Ners.,M.Kep.MPH
Disusun Oleh:
HESTINA
018SYEBID22
Puji syukur diucapkan kepada Allah SWT, karena limpahan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga
Askep ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Asuhan keperawatan ini disusun berdasarkan hasil diskusi tentang gabungan pemenuhan osigenasi pada
kasus “OBESITAS PADA ANAK”.
HESTIANA
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAM...........................................................................................................3
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. .................................................3
B. Etiologi...........................................................................................................................3
C. Patofisiologi..................................................................................................................6
D. Manifestasi Klinis.........................................................................................................8
E. Komplikasi...................................................................................................................9
F. Penatalaksanaan Keperawatan dan Medis....................................................................10
G. Diagnosa Keperawatan.................................................................................................12
H. Intervensi......................................................................................................................13
1.1. Kesimpulan........................................................................................................................18
1.2. Saran..................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi,
sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya. Dari berbagai tulisan
mengenai obesitas pada anak, ternyata banyak masalah yang dihadapai anak yang obesitas ini.
Lebih-lebih kalau obesitas pada masa anak-anak berlanjut sampai dewasa. Bahkan ada
seorang ahli yang mengatakan, bahwa makin panjang ikat pinggang seseorang, maka akan
makin pendek umurnya. Dengan perkataan lain, makin gemuk seseorang akan semakin
banyak penyakitnya, sehingga jarang yang mencapai umur panjang.
Angka kejadian obesitas pada anak di Negara-negara maju terus bertambah. Menurut
Weil BW 1991, angka kejadian di Amerika meningkat 40% (dari 15% menjadi 21%).
Sedangkan angka kejadian di Indonesia masih belum ada data-datanya. Tetapi dari
pengamatan sehari-hari mulai banyak ditemukan kasus obesitas pada anak.
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui laporan pendahuluan obesitas pada anak
B. Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi peradangan obesitas pada anak
2. Mengetahui tanda dan gejala p obesitas pada anak
3. Mengetahui patofisiologis obesitas pada anak
4. Mengetahui manifestasi klinik obesitas pada anak
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang obesitas pada anak
6. Mengetahui penatalaksanaan obesitas pada anak
7. Melatih mahasiswa dalam menyum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan. (www.medicastore.com)
Obesitas merupakan keadaaan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yang berada diatas persentil
ke 95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. (Institute of medicine
(IOM) di AS)
Obesitas atau kegemukan diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara
berlebihan. (Vivi Juhanita S.,Gizi.Net)
Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan
daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh. (Arief Mansjoer, dkk)
2.2. Etiologi
Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dari yang
diperlukan oleh tubuh / pemasukan makan yang berlebihan ke dalam tubuh. Penyebab terjadinya
ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya
obesitas melibatkan beberapa factor:
Ada dua pola makan abnormal yaitu: makan dalam jumlah yang sangat banyak (binge)
dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini
biasanya dipicu oleh stress dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana
seseorang makan dalam jumlah yang sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak
diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori
yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi
dan insomnia pada malam hari.
3. Faktor lingkungan
Gen merupakan factor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan
seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku /
pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta
bagaimana aktifitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi
dia dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.
4. Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
- Sindroma yang diwariskan, contohnya: sindroma cushing, sindroma prader-willi
- Hormonal
Kelenjar pituitary dan fungsi hipotalamus.
Penyebab yang jarang dari obesitas adalah fungsi hipotalamus yang abnormal. Sehingga
terjadi hiperfagia (nafsu makan yang berlebihan) karena gangguan pada pusat kenyang di
otak.
- Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan seperti :
lesi-lesi hipotalamus, hipofisis, dan lesi otak yang lain.
5. Factor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk
pada masa kanak-kanak bisa memiliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan
dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi,
karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah
lemak di dalam setiap sel.
6. Aktivitas fisik
Kurang aktifitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya
angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif
memerlukan sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak
dan tidak melakukan aktifitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas Untuk terjadinya
obesitas tidak hanya tergantung dari berbagai macam penyebab yang telah disebutkan di atas,
tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi lainnya misalnya :
1. Suku / Bangsa
Pada suku / bangsa tertentu kadang-kadang terlihat banyak anggotanya yang menderita
obesitas.
