa laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penyusun mengucapkan terima
kasih kepada.
1. Lutiyah., Ns. M. Kep., selaku dosen mata kuliah Pelayanan Kesehatan
Primer,
2. …………. selaku ketua RT 003,
3. Masyarakat di Kampung Cibogo RT.003/RW.006, dan
4. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan
makalah ini.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya,
dan bagi para pembaca umumnya. Aamiin Ya Rabbalalamin.

Cianjur, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................................... 2
C. Manfaat ...................................................................................................................
D. Tempat.....................................................................................................................
E. Waktu ......................................................................................................................
F. Metode.....................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Definisi Kesehatan Lingkungan ............................................................................. 3
B. Tujuan Kesehatan Lingkungan ...............................................................................
C. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan ..................................................................
D. Sasaran Kesehatan Lingkungan ..............................................................................
E. Masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia.........................................................
F. Indikator Kesehatan Lingkungan Menurut Depkes 2007 .......................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


A. Pengkajian ............................................................................................................. 24
1. Data Inti Komunitas ..........................................................................................
2. Data Sub Sistem ................................................................................................
3. Data Penunjang..................................................................................................
B. Analisa Data ............................................................................................................
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................
D. Intervensi Keperawatan ...........................................................................................
E. Implementasi ...........................................................................................................
F. Evaluasi ...................................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................................
B. Saran ........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
LAMPIRAN ........................................................................................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Distribusi Penduduk Berdasarakan Usia .............................................. 9


Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarakan Jenis Kelamin ...............................
Tabel 3.3 Distribusi Penduduk Berdasarakan Agama ..........................................
Tabel 3.4 Distribusi Penduduk Berdasarakan Suku .............................................
Tabel 3.5 Distribusi Penduduk Berdasarakan Pekerjaan ......................................
Tabel 3.6 Distribusi Penduduk Berdasarakan Lingkungan Fisik .........................
Tabel 3.7 Distribusi Penduduk Berdasarakan Pendidikan ...................................
Tabel 3.8 Distribusi Penduduk Berdasarakan Transportasi .................................
Tabel 3.9 Distribusi Penduduk Berdasarakan Pelayanan Kesehatan ...................
Tabel 3.10 Distribusi Penduduk Berdasarakan Pendapatan .................................
Tabel 3.11 Distribusi Penduduk Berdasarakan Rekreasi .....................................
Tabel 3.12 Masalah Kesehatan Berdasarkan Usia ...............................................
Tabel 3.13 Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir
...............................................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN

Satuan Acara Penyuluhan Kesehatan Lingkungan ..............................................


