DISUSUN OLEH :
NUR FADILAH
RISKA
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN FLORA MEDAN
2020/2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya Makalah ini
membahas Obesitas pada Anak. Pada dasarnya makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan
pengetahuan dan pem ahaman kepada mahasiswa tentangObesitas pada Anak.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Obesitas............................................................................................................................................5
2.2 Konsep Asuhan Kepeawatan Pada Obesitas....................................................................................12
2.3 KKP.................................................................................................................................................17
2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Pada KKP.........................................................................................23
BAB III......................................................................................................................................................25
PENUTUP.................................................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................25
3.2 Saran................................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Obesitas
A. pengertian obesitas
Overweight adalah berat badan melebih standar berat badan menurut tinggi badan, meningkatnya
otot tubuh atau jaringan lemak atau keduanya.
Obesitas adalah akumulasi jaringan lemak dibawah kulit yang berlebihan dan terdapat di seluruh
tubuh.Obesitas seringkali dihubungkan dengan overweight, walaupun tidak selalu identik oleh karena
obesitas mempunyai ciri ciri tersendiri.
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena mempunyai tanda dan gejala yang
khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem, dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan
payudara yang membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada umumnya
berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak supra-pubik,
pada anak perempuan indikasi menstruasi dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran balita yang disebabkan
menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak
mereka yang gemuk sudah mengancam kesehatan anak tersebut.Namun tidak semua anak yang gemuk
dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang memiliki kerangka tubuh lebih
besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi
akan kelihata seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak bisa dilihat
dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan penting untuk memeriksa apakah anak itu
termasuk anak yang memiliki obesitas.
B. Klasifikasi
5
3. Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara
orang-orang yang gemuk)
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat berlebih. Mengetahui dan
mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat
untuk masalah yang dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat. Batasi tingkat konsumsi
fast food dan semacamnya.Perbanyak konsumsi sayur, buah dan menu bergizi lainnya.
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang memiliki orang tua atau
keluarga yang mengalami obesitas juga berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi perlu
Anda ketahui bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang memiliki berat
berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi kalori berlebih dari jumlah yang
seharusnya ia konsumsi.
Penanganan: Melakukan diet makanan agar jumlah kalori, lemak maupun zat lain yang
dibutuhkan oleh tubuh terpenuhi setiap harinya dan tidak berlebihan.
6
Penanganan: Latih anak untuk aktif bergerak. Kurangi jatah main game atau nonton TV dan
ganti dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan olahraga yang mereka sukai.
D. Etiologi
Obesitas dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain , keturunan,pola makan, obat-
obatan,psikososial ekonomi, aktivitas, pola pikir dan konsentrasi intake makanan.
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul
menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan
pesat, juga pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative
rendah dibandingkan dengan anak yang sebayanya.Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita
obesitas :
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang
berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuhpada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan.
d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang –
kadang terdapat strie putih atau ungu.
e. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan
trisebnya
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang mungkin merupakan penyebab atau
keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada
bisa menekan paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita
hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan
menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari
penderita sering merasa ngantuk.
7
Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung bawah dan
memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki).Juga kadang sering
ditemukan kelainan kulit.Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang relatif lebih
sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan
mengeluarkan keringat yang lebih banyak.Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat penimbunan
sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang
keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa
khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya
Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma meningkat
sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang terganggu sehingga
mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan golongan steroid yang memicu
nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang berlebih, dan krisis kepercayaan diri
karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk badannya.
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah menyadarkan tentang pola
makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang serta memberikan motivasi untuk memodifikasi
perilaku anak dan orang tua. Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu formula perhatikan takaran dan
volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan; bayi mulai diperkenalkan minum
dengan cangkir umur 7 -8 bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
8
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan penambahan lemak untuk memasak. (mi
sal : santan, minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman, pemanis buatan (mis : aspartame)
bisa digunakan bila perlu.
