Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan juga dapat dipahami
sebagai pelayanan / asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. (Lokakarya keperawatan nasional, 1983)
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah pengetahuan dan sikap masyarakat
dalam merespon suatu penyakit (Notoatmodjo, 2003). Masalah kesehatan adalah
masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan
yang bersifat alamiah maupun buatan manusia(Foster, 2006). Datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa dihindari, meskipun kadang bisa dicegah.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam masyarakat manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, mengumbar dan
sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas adalah kumpulan dari berbagai
populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Komunitas memiliki tingkat integrasi yang lebih kompleks
daripada individu dan populasi. Dalam masyarakat, semua organisme merupakan
bagian dari masyarakat dan antarkomponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksi mereka (Zakapedia, 2018).
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
social, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi social, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan (WHO, 1959). Keperawatan
kesehatan komunitas adalah suatu system dari praktik kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat (ANA,
1973).
Praktik keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif rehabilitatif maupun
resosialitatif. Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative, secara meyeluruh
dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Sasaran

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan
utama dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehtaan dan keperawatan keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
c. Menetapkan perencanaan asuhan keperawatan baik keluarga maupun
komunitas dalam rangka mengembangkan kemampuan keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
d. Melaksanakan rencana asuhan keperawatan melalui pendekatan
pengorganisasian masyarakat, penggunaan teknologi tepat guna, kerjasama
lintas sektoral dan lintas program, dan pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan kebutuhan atau masalah kesehatan.
e. Mengevaluasi tindakan keperawataan berdasarkan standard an kriteria
yang telah ditetapkan.
f. Mendokumentasikan dan melaporkan data atau informasi yang akurat
berbagai aktifitas asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

C. MANFAAT PENELITIAN
Laporan hasil praktek komunitas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang ditandai dengan terciptanya prilaku hidup bersih dan sehat
serat memanfaatkan sara kesehtaan yang tersedia.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi kesehatan
dan keperawatan kesehatan anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan konsep keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
untuk memfasilitasi masyarakat dan memecahkan berbagai masalah kesehatan.
4. Sebagai masukan untuk membina hubungan yang baik antara institusi
pendidikan keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan.
5. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan teman sejawa dalam dalam upaya
pengembangan asuhan keperawatan kelurga, kelompok, dan komunitas.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Praktek belajar Lapangan Keperawatan dilaksanakan pada tanggal 05
Nopember 2019 di RW ….., desa ……, Kecamatan ……, Kabupaten Cianjur.

