Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat
yang mencakup seluruh siklus hidup manusia. Keperawatan juga dapat dipahami
sebagai pelayanan / asuhan keperawatan profesional yang bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada
standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai
tuntunan utama. (Lokakarya keperawatan nasional, 1983)
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, di antaranya adalah pengetahuan dan sikap masyarakat
dalam merespon suatu penyakit (Notoatmodjo, 2003). Masalah kesehatan adalah
masalah yang kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan
yang bersifat alamiah maupun buatan manusia(Foster, 2006). Datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa dihindari, meskipun kadang bisa dicegah.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang
berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.
Dalam masyarakat manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki
maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, mengumbar dan
sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas adalah kumpulan dari berbagai
populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang berinteraksi dan
saling mempengaruhi. Komunitas memiliki tingkat integrasi yang lebih kompleks
daripada individu dan populasi. Dalam masyarakat, semua organisme merupakan
bagian dari masyarakat dan antarkomponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksi mereka (Zakapedia, 2018).
Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan
social, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi social, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan (WHO, 1959). Keperawatan
kesehatan komunitas adalah suatu system dari praktik kesehatan masyarakat yang
dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat (ANA,
1973).
Praktik keperawatan komunitas mencakup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif rehabilitatif maupun
resosialitatif. Dari berbagai pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
perawatan kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan
dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative, secara meyeluruh
dan terpadu ditujukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal.
Dari hasil pengkajian kami didapat bahwa masyarakat tidak memiliki tempat
pembuangan sampah khusus, dan sampah yang dihasilkan dari setiap rumah-
rumah warga dibakar di tempat tidak jauh dari pemukiman warga, sehingga asap
dari pembakaran tersebut mencemari udara sekitar. Pembakaran pada kegiatan
rumah tangga dapat menghasilkan bahan pencemar antara lain asap, debu, grid
(pasir halus) dan gas seperti CO dan NO. Sejumlah penelitian menunjukkan
paparan polusi meningkatkan risiko kejadian batuk pilek.
Batuk pilek yang dikenal juga dengan selesma, adalah infeksi virus ringan
pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu hidung dan tenggorokan. Infeksi virus
yang menyebabkan batuk pilek dapat menyebar secara langsung lewat percikan
lendir dari saluran pernapasan penderita, ataupun secara tidak langsung melalui
tangan. Batuk pilek bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga
dewasa.
Berdasarkan latar belaknag menunjukan bahwa banyak masyarakat yang
terkena batuk pilek. Penyebab utamanya adalah karena polusi dan karena factor
pengetahuan yang kurang. Banyak masyarakat yang belum tahu penyebab dan
penanganan yang benar dari batuk pilek, sehingga meningkatkan resiko
masyarakat untuk tertular. Oleh karena itu, kelompok kami mengambil batuk pilek
dan pengolahan sampah sebagai masalah dalam laporan ini.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama dengan keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan
utama dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengkaji kebutuhan dan masalah keperawatan keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah kesehtaan dan keperawatan keluarga,
kelompok, dan masyarakat.
c. Menetapkan perencanaan asuhan keperawatan baik keluarga maupun
komunitas dalam rangka mengembangkan kemampuan keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
d. Melaksanakan rencana asuhan keperawatan melalui pendekatan
pengorganisasian masyarakat, penggunaan teknologi tepat guna, kerjasama
lintas sektoral dan lintas program, dan pendidikan kesehatan yang
berhubungan dengan kebutuhan atau masalah kesehatan.
e. Mengevaluasi tindakan keperawataan berdasarkan standard an kriteria
yang telah ditetapkan.
f. Mendokumentasikan dan melaporkan data atau informasi yang akurat
berbagai aktifitas asuhan keperawatan pada keluarga, kelompok, dan
masyarakat.

C. MANFAAT PENELITIAN
Laporan hasil praktek komunitas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Pengembangan kemandirian masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah
kesehatan yang ditandai dengan terciptanya prilaku hidup bersih dan sehat
serat memanfaatkan sara kesehtaan yang tersedia.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam melaksanakan fungsi kesehatan
dan keperawatan kesehatan anggota keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan konsep keperawatan, khususnya keperawatan komunitas
untuk memfasilitasi masyarakat dan memecahkan berbagai masalah kesehatan.
4. Sebagai masukan untuk membina hubungan yang baik antara institusi
pendidikan keperawatan, institusi pelayanan kesehatan serta masyarakat
sebagai penerima pelayanan kesehatan.
5. Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa dan teman sejawat dalam dalam upaya
pengembangan asuhan keperawatan kelurga, kelompok, dan komunitas.