Leaflet Kesehatan Lingkungan ............................................................................
Satuan Acara Penyuluhan ISPA ............................................................................
Leaflet ISPA ..........................................................................................................
Daftar Hadir Pendidikan Kesehatan ......................................................................
Dokumentasi Kegiatan Pengkajian .......................................................................
Dokumentasi Kegiatan Pendidikan Kesehatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan
juga dapat dipahami sebagai pelayanan / asuhan keperawatan profesional yang
bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan
ilmu dan kiat keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien,
mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika
keperawatan sebagai tuntunan utama. (Lokakarya keperawatan nasional, 1983)
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Banyak faktor
yang mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah pengetahuan dan sikap
masyarakat dalam merespon suatu penyakit (Notoatmodjo, 2003). Masalah
kesehatan adalah masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari berbagai
masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia(Foster,
2006). Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa dihindari, meskipun
kadang bisa dicegah.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam masyarakat manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, mengumbar
dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas adalah kumpulan dari
berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunitas memiliki tingkat integrasi
yang lebih kompleks daripada individu dan populasi. Dalam masyarakat,
semua organisme merupakan bagian dari masyarakat dan antarkomponennya
saling berhubungan melalui keragaman interaksi mereka (Zakapedia, 2018).
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan bantuan social, sebagai bagian dari program kesehatan
masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan
kondisi social, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit
dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang
mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan (WHO, 1959). Keperawatan kesehatan komunitas adalah suatu
system dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat (ANA, 1973).
Praktik keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif rehabilitatif
maupun resosialitatif. Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam
ilmu keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
rehabilitative, secara meyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh
melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal.
Dari hasil pengkajian kami didapat bahwa masyarakat tidak memiliki
tempat pembuangan sampah khusus, dan sampah yang dihasilkan dari setiap
rumah-rumah warga dibakar di tempat tidak jauh dari pemukiman warga,
sehingga asap dari pembakaran tersebut mencemari udara sekitar. Pembakaran
pada kegiatan rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain
asap, debu, grid (pasir halus) dan gas seperti CO dan NO. Sejumlah penelitian
menunjukkan paparan polusi meningkatkan risiko kejadian batuk pilek.
Batuk pilek yang dikenal juga dengan selesma, adalah infeksi virus
ringan pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan.
Infeksi virus yang menyebabkan batuk pilek dapat menyebar secara langsung
lewat percikan lendir dari saluran pernapasan penderita, ataupun secara tidak
langsung melalui tangan. Batuk pilek bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari
anak-anak hingga dewasa.
Berdasarkan latar belaknag menunjukan bahwa banyak masyarakat yang
terkena batuk pilek. Penyebab utamanya adalah karena polusi dan karena factor
pengetahuan yang kurang. Banyak masyarakat yang belum tahu penyebab dan
penanganan yang benar dari batuk pilek, sehingga meningkatkan resiko
masyarakat untuk tertular. Oleh karena itu, kelompok kami mengambil batuk
pilek dan pengolahan sampah sebagai masalah dalam laporan ini.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep program dan teori keperawatan
komunitas yang telah diperoleh pada tahap akademik secara nyata dalam
memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas di Kampung Cimaleleng
RT.003/RW.006
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di
Kampung Cimaleleng RT.003/RW.006
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Kampung
Cimaleleng RT.003/RW.006
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di
Kampung Cimaleleng RT.003/RW.006
d. Menentukan prioritas masalah yang ada di Kampung Cimaleleng
RT.003/RW.006
e. Merumuskan perencanaan Asuhan Keperawatan Kampung Cimaleleng
RT.003/RW.006
f. Melakukan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Kampung
Cimaleleng RT.003/RW.006

C. MANFAAT PENELITIAN
Laporan hasil praktek komunitas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang ditandai dengan terciptanya prilaku hidup bersih dan sehat
serat memanfaatkan sara kesehtaan yang tersedia.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi kesehatan
dan keperawatan kesehatan anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan konsep keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
untuk memfasilitasi masyarakat dan memecahkan berbagai masalah
kesehatan.
4. Sebagai masukan untuk membina hubungan yang baik antara institusi
pendidikan keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan.
5. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan teman sejawat dalam dalam
upaya pengembangan asuhan keperawatan kelurga, kelompok, dan
komunitas.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Praktek belajar Lapangan Keperawatan dilaksanakan pada tanggal 05
Nopember 2019 di Kp. Maleleng RT 003 RW 006, Desa Cipeuyeum,
Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