E. METODE DAN TEKNIK PENULISAN


1. Metode
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi
langsung, pemeriksaan fisik kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungannya
dengan berpedoman pada format pengkajian keperawtan komunitas dan
mempelajari berbagai literatur.
2. Teknik penulisan
Teknik penulisan dilakukan pada tiap-tiap tahapan proses keperawatan
dengan mempelajari bebagai leteratur tentang keperawatan komunitas yang
dihubungkan dengan kasus dan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap
hasil yang didapatkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. KESEHATAN MASYARAKAT
1. Pengertian
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut profesor Winslow
(Leavel & Clark, 1958) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi
lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang
kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan,
untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial,
yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar
kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat (Ikatan Dokter Amerika, AMA, 1948). Kesehatan masyarakat
diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dan pengobatan
dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Kesehatan
masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek (seni) yang
bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah sebagai
aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam
mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
2. Tujuan Kesehatan Masyarakat
Tujuan Kesehatan masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif adalah tiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan yang setingitinggi baik fisik, mental, sosial serta diharapkan berumur
panjang. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut:
a. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara
menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
secara mandiri.
b. Khusus
1) Meningkatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
pemahaman tentang pengertian sehat sakit.
2) Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
3) Tertangani / terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan
kasus yang memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan
kesehatan.
3. Sejarah Kesehatan Masyarakat
Dalam membicarakan ilmu kesehatan masyarakat yang perlu dikenal
adalah 2 toko metologi Yunani yaitu ASCLEPIUS dan HIGEIA. ASCLEPIUS
dikenal melakukan pengobatan penyakit setelah penyakit tersebut terjadi pada
seseorang. Artinya toko ini lebih mengutamakan pengobatan atau kuratif,
sedangkan HIGEIA lebih menganjurkan kepada pengikutnya dalam pendekatan
masalah melalui hidup seimbang, menghindari makanan/minuman beracun,
makan makanan yang bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga,
HIGEIA lebih menganjurkan melakukan upaya-upaya alamiah untuk
menyembuhkan penyakit. Toko ini lebih mengutamakan tindakan preventif atau
pencegahan penyakit. Berdasarkan cerita mitos Yunani ASCLEPIUS dan
HEGEIA, muncul dua aliran atau pendekatan dalam menangani masalah-
masalah kesehatan, yaitu:
a. Kelompok pertama (aliran I), cenderung menunggu terjadinya penyakit.
Oleh karena itu kelompok ini dikenal menggunakan pendekatan kuratif
(pengobatan).
Pendekatan kuratif pada umumnya:
1) Dilakukan terhadap sasaran secara individual, kontak terhadap sasaran
(pasien) pada umumnya hanya satu kali saja
2) Jarak antara petugas kesehatan (dokter, dokter gigi, psikiater dan
praktisi-praktisi lain yang melakukan pengobatan penyakit) dengan
pasien atau sasaran cenderung jauh,
3) Cenderung bersifat reaktif, artinya kelompok ini umumnya hanya
menunggu masalah datang
4) Cenderung melihat dan menangani klien atau pasien lebih kepada sistem
biologis manusia atau pasien dilihat secara partial
b. Kelompok ke dua (aliran II), yang cenderung melakukan upaya-upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan meningkatkan kesehatan (promotif)
sebelum terjadinya penyakit.
Pendekatan preventif pada umumnya:
1) Sasaran atau pasien adalah masyarakat (bukan perseorangan) b. Masalah
yang ditangani pada umumnya juga masalah-masalah yang menjadi
masalah masyarakat, bukan masalah individu atau perseorangan