D. TEMPAT DAN WAKTU


Praktek belajar Lapangan Keperawatan dilaksanakan pada tanggal 05
Nopember 2019 di Kp. Maleleng RT 003 RW 006, Desa Cipeuyeum, Kecamatan
Haurwangi, Kabupaten Cianjur.

E. METODE DAN TEKNIK PENULISAN


1. Metode
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi
langsung, pemeriksaan fisik kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungannya
dengan berpedoman pada format pengkajian keperawtan komunitas dan
mempelajari berbagai literatur.
2. Teknik penulisan
Teknik penulisan dilakukan pada tiap-tiap tahapan proses keperawatan
dengan mempelajari bebagai leteratur tentang keperawatan komunitas yang
dihubungkan dengan kasus dan selanjutnya dilakukan pembahasan terhadap
hasil yang didapatkan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. BATUK PILEK
1. Pengertian
Batuk adalah suatu reflek fisiologi pada keadaan sehat maupun sakit dan
dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Refleks batuk biasanya diakibatkan
oleh rangsangan dari selaput lendir saluran pernafasan, yang terletak di
beberapa bagian dari tenggorokan (epiglotis, laring, trakea, dan bronkus).
Mukosa ini memiliki reseptor yang peka untuk zat-zat perangsang (dahak,
debu, peradangan) yang dapat menyebabkan batuk. Batuk merupakan suatu
mekanisme fisiologi yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan membersihkan
saluran pernafasan dari dahak, zat-zat perangsang asing, dan unsur infeksi.
Dengan demikian, batuk merupaakan suatu mekanisme perlindungan (Tjay dan
Rahardja, 2003: 619).
Refleks batuk dapat timbul karena radang (infeksi saluran nafas), alergi,
sebab-sebab mekanis (asap, rokok, debu, tumor paru-paru), perubahan suhu
yang mendadak dan rangsangan kimiawi (gas, bau). Batuk terutama disebabkan
oleh infeksi virus salesma, influenza, cacar air dan juga oleh radang pada
cabang dan hulu tenggorokan (bronkritis, pharyngitis) (Tjay dan Rahardja,
2003: 619). Pilek (common cold) adalah penyakit infeksi saluran pernafasan
akut (ISPA) bagian atas. Pilek merupakan penyakit yang paling umum dan
sering ditemui, dapat menyerang anak-anak maupun lanjut usia. Penyakit pilek
sering diikuti dengan peradangan tonsil)/amandel dan radang tenggorokan.
Batuk pilek merupakan penyakit saluran pernafasan yang paling sering
mengenai bayi dan anak. Bayi yang sangat muda akan sangat mudah tertular,
karenanya perawat yang sedang batuk pilek tidak diperkenankan bekerja
diruangan bayi walaupun ia memakai masker, karena virus dapat
menembusnya. Penularan juga masih tetap terjadi karena seseorang yang pilek
akan sering memegang hidungnya karena rasa gatal dan membuang ingusnya,
jika tidak segera mencuci tangan ia menjadi sumber penularan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa batuk pilek
adalah penyakit infeksi dari saluran pernafasan yang paling sering dijumpai
pada bayi dan anak-anak, dimana batuk pilek dapat menular secara droplet dan
masa inkubasi virusnya sangat pendek yaitu 12-72 jam, selain itu serangan
batuk pilek pada bayi dan anak cenderung lebih berat di banding pada orang
dewasa.
2. Penyebab
Human rhinovirus (HRV) adalah kelompok virus yang paling banyak
menyebabkan batuk pilek. Selain virus tersebut, penyakit ini juga bisa
disebabkan oleh coronavirus, adenovirus, human parainfluenza virus (HPIV),
dan respiratory syncytial virus (RSV).
3. Manifestasi Klinis
Selain pilek dan batuk, seseorang yang sakit batuk pilek (common cold) dapat
mengalami gejala berupa:
a. Bersin-bersin
b. Hidung tersumbat
c. Merasa tidak enak badan atau pegal-pegal
d. Suara serak
e. Tenggorokan gatal atau nyeri tenggorokan
f. Sakit kepala
g. Demam
h. Mata berair
i. Berkurangnya daya penciuman dan pengecapan
j. Merasa ada tekanan pada wajah dan telinga
k. Nyeri telinga
l. Hilang nafsu makan.

