Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GIZI DASAR

OBESITAS
Disusun sebagai salah satu Tugas Materi Perkuliahan Gizi Dasar

Disusun oleh :
1. A Amelia P Salsabila B (22120086)
2. Maria Kristina Towe Tukan (22120115)
3. Rifka (22120118)
4. Kartika Elvira Simamora (22120109)

PRODI GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Kepada-Nya kita memuji dan
bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan setan yang selalu menghembuskan kebatilan
pada diri kita.
Dengan rahmat dan pertolongan-Nya, Alhamdulillah makalah yang
berjudul “Obesitas” ini dapat diselesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuh
hati bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran para pembaca sebagai bahan evaluasi
kami dalam pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan itu semua
menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di
masa yang akan datang.

Yogyakarta, 9 September 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. Pengertian Radioaktif........................................................................................................
B. Jenis Zat Radioaktif Yang Sering Digunakan...................................................................
1. Sinar Alpha.....................................................................................................................
2. Sinar Beta.......................................................................................................................
3. Sinar Gamma..................................................................................................................
C. Prinsip Dan Cara Kerja Pengawetan Bahan Makanan Dengan Radioaktif.......................
1. Prinsip bahan makanan dengan radioaktif.....................................................................
2. Cara kerja pengawetan bahan makanan dengan radioaktif............................................
D. Manfaat Dan Efek Samping Radioaktif............................................................................
1. Manfaat radioaktif..........................................................................................................
2. Efek Samping Radioaktif.............................................................................................
E. Cara Meminimalisir Efek Samping Radioaktif...............................................................
BAB III PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi
setiap orang. Pada kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti kelebihan berat
badan (BB) jauh melebihi berat yang diinginkan.
Terkadang kita sering dibuat bingung dengan pengertian obesitas dan
overweight, padahal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian yang berbeda.
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang
berlebih, sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan
kesehatan. Sementara overweight (kelebihan berat badan) adalah keadaan dimana
BB seseorang melebihi BB normal.
Obesitas kini mulai diterima sebagai salah satu masalah kesehatan serius di
negara-negara berkembang Hal ini terutama karena orang obese cenderung
menderita penyakit jantung, hipertensi, stroke, diabetes melitus, dan jenis kanker
tertentu. Kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut meningkat
secara drastis terutama untuk Body Mass Index di atas 30.Terdapat sedikit
pertentangan terhadap sejauh apa peranan obesitas, apakah menjadi penyebab
utama bagi timbulnya penyakit-penyakit tenrtentu, atau semata-mata hanya
sebagai suatu pertanda atau petunjuk bahwa orang bersangkutan mempunyai
resiko tinggi terhadap penyakit yang bersangkutan. Pandangan mengenai obesitas
sebagai sesuatu yang tidak berbahaya, walau bagaimanapun, sudah tidak dapat
diterima lagi, mengingat bukti-bukti yang telah dikumpulkan selama 10 tahun
terakhir memperlihatkan hal sebaliknya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari obesitas?
2. Apa penyebab terjadinya obesitas?
3. Bagaimana gejala obesitas?
4. Apa saja jenis-jenis obesitas?
5. Apa saja resiko dari orang yang mengalami obesitas?
6. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan obesitas?

4
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian dari obesitas.
2. Mengetahui penyebab terjadinya obesitas.
3. Mengetahui gejala obesitas.
4. Mengetahui jenis-jenis obesitas.
5. Mengetahui resiko orang yang mengalami obesitas.
6. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan obesitas.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obesitas
Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan adalah dampak
dari konsumsi energy yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut
dapat disimpan didalam tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke
waktu badan akan bertambah berat disamping faktor kelebihan konsumsi energi,
faktor keturunan juga mempunyai andil dalam kegemukan (muchatadi, 2001).
Obesitas adalah refleksi ketidakseimbangan konsumsi dan pengeluaran
energi, penyebabnya ada yang bersifat Eksogenetis dan Endogenous. Penyebab
Eksogenetis misalnya kegemaran makan secara berlebihan terutama makanan
tinggi kalori tanpa diimbangi oleh aktivitas fisik yang cukup sehingga surflus
energinya disimpan sebagai lemak tubuh (khomsan, 2004).
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh
untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi
lainnya.
Dari segi obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya
ditimbun dalam jaringan supkutan (bawah kulit) sekitar organ tubuh yang kadang
terjadi peluasan kedalam jaringan organnya, dari segi ilmu gizi obesitas,
penimbun trigliseida yang berlebihan di jaringan-jaringan tubuh.

B. Penyebab Obesitas
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih banyak d
ari yang diperlukanoleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asu
pan dan pembakaran kalori inimasih belum jelas.Terjadinya obesitas melibatkan b
eberapa faktor :

a. Faktor Makanan

 Jika seseorang mengkonsumsi makanan dengan kandungan energi sesuai yang di
butuhkantubuh, maka tidak ada energi yang disimpan.sebaliknya jika mengkonsu
msi makanan denganenergi melebihi yang dibutuhkan tubuh, maka kelebihan ener
gi akan disimpan, Sebagaicadangan energi terutama sebagai lemak seperti telah di
uraikan diatas.

b. Faktor Keturunan

 Penelitian pada manusia maupun hewan menunjukan bahwa obesitas terjadi kare
na faktorinteraksi gen dan lingkungan.

6
c. Faktor Hormon

 Menurunya hormon tyroid dalam tubuh akibat menurunya fungsi kelenjar tyroid 
akanmempengaruhi metabolisme dimana kemampuan menggunakan energi akan 
berkurang.

d. Faktor Psikologis

 Pada beberapa individu akan makan lebih banyak dari biasa bila merasa diperluk
an suatukebutuhan khusus untuk keamanan emosional (security food).

e. Gaya Hidup (Life Style) yang Kurang Tepat 

 Kemajuan sosial ekonomi, teknologi dan informasi yang global telah menyebabk
an perubahan gaya hidup yang meliputi pola pikir dan sikap, yang terlihat dari pol
a kebiasaanmakan dan beraktifitas fisik.

 f. Pemakaian Obat-Obatan

 Efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, mis
alnya obatkontrasepsi

7
C. Gejala Obesitas
Secara umum obesitas dapat ditandai dengan gangguan
pernafasan yang disebabkan oleh adanya penimbunan lemak di bawah
diafragma dan di dalam dinding dada yang dapat menekan paru-paru.
Gangguan pernafasan dapat terjadi walaupun melakukan aktivitas
ringan dan terjadi pada saat tidur yang menyebabkan terhentinya
pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada siang
hari sering mengantuk. Menurut Irwan (2016) obesitas dapat dikenali
dengan tanda dan gejala sebagai berikut : 1) Dagu rangkap 2) Leher
relatif pendek 3) Dada yang mengembung dengan payudara yang
membesar mengandung lemak 4) Perut membuncit dan dinding perut
berlipat-lipat 5) Kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua
pangkal paha bagian dalam saling menempel sehingga menyebabkan
laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. d. IMT
(Indeks Masa Tubuh) Obesitas dapat ditentukan dengan menggunakan
penghitungan IMT (Indeks Masa Tubuh) untuk melihat status gizi
pada orang dewasa yang berhubungan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan. IMT dapat ditentukan melalui perhitungan
perbandingan berat badan dengan 10 Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
a b tinggi badan kuadrat dalam satuan meter dengan rumus sebagai
berikut (Boediman, 2009) : Berat badan ditimbang dengan timbangan
analog dan tinggi badan diukur dengan microtoise. Gambar 1. Alat
Ukur : a. Timbangan Analog untuk Mengukur Berat Badan ; b.
Microtoise untuk Mengukur Tinggi Badan. Interpretasi nilai IMT
(Indeks Masa Tubuh) dikategorikan dalam beberapa tingkatan sebagai
berikut : Tabel 1. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT
Klasifikasi IMT Kurus < 40 Obesitas Tingkat III ≥ 40,0

D. Jenis-Jenis Obesitas
Ada enam jenis obesitas yang bisa mneyerang tubuh manusia.

1. Obesitas makanan

Jenis obesitas ini didapat dari asupan makanan dan air yang
berlebihan. Biasanya, penderita obesitas tipe ini akan mengalami
penimbunan lemak di bagian tubuh atas yang menyebabkan perut
buncit.

8
Sebagai solusinya adalah mengurangi jumlah makanan, gula, dan berolahraga
minimal 30 menit setiap hari.

2. Obesitas kecemasan

Penyebab utama untuk jenis obesitas ini adalah kecemasan dan stres. Solusi untuk
jenis obesitas tipe ini adalah mengontrol kegiatan fisik untuk mengelola kecemasan
dan mengurangi stres.