2. Pandangan masyarakat yang salah, yaitu bayi yang sehat adalah yang bayi yang gemuk.
3. Anak cacat, anak aktifitasnya kurang karena problem fisik/ cara mengasuh.
4. Umur orang tua yang sudah lanjut baru punya anak, anak tunggal, anak “mahal”, anak dari
orang tua tunggal, dll.
5. Meningkatnya keadaan social ekonomi seseorang.
Orang tua yang dulunya berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka mereka cenderung
memberikan makanan sebanyak-banyaknya pada anak-anaknya. Atau keluarga yang migrasi
dari Negara berkembang ke Negara yang maju atau kaya.
6. Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.
2.3. Patofisiologi
Obesitas pada anak terjadi kalau intake kalori berlebihan, terutama pada tahun pertama
kehidupan. Rangsangan untuk meningkatkan jumlah sel terus berlanjut sampai dewasa, setelah itu
terjadi pembesaran sel saja. Sehingga kalau terjadi penurunan berat badan setelah masa dewasa,
bukan karena jumlah sel lemaknya yang berkurang tetapi besarnya sel yang berkurang.
Disamping itu, pada penderita obesitas juga menjadi resisten terhadap hormone insulin, sehingga
kadar insulin dalam peredaran darah akan meningkat. Insulin berfungsi untuk menurunkan
lipolisis dan meningkatkan pembentukan jaringan lemak.
Pembesaran dan
penambahan jumlah sel
lemak
Obesitas
Intoleransi
Menekan Paru -
Aktivitas
paru
Perubahan Nutrisi
Koping Individu Gangguan Harga
Lebih dari Kebutuhan
Tidak Efektif Diri
Tubuh
1. Anak dengan obesitas lebih berat dari anak seusianya (terlihat sangat gemuk).
2. Pertumbuhan tulangnya lebih cepat matang dan lebih berkembang. Anak yang obesitas relatif
lebih tinggi pada masa remaja awal, tetapi pertumbuhan memanjangnya selesai lebih cepat,
sehingga hasil akhirnya mempunyai tinggi badan yang lebih pendek dari usia sebayana.
3. Bentuk muka anak tidak proporsional, hidung dan mulut terlihat kecil, dagu ganda (double
chin).
4. Terdapat timbunan lemak pada daerah payudara adipositas (buah dada seolah-olah
berkembang) yang biasanya terjadi pada anak laki-laki.
5. Penis pada anak laki-laki terlihat kecil, oleh karena sebagian organ tersebut tersembunyi
dalam jaringan lemak pubis.
6. Paha dan lengan atas besar, jari-jari tangan relative kecil dan runcing.
7. Perut menggantung dan sering disertai strie.
8. Sering terjadi gangguan psikologis, baik sebagai penyebab ataupun sebagai akibat dari
obesitasnya.
9. Anak lebih cepat mencapai masa pubertas.
10. Terjadi gangguan pernafasan dan sesak nafas.
Penimbunan lemak yang berlebihan di dalam diafragma dan di dalam dinding dada bisa
menekan paru-paru sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas meskipun
penderita hanya melakukan aktifitas ringan. Biasanya terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu) sehingga pada
siang hari penderitanya sering merasa ngantuk.
2.5. Komplikasi
Berbagai keadaan yang erat hubungannya dengan obesitas, baik yang terjadi pada masa bayi
maupun masa dewasa, antara lain :
1. Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-anak. Tetapi bila
obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka morbiditas maupun mortalitasnya akan
meningkat. Terdapat korelasi positif antara tingkat obesitas dengan berbagai penyakit infeksi,
kecuali TBC. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tersebut, dikaitkan dengan menurunnya
respons imunologik sel T dan aktivitas sel polimorfonuklear.
2. Saluran pernafasan
Pada bayi, obesitas merupakan resiko terjadinya infeksi saluran pernapasan bagian bawah,
karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Adanya hipertrofi tonsil dan adenoid akan
mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga mangakibatkan anoksia dan
saturasi oksigen rendah, yang disebut sindrom Chubby Puffer. Obstruksi kronis saluran
pernapasan dengan hipertrofi tonsil dan adenoid, dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala
jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal. Keluhan lainnya adalah nafas yang
pendek.
3. Kulit
Kulit sering lecet karena gesekan. Anak merasa gerah / panas, sering disertai miliaria,
maupun jamur pada lipatan kulit.
4. Efek psikologis
Kurang percaya diri. Anak pada masa remaja yang obesitas biasanya pasif dan depresi.
Karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya, juga sulit
mendapatkan pacar karena merasa potongan tubuhnya jelek, tidak modis, merasa rendah diri
sehingga mengisolasi dari pergaulan teman-temannya.
Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan
melampiaskan stress yang dialaminya kemakanan.
5. Bila obesitas pada masa anak terus berlanjut sampai masa dewasa, dapat mengakibatkan :
Hipertensi pada masa adolensi.
Hiperlipidemia, ateroskerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi maligna pada dewasa.
Diabetes.
Sindrom Pickwickian merupakan komplikasi yang berat dari obesitas dewasa, yaitu
gangguan pada jantung dan pernapasan, hipoventilasi. Dengan manifestasi polisitemia,
hipoksemia, sianosis, pembesaran jantung, gagal jantung kongestif, dan somnolen. Kita
harus berhati-hati pada pemberian oksigen konsentrasi tinggi pada anak ini. Usaha
pengurusan badan sangat penting kalau terjadi komplikasi ini.
Maturitas seksual lebih awal, menstruasi sering tidak teratur.
2.6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Keperawatan
Tujuan pengobatan obesitas pada anak berbeda dengan pengobatan obesitas dewasa, karena
tujuannya hanya menghambat laju kenaikan berat badan yang pesat tersebut dan tidak boleh diit
terlalu ketat. Sehingga pengaturan diitnya harus dipertimbangkan bahwa anak masih dalam masa
pertumbuhan. Olah raga atau aktifitas tubuh yang teratur sangat penting dalam upaya
penatalaksanaan obesitas pada anak.
Pada prinsipnya, pengobatan pada anak dengan obesitas adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki factor penyebab, misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor
kejiwaan.
2. Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya pengurusan badan. Sedangkan orang
tua atau bayi anak yang obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat
kenaikan berat badan bayi atau anaknya.
3. Memberikan diit rendah kalori yang seimbang untuk memperlambat kenaikan berat
badan.
4. Menganjurkan penderita untuk olah raga yang teratur atau anak bermain secara aktif
sehingga banyak energi yang digunakan.
Baik terapi diet maupun psikoterapi harus diberikan kepada seluruh keluarga sehinga seolah-olah
turut serta dalam usaha pencapaian berat badan tersebut.
1. Pada bayi yang mengalami obesitas, tujuan terapi untuk menurunkan berat badannya seperti
pada obesitas dewasa tetapi memperlambat kecepatan kenaikan berat badannya. Bayi
diberikan diit sesuai dengan kebutuhan normal untuk pertumbuhan, yaitu 110 kkal/kg.BB/hari
untuk bayi kurang dari 6 bulan dan 90 kkal/kg.BB/hari untuk bayi lebih dari 6 bulan. Susu
botol jumlahnya harus dikurangi dengan cara diselingi dengan air tawar. Tidak dianjurkan
memberikan susu yang diencerkan, susu rendah / lemak. Disamping itu kita anjurkan pada
ibunya agar anak tidak digendong saja, tetapi dibiarkan melakukan aktifitas.
2. Pada anak pra sekolah yang mengalami obesitas, kenaikan berat badannya harus diperlambat,
dengan memberikan diet seimbang 60 kkal/kg.BB perhari. Atau bisa juga dari makanan
keluarga dengan porsi kecil dan menghindari makanan yang mengandung kalori tinggi. Selain
itu kita harus mendorong anak untuk melakukan aktifitas fisik dan mencegah menonton tv
berlebihan.