E. METODE DAN TEKNIK PENULISAN


1. Metode
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi
langsung, pemeriksaan fisik kondisi kesehatan masyarakat dan
lingkungannya dengan berpedoman pada format pengkajian keperawtan
komunitas dan mempelajari berbagai literatur.
2. Teknik penulisan
Teknik penulisan dilakukan pada tiap-tiap tahapan proses keperawatan
dengan mempelajari bebagai leteratur tentang keperawatan komunitas yang
dihubungkan dengan kasus dan selanjutnya dilakukan pembahasan
terhadap hasil yang didapatkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. BATUK PILEK
1. Pengertian
Batuk adalah suatu reflek fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit
dan dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk biasanya
diakibatkan oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernafasan, yang
terletak di beberapa bagian dari tenggorokan (epiglotis, laring, trakea, dan
bronkus). Mukosa ini memiliki reseptor yang peka untuk zat-zat perangsang
(dahak, debu, peradangan) yang dapat menyebabkan batuk. Batuk
merupakan suatu mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan
dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing,
dan unsur infeksi. Dengan demikian, batuk merupaakan suatu mekanisme
perlindungan (Tjay dan Rahardja, 2003: 619).
Refleks batuk dapat timbul karena radang (infeksi saluran nafas),
alergi, sebab-sebab mekanis (asap, rokok, debu, tumor paru-paru),
perubahan suhu yang mendadak dan rangsangan kimiawi (gas, bau). Batuk
terutama disebabkan oleh infeksi virus salesma, influenza, cacar air dan juga
oleh radang pada cabang dan hulu tenggorokan (bronkritis, pharyngitis)
(Tjay dan Rahardja, 2003: 619). Pilek (common cold) adalah penyakit
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) bagian atas. Pilek merupakan
penyakit yang paling umum dan sering ditemui, dapat menyerang anak-anak
maupun lanjut usia. Penyakit pilek sering diikuti dengan peradangan
tonsil)/amandel dan radang tenggorokan.
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling
sering mengenai bayi dan anak. Bayi yang sangat muda akan sangat mudah
tertular, karenanya perawat yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan
bekerja diruangan bayi walaupun ia memakai masker, karena virus dapat
menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang yang
pilek akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal dan membuang
ingusnya, jika tidak segera mencuci tangan ia menjadi sumber penularan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa batuk pilek
adalah penyakit infeksi dari saluran pernafasan yang paling sering dijumpai
pada bayi dan anak-anak, dimana batuk pilek dapat menular secara droplet
dan masa inkubasi virusnya sangat pendek yaitu 12-72 jam, selain itu
serangan batuk pilek pada bayi dan anak cenderung lebih berat di banding
pada orang dewasa.
2. Penyebab
Human rhinovirus (HRV) adalah kelompok virus yang paling banyak
menyebabkan batuk pilek. Selain virus tersebut, penyakit ini juga bisa
disebabkan oleh coronavirus, adenovirus, human parainfluenza
virus (HPIV), dan respiratory syncytial virus (RSV).
3. Manifestasi Klinis
Selain pilek dan batuk, seseorang yang sakit batuk pilek (common cold)
dapat mengalami gejala berupa:
a. Bersin-bersin
b. Hidung tersumbat
c. Merasa tidak enak badan atau pegal-pegal
d. Suara serak
e. Tenggorokan gatal atau nyeri tenggorokan
f. Sakit kepala
g. Demam
h. Mata berair
i. Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan
j. Merasa ada tekanan pada wajah dan telinga
k. Nyeri telinga
l. Hilang nafsu makan.

4. Penatalaksaan batuk pilek


Batuk pilek merupakan infeksi virus yang tergolong ringan. Saat
mengalami batuk pilek, seseorang dianjurkan untuk beristirahat dengan
cukup, mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan rendah lemak,
serta minum banyak air putih untuk mengganti cairan yang hilang dari tubuh
akibat hidung yang terus-menerus mengeluarkan ingus atau badan yang
sering berkeringat. Sedangkan, untuk meredakan gejala batuk pilek, ada
beberapa cara yang bisa dilakukan, di antaranya:
a. Mengoleskan balsem
Cara ini dapat meringankan gejala batuk pilek, terutama pada bayi
dan balita. Usapkan balsem pada punggung atau dada, dan jangan sampai
masuk ke lubang hidung karena selain terasa pedih, juga bisa
mengganggu jalur napas.
b. Mengonsumsi permen yang mengandung menthol dan berkumur
dengan air garam.
Kedua cara ini dipercaya dapat membantu meredakan gejala hidung
tersumbat dan nyeri tenggorokan.
c. Mengonsumsi suplemen zinc dan vitamin C.
Kedua cara ini dipercaya dapat menurunkan tingkat keparahan
gejala dan mempercepat penyembuhan batuk pilek. Namun, hal ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
d. Mengonsumsi obat yang bisa dibeli bebas di apotek.
Untuk meredakan gejala hidung tersumbat, cobalah untuk
mengonsumsi obat yang mengandung dekongestan. Sedangkan untuk
meredakan demam dan nyeri, gunakan paracetamol. Meskipun dijual
bebas di apotek, Anda harus tetap mematuhi aturan pakainya. Penting
untuk membaca petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan, dan bila
perlu, bertanya kepada apoteker atau dokter. Hal ini dikarenakan
sebagian produk obat tersebut tidak cocok diberikan kepada bayi, anak-
anak, wanita hamil atau menyusui, serta pada orang yang sedang
menderita penyakit tertentu.

B. PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK


1. Pengertian
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut
derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada
konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan
selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat
dibagi menurut jenis-jenisnya.
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat
diolah lebih lanjut menjadi kompos. Contohnya: Daun, kayu, kulit telur,
bangkai hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa
makanan, Sisa manusia. kardus, kertas dan lain-lain. Sampah Anorganik,
yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman,
kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial
atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus
makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik
kertas koran, HVS, maupun karton.
2. Pengolahan sampah
a. Pengolahan sampah organic
Sampah organic dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui
proses tertentu untuk pakan ternak, khususnya ikan. Sampah organic juga
dapat diproses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak
dan kompos.
1) Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khususnya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah, kemudian masuk
dalam pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic
dapat dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
2) Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian.
Dengan bantuan mikroorganisme (mikroba), sampah organic bisa
dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman, yaitu melalui proses
pengomposan. Kompos adalah hasil penguraian parsial dari campuran
bahan-bahan organic yang dapat dipercepat secara artifisial oleh
populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang
hangat, lembab, aerobic dan anaerobic (Modifikasi dari J.H Crawford,
2003)
Pengomposan adalah proses dimana bahan organic mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Jadi pada
prinsipnya semua bahan-bahan sampah organic padat dapat
dikomposkan, misalnya : limbah organic rumah tangga, sampah-
sampah organic pasar, kertas, kotoran/limbah ternak, limbah-limbah
pertanian, limbah-limbah agroindustry, limbah pabrik kertas, limbah
pabrik gula, dan sebagainya.
b. Pengolahan sampah anorganik
Untuk mengatasi dampak buruk dari sampah anorganik, dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
1) Reduce (mengurangi penggunaan)
Sampah anorganik biasanya dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah
bisa dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana
dimana selalu memperhatikan hal-hal berikut :
a) Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
b) Mengurangi dan menghindari konsumsi/mengguankan barang
yang tidak dapat didaur ulang oleh alam.
c) Membeli produk yang tahan lama.
d) Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut
mode.
Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai
juga merupakan salah satu prilaku yang menguntungkan, baik secara
ekonomis maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat
elektronik. Sampah alat elektronik bisa dijual kepada tukang barang
bekas ataupun took servis alat0alat elektronik, karena memang
biasanya terdapat komponen yang masih layak untuk digunakan.
2) Reuse (Menggunakan ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan
ulang dengan fungsi yang sama dengan awalnya tanpa melalui proses
pengolahan. Sebagai contoh, jika kalian membeli botol minuman
ukuran besar dan botol tersebut digunakan kembali sebagai tempat
minuman, maka kalian sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang
dibuang kelingkungan. Itu artinya, kalian sudah berbuat sesuatu yang
positif untuk lingkungan.
3) Recycle (Daur ulang)
Daur ulang adalah saalah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuatan produk bekas pakai. Material yang
dapat diatur ulang diantaranya :
a) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krimkopi, baik yang putih
bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
b) Kertas, terutama kertas bekas dikantor, Koran, majalah, kardus
kecuali kertas yang berlapis.
c) Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan ke, rangka
meja, besi rangka beton.
d) Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jarigen, ember.
Adapun proses daur ulang tersebut akan menghasilkan barang-barang
dengan :
a) Bentuk dan fungsinya tetap
Misal : daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama,
plastic pebungkus yang didaur ulang dengan bentuk dan fungsi
yang sama.
b) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap
Misal : Daur ulang botol bekas air mineral.
c) Bentuk berubah dang fungsi pun berubah
Misal : Plastik menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan,
plastic menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang hasil
kerajinan tangan (handycarft).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah
Sejarah atau riwayat dari wilayah RT 003 RW 006 Desa
Cipeuyeum Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur dahulu
merupakan area pesawahan. Kemudian wilayah ini mulai padat di
tempati oleh penduduk sekitar 15 tahun lalu sebelumnya hanya ada
beberapa rumah yang menempati wilayah ini. Karena semakin
banyaknya penduduk yang menempati sehingga dibuat pemekaran RT
menjadi beberapa dan salahsatunya RT 003 ini. Usia penduduk di
Wilayah ini adalah 97 tahun.
b. Data Demografi

3.1 Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia


No Usia Frekuensi %
1. Balita 17 8
2. Anak 19 9
3. Remaja 20 9,5
4. Usia Subur 138 65,5
5. Lansia 17 8
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk terbanyak adalah penduduk dengan usia subur yaitu
138 orang (65,5%) dan paling sedikit adalah penduduk dengan usia
lansia dan balita yaitu 17 orang (8%)

3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Frekuensi %
1. Laki-laki 106 50,4
2. Perempuan 104 49,6
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk terbanyak yaitu laki-laki dengan jumlah 106 orang
(50,4%)

3.3 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


No Agama Frekuensi %
1. Islam 210 100
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk yang beragama islam sebanyak 210 (100%)