3. Obesitas gluten

Obesitas tipe ini umum dialami oleh wanita, terutama selama masa remaja,
menopause, atau saat mengalami ketidakseimbangan hormon.

Biasanya, penderita obesitas jenis ini akan mengalami penimbunan lemak di bagian
pinggul dan paha. Cara terbaik untuk menanganinya adalah menghindari duduk
dengan waktu yang lama, olahraga secara teratur, dan menghindari merokok.

4. Obesitas aterogenik metabolik

Obesitas tipe ini ditandai dengan perut yang sangat besar. Hal itu diakibatkan karena
seluruh lemak tubuh terakumulasi dalam perut yang dapat menyebabkan masalah
pernapasan.

5. Obesitas vena

Masalah kegemukan ini sering terjadi karena sirkulasi vena. Umumnya, masalah
tersebut dialami oleh wanita selama kehamilan. Sebagai solusinya adalah melakukan
banyak olahraga, misal, berjalan kaki atau naik tangga.

6. Obesitas kurang gerak

Ini adalah jenis obesitas yang umum dialami pada mereka yang minim gerak atau
malas. Solusinya, lakukanlah beberapa jenis olahraga ringan dan perhatikan asupan
makanan Anda untuk mengembalikan bentuk tubuh sempurna.

E. Resiko Obesitas
Obesitas dapat terjadi terutama akibat peningkatan asupan makanan
dan penurunan aktifitas fisik. Berbagai peneliti menemukan faktor risiko
obesitas sentral yang lain seperti konsumsi makanan, alkohol, riwayat
merokok dan aktifitas fisik (Lathi Koski, 2002). Selain itu kemajuan
teknologi, status sosial ekonomi, sedentary life style juga merupakan
determinan faktor risiko yang penting (Rosen and Shapouri, 2008). Banyak
faktor yang mempengaruhi obesitas sentral diantaranya yaitu faktor
lingkungan seperti ketersediaan akses berupa transportasi, tempat tinggal,

9
budaya setempat atau ras dan etnis merupakan beberapa dari sekian banyak
faktor resiko yang secara langsung maupun tidak langsung dapat memicu
terjadinya obesitas sentral. Penelitian mengenai obesitas sentral secara
internasional sudah cukup banyak dilakukan, akan tetapi di Indonesia sendiri
masih cukup terbatas, dan kebanyakan dilakukan pada kalangan ibu-ibu
rumah tangga dan di daerah perkotaan. Obesitas sentral berisiko kematian
yang besar, seseorang dengan indeks massa tubuh normal tetapi dengan
peningkatan lingkar perut, berisiko kematian 20% lebih besar daripada
seseorang dengan indeks massa tubuh dan lingkar perut normal.
Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak juga antara lain asupan
makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,
minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger,
pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan.
Selain itu, obesitas dapat terjadi pada anak yang ketika masih bayi tidak
dibiasakan mengkonsumsi air susu ibu (ASI), tetapi mengunakan susu
formula dengan jumlah asupan yang melebihi porsi yang dibutuhkan
bayi/anak. Akibatnya, anak akan mengalami kelebihan berat badan saat
berusia 4-5 tahun. Hal ini diperparah dengan kebiasaan mengkonsumsi
makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa
disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat. Anak
yang berusia 5-7 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi lebih.
Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat perhatian dari
sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa
dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan
selanjutnya. Hasil penelitian Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada
tahun 2006 menunjukkan bahwa lebih dari 37,3% pelajar pernah merokok,
30,9% diantaranya merokok pertama kali sebelum berusia 10 tahun. Hasil
Susenas (tahun 1995, 2001 dan 2004) menunjukkan usia remaja yang rentan
untuk mulai mencoba merokok adalah 15-19 tahun. Sejak tahun 1970 hingga
sekarang, kejadian obesitas meningkat 2 (dua) kali lipat pada anak usia 2-5
tahun dan usia 12-19 tahun, bahkan meningkat tiga (3) kali lipat pada anak
usia 6-11 tahun. Di Indonesia, prevalensi obesitas pada anak usia 6-15 tahun
meningkat dari 5% tahun 1990 menjadi 16% tahun 2001. Faktor penyebab
obesitas lainnya adalah kurangnya aktivitas fisik baik kegiatan harian
maupun latihan fisik terstruktur. Aktivitas fisik yang dilakukan sejak masa
anak sampai lansia akan mempengaruhi kesehatan seumur hidup. Obesitas
pada usia anak akan meningkatkan risiko obesitas pada saat dewasa.
Penyebab obesitas dinilai sebagai ‘multikausal’ dan sangat multidimensional
karena tidak hanya terjadi pada golongan sosio-ekonomi tinggi, tetapi juga
sering terdapat pada sosio-ekonomi menengah hingga menengah ke bawah.
Obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dibandingkan dengan faktor
genetik. Jika obesitas terjadi pada anak sebelum usia 5-7 tahun, maka risiko

10
obesitas dapat terjadi pada saat tumbuh dewasa. Anak obesitas biasanya
berasal dari keluarga yang juga obesitas. Masalah gizi banyak dialami oleh
golongan rawan gizi yang memerlukan kecukupan zat gizi untuk
pertumbuhan. Kelompok anak hingga remaja awal (sekitar 10-14 tahun)
merupakan kelompok usia yang berisiko mengalami masalah gizi baik
masalah gizi kurang maupun gizi lebih.

F. Pencegahan dan Pengobatan pada Penderita Obesitas

Adapun pencegahan yang dapat dilakukan untuk terhindar dari obesitas yaitu:
1. Olah Raga
Aktivitas fisik didefinisikan sebagai pergerakan tubuh khususnya otot
yang membutuhkan energi dan olahraga adalah salah satu bentuk aktivitas
fisik. Rekomendasi dari Physical Activity and Health menyatakan bahwa
‘aktivitas fisik sedang’ sebaiknya dilakukan sekitar 30 menit atau lebih
dalam seminggu. Aktivitas fisik sedang antara lain berjalan, jogging,
berenang, dan bersepeda. Aktivitas fisik yang dilakukan setiap hari
bermanfaat bukan hanya untuk mendapatkan kondisi tubuh yang sehat
tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan mental, hiburan dalam mencegah
stres. Rendahnya aktivitas fisik merupakan faktor utama yang
mempengaruhi obesitas.
2. Kebiasaan Konsumsi Sayur dan Buah
Sayur dan buah merupakan sumber serat yang penting bagi anak dalam
masa pertumbuhan, khususnya berhubungan dengan obesitas. Anak
overweight dan obesitas membutuhkan makanan tinggi serat seperti sayur
dan buah. Berdasarkan PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang),
konsumsi sayur dan buah minimal 3 porsi/hari. Pola konsumsi sayur dan
buah pada penduduk Indonesia memang masih rendah daripada jumlah
yang dianjurkan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sekitar
90% anak mengkonsumsi sayur dan buah dengan ukuran <3 porsi/hari.
Selain itu ternyata anak perempuan lebih sering mengkonsumsi sayur dan
buah dibandingkan dengan anak laki-laki. Konsumsi serat secara linier
akan mengurangi asupan lemak dan garam yang selanjutnya akan
menurunkan tekanan darah dan mencegah peningkatan berat badan.
Berbagai intervensi dalam mencegah obesitas termasuk meningkatkan
konsumsi sayur dan buah dapat menggantikan makanan dengan densitas
energi tinggi yang sering dikonsumsi anak dan remaja, sehingga secara
tidak langsung dapat menurunkan berat badan.
3. Asupan Energi dan Protein
Selain sebagai sumber energi, makanan juga diperlukan untuk
menggantikan sel tubuh yang rusak dan pertumbuhan. Persoalan akan
muncul jika makanan yang dikonsumsi melebihi kebutuhan. Kelebihan

11
energi tersebut akan disimpan di dalam tubuh. Jika keadaan ini terjadi
terus menerus akan mengakibatkan penimbunan lemak di dalam tubuh
sehingga berisiko mengalami kegemukan. Remaja membutuhkan sejumlah
kalori untuk memenuhi kebutuhan energi sehari-hari baik untuk keperluan
aktivitas maupun pertumbuhan. Peningkatan kebutuhan energi sejalan
dengan bertambahnya usia. Dalam memenuhi kebutuhannya, usia remaja
dianjurkan untuk mengkonsumsi variasi makanan sehat antara lain sumber
protein, produk susu rendah lemak, serealia, buah dan sayuran. Pada
prinsipnya, kebutuhan gizi anak usia 10-12 tahun adalah tinggi kalori dan
protein, karena pada masa ini tubuh sedang mengalami pertumbuhan yang
cukup pesat.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan antara
asupan energi dan protein dengan obesitas pada anak (p<0,05). Rerata
asupan energi total per kapita per hari sebesar 1636,57 Kkal. Tingginya
asupan energi kemungkinan disebabkan oleh konsumsi makanan cepat
saji (makanan modern) yang menjadi kebiasaan umum baik di kota besar
maupun kecil di wilayah Indonesia. Secara umum, komposisi makanan
jenis makanan cepat saji adalah tinggi energi, lemak, garam dan rendah
serat. Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan kekuatan otot.
Setiap harinya, seorang remaja membutuhkan 45-60 g protein yang
bersumber dari makanan seperti daging, ayam, telur, susu dan produknya,
kacang, tahu dan kedelai. Rerata asupan protein per kapita per hari
responden sebesar 56,7 g. Asupan tinggi protein dapat memberikan
kontribusi jumlah kalori dalam sehari. Pada umumnya, anak usia 5-15
tahun cenderung masih tergantung dari makanan yang disediakan oleh
orang tua di rumah, walaupun akhir-akhir ini kecenderungan anak dalam
memilih makanan lebih disebabkan oleh pengaruh lingkungan di luar
rumah yang dapat menggeser kebiasaan pola makan anak.

Pengobatan

Penanganan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan pasien sampai


mencapai berat badan ideal kemudian mempertahankannya, serta menurunkan
risiko penyakit terkait obesitas. Metode penanganannya bermacam-macam, seperti
dijelaskan di bawah ini:

Diet
Langkah utama dalam menurunkan berat badan adalah membatasi
asupan kalori harian dengan tanpa melewati jadwal makan. Namun, perlu diingat,
makanan yang dikonsumsi harus yang bergizi lengkap dan seimbang.

12
Cara yang dapat dilakukan adalah mengganti makanan atau minuman tinggi kalori
dengan pilihan makanan yang mengandung banyak serat, seperti sayur dan buah-
buahan. Pasien juga dianjurkan untuk membatasi makanan cepat saji dan makanan
atau minuman yang mengandung pemanis.

Olahraga
Rutin berolahraga dengan intensitas sedang dapat membantu membakar kalori dan
mencapai berat badan ideal. Jenis latihan fisik yang dapat dilakukan antara lain
jalan cepat, bersepeda, atau berenang. Waktu olahraga yang direkomendasikan
adalah 30 menit setiap hari.

Konseling
Metode ini bertujuan untuk membantu pasien memahami dan mencegah hal-hal
yang dapat memicu peningkatan nafsu makan. Konseling, baik secara individu
maupun berkelompok, juga dapat membantu pasien mengelola stres dengan baik
guna menghindari stress eating.

Obat-obatan
Konsumsi obat penurun berat badan dapat dilakukan bersamaan dengan
perubahan pola makan, olahraga, dan konseling. Namun, penting untuk diingat,
penggunaan obat ini harus disertai dengan resep dokter.
Jenis obat penurun berat badan tersebut antara lain:

 Bupropion-naltrexone
 Liraglatide
 Orlistat
 Phentermine-toparamate

Operasi
Bila metode di atas sudah tidak efektif dalam menangani obesitas, dokter akan
melakukan operasi bariatrik. Operasi ini dilakukan dengan membuat perubahan
pada sistem pencernaan. Beberapa metode yang dapat dilakukan adalah:

 Gastric bypass surgery


Operasi gastric bypass bertujuan untuk mengurangi penyerapan kalori
oleh tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan mengecilkan ukuran lambung
dan langsung menghubungkannya ke usus halus.

13
 Adjustable gastric banding
Operasi ini dilakukan dengan mengikat lambung sehingga ukuran lambung
menjadi lebih kecil. Tujuannya adalah agar pasien merasa kenyang setelah
makan dalam porsi kecil.
 Gastric sleeve
Pada operasi ini, dokter akan mengangkat sebagian lambung agar lambung
menjadi lebih kecil. Dengan begitu, pasien akan cepat kenyang meski
makan dalam porsi sedikit.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan
lemak tubuh yang berlebihan. kegemukan adalah dampak dari konsumsi energy
yang berlebihan, dimana energy yang berlebihan tersebut dapat disimpan didalam
tubuh sebagai lemak, sehingga akibatnya dari waktu ke waktu badan akan
bertambah berat disamping faktor kelebihan konsumsi energi, faktor keturunan
juga mempunyai andil dalam kegemukan

15
DAFTAR PUSTAKA

16

Anda mungkin juga menyukai