3. Pada anak usia sekolah (pra pubertas) yang obesitas, kita berusaha mempertahankan berat
badan anak dan menaikkan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar 1200 kkal/hari atau
sekitar 60 kkal/kg.BB perhari. Mendorong anak melakukan aktifitas fisik secara sendiri-
sendiri maupun secara berkelompok. Hindari menonton tv terlalu lama dan makan makanan
yang berkalori tinggi.
4. Pada obesitas dewasa, kita harus menurunkan berat badannya untuk mencapai berat badan
yang diharapkan sesuai dengan tinggi badannya. Diet yang diberikan sekitar 850 kkal/hari,
atau kalau ingin menurunkan berat badan 500 gram/minggu, kurangi kalorinya 500 kkal/hari.
Selain itu dorong untuk melakukan aktifitas, baik sendiri-sendiri maupun berkelompok.
Mendorong anak agar mau melakukan interaksi dengan teman-temannya.
b. Penatalaksanaan Medis
Terapi pengobatan
Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi obesitas:
1. Obat anti obesitas yang mengurangi nafsu makan, obat ini bekerja dengan cara
meningkatkan kadar neurotransmitter pada persambungan diantara ujung-ujung syaraf di
otak ( sinaps ). Macam-macam obat anti obesitas :
Fenfluramin ( fen ) dan deksfenfluramin, kedua obat ini menekan nafsu makan
terutama dengan meningkatkan pelepasan serotonin oleh sel-sel syaraf. Efek dari fen
dapat menyebabkan hipertensi pulmoner dan efek dari deksfen menyebabkan katup
jantung.
Fentermin, menekan nafsu makan dengan menyebabkan pelepasan norepinefrin oleh
sel-sel syaraf.
2. Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus, antara lain : orlistat (menghalangi
penyerapan lemak di usus).
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan disfungsi pola makan, factor
herediter
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obesitas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan gaya hidup monoton, fisik yang besar
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan tidak adanya atau kurang olah raga, gizi
buruk, kerentanan individu
5. Gangguan harga diri berhubungan dengan persepsi penampilan fisik, internalisasi umpan balik
negative
2.8. Intervensi
Diagnosa keperawatan 1
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan status nutrisi seimbang dan BB ideal.
Kriteria hasil:
Intervensi :
1. Kaji pola makan klien
R/ : Mengetahui segala sesuatu yang dimakan, termasuk waktu jumlah yang dimakan,
dimanan makanan tersebut dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan selama makan, perasaan
pada waktu makan, dan sebagainya
2. Kaji lingkungan makan
R/ : untuk menentukan kemungkinan efek pada obesitan ( dimanan, dengan siapa, aktivitas
saat makan )
3. Ajarkan kepada pasien atau keluarga tentang pemilihan makanan yang tepat
R/ : untuk mengendalikan jumlah lemak dna kalori yang dikandung oleh suatu makanan
4. Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktivitas
R/ : untuk mengetahui jangkauan aktivitas dan mobilitas klien
5. Timbang berat badan pasien dalam interval yang tepat
R/ : Mengetahui perubahan berat badan klien
6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentuknan diit yang sesuai untuk pasien
R/ : Memberikan nutrisi yang tepat dan seimbang
Diagnosa keperawatan 2
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pola nafas pasien dapat adekuat
BBL
35 – 40
0 – 1 th 30 – 50
1 – 3 th 25 – 32
4 – 11 th 20 – 30
12 – 18 th 16 – 19
Intervensi :
1. Kaji pola nafas
R/ : Mengetahui adanya kelainan sistem pernapasan
2. Berikan oksigenasi
R/ : Mencukupi kebutuhan oksigen yang adekuat
3. Pantau respirasi yang berbunyi seperti mendengkur
R/ : mendengkur merupakan tanda adanya obstruksi jalan napas
4. Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernafasan seperti posisi semi fowler
R/ : posisi semi fowler memberi kelonggaran jalan napas
5. Pantau peningkatan kegelisahan, ansietas dan tersengal-sengal
R/ : kecemasan memperburuk keadaan saluran napas klien.