3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku


No Suku Frekuensi %
1. Sunda 210 100%
Jumlah 210 100%
Jumlah penduduk dengan suku sunda sebanyak 210 (100%)
3.5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi %
1. PNS 6 2,8
2. Guru 9 4,3
3. Buruh 22 10,5
4. Wiraswasta 27 12,8
5. Karyawan 12 5,7
6. Ojeg/Becak 5 2,4
7. Pelajar 33 15,7
8. Petani 14 6,7
9. IRT 48 22,8
10. Belum Bekerja 34 16,3
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan pekerjaannya adalah IRT 48
orang (22,8%) dan paling sedikit adalah ojeg/becak 5 orang (2,4%).
c. Nilai dan kepercayaan
Semua penduduk RT 003 berasal dari suku sunda dan beragama
islam. Tidak ada penduduk yang berasal dari suku dan agama lain.
Terdapat masjid di RT 003 yaitu Mesjid Jami Al-Muhajirin. Masyarakat
jika sakit selain berobat ke Puskesmas juga berobat ke bidan ataupun
dokter praktik, terkadang mereka juga membeli obat bebas ke apotek dan
adajuga yang membeli jamu-jamuan.
1. Data Subsistem
a. Lingkungan Fisik
3.6 Distribusi Penduduk Berdasarkan Lingkungan Fisik
Frekuensi %
Perumahan
1 Status kepemilikan
a. Sewa a. 9 a. 12,8
b. Numpang b. 2 b. 2,8
c. Milik sendiri c. 59 c. 84,4
2 Tipe rumah
a. Permanent a. 51 a. 72,8
b. Semi permanent b. 19 b. 27,2
c. Tidak permanent c. 0 c. 0
3 Lantai
a. Tanah a. 3 a. 4,3
b. Papan b. 0 b. 0
c. Tegel c. 56 c. 80
d. Semen d. 11 d. 15,7

4 Jendela disetiap kamar


a. Ya a. 57 a. 81,4
b. Tidak b. 13 b. 18,6
5 Jendela di setiap rumah
a. Ya a. 70 a. 100
b. Tidak b. 0 b. 0
6 Pencahayaan
a. Terang a. 48 a. 68,5
b. Remang-remang b. 22 b. 31,5
c. Gelap c. 0 c. 0
7 Halaman rumah
a. Ada a. 30 a. 42,8
b. Tidak b. 40 b. 57,2
8 Pemanpaatan pekarangan
a. Kebun a. 14 a. 46,7
b. Kolam b. 5 b. 16,6
c. Kandang c. 11 c. 36,7
9. Sumber air
a. PAM a. 8 a. 11,4
b. Sumur b. 59 b. 84,3
c. Air mineral c. 3 c. 4,3
10. Septic tank
a. Ada a. 17 a. 24,3
b. Tidak b. 53 b. 75,7
11. Jarak septic tank
a. >10m a. 0 a. 0
b. <10m b. 17 b. 100
12. Tempat penampungan air
sementara
a. Bak a. 37 a. 52,8
b. Gentong b. 2 b. 2,9
c. Ember c. 31 c. 44,3
13 Pembuangan sampah
a. Sungai a. 25 a. 35,7
b. Bakar b. 36 b. 51,4
c. Timbun c. 9 c. 12,9
14 Tempat pembuangan
a. Ada a. 5 a. 7,1
b. Tidak b. 65 b. 92,9
15 Kebiasaan keluarga
BAB/BAK
a. Sungai a. 0 a. 0
b. Jamban b. 70 b. 100
c. Sembarang c. 0 c. 0
16. Jenis jamban
a. Cemplung a. 12 d. 17,1
b. Plengsengan b. 8 e. 11,4
c. Leher angsa c. 50 f. 71,5
17 Kandang ternak
a. Ya a. 23 a. 32,8
b. Tidak b. 57 b. 67,2
18. Pembuangan limbah
a. Resapan a. 5 a. 7,1
b. Got b. 65 b. 92,9
c. Sembarang c. 0 c. 0
19. Kondisi saluran
pembuangan
a. Lancar a. 62 a. 88,6
b. Tersumbat b. 8 b. 11,4