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan makanan lain sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari kebutuhannya, bayi/anak
akan mengalami penurunan BB secara spontan sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori
dibawah kebutuhan jika tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang mungkin
dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat terutama tumbuh kembang otak.
Hal hal yang dianjurkan sama dengan anak usia pra sekolah. Energi diberikan sesuai kebutuhan.
Dalam keadaan yang terpaksa, misal pernafasan terganggu, susah bergerak diberikan pengurangan kalori
dengan pengawasan yang ketat.
Target penurunan berat badan dapat direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 - 2 kg/ bulan.
Penurunan asupan kalori diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori dari asupan makanan sehari-hari .
Penurunan berat badan tidak perlu menghilangkan seluruh kelebihan berat abdan karena pertumbuhan
linier masih berlangsung, penurunan berat badan cukup sampai berat badan berada 20 % diatas berat
badan ideal.
9
3. Modifikasi Perilaku
a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan aktivitas fisik, hal
inibertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan makan atau
makanberlebihan, contoh : makan sambil menonton TV, Makanan dihidangkan di meja. Strategi:
TV tidak dipasang di kamar makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan
penglihatan terhadap makanan.
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol besar
porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi sedang dan meminimalkan snack.
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan masalah, seperti
merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi, misal pada waktu liburan, atau pesta/
pertemuan untuk menekankan agar tidak makan berlebihan.
10
H. Cara Mencegah Obesitas pada Anak
Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang
tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-buahan
dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini
makanan anda akan terlihat enak namun juga rendah lemak.
Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi contoh yang
baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan pelan
cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan makan
berlebihan.
melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan jadikan
makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,menonton
tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat membeli
makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada membeli sate kambing.
berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak untuk
melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga
berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko.
11
2.2 Konsep Asuhan Kepeawatan Pada Obesitas
1. Identitas Pasien
Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah menderita obesitas
Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang mengalami penyakit serupa
atau memicu
3. Pemerikasaan fisik :
Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena jugularis,
pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang merupakan tanda
adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit pinggang.
Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan, sakit
pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme, hipopituitarisme,
hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).
12
a) Aktivitas istirahat
b) Sirkulasi
Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan dapat menghilangkan perasaan tidak
senang : frustasi
d) Kenyamanan
Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam menopang berat badan atau tulang
belakang
e) Pernafasan
f) Seksualitas
1. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang
lebih
2. Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan px
tehadap diri
3. Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak nyaman
dalam situasi social
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas ,
kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
Perencanaan
13
Setelah pengumpulan data, megelompokkan dan menentukan diagnosa keoerawatan yang
mungkin muncul, maka tahapan selanjutnya adalah menentukkan prioritas, tujuan dan rencana tindakkan
keperawatan.
Diagnosa 1
1. Perubahan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan yang lebih
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Kaji penyebab kegemukan dan buat rencana makan dengan pasien
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentujan keb kalori dan nutrisi untuk penurunan berat badan
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penekan nafsu makan (ex.dietilpropinion)
Rasional :
3. Mendorong px untuk menyusun tujuan lebih nyata dan sesuai dg rencana
14
5. Penurunan berat badan
Diagnosa 2
2. Gangguan pencitraan diri b.d biofisika atau psikosial pandangan px tehadap diri
Tujuan :
Kriterian hasil :
Intervensi :
Diskusikan dengan px tentang pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi px trsebut
Rasional :
Keyakinan tentang seperti apa tubuh yang ideal atau motifasi dapat menjadi upaya penurunan berat badan
15
Pola makan terjaga
Diagnosa 3
1. Hambatan interaksi sosial b.d ungkapan atau tampak tidak nyaman dalam situasi sosial
Tujuan :
Mengungkapkan kesadaran adanya perasaan yang menyebabkan interaksi sosial yang buruk
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Mekanisme koping yang baik dapat melindungi pasien dari perasaan kesepian isolasi
Pasien mendapat keuntungan dari keterlibatan orang terdekat untuk memberi dukungan
Diagnosa 4
4. Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri , ansietas , kelemahan
dan obstruksi trakeobronkial
Tujuan :
16
Mengembalikan pola napas normal
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional :
Mendorong pengembangan diafragma sehingga ekspansi paru optimal, pasien lebih nyaman
2.3 KKP
A. Definisi KKP
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang mendapat
masukan makanan yang cukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang dalam
waktu yang cukup lama (Ngastiyah, 1997).