4. Penatalaksaan batuk pilek


Batuk pilek merupakan infeksi virus yang tergolong ringan. Saat
mengalami batuk pilek, seseorang dianjurkan untuk beristirahat dengan cukup,
mengonsumsi makanan yang kaya akan serat dan rendah lemak, serta minum
banyak air putih untuk mengganti cairan yang hilang dari tubuh akibat hidung
yang terus-menerus mengeluarkan ingus atau badan yang sering berkeringat.
Sedangkan, untuk meredakan gejala batuk pilek, ada beberapa cara yang bisa
dilakukan, di antaranya:
a. Mengoleskan balsem
Cara ini dapat meringankan gejala batuk pilek, terutama pada bayi dan
balita. Usapkan balsem pada punggung atau dada, dan jangan sampai masuk
ke lubang hidung karena selain terasa pedih, juga bisa mengganggu jalur
napas.
b. Mengonsumsi permen yang mengandung menthol dan berkumur dengan air
garam.
Kedua cara ini dipercaya dapat membantu meredakan gejala hidung
tersumbat dan nyeri tenggorokan.
c. Mengonsumsi suplemen zinc dan vitamin C.
Kedua cara ini dipercaya dapat menurunkan tingkat keparahan gejala
dan mempercepat penyembuhan batuk pilek. Namun, hal ini masih
memerlukan penelitian lebih lanjut.
d. Mengonsumsi obat yang bisa dibeli bebas di apotek.
Untuk meredakan gejala hidung tersumbat, cobalah untuk
mengonsumsi obat yang mengandung dekongestan. Sedangkan untuk
meredakan demam dan nyeri, gunakan paracetamol. Meskipun dijual bebas
di apotek, Anda harus tetap mematuhi aturan pakainya. Penting untuk
membaca petunjuk pemakaian yang tertera pada kemasan, dan bila perlu,
bertanya kepada apoteker atau dokter. Hal ini dikarenakan sebagian produk
obat tersebut tidak cocok diberikan kepada bayi, anak-anak, wanita hamil
atau menyusui, serta pada orang yang sedang menderita penyakit tertentu.
B. PENANGGULANGAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK
1. Pengertian
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep
sampah, yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama
proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi karena dalam kehidupan manusia
didefinisikan konsep lingkungan maka sampah dapat dibagi menurut jenis-
jenisnya.
Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa
makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah
lebih lanjut menjadi kompos. Contohnya: Daun, kayu, kulit telur, bangkai
hewan, bangkai tumbuhan, kotoran hewan dan manusia, Sisa makanan, Sisa
manusia. kardus, kertas dan lain-lain. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas,
plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya.
Sampah ini dapat dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual
untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual
adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
2. Pengolahan sampah
a. Pengolahan sampah organic
Sampah organic dapat dimanfaatkan secara langsung, tanpa melalui
proses tertentu untuk pakan ternak, khususnya ikan. Sampah organic juga
dapat diproses untuk berbagai keperluan diantaranya adalah pakan ternak
dan kompos.
1) Sampah organic untuk pakan ternak
Sampah organic, khususnya sisa makanan, dapat diolah lebih lanjut
menjadi pakan ternak. Sampah yang telah dipilah, kemudian masuk
dalam pabrik untuk dijadikan pakan ternak. Dari sampah organic dapat
dihasilkan pellet untuk pakan ikan.
2) Kompos
Sampah organic juga bisa dimanfaatkan untuk sector pertanian.
Dengan bantuan mikroorganisme (mikroba), sampah organic bisa
dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman, yaitu melalui proses
pengomposan. Kompos adalah hasil penguraian parsial dari campuran
bahan-bahan organic yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab,
aerobic dan anaerobic (Modifikasi dari J.H Crawford, 2003)
Pengomposan adalah proses dimana bahan organic mengalami
penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organic sebagai sumber energy. Jadi pada
prinsipnya semua bahan-bahan sampah organic padat dapat dikomposkan,
misalnya : limbah organic rumah tangga, sampah-sampah organic pasar,
kertas, kotoran/limbah ternak, limbah-limbah pertanian, limbah-limbah
agroindustry, limbah pabrik kertas, limbah pabrik gula, dan sebagainya.
b. Pengolahan sampah anorganik
Untuk mengatasi dampak buruk dari sampah anorganik, dapat
dilakukan dengan cara-cara berikut ini :
1) Reduce (mengurangi penggunaan)
Sampah anorganik biasanya dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
reduce, reuse, dan recycle (daur ulang). Mengurangi sampah bisa
dilakukan, yaitu dengan menerapkan pola hidup sederhana dimana selalu