b. Pendidikan
3.7 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi %
1. SD 67 31,9
2. SMP 48 22,8
3. SMA/SMK/SLTA 51 24,3
4. D4/S1/S2 15 7,2
5. Belum Sekolah 29 13,8
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan pendidikan adalah SD sebanyak
67 orang (31,9%) dan paling sedikit adalah D4/S1/S2 sebanyak 15 orang
(7,2%)
c. Keamanan dan Transportasi
Pada saat dilakukan pengkajian di RT.03 Kampung Cibogo
terdapat Pos Kamling sebagai salah satu sarana untuk menjada keamanan
masyarakat.
3.8 Distribusi Penduduk Berdasarkan Transportasi yang Digunakan
No Transportasi Frekuensi %
1. Jalan Kaki 4 5,7
2. Angkot 42 60
3. Kendaraan Pribadi 22 31,5
4. Becak 2 2,8
Jumlah 210 100
Jumlah penduduk terbanyak berdasarkan transportasi yang digunakan
adalah angkot 42 orang (60%) dan paling sedikit adalah becak sebanyak 2
orang (2,8%)

d. Politik dan Pemerintahan


1) RT. 03 di Kampung Cibogo ini diketuai oleh
2) Pada saat dilakukan pengkajian di RT.03 Kampung Cibogo tidak
terlihat partisipasi atau keikutsertaan masyarakat dalam suatu partai
politik

e. Pelayaan Kesehatan
3.9 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pelayanan Kesehatan yang Digunakan
Freuensi %
Pelayanan kesehatan
terdekat
a. Rumah sakit a. 0 a. 0
b. Puskesmas b. 20 b. 28,5
c. Balai pengobatan c. 0 c. 0
d. Perawat d. 0 d. 0
e. Bidan e. 40 e. 57,2
f. Dokter f. 10 f. 14,3
Kebiasaaan keluarga minta
tolong jika sakit
a. Rs a. 1 a. 1,4
b. Puskesmas b. 40 b. 57,2
c. Dokter klinik c. 16 c. 22,8
d. Perawat d. 6 d. 8,6
e. Bidan e. 7 e. 10
Kebiasaaan sebelum ke
pelayanan kesehatan
a. Obat bebas a. 66 a. 94,3
b. Jamu b. 4 b. 5,7
Jarak ke pelayanan
kesehatan
a. <1 km a. 10 a. 14,3
b. 1-2 km b. 40 b. 57,2
c. 2-5 km c. 18 c. 25,7
d. >5 km d. 2 d. 2,8

f. Komunikasi
Dalam berkomunikasi masyarakat menggunakan bahasa Sunda.

g. Ekonomi
3.10 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan Frekuensi %
1. <1.000.000 36 51,4%
2. 1.000.000- 29 41,4%
3.000.000
3. >3.000.000 5 7,2%
Jumlah 70 100%
Jumlah penduduk yang paling banyak adalah dengan pendapatan
<1.000.000 36 orang (51,4%) dan paling sedikit >3.000.000 5 orang
(7,2%)
h. Rekreasi
3.11 Distribusi Penduduk Berdasarkan Rekreasi
Frekuensi %
a. Ada a. 70 a. 100
b. Tidak b. 0 b. 0
Jenis
a. Musik/tv a. 37 a. 52,8
b. Olahraga b. 5 b. 7,2
c. Rekreasi c. 28 c. 40
d. Keagamaan

2. Data penunjang
3.12Masalah Kesehatan Berdasarkan Usia
Frekuensi %
a. Asma a. 1 a. 1,4
b. Kencing manis b. 6 b. 8,5
c. Hipertensi c. 47 c. 67,3
d. Rematik d. 13 d. 18,5
e. Katarak e. 2 e. 2,8
f. TBC f. 1 f. 1,5
3.13 Penyakit yang paling sering diderita keluarga dalam 6 bulan terakhir
Frekuensi %
a. Demam berdarah a. 3 a. 4,3
b. Batuk pilek b. 53 b. 75,7
c. Asma c. 1 c. 1,5
d. TBC d. 6 d. 8,5
e. Typhoid e. 7 e. 10
f. Infeksi menular f. 0 f. 0

A. Analisa Data
No Data Masalah
1. Wawancara : Rendahnya pengelolaan kesehatan
 Warga mengatakan lingkungan warga di Kampung
membuang sampah ke sungai Cibogo RT.03
dan dibakar
 Warga mengatakan
membuang limbah air ke got
 Warga mengatakan tidak
memiliki septic tank
Hasil Angket :
 100% warga memiliki jamban
 100% warga BAB dan BAK
di Jamban
 92,9 % warga membuang air
limbah ke got
 75,7 % warga tidak memiliki
septic tank
 51,4 % warga membuang
sampah dengan dibakar
 25% warga membuang
sampah ke sungai
Hasil Observasi
 Terdapat saluran air warga
yang tersumbat
 Sebagian besar rumah warga
tidak memiliki septic tank
 Terdapat bekas pembakaran
sampah disekitar rumah
2. Wawancara : Risiko penurunan kesehatan (ISPA)
 Warga mengatakan membakar
sampah
 Warga mengatakan membuka
jendela setiap hari
Hasil angket
 51,4 % warga membuang
sampah dengan dibakar
Hasil Observasi :
 Terdapat bekas pembakaran
sampah di sekitar rumah
 Jendela rumah warga terbuka

B. Diagnosa Keperawatan
1. Rendahnya pengelolaan sanitasi lingkungan warga di Kampung Cibogo
RT.03 berhubungan dengan
2. Risiko penurunan kesehatan (ISPA) berhubungan dengan kebiasaan
penduduk membakar sampah.

Penentuan prioritas masalah (Skoring)


Masalah A B C D E F G Ketersediaan sumber Total
No. kesehatan H I J K L

1. Rendahnya 5 4 5 4 4 3 3 4 3 3 4 4 46
pengelolaan
kesehatan
lingkungan
warga di
Kampung
Cibogo
RT.03
2. Risiko 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 41
penurunan
kesehatan
(ISPA)
Keterangan:
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas
B. Sesuai dengan program pemerintah
C. Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D. Risiko terjadi
E. Risiko parah
F. Minat masyarakat
G. Kemudahan untuk diatasi
H. Tempat
I. Dana
J. Waktu
K. Fasilitas
L. Petugas
Pengisian skor
1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

C. Perencanaan
No Dx Tujuan Krit. Hasil Intervensi
Keperawat Tupan Tupen
an
1. Rendahnya Setelah Setelah 1. Penduduk 1. Pendidikan
pengelolaan diberikan diberikan paham kesehatan
kesehatan tindakan tindakan mengenai mengenai
lingkungan keperawatan keperawatan/ konsep kesehatan
warga di selama 1x30 pendidikan kesehatan lingkungan
Kampung hari kesehatan lingkungan  Definisi
Cibogo penduduk selama 1x30 2. Terdapat  Tujuan
RT.03 mengalami menit, perubahan  Ruang
perubahan penduduk perilaku Lingkup
perilaku memahami masyarkat  Indikator
dalam konsep terhadap kesehatan
pengelolaan kesehatan pengelolaan lingkungan
kesehatan lingkungan lingkungan
lingkungan 3. Tidak ada
bekas
sampah
yang
dibakar
4. Warga
tidak
membuang
air limbah
ke got
2. Risiko Setelah Setelah 1. Penduduk 1. Pendidikan
penurunan diberikan diberikan paham kesehatan
kesehatan tindakan tindakan mengenai mengenai
(ISPA) keperawatan keperawatan/ konsep kesehatan
selama 1x30 pendidikan ISPA lingkungan
hari kesehatan (Definisi,  Definisi
penduduk selama 1x30 Penyebab,  Penyebab
mengalami menit, Tanda dan  Tanda
perubahan penduduk gejala, gejala
perilaku memahami Pencegahan  Pencegahan
terhadap mengenai ,dan  Penanganan
manajemen ISPA Penanganan
sampah )
sehingga
risiko ISPA
tidak terjadi

POA
No Rencana Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Sasaran Hr/Tgl Tempat Penang Jwb
1. Pendidikan Masyarakat di Rabu, 6 Madrasah
Kesehatan Kampung November
mengenai Cibogo RT.03 2019
Kesehatan
Lingkungan
2. Pendidikan Masyarakat di Rabu, 6 Madrasah
Kesehatan Kampung November
mengenai Cibogo RT.03 2019
ISPA

D. Implementasi
No Dx Kep Hr/Tgl/Jam Implementasi Respon Paraf
1. Rendahnya Rabu, 6 Pendidikan  Masyarakat
pengelolaan November kesehatan mendengar
kesehatan 2019 mengenai kan ketika
lingkungan 14.00 WIB kesehatan diberikan
warga di lingkungan penjelasan
Kampung  Definisi  Masyarakat
Cibogo  Tujuan bertanya
RT.03  Ruang ketika
Lingkup diberikan
 Indikator waktu
kesehatan untuk
lingkungan bertanya
 Masyarakat
menjawab
ketika
diberikan
pertanyaan
2. Risiko Rabu, 6 Pendidikan  Masyarakat
penurunan November kesehatan mendengar
kesehatan 2019 mengenai ISPA kan ketika
(ISPA) 14.00 WIB  Definisi diberikan
 Penyebab penjelasan
 Tanda  Masyarakat
gejala bertanya
 Pencegahan ketika
 Penanganan diberikan
waktu
untuk
bertanya
Masyarakat
menjawab
ketika
diberikan
pertanyaan

