Anda di halaman 1dari 17

KEPERAWATAN GERONTIK

MODEL KONSEPTUAL ADAPTASI ROY

Kelompok 1 :
1. Dewi Mawar Nanga
2. Ikhtiarti Amalia Utami
3. Indah Andriani
Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy

menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di

Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan menyelesaikan Master

Keperawatan di California University pada tahun 1966. Roy

menyelesaikan PhD Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama.


BIOGRAFI Roy bersama Dorothy E. Johnson mengembangkan teori model
CALISTA ROY
konseptual keperawatan.

2
Model konseptual keperawatan Adaptasi Sister Calista Roy menjelaskan

individu sebagai sistem adaptif yang berinteraksi dengan lingkungan

sebagai stimulus dan dapat berpengaruh pada kesehatannya

(Adinugraha, 2014; Hadidi,

MODEL 2015; Herawati, 2015). Model adaptasi ini dapat menjadi tolak ukur pada

KONSEPSUAL individu yang memiliki masalah atau kesulitan


CALLISTA ROY
dalam beradaptasi terutama pada lansia yang umumnya berpotensi

menderita depresi. Roy dengan fokus adaptasinya terdapat 4 elemen

esensial yaitu keperawatan, manusia, kesehatan dan lingkungan.

3
Menurut Roy keperawatan di definisikan sebagai disiplin ilmu dan

praktek. Keperawatan sebagai disiplin ilmu mengobservasi,

mengklasifikasikan, dan menghubungkan proses yang berpengaruh

terhadap kesehatan. Keperawatan menggunakan pendekatan

pengetahuan untuk menyediakan pelayanan bagi orang-orang.

KEPERAWATAN

4
Menurut Roy manusia adalah sebuah sistem adaptif, sebagai sistem yang

adaptif manusia digambarkan secara holistic sebagai satu kesatuan yang

memiliki input, control, output dan proses umpan balik. Lebih khusus

manusia didefinisikan sebagai sistem adaptif dengan aktivitas kognator

dan regulator untuk mempertahankan adaptasi, empat cara adaptasinya

MANUSIA yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

5
Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continuum dari meninggal

sampai tingkatan tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat

merupakan suatu keadaandan proses dalam upaya dan menjadikan

dirinya secara terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental dan social.

KESEHATAN

6
Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari

internal dan eksternal,yang mempengaruhi dan berakibat terhadap

perkembangan dari perilaku seseorang dan kelompok.

LINGKUNGAN

7
Dalam teorinya sister Callista Roy memiliki dua model mekanisme yaitu

1. Fungsi atau proses control yang terdiri dari kognator dan regulator.

2. Efektor, mekanisme ini dibagi menjadi empat yaitu fisiologi, konsep

diri, fungsi peran dan Interpendensi.

TEORI Regulator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadap

PENEGASAN empat efektor cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi

peran, dan interdependensi.

8
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy

mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk

mempertahankan integritas yaitu :

1. Oksigenasi 1. The sense / perasaan

2. Nutrisi 2. Cairan dan elektrolit

3. Eliminasi 3. Fungsi syaraf / neurologis

FUNGSI 4. Aktivitas dan istirahat 4. Fungsi endokrin

FISIOLOGIS 5. Proteksi/ perlindungan

Respon stimulus fisiologis pada lansia yaitu kebutuhan oksigen baik,

nutrisi juga terpenuhi, eliminasinya baik, aktivitas dan istirahatnya baik, serta

perlindungan terhadap diri baik.

9
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan

spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari

konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi,

aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri yang positif dapat

menjadikan seorang lansia mampu berinteraksi dengan mudah terhadap

KONSEP DIRI nilai-nilai yang ada ditunjang dengan status sosialnya.

Respon konsep diri pada lansia yaitu : lansia antusias datang ke posyandu

dan setiap bulan rekreasi bersama para kader.

10
Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam

hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,

sekunderdan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat

memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

Respon stimulus peran pada lansia yaitu lansia masih aktif ikut

membantu jika ada tetangganya yang mempunyai hajatan.


FUNGSI
PERAN

11
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh

Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/

kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.

Respon stimulus interdependensi pada lansia yaitu lansia ikut merawat dan

menemani cucunya serta mudah marah jika tidak dilibatkan diskusi atau

INTERDEPEND musyawarah oleh keluarga.

ENSI

12
1. Gambaran output lansia terbagi dalam satu tema, yakni respon. Tema

respon digambarkan melalui kategori respon adaptif. Kategori respon

adaptif adalah hasil akhir dari proses adaptasi yang dialami oleh lansia

dan menghasilkan respon baik yang dapat mendukung kegiatannya setiap

Gambaran aplikasi hari. Respon tersebut dapat dilihat pada pernyataan berikut:
Model Adaptasi Roy
2. “Namanya hidup pasti ada kalanya kita dapat masalah, yah biasa saja kalo
dilihat dari tahap
output saya itu nda pernah marah.” (P1)

3. “Yah perasaan sedihnya kadang hilang juga yah. Sudah terbiasa

kendalikan emosi. Karena di sini harus kita jaga bukan cuma rumah

sendirita.” (P2)

13
1. Stimulus fokal pada lansia berupa penyebab masuk di rumah sakit.

Ketidakberdayaan partisipan menghadapi permasalahan saat usianya

lanjut terutama untuk menafkahi dirinya sendiri dan kondisi lingkungan

keluarga yang kurang mendukung kehidupan partisipan. Stimulus

Gambaran aplikasi residual pada lansia berasal luar individu yaitu ketika datang untuk

Model Adaptasi Roy pertama kali ke panti hanya 1 orang yang diantarkan oleh keluarganya,
dilihat dari tahap
selebihnya dijemput oleh pihak panti. Kedua stimulus yang dialami oleh
Input
lansia secara psikologis menimbulkan kesan tidak menyenangkan dan

dapat mempengaruhi fase kehidupan selanjutnya. Tinggal di panti menjadi

pilihan yang mempengaruhi proses adaptasi lansia secara holistik

(Alligood, 2014; Padila, 2013)

14
Lansia melewati proses adaptasi pada tahap control dengan mekanisme

regulator dan kognator. Pada mekanisme regulator yan ditunjukkan dengan

kategori kesehatan lansia didapatkan bahwa secara anatomis dan fisiologis

kondisi lansia mengalami perbaikan. Walaupun dijumpai beberapa keluhan,

Gambaran aplikasi namun lansia dapat mengatasinya dengan mandiri dan rutin memeriksakan

Model Adaptasi Roy kesehatan di poli maupun rumah sakit rujukan yang ditunjuk. Kategori
dilihat dari tahap
mekanisme koping menjelaskan bagaimana mekanisme kognator sebagai
control
proses emosi, kognitif dan interaksi dengan lingkungannya di panti.

15
Lansia merasakan kesedihan namun dapat memikirkan bahwa fakta yang

dialaminya harus dijalani, sehingga lansia memilih untuk bergaul dengan teman

sebayanya yang memiliki nasib serupa. Sehingga memunculkan kesadaran

bahwa tinggal di panti merupakan pilihan yang tepat dan menyenangkan

untuknya saat ini. Roy menyatakan bahwa model adaptasinya berfokus


Gambaran aplikasi
terhadap hubungan interaksi seseorang dengan orang lain dan terciptanya
Model Adaptasi Roy
dilihat dari tahap perilaku adaptif yang membantu kelangsungan hidup bagi seseorang dengan
control mekanisme koping yang melibatkan fungsianatomi fisiologis dan psikologis dari

tubuh dalam mengatasi perubahan lingkungan berperan sebagai seluruh

kondisi yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang sebagai

sistem adaptasi (Adinugraha, 2014; Padila, 2013).

16
TERIMA KASIH
17

Anda mungkin juga menyukai