memperhatikan hal-hal berikut :
a) Menentukan prioritas sebelum membeli barang.
b) Mengurangi dan menghindari konsumsi/mengguankan barang yang
tidak dapat didaur ulang oleh alam.
c) Membeli produk yang tahan lama.
d) Menggunakan produk selama mungkin, tidak terlalu menganut mode.
Menggunakan kembali barang-barang yang masih layak pakai juga
merupakan salah satu prilaku yang menguntungkan, baik secara ekonomis
maupun ekologis, misalnya botol minuman, sirup dan alat elektronik.
Sampah alat elektronik bisa dijual kepada tukang barang bekas ataupun
took servis alat0alat elektronik, karena memang biasanya terdapat
komponen yang masih layak untuk digunakan.
2) Reuse (Menggunakan ulang)
Banyak sekali barang-barang yang setelah digunakan bisa digunakan
ulang dengan fungsi yang sama dengan awalnya tanpa melalui proses
pengolahan. Sebagai contoh, jika kalian membeli botol minuman ukuran
besar dan botol tersebut digunakan kembali sebagai tempat minuman,
maka kalian sudah ikut mengurangi jumlah sampah yang dibuang
kelingkungan. Itu artinya, kalian sudah berbuat sesuatu yang positif
untuk lingkungan.
3) Recycle (Daur ulang)
Daur ulang adalah saalah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,
pendistribusian, dan pembuatan produk bekas pakai. Material yang dapat
diatur ulang diantaranya :
a) Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, krimkopi, baik yang putih
bening maupun yang berwarna terutama gelas atau kaca yang tebal.
b) Kertas, terutama kertas bekas dikantor, Koran, majalah, kardus kecuali
kertas yang berlapis.
c) Logam bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan ke, rangka meja,
besi rangka beton.
d) Plastik bekas wadah sampo, air mineral, jarigen, ember.
Adapun proses daur ulang tersebut akan menghasilkan barang-barang
dengan :
a) Bentuk dan fungsinya tetap
Misal : daur ulang kertas dengan hasil dan bentuk yang sama, plastic
pebungkus yang didaur ulang dengan bentuk dan fungsi yang sama.
b) Bentuk berubah tetapi fungsi tetap
Misal : Daur ulang botol bekas air mineral.
c) Bentuk berubah dang fungsi pun berubah
Misal : Plastik menjadi sedotan, bekas sedotan menjadi hiasan, plastic
menjadi gantungan pakaian, dan beberapa barang hasil kerajinan
tangan (handycarft).
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN
1. Data Inti Komunitas
a. Sejarah
Sejarah atau riwayat dari wilayah RT 003 RW 006 Desa Cipeuyeum
Kecamatan Haurwangi Kabupaten Cianjur dahulu merupakan area
pesawahan. Kemudian wilayah ini mulai padat di tempati oleh penduduk
sekitar 15 tahun lalu sebelumnya hanya ada beberapa rumah yang
menempati wilayah ini. Karena semakin banyaknya penduduk yang
menempati sehingga dibuat pemekaran RT menjadi beberapa dan
salahsatunya RT 003 ini. Usia penduduk di Wilayah ini adalah 97 tahun.
b. Demografi
Warga di RT 003 ini 52 % penduduknya berjenis kelamin laki-laki dan
48 % berjenis kelamin perempuan. Rata-rata usia penduduk adalah usia
produktif yaitu 20-30 tahun. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk RT 003
ini adalah SD yaitu sekitar 36 %. Pekerjaan warga RT 003 ini rata-rata
adalah wiraswasta dan sisanya adalah buruh, Pegawai Negri Sipil, IRT, dan
sebagian belum bekerja. Tingkat penghasilan penduduk di RT 003
bervariasi mulai dari <1juta - >3juta perbulan. Tingkat perekonomiannya
adalah menengah ke bawah. Mayoritas bahasa yang digunaan di RT ini
adalah bahasa Sunda.
c. Etnik
Kebanyakan dari penduduk RT 003 menggu

2. Data Sub system


a. Lingkungan Fisik
Di RT 003 tidak terdapat tempat rawan masalah bencana, tidak
terdapat pasar, tidak tedapat tempat rekreasi. Jenis bangunan rumah rata-rata
sudah permanen, dinding rumah rata-rata tembok, lantai rumah tegel,
kebersihannya baik. Ada jarak antara rumah 1 dengan rumah lainnya.
Kondisi lingkungan di RT 003 tropis dan saat ini musim kemarau,
kondisi lingkungan bersih. Lokasi berdekatan dengan sawah. Tidak ada
kegiatan kerja bakti rutin warganya namun kerja bakti akan diadakan apabila
lingkungan sudah terlihat kotor dan ada keluhan dari masyarakat. Ada
pengajian rutin yang diadakan warga yaitu pada hari jum’at.
b. Pendidikan
c. Ekonomi
d. Sistem politik dan pemerintahan
e. Keamanan dan transportasi
f. Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan yang diases oleh warga 003 adalah puskesmas, praktik
bidan, dan praktik dokter
g. Komunikasi
h. Rekreasi
3. Persepsi
4. Data penunjang
B. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
E. EVALUASI KEPERAWATAN

BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai