OBESITAS
DISUSUN OLEH
ALFI MAULANA
NIM : P07120228050
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
OBESITAS
A. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dlam tubuh
yang sangat tinggi . obesitas terjadi karna asupan kalori yang lebih banyak
daripada aktifitas membakar kalori , sehingga kalori yang berlebihan
meningkat membentuk lemak . apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu
yang lama , maka akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas .
Secara klinis obesitas dengan mudah dapat dikenali karena
mempunyai tanda dan gejala yang khas, yaitu: wajah membulat, pipi tembem,
dagu rangkap, leher relatif pendek, dada mengembung dengan payudara yang
membesar mengandung jaringan lemak, perut membuncit, kedua tungkai pada
umumnya berbentuk x. Pada anak laki laki penis tampak kecil karena terkubur
dalam jaringan lemak supra-pubik, pada anak perempuan indikasi menstruasi
dini.
Kelebihan berat badan pada anak yang tidak wajar saat seumuran
balita yang disebabkan menumpuknya kadar lemak yang tidak sedikit.orang
tua pasti tidak menyadari bahwa di tubuh anak mereka yang gemuk sudah
mengancam kesehatan anak tersebut.Namun tidak semua anak yang gemuk
dikategorikan sebagai anak yang memiliki obesitas.banyak juga anak yang
memiliki kerangka tubuh lebih besar dari rata-rata,selain itu juga memiliki
kadar lemak yang lebih tinggi pada masa pertunbuhanya. jadi akan kelihata
seperti anak yang memiliki obesitas.perlu diketahui obesitas pada anak tidak
bisa dilihat dari ukuran badan anak tersebut.dalam hali ini dokter berperan
penting untuk memeriksa apakah anak itu termasuk anak yang memiliki
obesitas.
2
B. Klasifikasi
Ada berbagai penyebab yang membuat seorang anak mengalami berat
berlebih. Mengetahui dan mengenal penyebab tersebut, dapat membantu kita
untuk mencari solusi dan cara penanganan yang tepat untuk masalah yang
dihadapi anak.
Berikut beberapa penyebab dan penanganan obesitas untuk Anda pelajari :
3
Penanganan: Merubah pola makan menjadi pola makan yang sehat.
Batasi tingkat konsumsi fast food dan semacamnya.Perbanyak
konsumsi sayur, buah dan menu bergizi lainnya.
2. Faktor Keturunan
Obesitas bisa diturunkan oleh orang tua. Jadi seorang anak yang
memiliki orang tua atau keluarga yang mengalami obesitas juga
berpotensi untuk mengalami hal sama. Tetapi perlu Anda ketahui
bahwa faktor keturunan tidak lantas membuat seseorang memiliki
berat berlebih. Hal ini akan muncul jika si anak mengkonsumsi
kalori berlebih dari jumlah yang seharusnya ia konsumsi.
4
D. Etiologi
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada
anak biasanya timbul menjelang remaja dan dalam masa remaja terutama anak
wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga pertumbuhan dan
perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga
pada akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai
tinggi badan yang relative rendah dibandingkan dengan anak yang
sebayanya.Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas :
5
Pada penderita sering ditemukan gejala gangguan emosi yang
mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas.Penimbunan lemak
yang berlebihan dibawah diafragma dan di dalam dinding dada bisa menekan
paru – paru, sehingga timbul gangguan pernafasan dan sesak nafas, meskipun
penderita hanya melakukan aktivitas yang ringan.Gangguan pernafasan bisa
terjadi pada saat tidur dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk
sementara waktu (tidur apneu), sehingga pada siang hari penderita sering
merasa ngantuk.
6
F. Patofisiologi pada obesitas
Sesak nafas
7
G. Tata Laksana Obesitas Anak
1. Tujuan
Tujuan utama tata laksana obesitas pada anak dan remaja adalah
menyadarkan tentang pola makan yang berlebihan dan aktivitas yang kurang
serta memberikan motivasi untuk memodifikasi perilaku anak dan orang tua.
Tujuan jangka panjang adalah perubahan gaya hidup yang menetap.
2. Pengaturan Makanan
a. Pada bayi.
Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, bila menggunakan susu
formula perhatikan takaran dan volume pemberian susu.
makanan padat tidak boleh diberikan kurang dari 4 bulan;
bayi mulai diperkenalkan minum dengan cangkir umur 7 -8
bulan, botol mulai dihilangkan umur 1 tahun.
Pemberian sayur dan buah jangan sampai terputus.
b. Anak usia pra sekolah (1 - 3 th).
Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll) dan
penambahan lemak untuk memasak. (mi sal : santan,
minyak, margarine)
Pilih daging yang tidak berlemak.
Lebih baik gunakan margarine, keju yang rendah lemak
Hindari penambahan gula pada makanan dan minuman,
pemanis buatan (mis : aspartame) bisa digunakan bila
perlu.
8
Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue kue dan
makanan lain sejenis.
Berikan sayuran setiap makan dan buah untuk makanan
selingan.
Gunakan susu rendah lemak atau tanpa lemak.
Pada usia ini (0 - 3 th) tidak perlu diberikan pengurangan kalori dari
kebutuhannya, bayi/anak akan mengalami penurunan BB secara spontan
sesuai dengan pertumbuhannnya. Pengurangan kalori dibawah kebutuhan jika
tidak dirancang dengan baik dapat menimbulkan defisiensi zat gizi yang
mungkin dapat menghambat tumbuh kembang anak yang masih pesat
terutama tumbuh kembang otak.