17
Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit gangguan gizi yang dikarenakan
adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada defisiensi
protein maupun energi (Sediatoema, 1999).
Kwashiorkor:
Marasmus:
18
a. Patofisiologi Marasmus
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori,
protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi
kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan
karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh
jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk
menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat
terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam
dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar
dan ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh
akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira
kehilangan separuh dari tubuh.
b. Patofisiologi Kwashiorkor
Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat
lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.
Kelainan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang
meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet,
akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang
diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amino
dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar
yang kemudian berakibat edem. Perlemakan hati terjadi karena gangguan
pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot
terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.
E. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang Anak dengan KKP
Menurut WHO untuk pemeriksaan atau pengkajian pada pasien dengan kekurangan
kaloriprotein (KKP) sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
19
b) Kaji perubahan status mental, pada anak apakah anak nampak cengeng atau apatis.
c) Pengamatan timbulnya gangguan gastrointestinal, untuk menentukan kerusakan fungsi hati,
pankreas dan usus.
d) Menilai secara berkelanjutan adanya perubahan warna rambut dan keelastisan kulit
e) dan membran mukosa.
f) Pengamatan pada output urine.
g) Kaji perubahan pola eliminasi.
h) Perhatikan apakah ada ditemukan gejala seperti diare, perubahan frekuensi BAB, dan
i) di tandai adanya keadaan lemas dan konsistensi BAB cair.
j) Kaji secara berkelanjutan asupan makanan tiap hari.
k) Perhatikan apakah ada dijumpainya gejala mual dan muntah dan biasanya ditandai
l) dengan penurunan berat badan.
m) Pengkajian pergerakan anggota gerak/aktivitas anak dengan mengamati tingkah laku
n) anak melalui rangsang.
Kemudian untuk menegakkan diagnose pada Kekurangan Kalori Protein ini juga bisa didukungdengan
pemeriksaan penunjang :
2. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah tepiuntuk memperlihatkan apakah dijumpai anemia ringan sampai sedang,
umumnya
pada KKP dijumpai berupa anemia hipokronik atau normokromik.
Pada uji faal hati:
Pada pemeriksaan uji faal hati tampak nilai albumin sedikit atau amat rendah,trigliserida normal,
dan kolesterol normal atau merendah.
Kadar elektrolit K rendah, kadar Na, Zn dan Cu bisa normal atau menurun.
Kadar gula darah umumnya rendah. (normalnya Gula darah puasa : 70-110 mg/dl,Waktu tidur :
110-150 mg/dl, 1 jam setelah makan < 160 mg/dl, 2 jam setelah makan: < 125 mg / dl
Asam lemak bebas normal atau meninggi.
Nilai beta lipoprotein tidak menentu, dapat merendah atau meninggi.
Kadar hormon insulin menurun, tetapi hormon pertumbuhan dapat normal, merendah maupun
meninggi.
Analisis asam amino dalam urine menunjukkan kadar 3-metil histidin meningkat dan indeks
hidroksiprolin menurun.
20
Pada biopsi hati hanya tampak perlemakan yang ringan, jarang dijumpai dengan kasus
perlemakan berat.
Kadar imunoglobulin serum normal, bahkan dapat meningkat.
Kadar imunoglobulin A sekretori rendah.