2) Jarak antara petugas kesehatan masyarakat dengan masyarakat lebih
bersifat kemitraan, tidak seperti antar dokter-pasien
3) Lebih menggunakan pendekatan proaktif, artinya tidak hanya menunggu
pasien datang, tetapi harus turun ke masyarakat
4) Melihat klien sebagai manusia yang utuh, dengan pendekatan yang
holistik. Terjadinya penyakit tidak semata-mata karena terganggunya
sistem biologi, individual, akan tetapi dalam konteks yang luas seperti
aspek biologis, psikologis dan social.
4. Perkemangan Kesehatan Masyarakat
Perkembangan kesehatan masyarakat di bagi dalam tiga periode :
1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan
Upaya untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan dan
penyakit telah dilakukan oleh negara-negara dengan kebudayaan yang
paling luas yakni pada zaman Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma, pada
zaman tersebut juga ditemukan dokumen-dokumen tertulis bahkan
peraturan- peraturan tertulis tentang pembuangan air limbah, drainase,
pengaturan air minum, pembuangan kotoran. Pada Zaman Romawi kuno
telah dikeluarkan peraturan yang mengharuskan masyarakat mencatat
tentang pembangunan rumah, binatang-binatang yang berbahaya bahkan
ada keharusan pemerintah kerajaan untuk melakukan supervisi atau
peninjauan kepada tempat minum masyarakat, warung makan dan tempat-
tempat prostitusi.
Pada abad ke tujuh kesehatan masyarakat makin dirasakan
kepentingannya karena berbagai penyakit menular makin menyerang
sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan dibeberapa
menjadi endemi misal penyakit kolera. Pada abad ke 14 mulai terjadi wabah
pes di India dan China, namun upaya pemecahan masalah kesehatan
masyarakat secara menyuruh belum dilakukan oleh manusia yang hidup
dalam zamannya.
2. Periode Ilmu Pengetahuan
Bangkitnya ilmu pengetahuan akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19
mempunyai dampak yang luas terhadap aspek kehidupan manusia, termasuk
kesehatan. Kalau pada abad-abad sebelumnya masalah kesehatan khususnya
penyakit hanya dilihat sebagai penomenal biologis dan pendekatan yang
lakukan secara biologis dan sempit, maka mulai abad ke 19 masalah
kesehatan adalah masalah yang kompleks. Pada abad ini mulai ditemukan
berbagai penyebab penyakit dan vaksin sebagai pencegah penyakit. Louis
Pasteur menemukan vaksin untuk mencegah penyakit cacar, Josep Lister
menemukan asam karbor untuk sterilisasi, William Marton menemukan
ether untuk anastesi.
Pada tahun 1832 dilakukan penyelidikan dan upaya-upaya kesehatan
masyarakat oleh Edwin Chadwiech dkk, pada saat itu masyarakat Inggris
terserang penyakit epidemi wabah kolera, laporan hasil penyelidikannya
adalah masyarakat hidup dikondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk
berdekatan dengan air kotor dan pembuangan kotoran manusia, air limbah
mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang dijual di pasar banyak
dikerubung lalat di samping itu ditemukan sebagian besar masyarakat miskin
tidak mampu membeli makanan yang bergizi. Pada tahun 1955 pemerintah
Amerika telah membentuk Departemen Kesehatan yang pertama kali yang
berfungsi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi penduduk.
Pada tahun 1872 telah diadakan pertemuan orang-orang yang
mempunyai perhatian terhadap kesehatan masyarakat di New York dan
menghasilkan Asosiasi Masyarakat Amerika (American Public Health
Association)
3. Perkembangan di Indonesia
Pada tahun 1851 didirikan sekolah dokter di Jawa untuk pendidikan
dokter pribumi selanjutnya pada tahun 1913 didirikan sekolah dokter di
Surabaya. Kedua sekolah tersebut mempunyai andil yang sangat besar dalam
menghasilkan tenaga-tenaga dokter yang mengembangkan kesehatan
masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1888 didirikan laboratorium
pusat di Bandung yang mempunyai peranan sangat penting dalam dalam
langkah menunjang memberantas penyakit malaria, lepra, cacar dan malaria
bahkan untuk bidang kesehatan masyarakat yang lain seperti gizi dan
sanitasi. Pada zaman kemerdekaan Indonesia salah satu tonggak penting
perkembangan masyarakat di Indonesia adalah dengan diperkenalkannya
konsep Bandung pada tahun 1951 oleh dr. Y. Leimena dan dr Patah, dalam
konsep ini mulai dikenal konsep kuratif dan preventif.

5. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


a. Pengertian
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan
kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan
nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam
kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok
anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat
terasing dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public
health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan
terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
b. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
1) Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan
dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
a) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
a) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
b) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
c) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
d) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
e) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2) Fungsi keperawatan komunitas
a) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan dan
pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
c. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1) Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah
belajar dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan
individu, media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas
kesehatan dan sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di
lingkungan sekitar masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling
sering mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan
atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar
bahwa penangan yang bersifat individual tidak akan mampu mencegah,
apalagi memberantas penyakit tertentu, maka mereka telah melakukan
pemecahan-pemecahan masalah kesehatan melalui proses kelompok.
2) Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori
dari seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan
tetapi, perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,
kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan
kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun
WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga
produktif secara ekonomi maupun secara sosial.
3) Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan
masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi
lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan
dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya
ini berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.
d. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
1) Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan
misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan
rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan
kesehatan yang lebih spesifik.
2) Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan
program yang bertujuan untuk:
a) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja
b) Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
c) Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
d) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
e) Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).
3) Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga
dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata
melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang
bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan
klinik yang kompeten.
4) Lingkungan kesehatan kerja lain Terdapat sejumlah tempat lain dimana
perawat juga dapat bekerja dan memiliki peran serta tanggungjawab yang
bervariasi. Seorang perawat dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama
dengan perawata lain, bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah
binaan, puskesmas dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan
tempat kerjanya, perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang
berkualitas (Mubarak, 2006).
e. Bentuk – Bentuk Pendekatan dan Partisipasi Masyarakat
1) Posyandu
Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan posyandu.
Secara sederhana dapat diartikan sebagai pusat kegiatan dimana masyarakat
dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan Kesehatan. Selain itu
posyandu juga dapat diartikan sebagai wahana kegiatan keterpaduan KB
dan kesehatan ditingkat kelurahan atau desa, yang melakukan
kegiatankegiatan seperti: kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
peningkatan gizi, penanggulangan diare, sanitasi dasar, penyediaan obat
esensial (Zulkifli, 2003).
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan meningkatkan
status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan kemampuan
kader, manajemen dan fungsi posyandu (Zulkifli, 2003). Tujuan pokok
penyelenggaraan Posyandu adalah untuk :
a) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak,
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan imr,
c) Mempercepat penerimaan nkkbs,
d) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan lain yang menunjang peningkatan kemampuan
hidup sehat,
e) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan pada penduduk
berdasarkan letak geografi,
f) Meningkatkan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk swakelola usaha kesehatan masyarakat.
f. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus keperawatan
yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat
dan ilmu sosial yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik
yang sehat maupun yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan),
secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan
resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat secara terorganisir
bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat mengenal masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi serta memecahkan masalah-masalah yang mereka
miliki dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan
hidup sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat
kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri dalam
memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009).
Menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan profesional yang
merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok resiko tinggi (Efendi, 2009). Keperawatan komunitas merupakan
Pelaksanaan keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang
tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-fase pada proses
keperawatan komunitas secara langsung melibatkan komunitas sebagai klien
yang dimulai dengan pembuatan kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok
adalah (Mubarak, 2005):
1) Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial
ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
a) Pengumpulan Data
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara lain :
(1) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau komunitas yang
terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan,
agama, nilai-nilai, keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
(2) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara lain:
(a) Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaimana
kepadatannya karena dapat menjadi stresor bagi penduduk
(b) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
(c) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan
keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman
atau tidak, apakag sering mengalami stres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin
(d) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
(e) Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
(f) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi
(g) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan yang
terkait dengan gangguan penyakit
(h) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang terima sesuai dengan Upah
Minimum Registrasi (UMR) atau sebaliknya
(i) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka,
apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
b) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005):
(1) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas, yang
diungkapkan secara langsung melalui lisan.
(2) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran
c) Sumber Data
(1) Data primer Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,
keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
(2) Data sekunder Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat
dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
(3) Cara Pengumpulan Data
(a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya jawab
(b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca indra
(c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh individu
(4) Pengelolaan Data
(a) Klasifikasi data atau kategorisasi data
(b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
(c) Tabulasi data
(d) Interpretasi data
(5) Analisa Data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
(6) Penentuan Masalah atau Perumusan
Masalah Kesehatan Berdasarkan analisa data dapat diketahui
masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh
masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.
(7) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki
kebutuhan Abraham H Maslow:
(a) Keadaan yang mengancam kehidupan
(b) Keadaan yang mengancam kesehatan
(c) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Diagnosa Keperawatan Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah


respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual maupun
potensial. Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan
gambaran tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik
yang nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan
berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada.
Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).  Problem :
merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang seharusnya terjadi.  Etiologi : penyebab masalah kesehatan
atau keperawatan yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi
keperawatan.  Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang
masalah yang terjadi. 3. Perencanaan/ Intervensi Perencanaan
keperawatan merupakan penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang dapat
dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2005): a. Lakukan pendidikan
kesehatan tentang penyakit b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara
menangani penyakit c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan
penyakit d. Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan
diet yang tepat e. Lakukan olahraga secara rutin f. Lakukan kerja
sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk memperbaiki
lingkungan komunitas g. Lakukan rujukan ke rumah sakit bila
diperlukan 4. Pelaksanaan/Implementasi Pelaksanaan merupakan
tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Dalam pelaksanaannya tindakan asuhen keperawatan harus
bekerjasama dengan angoota tim kesehatan lain dalam hal melibatkan
pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak,
2005). Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan
yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu: a.
Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit b.
Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku
hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan c.
Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit d. Advocat komunitas yang sekaligus
memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan komunitas 5.
Penilaian/Evaluasi Evaluasi memuat keberhasilan proses dan
keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat
dengan membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau
rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat
dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan
masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau
dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam
melakukan evaluasi adalah: a. Menilai respon verbal dan nonverbal
komunitas setelah dilakukan intervensi b. Menilai kemajuan oleh
komunitas setelah dilakukan intervensi keperawata c. Mencatat
adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit
6. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
7. BATUK PILEK
8. HIPERTENSI
9. REUMATIK
10. GASTRITIS
11. HIPERGLIKEMI
12. PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK
13.

Anda mungkin juga menyukai