9
3. Modifikasi Perilaku
a) Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor asupan makan dan
aktivitas fisik, hal inibertujuan untuk meningkatkan kesadaran anak
dan keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
b) Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian yang memicu keinginan
makan atau makanberlebihan, contoh : makan sambil menonton TV,
Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak dipasang di kamar
makan, makanan disimpan di lemari untuk meminimalkan penglihatan
terhadap makanan.
c) Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan cepat dirubah perlahan
lahan, mengontrol besar porsi sehingga merasa puas dengan besar
porsi sedang dan meminimalkan snack.
d) Memberikan imbalan apabila anak berhasil menurunkan berat badan.
e) Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan teknik pemecahan
masalah, seperti merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan untuk menekankan
agar tidak makan berlebihan.
10
5. Partisipasi Orang Tua
Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang
kurangnya salah satu orang tua ikut secara intesif dalam program
perawatan anak.Penelitian menapatkan bahwa kelompok anak yang
orang tua ikut berpartisipasi, berat badannya turun lebih banyak dan
tetap stabil.
Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan
gula yang tinggi,seperti coklat,minuman bersoda,biskuit,kue dan es
krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-
agar,kripik sayur dan susu rendah lemak.
Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau
dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak
namun juga rendah lemak.
Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan
memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara makan anda sendiri.
Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena
makan dengan pelan cenderung akan membuat anak akan merasa lebih cepat
kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara
berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin mingguan.
Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan
sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan rumah.
11
ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya
pada saat membeli makanan diluar.contoh:lebih memilih gado-gado dari pada
membeli sate kambing.
berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain
komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama 60 menit setiap
hari.
Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda
bisa juga berenang.
Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke
toko.
12
Konsep Asuhan keperawatan dengan obesitas pada anak
Pengkajian
1. Identitas Pasien
2. Riwayat kesehatan
13
e. Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan
dalam pergerakkan, sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau
tidak.
f. Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran
kelenjar getah bening
4. Pemeriksaan penunjang :
14
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
15
Intervensi
16
mm untuk merubah
kebiasaan
- BB lebih besar 20%
makan
dari BB ideal
6. Perkirakan BB
badan ideal
pasien
17
pernafas dengan tepat.
an
7 Dipsneu
Keterangan :
6. Sangat Berat
7. Berat
8. Sedang
9. Ringan
10. Tidak ada
X : Sebelum intervensi
Y : Setelah intervensi
3 Intoleransi Aktivitas Tujuan : setelah dilakukan asuhan NIC :
Definisi : keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
Ketidakcukupan energi aktivitas pasien kembali normal Activity Therapy
psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan 1. Kolaborasikan
atau menyelesaikan aktifita dengan tenaga
s kehidupan sehari-hari rehabilitasi
NOC : Activity Tolerance medik dalam
yang harus atau yang ingin
dilakukan. merencanakan
No Indikator 1 2 3 4 5 program terapi
Batasan Karakteristik : 1 Energi yang tepat
- Respon tekanan darah 2 TTV 2. Bantu klien
abnormal terhadap 3 Status untuk
aktivitas mengidentifika
kardiopulmonar
- Respon frekwensi si aktivitas
jantung abnormal i yang mampu
terhadap aktivitas 4 kelemahan dilakukan
- Perubahan EKG yang 5 ADLs 3. Bantu untuk
memilih
mencerminkan aritmia
aktivitas
- Perubahan EKG yang Keterangan : konsisten yang
mencerminkan iskemia
sesuai dengan
- Ketidaknyamanan
kemampuan
setelah beraktivitas 1. Tidak adekuat fisik, psikologi
- Dipsnea setelah dan social
18
beraktivitas 2. Sedikit adekuat 4. Bantu untuk
- Menyatakan merasa mengidentifika
3. Cukup adekuat
letih si dan
- Menyatakan merasa 4. Sebagian adekuat mendapatkan
lemah sumber yang
5. Adekuat
diperlukan
Faktor Yang untuk aktivitas
Berhubungan : yang
X : Sebelum intervensi
- Tirah Baring atau diinginkan
imobilisasi Y : Setelah intervensi 5. Bantu untuk
- Kelemahan umum mendapatkan
- Ketidakseimbangan alat bantuan
antara suplai dan aktivitas seperti
kebutuhan oksigen kursi roda, krek
- Imobilitas 6. Bantu untuk
- Gaya hidup monoton mengidentifika
si aktivitas
yang disukai
7. Bantu klien
untuk membuat
jadwal latihan
diwaktu luang
8. Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifika
si kekurangan
dalam
beraktivitas
9. Sediakan
penguatan
positif bagi
yang aktif
beraktivitas
10. Bantu pasien
untuk
mengembangka
n motivasi diri
dan penguatan
11. Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
19
spiritual
Implementasi
Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang
merupakan realisasi rencana tindakan yang telah ditentukan dalam tahap
perencanaan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal
Evaluasi
Evaluasi adalah merupakan langkah akhir dari proses keperawatan
yaitu proses penilaian pencapaian tujuan dalam rencana perawatan, tercapai
atau tidak serta untuk pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi
dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan petugas
kesehatan yang lain. Dalam menentukan tercapainya suatu tujuan asuhan
keperawatan pada bayi dengan post Asfiksia sedang, disesuaikan dengan
kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Tujuan asuhan keperawatan dikatakan
berhasil bila diagnosa keperawatan didapatkan hasil yang sesuai dengan kriteria
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
20
http://dieyachsyam.blogspot.com/2013/09/obesitas-pada-anak.html
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
https://echyners.wordpress.com/2013/06/22/makalah-obesitas/
(diakses pada Tanggal 6 Desember 2014)
NANDA, Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2016
21