Penurunankadarberbagaienzimdalamserumsepertiamilase,esterase,kolin esterase, transaminase
dan fosfatase alkali. Aktifitas enzim pankreas dan xantin oksidase berkurang.
Defisiensi asam folat, protein, besi.
Nilai enzim urea siklase dalam hati merendah, tetapi kadar enzim pembentuk asam amino
meningkat.
b) Pemeriksaan Radiologik
Pada pemeriksaan radiologik tulang memperlihatkan osteoporosis ringan
F. Mengetahui Penatalaksanaan Anak dengan KKP
21
III. Atasi atau cegah dehidrasi
Jangan mengunakan jalur intravena untuk rehidrasi kecuali keadaan syok/rentan.Lakukan
pemberian infus dengan hati – hati, tetesan pelan – pelan untuk menghindari beban sirkulasi dan
jantung.Gunakan larutan garam khusus yaitu resomal (rehydration Solution for malnutrition atau
pengantinya). Anggap semua anak KKP berat dengan diare encer mengalami dehidrasi sehingga
harus diberikan :
a. Cairal Resomal/pengantinya sebanyak 5ml/kgBB setiap 30 menit selama 2 jam secara
oral atau lewat pipa nasogastric
b. Selanjutnya beri 5 -10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam berikutnya ; jumlah yang tepat
harus diberikan tergantung berapa baanyak anak menginginkannntya dan banyaknya
kehilangan cairan melalui tinja dan muntah.
c. Ganti Resomal/penganti pada jam ke-6 dan ke-10 dengan formulas khusus sejumlah yang
sama, bila keadaan rehidrasi menetap/stabil.
d. Selanjutnya mulai beri formula khusus.
IV. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Pada senua KKP berat terjadi kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar Na plasma
rendah. Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)msering terjadi dan paling sedikit perlu 2
minggu untuk pemulihan. Ketidakseimbangan ini ikut andil pada terjadinya edema (jangan obati
dengan pemberian diuretik). Berikan:
a) Tambahkan K2-4 mEq/kgBB/hari (=150-300mg KCL/kgBB/hari)
b) Tambahkan Mg 0,3-0,6 mEq/kgBB/hari (=7,5-15mgKCL/kgBB/hari)
c) Siapkan makanan tanpa beri garam
Tambahkan K dan Mg dapat disiapkan dalam bentuk cairan dan tambahkan langsung
pada makanan.Penambahan 20ml larutan pada 1 liter formula.Selain itu atasi penyakit penyerta,
yaitu :
a. Defisiensi vitamin A, seperti korelasi defisiensi mikro
b. Dermatosis
Umum defisiensi Zn terdapat pada keadaan ini dan dermatosis membaik dengan
pemberian suplementasi Zn, selain itu :
a. Kompres bagian kulit yang terkena dengan KmnO (K-permanganat) 1% selama 10 menit.
b. Beri salep (Zn dengan minyak kastor)
c. Jaga daerah perineum agar tetap kering
d. Parasit/cacing, beri mebendazol 100 mg oral, 2 kali sehari selama 3 hari.
e. Diare melanjut
22
Diare biasa menyertai dan berkurang dengan sendirinya pada pemberian makanan secara
berhati – hati.Bila ada intoleransi laktosa (jarang) obati hanya bila diare berlanjutnya diare. Bila
mungkin lakukan pemeriksaan tinja mikroskopik, berikan metronidazol 7,5 mg/kgBB setiap 8
jam selama 7 hari.
23
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat terpenuhi dengan
kreteria; manajemen kelainan makanan, managemen diet yang disarankan dan gaya hidup sehat
NIC:
A. Tentukan status gizi dan kemampuan psien untuk memenuhi kebutuhan gizi
B. Berikan tawaran pilihan makanan sambil berikan bimbingan terhadap pilihan makanan
tersebut
C. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan
4. Diagnosa: resiko keterlambatan perkembangan b.d gangguan kogenital (kelainan pada otot)
NOC:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 jam, pasien dapat terpenuhi dengan
kreteria; berat badan : massa tubuh
NIC
a. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatan
b. Berikan prosedur kenyamanan saat skiring
c. Berikan informasi skiring pemeriksaan dini
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah setiap perubahan dari tubuh yang berhubungan dengan bertambahnya ukuran
tubuh baik fisik (anatomis) maupun struktural dalam arti sebagian atau menyeluruh. Perkembangan
adalah bertambahnya kemampuan (skill), struktur, dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.
Pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan
dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron
pada setiap individu.
Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor dimulai dari faktor internal (genetik), prenatal,
sampai postnatal. Untuk mendapatkan tumbuh kembang anak yang optimal maka petugas kesehatan
maupun orangtua anak diharapkan mengetahui faktor-faktor tersebut.
Penanggulangan obesitas pada anak lebih sulit dibandingkan obesitas dewasa, karena penyebab
obesitas yang multifaktorial dan anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang.Penurunan berat badan
bukanlah tujuan yang utama dalam penanganan obesitas anak.Perubahan pola makan dan peri laku hidup
sehat lebih diutamakan untuk mendapatkan hasil yang menetap. Penanggulangan obesitas anak sebaiknya
dilakukan secara terapadu antara dokter anak, dietisien, psikolog dan petugas kesehatan lain. Peran serta
orang tua memegang peranan penting dalam penangan anak obesitas.Pencegahan sebaiknya dilakukan
sebelum anak menjadi obesitas karena pencegahan lebih mudah daripada pengobatan.Pencegahan harus
dimulai sejak dini dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga.
Seringkali banyak orangtua menginginkan anaknya tumbuh dengan sehat, gemuk dan terlihat
lucu.Sekilas anak yang gemuk memang terlihat lucu dan menggemaskan, bahkan ada ungkapan jikalau
anak gemuk berarti sehat.Tak heran jika banyak produk kesehatan ataupun makanan untuk anak atau
balita lebih menekankan pada upaya menambah berat.
Pola pemahaman seperti itu mungkin tidak berlaku, karena anak gemuk mempunyai faktor risiko bagi
kesehatan.Indikator kesehatan bagi anak atau balita juga tidak hanya ditentukan melalui berat badan.Berat
badan yang berlebih biasa disebut dengan obesitas, obesitas dikhawatirkan memberikan dampak yang
kurang baik bagi kesehatan anak.
25
3.2 Saran
Jadikan kebiasaan yang sehat sebagai hal wajib bagi keluarga. Jika Anda melakukannya,
kebiasaan itu akan menjadi pola hidup bagi anak-anak Anda, yang akan terbawa hingga dewasa.
Apa yang dapat dilakukan Orang Tua ?
Beli dan sajikan lebih banyak buah dan sayuran daripada makanan yang siap olah.
Batasi minuman ringan, minuman yang manis-manis, dan camilan manis yang kaya lemak. Sebaliknya,
berikan air atau susu rendah lemak dan camilan yang sehat.
Memasaklah dengan metode rendah lemak, seperti memanggang dan mengukus, ketimbang menggoreng.
Sajikan makanan dalam porsi yang lebih kecil.Jangan gunakan makanan sebagai upah atau
suap.Jangan sampai anak tidak sarapan, karena dapat membuat mereka makan berlebihan setelah
itu.Makanlah di meja makan. Makan di depan TV atau layar komputer membuat orang tidak menyadari
seberapa banyak yang dikonsumsi dan apakah ia sudah kenyang.
Anjurkan gerak badan, seperti bersepeda, main bola, dan lompat tali.
Batasi waktu untuk menonton televisi, menggunakan komputer, dan bermain video game.
Rencanakan kegiatan keluarga yang aktif di luar rumah, seperti pergi ke kebun binatang, berenang, atau
bermain di taman.Suruhlah anak-anak melakukan pekerjaan fisik.
Berilah contoh dalam pola makan yang sehat dan olahraga.
26
DAFTAR PUSTAKA
27