Diagnosa keperawatan 3
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat beraktifitas dengan
normal
Kriteria hasil:
Intervensi :
1. Kaji pola aktivitas dan minat pasien untuk meningkatkan aktivitas
R/ : Mengetahui aktivitas yang perlu dan yyang tidak perlu dilakukan
2. Motivasi aktivitas rutin seperti berjalan, naik tangga, dan sebagainya
R/ : Mendorong klien memulai olahraga kecil tapi bermanfaat
3. Rencanakan aktivitas dengan pasien atau keluarga yang meningkatkan kemandirian dan daya
tahan, misalnya:
R/ : motivasi tujuan yang sederhana dan realities dapat dicapai oleh pasien yang
meningkatkan kemandirian dan daya tahan
4. Motivasi aktivitas yang menekankan perbaikan diri bukan kompetisi untuk menghindari rasa
gagal dan perasaan ditolak
R/ : Mendorong klien memahami kebutuhan aktivitas bagi dirinya
5. Anjurkan keluarga pasien untuk membantu aktivitas pasien dalam meningkatkan kemandirian
dan daya tahan serta mengajarkan kepada keluarga mengenai aktivitas pasien
R/ : Motivasi keluarga meningkatkat percaya diri klien
Diagnosa keperawatan 4
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan koping individu kembali efektif
Kriteria hasil:
Intervensi :
1. Nilai kesesuaian pasien terhadap gambaran diri dan dampak dari situasi kehidupan pasien
terhadap peran dan hubungannya dengan orang lain
R/ : Mengajarkan klien untuk menerima keadaan dirinya
2. Berikan informasi - informasi factual yang terkait dengan penyakit kepada pasien maupun
keluarga
R/ : Mengurangi kecemasan klien terhadap penyakitnya
3. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan dan ciptakan suasana penerimaan
R/ : Memudahkan klien dalam mengekspresikan perasaannya
4. Turunkan rangsangan lingkungan yang dapat disalah artikan sebagai suatu ancaman
R/ : mendorong kenyamanan diri klien secara optimal
5. Dukung pengungkapan secara verbal tentang perasaan, persepsi dan ketakutan
R/ : Mengurangi ansietas klien Diagnosa keperawatan 5
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan harga diri meningkat.
Kriteria hasil:
Intervensi :
1. Tentukan rasa percaya diri pasien dalam penilaian diri
R/ : mengetahui tingkat percaya diri klien
2. Ajarkan orang tua akan pentingnya ketertarikan dan dukungannya terhadap perkembangan
konsep diri yang positif pada anak
R/ : membantu menghilangkan kelainan perkembangan pada anak
3. Hindari tindakan yang dapat melemahkan pasien
R/ : menghindari terjadinya penurunan percaya diri klien
4. Kaji pencapaian keberhasilan sebelumnya
R/ : Mengoptimalkan potensi yang telah ada
5. Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam pencapaian
R/ : memenuhi kebutuhan aktualisasi diri klien
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang
berlebihan.Obesitas adalah keadaan patologis dengan terdapatnya penimbunan lemak
yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi tubuh.
Etiologinya yaitu masukan energi yang melebihi dari kebutuhan tubuh, penggunaan kalori
yang kurang, faktor lingkungan, faktor kesehatan, factor perkembangan, aktivitas fisik.
Gejala obesitas antara lain : tubuh terlihat sangat gemuk, pertumbuhan tulangnya lebih
cepat matang, bentuk muka anak tidak proporsional, Terdapat timbunan lemak pada
daerah payudara, penis terlihat kecil, paha dan lengan atas besar dan lain – lain.
Penatalaksanaannya dengan memperbaiki factor penyebab, memotivasi penderita,
memberikan diit rendah kalori yang seimbang, menganjurkan penderita untuk olah raga
yang teratur dan obat – obatan.
1.2. Saran
Agar mahasiswa mampu memahami melaksanakan asuhan keperawatan tentang obesitas
pada anak , maka harus mengetahui dan memahami tentang materi lebih lanjut dan
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., dkk. 2018. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Pudjiad, Solihin. 201118. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta : FKUI.
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta
EGC.Wong, Donna L. 2018. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta : EGC http : //
www.medicastore.com.http : // www.depkes.go.id.http : // www.farmacia.com.http : //
www.gizi.net