Anda di halaman 1dari 23

OBESITAS DAN PENATALAKSANAAN DIET

Dosen Pembimbing :
Endang Taat Uji,H,.SKM,.M.Kes.

Disusun oleh Kelompok 6 :

1. Eka Nur Indah (180)


2. Frengki (180)
3. Indah Andriani (18027)
4. Intan Nur Nabilah (18028)
5. Laela Safitri (18030)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA


Jl. Cumi No. 37 Tanjung Priok Jakarta Utara
Tahun Ajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT. Karena berkat rahmat dan petunjuk-Nyalah, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Obesitas dan Penatalaksanaan Diet “
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing. Kami telah
berusaha dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.

Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar di lain kesempatan saya dapat
memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada.
Akhirnya, semoga dengan membaca makalah ini, sedikit banyaknya akan
menambah pengetahuan kita.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 Oktober 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
A. Latar Belakang...................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. Definisi..............................................................................................................5
B. Klasifikasi.........................................................................................................6
C. Etiologi.............................................................................................................6
D. Manisfestasi Klinik............................................................................................7
E. Tanda dan Gejala............................................................................................7
F. Penyebab Deep Vein Trombosis.......................................................................8
G. Patofisiologi........................................................................................................8
H. Klompikasi..........................................................................................................8
I. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................9
J. Penatalaksanaan................................................................................................9
K. Pencegahan.....................................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................11
A. Pengkajian.......................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................12
C. Pelaksanaan Keperawatan............................................................................14
D. Evaluasi..........................................................................................................14
BAB IV PENUTUP..................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan menurut World Health Organization (WHO)
didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat
mengganggu kesehatan. Obesitas merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung
dan pembuluh darah (kardiovaskuler). Populasi dunia sebesar 65% tinggal di negara
yang kelebihan berat badan dan dibandingkan pria yang lebih dari 200 juta ternyata
hampir 300 juta wanita mengalami obesitas. Sekitar 2,8 juta orang dewasa meninggal
setiap tahun akibat obesitas.Berdasarkan laporan RISKESDAS tahun 2010 prevalensi
tertinggi untuk obesitas di Indonesia adalah di Provinsi Sulawesi Utara (37,1%), dan
yang terendah adalah 13,0% di provinsi Nusa Tenggara Timur. Prevalensi obesitas
cenderung mulai meningkat setelah usia 35 tahun ke atas dan menurun kembali setelah
usia 60 tahun ke atas, baik pada laki-laki maupun perempuan.12 Obesitas memiliki
hubungan yang erat dengan tingginya kejadian penyakit kardiovaskular. Obesitas dapat
meningkatkan kadar trigliserid yang buruk untuk kesehatan jantung dan menurunkan
kadar high density lipoprotein (HDL) yang bersifat kardioprotektif. Selain itu, seiring
meningkatnya obesitas, meningkat juga angka hipertensi.
Obesitas juga dapat menyebabkan disfungsi diastolik dan berhubungan dengan
memburuknya fungsi sistolik. Obesitas juga berkaitan dengan terjadinya proses
infamasi dan atero-sklerosis yang bisa menyebabkan terjadi-nya trombosis dan
penyebab terjadinya sindrom koroner akut yang pada akhirnya nanti dapat meyebabkan
eksaserbasi akut menjadi gagal jantung akut.

4
B.    Tujuan
1.  Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Gizi dan Diet
2.  Tujuan Khusus
A. Untuk menambah pengetahuan pengertian Ilmu Gizi dan Diet  pada penderita
obesitas
B. Untuk mengetahui tentang etiologi pengertian Ilmu Gizi dan Diet  pada penderita
obesitas
C. Untuk menambah pengetahuan Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan
Penurunan Berat atau Mempertahankan

C.    Sistematika Penulisan
Bab I : terdiri dari pendahuluan: latar belakang, tujuan, sistematika penulisan.
Bab II : terdiri dari pembahasan : pengertian, etiologi, Resiko Kesehatan yang
Berhubungan dengan Obesitas, Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan
Berat atau Mempertahankan
Bab III : terdiri dari penutup : kesimpulan dan saran
Daftar pustaka.

5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.     Pengertian
Obesitas atau kegemukan harus dibedakan dengan keadaan kelebihan berat
(overweight) yang sering dijumpai diantara para atlet olahraga beban atau pada orang-
orang tertentu dengan kerangka
tubuh yang lebih besar. Obesitas yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi
menjadi obesitas perifer dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkaran
perut. Bagi orang Asia, lingkaran perut pada laki-laki harus kurang dari 90 cm
sementara pada wanita kurang dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan
lingkaran perut lebih dari 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat
digolongkan kedalam obesitas abdominal. Obesitas relatif resisten terhadap intervensi
medis, farmakologis ataupun nutrisi, khususnya obesitas abdominal pada orang-orang
yang berusia diatas 40 tahun. Tujuan utama dalam terapi obesitas adalah untuk
memberikan diet yang secara nutrisi memadai dan menentukan asupan
kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan penggalakkan penurunan berat secara
bertahap sebesar 2-3 kilogram/bulan. (Hartono,Andry. 2006)
Obesitas Kegemukan berhubungan dengan kelebihan berat badan dari pada
berat badan yang diinginkan. Obesitas berhubungan dengan kelebihan lemak tubuh.
Obesitas biasanya didefinisikan sebagai kelebihan berat lebih dari 120% berat badan
ideal (BBI) atau berat badan yang diinginkan. Ada tiga derat obesitas: (1) Ringan, 120%
-140%. BBI, (2) sedang 141%-200% BBI, (3) berat atau abnormal, lebih dari 200% BBI.
(Moore,Mary Courtney. 1997)

B.    Etiologi
Penyebab obesitas adalah multifaktor. Faktor-faktor di bawah ini sedikitnya terlibat pada
beberapa kasus obesitas:
1.      Genetik: anak-anak dari tua obes cenderung tiga sampai delapan kali menjadi
obesitas dibandingkan dari orang tua berat badan normal, walaupun mereka tidak
dibesarkan oleh orang tua kandungnya.

6
2.      Lingkungan: pengaruh keluarga (mis. Penggunaan makanan sebagai hadia, tidak
boleh makan makanan pencuci mulut sebelum semua makanan di piring habis)
membantu pengembangan kebiasaan makan yang dapay menyebabkan obesitas.
3.      Psikologi: makan berlebihan dapat terjadi sebagai respons terhadap kesepian,
berduka, atau depresi: dapat merupakan respons terhadap rangsangan dari luar
sepertiiklan makanan atau kenyataan bahwa ini adalah waktu makan.
4.      Fisiologi: enenrgi yang dikeluarkan merunun dengan bertambahnya usia, dan ini
sering menyebabkan peningkatkan berat badan pada usia pertengahan; pada beberapa
contoh, kelainan endokrin seperti hipotiroid bertanggung jawab untuk obesitas.Apa pun
penyebab dasarnya, faktor etiologi primer dari obesitas adalah konsumsi kalori yang
dibutuhkan. (Moore,Mary Courtney. 1997)

Etiologi obesitas sesungguhnya dapat dibagi dua, yaitu: (Hartono,Andry. 2006)


1.      Penyebab internal
Yang bisa berupa permasalahan metabolisme (hormonal) atau pencernaan (enzimatik),
2.      Permasalahan eksterna
Yang berupa ketidakseimbangan antara diet dan exercise sebagai akibat dari
perubahan gaya hidup serta modernisasi, termasuk berbagai problem psikologis dan
aktulisasi diri. Karena sebagian besar obesitas disebabkan oleh permasalahan
eksternal, maka terapinya memerlukan perbaikan pada ketidakseimbangan diatas. Ada
lima hal yang perlu diperhatikan sebelum terapi obesitas dilakukan, yaitu :
a.     Motivasi yang kuat dari pasien sendiri untuk mengatasi permasalahan
obesitasnya
b.     Dukungan dari keluarga atau orang yang dicintainya
c.      Informasi yang benar tentang diet dan exercise
d.     Diet rendah kalori gizi seimbang
e.     Olahraga aerobik menurut kondisi pasien dan penyakitnya.

C.    Resiko Kesehatan yang Berhubungan dengan Obesitas


Obesitas berhungan dengan berbagai risiko kesehatan, yang diiringkaskan dalam tabel
191-1. Risiko kesehatan meningkat secara progresif dengan beratnya derajat obesitas.

7
Tabel Problem kesehatan yang disebabkan atau diperburuk oleh obesitas
Hal atau tipe masalah Penyakit, Simtom, atau Kesulitan
Hipertensi; penyakit jantung koroner;
Kardiovaskular dan resirasi vena varikose; sindrom pickwickian.
Non-diabetes melitus tergantung
insulin; amenore, infertilitas; pre-
Endokrin dan resproduktif eklampsia.
Gastrointestinal Kolesistitis dan kolelitiasis; fatty liver
Psikiatri dan sosial Diskriminasi sosial
Osteoartrititis; iritasi dan infeksi kulit,
Muskuloskeletal dan kulit terutama pada lipatan kulit, striae
Kanker kolon, rektum, prostat,
kandundung empedu, buah dada,
Keganasan uterus, dan ovarium.

D.    Pengobatan dan Penatalaksanaan Gizi pada Obesitas


Tujuan dari intervensi adalah: (1) menurunkan lemak tubuh untuk mencapai berat
badan antara 20% berat badan ideal, (2) kembangkan kebiasaan makan yang lebih
sehat, (3) cegah kehilangan massa otot selama penurunan berat badan, dan (4)
pertahankan penurunan berat bafan.

E.     Penilaian
Penilaian diringkaskan pada Tabel
Tabel Penilaian pada obesitas dan pengontrolan berat badan
Hal-hal yang dipertahatikan Temuan-temuan yang bermakna
Faktor-faktor yang memberikan Riwayat
kontribusi terhadap obesitas Zat gizi yang biasa dimakan
Meliputi; kebiasaan makan dan jajan;
ukuran porsi; metode penyiapan
makanan (digoreng,
ditumis,ditambah mentega atau
margarin sebagai penyedap), saus,

8
dan minuman ringan (termasuk
alkohol)
Kondisi dimana makan terjadi 
Penyimpanan catatan dari makanan
membantu seseorang mengetahui
kondisi yang mempengaruhi makan,
bila ini meliputi: denagn siapa orang
tersebut makan (sendirian, atau
bersama keluarga atau teman-
teman); dimana dan kapan makan itu
terjadi (dimeja makan, sambil nonton
televisi, ewaktu menyiapkan
makanan, sewaktu belajar);
perasaan yang mempengaruhi
makan (kesepian,
membosankan,ansietas atau depresi
terhadap lapar)
Tingkat aktivitas
Meliputi: Ada dua tidaknya jadwal
olahraga yang teratur (jenis,
frekuensi, lamanya, dan intensita);
aktivitas yang diperlukan selama
kerja, sekolah, tugas rumah tangga.

F.     Intervensi
Penurunan berat badan dapat dicapai dengan mengkomsusi kalori lebih sedikit
daripada energi yang diperlukan. Metode untuk mencapai penurunan berat badan
meliputi diet, modifikasi perilaku, olahraga, operasi dan obat-obatan dan alat-alat
tertentu. Semua hal ini akan dibahas dalam bab ini.
1.   Menentukan sasaran dari berat badan

9
Pada anak-anak berat badan ideal diperkirakan pada persentil 50 dari berat
menurut tinggi badan pada kartu pertumbuhan (lihat lampiran F). Untuk dewasa, berat
badan ideal dapat ditentukan dengan cara mengambil titik tengah dari tabel berat badan
yang diinginkan.
Berat badan yang tidak lebih 20% dari berat badan ideal biasanya berhubungan dengan
sedikitnya risiko kesehatan. Walaupun demikian, individu obes harus berpartisipasi
dalam menetepkan sasaran berat badan ini. Terutama dengan 120% dari berat baan
ideal dianggap seperti berlebihan.
2.    Mempromosikan penurunan berat badan, sambil mempertahankan massa otot
a.      Diet seimbang rendah kalori
Diet ini, berdasarkan pada makanan yang biasa dipilih dari semua kelompok
makanan, walaupun kalori rendah, cukup pada semua sat gizi. Diet ini adalah pilihan
yang terbaik pada individu dengan berat badan kurang dari 30% kelebihan berat dan
diijinkan kehilangan sekitar 0,5-1 kg/minggu. 1 kg lemak tubuh sama dengan sekitar
7000 kkal, jadi penurunan berat badan ini terwujud dengan mengkosumsi kurang 500-
1000 kalori dari keutuhan total kalori yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
energi sehari.
Untuk menghitung keperluan kalori.
1)    Tentukan berat badan ideal dalam kilogram; bila BBI dalam pound, bagi dengan 2,2
2)    Untuk memperkirakan kebutuhan kalori setiap hari untuk memperhatikan berat badan,
kalian berat BBI dalam kiogram dengan; 20-25 kkal bila tidak ada aktivitas, atau kali
dengan 30 kkal bila beraktivitas sedang, atau kali 35-50 kkal bila orang beraktivitas
berat.
3)    Untuk menentukan kalori yang dibutuhkan untuk penurunan berat badan, kurangi 500-
1000  kkal/hari dari kebutuhan kalori yang diperlukan untuk mempertahankan agar
dapat hilang 0,5-1 kg/minggu secara berturut-turut; makan kurang dari 800 kkal/hari
anggap diet sangat rendah kalori (DSRK) dan tidak harus digunakan, kecuali di bawah
kontrol dokter.