E. Evaluasi
No Hari/tgl Implementasi Evaluasi Paraf
1. Rabu, 6 Pendidikan S:
November kesehatan Masyarakat mengatakan
2019 Kesehatan paham mengenai
Lingkungan kesehatan lingkungan
O:
Masyarakat dapat
menjawab ketika
diberikan pertanyaan
mengenai materi yang
telah disampaikan
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan
2. Rabu, 6 Pendidikan S:
November kesehatan Masyarakat mengatakan
2019 Kesehatan paham mengenai
Lingkungan kesehatan lingkungan
O:
Masyarakat dapat
menjawab ketika
diberikan pertanyaan
mengenai materi yang
telah disampaikan
(definisi, tanda dan
pencegahan)

A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi dihentikan

BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 3 November 2019, didapatkan


masalah mengenai pengelolaan kesehatan lingkungan dan risiko penurunan
kesehatan (ISPA). Masalah mengenai pengelolaan kesehatan didapatkan sesuai
dengan data yang diperoleh yaitu kebiasaan masyarakat membuang air limbah ke
got, membakar sampah, membuang sampah ke sungai, dan tidak memiliki septic
tank. Hal ini bertolak belakang dengan teori mengenai pengelolaan sampah yang
harus memperhatikan faktor-faktor penyimpanan sampah, pengumpulan,
pengolahan dan pemanfaatan kembali, pengangkutan dan pembuangan.
Risiko terjadi penurunan kesehatan (ISPA) didapatkan berdasarakan data
banyaknya masyarakat yang membakar sampah dan membuka jendela rumahnya,
sehingga dapat menyebabkan pencemaran udara dan penurunan derajat kesehatan.
Hal ini bertolak belakang dengan teorti menurut World Health Organization
(WHO) dalam Mundiatum dan Daryanto tahun, yang menyebutkan bahwa
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.Himunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) mendefinisikan
kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang
keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.Himunan Ahli
Kesehatan Lingkungan (HAKLI) mendefinisikan kesehatan lingkungan
sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Mundiatum dan
Daryanto, 2015). Tujuan Kesehatan Lingkungan, yaitu terciptanya keadaan
yang serasi sempurna dari semua faktor yang ada di lingkungan fisik
manusia, sehingga perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan, kesehatan
dan kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan sehat digunakan indicator-
indikator seperti presentase rumah tangga sehat, presentase rumah tangga
menurut sumber air minum, presentase rumah tangga dengan jarak antara
sumber air dengan penampungan, dan presentase rumah tangga dengan
kepemilikan fasilitas buang air besar.
Pada kenyataannya setelah dilakukan pengkajian masih banyak
masyarakat yang belum paham mengenai kesehatan lingkungan yang ditandai
dengan kurangnya pengelolaan air limbah dan sampah. Hal ini menyebabkan
tujuan dari lingkungan yang sehat tidak tercapai karena kurangnya
pengelolaan lingkungan yang tidak tepat dapat berpengaruh pada kesehatan
masyarakatnya.

B. SARAN
1. Pelayanan Kesehatan
a. Perlunya penggalakan program pengelolaan kesehatan lingkungan
melalui pendidikan kesehatan dalam rangka meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai kesehatan lingkungan.
b. Perlunya tenaga kesehatan yang ikut terlibat langsung dalam
meningkatakan kesehatan lingkungan.
2. Masyarakat
a. Perlunya pemahaman masyarakat mengenai kesehatan lingkungan dan
dampaknya pada kesehatan
b. Perlunya peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang
sehat
3. Mahasiswa
a. Perlunya peningkatakan pemahaman mahasiswa mengenai kesehatan
lingkungan
b. Perlunya peran aktif mahasiswa untuk menjadi penggerak terciptanya
kesehatan lingkungan

DAFTAR PUSTAKA

Efendy, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas:Teori


dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta:
ANDIOFFSET.

Anda mungkin juga menyukai