Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN OBESITAS

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Astuti Lupita Sari


2. Dina Marliana
3. Lalu Sapta Yudawan
4. Yeni Marliana

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK

2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya Makalah ini membahas Obesitas pada
Anak.

Pada dasarnya makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan


pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang Obesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Mataram, 16 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Manfaat..............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Pengertian Obesitas............................................................................................5
2.2 Klasifikasi Obesitas............................................................................................5
2.3 Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak.................................................6
2.4 Etiologi...............................................................................................................7
2.5 Manifestasi Klinis..............................................................................................7
2.6 Tata Laksana Obesitas Anak..............................................................................8
2.7 Cara Mencegah Obesitas pada Anak................................................................10
BAB III............................................................................................................................12
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS......................................................................12
3.1 Pengkajian........................................................................................................12
3.2 Diagnosa keperawatan......................................................................................13
BAB IV............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan............................................................................................................17
4.2 Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada awalnya obesitas di pandang sebagai tren atau gaya hidup sebagai
tanda kesuksesan seseorang, dengan memiliki badan yang gemuk menandakan
seseorang hidup berkecukupn. Namun sekarang obesitas telah menjadi
masalah yang serius karena memicu timbulnya berbagai komplikasi penyakit
yang menyertainya. Masalah obesitas kini telah menjadi perhatian khusus
badan kesehatan dunia.
Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun,
tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh.Pola penyebaran lemak
tubuh pada pria dan wanita cenderung berbeda.Wanita cenderung menimbun
lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti
buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut,
sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Masalah ini yang
menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan dengan obesitas menjadi
sangat menarik untuk di angkat dan di pelajari kelompok kami, semoga apa
yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Obesitas?
2. Faktor apa saja yang bisa menyebabkan Obesitas?
3. Bagaimana cara penanganan anak yang Obesitas?

1.3 Manfaat
1. Memahami konsep dan karakterisitik Obesitas
2. Mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Obesitas
3. Mengetahui upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan agar pertumbuhan
anak bisa berkembang dengan baik dan sehat.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Obesitas


Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut
tinggi badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan
terdapat di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan
overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas mempunyai
ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai
tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu
rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang
membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada
umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur
dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi
dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita
yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti
tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah mengancam
kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua anak yang gemuk dikategorikan
sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki
kerangka tubuh lebih besar dari ratarata,selain itu juga memiliki kadar lemak
yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata seperti anak
yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat
dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk
memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki obesitas.

2.2 Klasifikasi Obesitas


digolongkan menjadi 3 kelompok:
1. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
2. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan
sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk)

2.3 Penyebab dan Penanganan Obesitas pada Anak


Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih. Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita
untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang
dihadapi anak. Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk
Anda pelajari :

1. Kebiasaan Makan yang Buruk


Anak yang tidak atau kurang suka mengkonsumsi buah, sayur dan biji-
bijian (grains) dan lebih memilih fast food, minuman manis maupun
makanan kemasan, memiliki kecenderungan untuk memiliki berat berlebih
karena makanan tersebut merupakan makanan yang tinggi lemak dan
kalori tetapi memiliki nilai gizi yang rendah.
 Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat.
Batasi tingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak
konsumsi sayur, buah dan menu bergizi lainnya.
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki
orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk
mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa faktor keturunan
tidak lantas membuat seseorang memiliki berat berlebih. Hal ini akan
muncul jika si anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang
seharusnya ia konsumsi.
 Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak
maupun zat lain yang dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya
dan tidak berlebihan.
3. Tidak Aktif Secara Fisik
Teknologi modern banyak memaksa anak-anak kita untuk lebih banyak
duduk diam menghabiskan waktu mereka di depan layar komputer
maupun televisi sehingga mereka tidak banyak bergerak. Jika konsumsi
kalori dan lemak mereka berlebih, padahal tubuh tidak membakarnya,
maka obesitas pada anak akan terjadi pada mereka.
 Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main
game atau nonton TV dan ganti dengan mengikutsertakan mereka
dalam kegiatan olahraga yang mereka sukai.
2.4 Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola
makan, obat-obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi
intake makanan.

2.5 Manifestasi Klinis


Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak
biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak
wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan
perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.
Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil
dengan jari – jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan
dagu yang berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara
yang telah tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan
perasaan yang kurang menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya
pada biseb dan trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin
merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. Penimbunan lemak yang
berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan paru –
paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering
merasa ngantuk.
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri
punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul,
lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering ditemukan kelainan
kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang
relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas
tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang
lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

2.6 Tata Laksana Obesitas Anak


1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang
kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan
orang tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang
menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
 Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu
formula perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
 makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi
mulai diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol
mulai dihilangkan umur 1 tahun.
 Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
 Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan
lemak untuk memasak. (mi sal : santan, minyak, margarine)
 Pilih daging yang tidak berlemak.
 Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
 Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis
buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila perlu.
 Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain
sejenis.
 Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
 Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.

Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori


dari kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara
spontan sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah
kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi
zat gizi yang mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang
masih pesat terutama tumbuh kembang otak.

c. Anak usia sekolah (4 - 6 th).


Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi
diberikan sesuai kebutuhan. Dalam keadaan yang terpaksa, misal
pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori
dengan pengawasan yang ketat.
d. Anak usia remaja
Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan,
biasanya 1 - 2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori diberikan bertahap
sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .Penurunan
berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat badan
karena pertumbuhan linier masih berlangsung, penurunan berat badan
cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat badan ideal.
3. Modifikasi Perilaku
a. Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak
dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b. Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan
makan atau makan berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV,
Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar
makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan
terhadap makanan.
c. Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar
porsi sedang dan meminimalkan snack.
d. Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e. Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan.
4. Aktifitas Fisik dan Olahraga
a. Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.
b. Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.
c. jenis olah raga : jalan, berenang.
d. sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
e. menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki,
lebih baik naik tanga dari pada menggunakan lift.
f. mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain
videogame, membaca buku, dll. (maksimal 2 jam sehari).
5. Partisipasi Orang Tua
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang kurangnya salah
satu orang tua ikut secara intesif dalam program perawatan anak.Penelitian
menapatkan bahwa kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi,
berat badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.

2.7 Cara Mencegah Obesitas pada Anak


a. Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori
dan gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es
krim.dengan mengganti buahbuahan dan sayur-sayuran seperti jus
buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
b. Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus. ayam, ikan,
sosis. dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah
lemak.
c. Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
membericontoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda
sendiri.
d. Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena
makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih
cepat kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
e. melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
f. Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara
berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
g. Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan
ringan sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
h. ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya
pada saat membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari
pada membeli sate kambing.
i. berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit
setiap hari.
j. Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik
sepeda bisa juga berenang.
k. Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah
ke toko.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN OBESITAS

3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Identitas klien: Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor
register.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
b. Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien
yang pernah menderita obesitas
c. Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga
yang mengalami penyakit serupa atau memicu
d. Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial ,
ketaatan beribadah , kepercayaan
3. Pemerikasaan fisik :
a. Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada
tidaknya distensi vena jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi
jantung.
b. Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan
napas
c. Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan
leukosit yang merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan,
mimisan.
d. Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan
keluhan sakit pinggang.
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau
tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal :
hipotiroidisme, hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing
(peningkatan kadar insulin).
5. Pola fungsi kesehatan
a. Aktivitas istirahat
Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
b. Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat
menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
c. Makanan / cairan
Mencerna makanan berlebihan
d. Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
e. Pernafasan
Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
f. Seksualitas
Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan
amenouria

3.2 Diagnosa keperawatan


1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang lebih
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom hipoventilasi
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen/ gaya hidup monoton
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisika atau psikosial
pandangan px tehadap diri
5. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ungkapan atau tampak
tidak nyaman dalam situasi social
3.3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


. Keperawatan Kriteria Hasil
1. Ketidakefektifan 1. Ventilasi Observasi: Observasi:
pola nafas semenit 1. Monitor pola 1. Mengetahui
berhubungan meningkat nafas pola nafas
dengan sindrom 2. Kapasitas 2. Monitor bunyi 2. Mengetahui
hipoventilasi meningkat nafas tambahan bunyi nafas
3. Tekanan 3. Monitor sputum tambahan
ekspirasi Terapeutik: 3. Mengetahui
meningkat 1. Pertahankan sadanya sputum
4. Tekanan kepatenan jalan Terapeutik:
inspirasi nafas dengan 1. Mengetahui
meningkat head-tilt dan kepatenan jalan
5. Frekuensi chin-lift nafas
nafas 2. Berikan minum 2. Menghangatkan
membaik air hangat tenggorokan
3. Berikan oksigen, 3. Menstabilkan
jika perlu pola nafas
Edukasi:
1. Anjurkan asupan
cairan
200ml/hari
2. Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika
perlu

2. Gangguan citra 1. Verbalisasasi Observasi: Observasi:


tubuh perasaan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
berhubungan negative harapan citra harapan citra
dengan biofisika tentang tubuh tubuh
atau psikosial perubahan berdasarkan 2. Mengetahui
pandangan px tubuh tahap perubahan citra
tehadap diri menurun perkembangan tubuh
2. Verbalisasi 2. Identifikasi 3. Mengetahui
perubahan perubahan citra frekuensi
gaya hidup tubuh yang pernyataan
menurun mengakibatkan kritik terhadap
3. Respon isolasi social diri sendiri
nonverbal 3. Monitor
pada frekuensi
perubahan pernyataan kritik
tubuh terhadap diri
membaik sendiri
4. Hubungan Terapeutik:
social 1. Diskusikan
membaik perubahan tubuh
dan fungsinya
2. Diskusikan
perbedaan
penampilan fisik
terhadap harga
diri
3. Diskusikan
perubahan akibat
pubertas,
kehamilan dan
penuaan
Edukasi:
1. Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan
perubahan citra
tubuh
2. Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri
terhadap citra
tubuh
3. Latih fungsi
tubuh yang
dimiliki
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut
tinggi badan, meningkatnya otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan
dan terdapat di seluruh tubuh. Obesitas seringkali dihubungkan dengan
overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena obesitas
mempunyai ciri ciri tersendiri.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita
yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua
pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah
mengancam kesehatan anak tersebut. Namun tidak semua anak yang
gemuk dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga
anak yang memiliki kerangka tubuh lebih besar dari ratarata,selain itu juga
memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi
akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas
pada anak tidak bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini
dokter berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak
yang memiliki obesitas.

4.2 Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda
melakukannya, kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak
Anda, yang akan terbawa hingga dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Soetjiningsih,SpAk2015. Tumbuh Kembang Anak.Jakarta.EGC
http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/ (diakses
pada Tanggal 6 Desember 2014)

SDKI, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2017

SIKI, Intervensi Keperawatan : 2018

SLKI, Standar Luaran Keperawatan: 2011

Anda mungkin juga menyukai