Penentuan makanan setiap hari (lihat lampiran A) atau daftar penukar makanan ,
dipublikasikan oleh Asosiasi Diabetes Amerika, dapat dipakai untuk merencanakan diet

10
rendah kalori yang seimbang. Makanan yang rendah lemak dan tinggi karbohidrat
adalah yang diinginkan. Karbohidrat mempunyai kurang dari setengah kalori lemak (per
g), dan metabolisme dari karbohidrat menyebabkan lebih banyak “efek termik” ata
hilangnya panas (dan kehilangan kalori) daripada lemak.
b.      Diet sangat rendah kalori
Diet sangat rendah kalori (DSRK) adalah menyiapkan hanya 400-800 kkal/hari.
Diet formula khusus (contoh: optifast ) ada di pasaran, dengan kalori hampir semuanya
dalam bentuk proteinkualitas tinggi. Ini terkadang disebut “protein sparing modified
fast”(mempertahankan protein dengan mengubah secara cepat). Aturan umum yaitu
mengikuti diet rendah kalori untuk 12-16 minggu, diikuti secara bertahap dengan
makanan biasa lebih dari 3 minggu atau lebih lama. Pemasukan cairan nonkalori harus
sedikitnya 2 liter/hari untuk mencegah dehidrasi. Kehilangan 1,5-2,3 kg/minggu terjadi
pada DSRK, dengan kehilangan lebih banyak pada pria. Diet ini dirancang untuk
mencegah hilangnya massa otot, tetapi ada juga kehilangan massa otot selama periode
diet ini. Karena itu penggunaannya terbatas hanya pada orang-orang yang sedikitnya
kegemukan 30%. Obesitas yang berat tidak hanya mengandung lemak lebih banyak,
tapi juga massa otot lebih besar dibandingkan individu yang kurang gemuk. Akibatnya
obesitas ringan akan kehilangan lebih banyak massa otot selama pembatasan kalori
yang sangat ketat dibandingkan orang yang obesitas berat.
Diet yang sekarang dipasarkan lebih aman daripada DSRK yang dipasarkan
pada tahun 70-an, yang menyebabkan lebih dari 70 kematian, kebanyakan akibat atrofi
miokard, walaupun demikian, DSRK ini baru dapat dimulai setelah pasien menjalani
pemeriksaan kesehatan termasuk elektrokardiogram, dan peserta diet harus menjalani
pengukuran elektrolit secara teratur dan sering diperiksa oleh dokter. Diet tanpa
supervisi sering mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan
asam urat, kelelahan hebat, pusing, dan sakit kepala; pada penggunaan DSRK jangka
panjang terdapat potensi disritmia ventrikular, serta terjadi makanan yang berlebihan
setelah menjalani diet yang sangat ketat.
Konseling dan modifkasi perilaku adalah penting, karena setengah sampai duapertiga
dari kehilangan berat akan kembali naik bila tidak menjalani penyuluhan dan modifikasi

11
perilaku; modifikasi gaya hidup dapat mengurangi jumlah kenaikan kembali berat badan
sekitar sepertiga dari yang hilang.
c.      mode diet
Diet yang menjajikan kehilangan berat badan dengan cepat sangat populer.
Sayangnya , diet ini cenderung bukan yang diinginkan karena hal-hal berikut: (1)
makanan tidak cukup nilai gizinya, (2) mereka memerlukan makanan yang mahal atau
persiapan makanan yang banyak memerlukan waktu, (3) biasanya makanan ini tidak
aman untuk kesehatan, (4) cara ini tidak membantu mengubah kebiasan buruk makan
seseorang; karena itu kehilangan berat akan segera kembali dengan cepat, (5 )
kebanyakan dari kehilangan berat ini adalah cairan atau massa otot dibandingkan
lemak.
Tabel Mode diet penurunan berat badan
Jenis diet Contoh Komentar
Diet tinggi protein Diet scarsdale, dieet Diet-diet ini sangat
“ketogenik” revolusi Dr. Atkins diet rendah karbohidrat
stillman untuk dapat
mengindukdi ketosis:
biasanya
menyebabkan
penurunan berat
badan dengan cepat
akibat diuresis yang
berhubungan dengan
ekskresi keton:
kehilangan berat
badan ini dengan
cepat kembali lagi :
diet0diet ini biasanya
rendah akan zat besi,
Diet yang Diet Beverly Hills, diet kalsium kadang
tergantung pada grapefruit: diet simeon vitamin B2: makanan

12
makanan tertentu ini tinggi akan lemak
atau hormon yang jenuh dan kolestrol
terkandung untuk
membantu Baik grapfriut atau diet
“pembakaran lainnya atau kombinasi
lemak” atau dari diet ini tidak
mengubah membantu
metabolisme pembakanaran lemak:
diet beverly hills hanya
mengijinkan buah-
buahan tertentu
selama 10 hari
pertama, lalu beberapa
makanan lainnya
ditambahkan secara
bertahap: diet ini tidak
cukup dalam protein,
zat besi, kalsium,
seng, dan zat gizi
lainnya. Recana
Simeon termasuk
penyuntikan hormon.
HCG (human chorionik
gonadatropin), dimana
ini dikatakan (belum
tentu benar)
mempercepat
Diet Cambridge; hilangnya lemak, tapi
Carnation Slander, diet 500 kkal/hari yang
cairan Sego; Pillsbury menyertai HCG inilah
Makanan subtitusi Figurine yang bertanggung

13
jawab akan kehilangan
berat badan yang
tampak.

Diet ini rendah kalori


dan monoton: diet ini
dapat menyebabkan
penurunan berat;
membantu peserta diet
mengubah kebiasaan
(diet minuman atau makan, dan
makanan subtitusi kehilangan berat ini
untuk makanan dengan cepat kembali
biasa) lagi.

3.    Modifikasi perilaku
Modifikasi perilaku, berhubungan dengan penurunan diet yang seimbang,
membantu mempromosikan penurunan berat badan yang menetap. Modifikasi perilaku
ini harus merupakan bagian dari semua program penurunan berat badan. Gambaran
utama dari program modifikas perilaku adalah:
a.      Monitor diri sendiri: pencatatan olahraga, makanan yang dimakan, dan emosi dan
lingkungan yang mempengaruhi pada waktu mengkomsumsi makanan untuk
memberikan dasar perencanaan untuk perubahan.
b.      Kontrol stimulus dan pengelolaan lingkungan: teknik yang didapatkan untuk
membantu mempelajari pemecahan hubungan antara isyarat lingkungan dan makanan
yang dimakan.

14
G.    Modifikasi Perilaku untuk Memperomosikan Penurunan Berat atau
Mempertahankan
1.      Aturan
a. Kunyah makanan secara perlahan-lahan, dan taruh sendok dan garpu diantara
waktu mengunyah.
b. Jangan ke pasar atau ke toko untuk makanan pada waktu perut kosong.
c. Buatlah daftar apa yang akan dibeli sebelum mulai belanja, dan jangan ditambahkan
pada waktu belanja.
d. Tinggalkan sedikit makanan di piring setelah makan.
e. Isi piring di dapur pada waktu makan, jangan taruh mangkuk terbua dengan
maknana diatas meja.
f. Makanlah hanya pada satu atau dua tempat (contohnya: di dapur dan ruang makan)
g. Jangan makan sewaktu aktivitas lain, seperti nonton televisi.
h. Jangan makan sambil berdiri.
i. Tulis di buku harian kapan dan di manna kamu makan, dan pada keadaan
(contohnya, membosankan, frutasi, ansientas). Waspadalah terhadap problem
keadaan ini, dan subtitusi aktivitas lain untuk makan.
j. Buatlah penganan rendah kalori selalu ada setiap waktu.
k. Beri hadiah pada diri sendiri untuk penurunan berat badan (contohnya, beli baju
baru, pergi ke konser atau berpinik atau jalan-jalan). Buatlah tahap demi tahap untuk
mencapai tahapan penurunan berat badan dengan hadiahnya untuk mencapai
sasaran yang diinginkan.
l. Bila anda melanggar diet ini pada suatu keadaan, jangan gunakan ini untuk
memanfaatkan membatalkan diet ini semuanya, mengakui akan kesalahan yang
tejadi, lalu kembali pada program kontrol berat badan.
m. Bila dihadapkan dengan makanan yang sangat menarik, ingat ini bukanlah waktumu
yang terakhir makan makanan ini. Jadi makanlah dengan porsi yang kecil.
1)     Dorongan positif: sistem hadiah untuk mendorong perubahan perilaku
2)     Kontak: tanda tangan kontrak antara terapis dan pasien yang meminta bantuan
perubahan perilak, buat garis besar dari akibat-akibat bila berbagai perubahan dibuat
atau tidak dibuat.

15
Akibat dibawah ini memberikan anjuran untuk modifikasi perilaku untuk menurunkan
dan mempertahankan berat badan.
2.      Olahraga
Aktivitas yang melibatkan gerakan yang banyak dari otot-otot besar ini
mempromosikan kehilangan lemak sambil mempertahankan massa otot. Untuk
mendapat hasil yang terbaik, peserta diet harus melakukan olahraga 3 hari dalam
seminggu, menggunakan sedikitnya 300 kali setiap kali (atau 4 hari/ minggu yang
membajar 200 kkal). Energi yang dikeluarkan untuk bbeberapa jenis olahraga
diperlihatkan pada Tabel 5-1.
3.      Operasi (penyekatan lambung)
Operasi hanya dianjurkan pada individu obesitas berat atau abnormal dimana
gagal menurunkan berat badan dengan cara konvensional. Penyekatan lambung
menciptakan reservoir kecil (30-60 ml) pada bagian pintas lambung Roux-en Y
retrokolika. Lambung sepenuhnya disekat secara horizontal; jejunum direseksi dari
duodenum dan dihubungkan ke jejunum untuk memungkinkan drainase sekresi usus.
Simal lambung, sehingga membatasi makanan yang dapat sekali dimakan.
Pada gastroplasti  (penjepitan lambung) (Gb.19- 1), lambung disekat sehingga ada
pembuaan kecil ( 10-12mm ) diantara reservoir dihubungkan dengan jejunom, sehingga
memintas lambung bagian disyal dan duodenum
4.      Hasil penyekat lambung
a. 90% dari pasien dari pintas lambung kehilangan paling sedikit 50% dari
kelebihan berat badan.
b. Hanya 30-50% pasien akan mencapai berat badan kurang dari 125% berat
badan ideal.
c. 90% penurunan berat badan terjadi pada tahun pertama setelah operasi, dan
banyak pasien kembali naik berat badannya setelah 1-2 tahun operasi.
d. Diet khusus dan modifikasi prilaku diperlukan setelah dilakukab penyekat
lambung. Ini akan dibahas pada bagian pendidikan pasien.
5.      Obat-obatan dan alat
Penekan nafu makan seperti fenfluramin (pondimin) kadang diresepkan sebagai
pembantu untuk pengurangan diet. Ketergantungan obat dapat terjadi, dan penurunan

16
berat badan akibat penggunaan obat ini jarang dapat dipertahankan. Obat-obatan, bila
digunakan biasanya diresepkan 6-8 minggu pertama dari program diet, untuk
memudahkan agar pasien terbiasa dengan kebiasaan makan yang baru.
Gastric bubble adalh plastik yang tidak dapat dikempeskan dan alat ini dimasukan
didalam lambung untuk memenuhi perasaan penuh dan kenyang, digunakan
bersamaan dengan diet dan modivikasi prilaku. 800-100kkal cairan atau diet lunak
dimakan selama gelembung plastik ini ditaruh dilambung. Komplikasi yang terjadi
adalah ulkus peptikum, obstruksi pilorus atau usus, nausea dan vomitus.
H.    Pendidikan pasien
Mencapai kehilangan lemak sambil mempertahankan masa otot dan melatih
kebiasaan makan, sehingga penurunan berat badan ini dapat dipertahankan.
Kontrol berat badan merupakan proses seumur hidup. Bila berat badan sudah kurang,
maka perhatikan harus ditunjukan kepada bagaimana mempertahankan berat badan
ini. Pasien harus berpikir mengubah gaya hidup dari pada mengubah cara makan saja
untuk kontrol berat badan, diharapkan pasien tidak kembali pada kebiasaan lama
makan atau berat badan akan kembali naik perubahan ini dicapai melalui diet, olahraga,
dan modifikasi prilaku.
1.      Diet rendah kalori
Umumnya pasien dewasa dan remaja dapat belajar untuk memakai daftar
penukar untuk merencanakan makanan yang ada dari asosiasi diabetes amerika, yang
memungkinkan fleksibel dan lebih mudah. Dari pada menghitung kalori. Pasien dapat
menggunakan prencanaan diet lainnya yang dijumpai dimajalah-majalah atau buku-
buku atau organisasi pendukung lainnya. Untuk membantu evaluasi rencana diet, para
ahli dapt membantu pasien dengan penuntun pada kontak dibawah ini dianak-anak pra
sekolah dan usia sekolah dapt digunakan rencana “lampu lalulintas”. Makan kurang dari
20kkl/ saji adalah makanan hijau, atau jalanan, dan dapat dimakan dengan bebas.
Karakteristik program kontrol  berat badan yang aman dan efekif.
a.    Perencanan diet termasuk lebih dari 800kkal/hari.
b.    Perencanaan diet termasuk makanan dari semua kelompok makanan.
c.    Tidak dianjurkan produk magik untuk pembakar lemak atau pengurangan nafsu
makan.

17
d.    Tuntutan untuk penurunan berat badan tidak boleh lebih dari rata-rata 1kg/minggu.
e.    Dianjurkan untuk olahraga.
f.     Rencana ini dapat perubahan eprilaku dan kebiasaa.
g.    Rencana ini dapat dicocokan pada gaya hidup seseorangan.
h.    Biaya rencana ini masuk diakal.

Makan hijau termasuk penyedap dan bumbu dan sebagian besar sayuran seperti
asparagus. kuning adalah makanan utama pada diet: makanan dapat dimakan dengan
hati-hati. Contohnya jagung, ayam bakar, susu skim, dan english muffins. Makanan
merah, atau stop yaitu makanan yang tinggi kalori. Jangan lebih dari 4 sajian makanan
merah dalam seminggu. Beberapa contoh makanan merah adalah remis, buah-buahan
dalam sirup kental, ayam goreng, susu fullcream, dan donat.
Beberapa anjuran yang dapat membantu pasien:
a.      Pasien diet harus menimbangan dan mengukur makanan sebagai pembantu dalam
mempelajari dan mengenal ukuran saji.
b.      Makana berserat tinggi memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dari pada makan
rendah serat, dan rasa kenyang (penung dan puas) dapat dicapai dengan sedikit kalori
bila memakan makanan berserat tinggi.
c.      Lemak adalah sumber kalori yang paling tinggi. Kurang penggunaan lemak, gunakan
daging yang tidak berlemak atau ayam tanpa kulit dan jangan makan lebih dari 6 oz
( sekitar ukuran 2 kartu dek atau 170g)/hari. Rebus, bakar, atau kkus makanan dari
pada digoreng. Gunakan rempah-rempah, bumbu dan air jeruk nipis atau penyedap
yang rendah kalori lainnya dari pada mentega, margarin, minyak zaitun, atau garam
babi. Pililah susu skimm dan makana yang dibuat dari susu skim. Batasi makanan
dengan lemak “tersembunyi” seperti donat, pie crust, crossants,muffins dan roti yang
dibuat dengan cepat. Pilihlah es buah, buhan segar, atau kue-kue yang rendah kalori
(gingersnaps newtons) dari pada eskrim, cake, pie, atau kue-kue yang tinggi kadar
lemaknya.
d.      Jangan harapkan penurunan berat badan yang cepat dan mudah. Kenaikan berat
badan berlangsung perlahan-lahan, begitu juga penurunan berat badan. Bila

18
tergelincir/gagal jangan kecewa dan depresi: mulai dengan amkan yang baik dan
olahraga.

2.  Olahraga
Kebutuhan individu untuk membentuk pengembangan program olahraga yang
memenuhi kriteria pada intervenasi yang dapat dipertahankan untuk masa depan.
Selain perencanan program olahraga, seseorang dapat meningkatkan energi kelurkan
selama aktivitas sehari-hari. Secara khususnya, seseorang dapat memarkir
kendaraanya lebuh jauh dari tempat berbelanjan, berjalan kaki kendaraan lebih jauh
dari tempat berbelanja bilamana mungkin, mengunakan secara sesuatu secara manual
dari pada menggunakan alat dengan tenaga listrik, dan mengunakan tangga dari pada
eskalator dan elevator.
3.  Modifikasi prilaku
Modifikasi prilaku merupakann hal yang angan penting dalam mempertahankan
penurunan berat badan. Memperlambat kecepatan makan sangan menguntungkan.
Pasien harus diajarkan makan dengan teman atau keluarga dan pembicara waktu
makan, meletakan sendok dan garpu setelah penyap dan mengigi, mengunyah
makanan dengan baik, berserat lainnya. Kotak pada hal.354  menyediakan teknik
modifikasi prilaku lainya yang sudah ditemukan sangat membentu.
Telah ditemukan bahwa beberapa karakteristik gaya hidup dan cara menangulangi
masalah yang lebih sering terdapat pada wanita yang sebelumnya obes yang
mempertahankan berat badan dari pada yang naik berat badannya: lahraga secara
teratur, sadar akan kebiasaan makan, mengunakan dukungan sosial yang ada,
menghadapi masalah secara langsung dan mengunakan secara strategi yang dibuat
secara personal untuk menghindari makan berlebihan. Rencana intervensi prorangan
angat penting untuk keberhasilan dari penurunan berat dan mempertahankannya.
4.  Memakan lebih banyak makanan sehat
Individu obes sering dijumpai diet yang buruk, dengan sering tidak makan pagi
dan tidak cukup vitamin dan mineral yang masuk. Kebiasaan makan yang terbentuk,
selama penurunan berat haru diubah kualitas, dietnya dengan cara positif. Pasien harus
dianjurkan bahwa:

19
a.      Semua makana dapat dimakan dalam jumlah tidak berlebihan, wakaupun demikinaan,
makanan yang kaya kalori dan sedikit nilai gizi (mentega, margarin, kuah salad, gula
pasir, gula-gula, sirup, jam, dessert, pastries, minuman ringan dan minuman buah)
harung dikurangi. Konsentrasikan pada makanan pada kaya nilai gizi dibandingkan
dengan kalori yang diberikan.
b.      Individu yang mengkomsumsi kurang dari 1200kkal/hari perlu suplemen vitamin dan
mineral karna kesulitan yang dihadapi untuk mempertahankan cukup niali gizi yang
masuk sebanding dengan pembantasan kalori.
c.      Hilangkan gangguan makanan dengan menurunkan berat badan. Ini sering membuat
idividu sangat lapar sehingga dia makan berlebihan pada waktu makan berikutnya.
Lebih jauh, penurunan berat badan umumnya dipermudah dengan membagi kalori yang
diijinkan menjadi beberapa makanan lebih kecil/ hari, dari pada makan dua atau tiga
makanan yang berlebihan.
5.      Mencari bantuan
Bantuan dan dorongan sangat penting. Keduanya dapat diproleh dari konseling
kelompok atau inidividu melalui depatermen rawat jalan, ahli gizi, atau psikolog pada
praktek suwasta, atau pemimpin kelompok masyarakat. Sumber-sumber bantuan ini
dapat dievaluasi dengan menuntun didalama kotak pada halama 358 (tentang
karakteristik program penurunan berat yang aman dan efektif) anggota keluarga dan
teman-teman juga merupakan sumber bantuangn dan dorongan yang sangat berharga.

I.       Pertahankan kebiasaan makan yang baik setelah operasi untuk obesitas


Langkah-langkah berikut ini dapat membantu pasien menerima hasil yang optimal dari
operasi dari sambil menghindari komplikasi:
1.      Perubahan prilaku makan selam dua tahun pertama setelah operasi sngat penting.
Selama waktu ini, efek dari operasi mendorong pasien bekerja kerang dengan
menurunkan jumlah makanan yang dapt dimakan tampa gangguan. Setelah titik ini,
operasi memberikan keuntungan lebih sedikit. Pasien harus beradaptasi pada teknik
makan dengan lambat (lihat kotak pada halama 354), hindari makanan pada kalori
(lemak,pastry, kembangula dan coklat, minuman yang manis), makan yang teratur,
dengan prosi kecil.

20
2.      Nausea dan vomitus adalah problem yang paling sering terjadi, dan obstruksi dari
saluran pencernan kemungkinan terjadi setelah operasi. Untuk mencegah problem ini
maka makanan pertama yang diberikan adalah makanan cair atau campuran, bubur
saring. Setelah 6-8 minggu pertama setelah operasi, makanan kemudian menjadi
makanan lunak lalu makanan biasa. Pasien harus mengunyah makanan dengan betul,
dan makan dengan lambat dan makan dengan prosi kecil.
3.      “dumping sindrom” dengan nausea, lemah, takikardia, dan diare, dapat terjadi pada
pasien dengan pintas lambung keluhan ini dapat dikurangi dengan menghindari minum
sewaktu makan (setela priode operasi) dianjurkan pintas lambung lebih diingkan dari
pada gastroplasti untuk individu yang mengguanakn gula lam jumlah banyak karna
mereka akan kehilangan berat lebih banyak dengan operasi pintas lambunng perbaikan
dalam kehilangan berat kemungkinan akibat dari ”dumping sindrom”. 

21
BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Obesitas yang diukur dengan indeks massa tubuh dapat dibagi menjadi obesitas perifer
dan obesitas sentral atau abdominal berdasarkan lingkaran perut. Bagi orang Asia,
lingkaran perut pada laki-laki harus kurang dari 90 cm sementara pada wanita kurang
dari 80 cm. Jadi, IMT yang melebihi 23 dengan lingkaran perut lebih dari 90 cm pada
laki-laki dan 80 cm pada wanita dapat digolongkan kedalam obesitas abdominal.
Obesitas relatif resisten terhadap intervensi medis, farmakologis ataupun nutrisi,
khususnya obesitas abdominal pada orang-orang yang berusia diatas 40 tahun. Tujuan
utama dalam terapi obesitas adalah untuk memberikan diet yang secara nutrisi
memadai dan menentukan asupan kalori/pemakaian energi pada tingkat yang akan
penggalakkan penurunan berat secara bertahap sebesar 2-3 kilogram/bulan.
(Hartono,Andry. 2006)

B.   Saran
1.    Mahasiswa-mahasiswi
Mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti tentang pelajaran Ilmu Gizi dan Diet
2.    Institusi
Institusi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga dapat mendukung
tercapainya makalah yang baik dan benar

22
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier,Sunita.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama


Hartono,Andry.2006.Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit.Jakarta:EGC
Moore,Mary Courtney.1997.Buku Pedoman Terapi Diet dan Nutrisi.Jakarta:Hipokrates

23

Anda mungkin juga menyukai