Anda di halaman 1dari 3

Preventif Obesitas

 Pencegahan Obesitas pada anak

1. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan menggunakan dua strategi pendekatan yaitu strategi pendekatan populasi untuk
mempromosikan cara hidup sehat pada semua anak dan remaja beserta orang tuanya, serta strategi pendekatan
pada kelompok yang berisiko tinggi mengalami obesitas. Anak yang berisiko mengalami obesitas adalah
seorang anak yang salah satu atau kedua orangtuanya menderita obesitas dan anak yang memiliki kelebihan
berat badan semenjak masa kanak-kanak. Usaha pencegahan dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan di Pusat Kesehatan Masyarakat IDAI, 2014. Universitas Sumatera Utara

2. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan upaya pencegahan dengan menghambat timbulnya penyakit dengan deteksi
dini dan memberikan pengobatan sejak awal. Deteksi dini obesitas dengan cara melakukan pengukuran berat
badan dan tinggi badan sehingga diperoleh nilai IMT, melakukan penilaian secara visual dan anamnesa yang
dapat dilihat dari riwayat pola konsumsi makan dan aktifitas fisik. Upaya yang dilakukan bagi anak maupun
remaja penderita obesitas diantaranya yaitu pengaturan makanan dan melakukan aktivitas fisik IDAI, 2014.

3. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan dengan mencegah komorbiditas yang dilakukan dengan menata laksana obesitas
pada anak dan remaja. Prinsip tata laksana obesitas pada anak maupun remaja berbeda dengan orang dewasa
karena faktor tumbuh kembang pada anak dan remaja harus dipertimbangkan. Tata laksana obesitas pada anak
dan remaja dilakukan dengan pengaturan diet, peningkatan aktivitas fisik, mengubah pola hidup modifikasi
perilaku, dan terutama melibatkan keluarga dalam proses terapi. Sulitnya mengatasi obesitas menyebabkan
kecenderungan untuk menggunakan jalan pintas, yaitu diet rendah lemak dan kalori, diet golongan darah atau
diet lainnya serta berbagai macam obat. Penggunaan diet rendah kalori dan lemak dapat menghambat tumbuh
kembang anak maupun remaja, sedangkan diet golongan darah ataupun diet lainnya tidak terbukti bermanfaat
untuk digunakan dalam tata laksana obesitas pada anak dan remaja IDAI, 2014. Universitas Sumatera Utara

Obesitas merupakan salah satu faktor penyebab penyakit tidak menular (noncommunicable disease) yang dapat
dicegah dengan mengubah gaya hidup (WHO, 2014). Pada tingkat individual (WHO, 2014), obesitas dapat
dicegah dengan:

1. Membatasi asupan makanan yang mengandung lemak dan karbohidrat.


2. Meningkatkan konsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, termasuk tumbuhan polong-polongan,
gandum murni dan kacang-kacangan.
3. Melakukan aktivitas fisik secara teratur (60 menit perhari untuk anak-anak dan 150 menit perhari
untuk dewasa).

Sedangkan menurut Soeria (2013), langkah-langkah untuk mencegah obesitas yaitu :

1. Makan makanan pokok cukup 3 kali sehari, pagi, siang, dan menjelang malam, secara teratur.
2. Hindari konsumsi makanan camilan, manisan dan sejenisnya.
3. Usahakan jangan makan sebelum tidur.
4. Perbanyak makan sayuran segar dan buah-buahan, hindari mengkonsumsi makanan siap saji.
5. Sebaiknya menggunakan bahan makanan yang berkadar lemak rendah.
6. Berolahraga secara teratur sehingga lemak dalam tubuh terbakar yang keluar bersama keringat.
7. Kunyah makanan dengan baik sebelum ditelan.
8. Jangan makan sambil nonton tv atau chatting sehingga lupa seberapa banyak makanan yang
dikonsumsi.
9. Hindari makanan yang mengandung garam atau kadar garam berlebihan karena garam akan
membantu tubuh menyimpan air dalam skala lebih besar sehingga berat badan bertambah.
10. Jangan konsumsi minuman beralkohol karena kadar gula dan kalori dalam alkohol akan mempercepat
kegemukan

Preventif menurut Stanford University

Menghindari makan secara emosional:

Anda dapat mencoba beberapa hal untuk membantu Anda menghindari makan secara emosional:

 Buat jurnal makanan.

Ini dapat membantu Anda mengetahui apa yang memicu makan emosional Anda. Anda menuliskan kapan dan
apa yang Anda makan. Anda juga menuliskan apa yang Anda lakukan dan rasakan sebelum Anda mulai
makan.

 Gunakan skala kelaparan.

Skala kelaparan dapat membantu Anda membedakan antara rasa lapar yang sebenarnya dan rasa lapar yang
hanya ada di kepala Anda (kelaparan psikologis). Saat Anda mulai merasa ingin makan sesuatu, nilai rasa lapar
Anda dengan skala 1 sampai 10. Angka 1 berarti Anda benar-benar lapar. Dan 10 berarti Anda begitu kenyang
sehingga Anda merasa mual. Nilai 5 atau 6 berarti Anda merasa nyaman. Anda tidak terlalu lapar atau terlalu
kenyang.

 Ubah respons Anda terhadap pemicu.

Saat Anda mulai memperhatikan pemicu makan emosional Anda, Anda dapat mengubah cara Anda
menanggapinya. Misalnya, Anda bisa istirahat sejenak untuk relaksasi. Anda bisa menelepon teman. Atau
Anda dapat memikirkan tentang apa yang sebenarnya mengganggu Anda dan bagaimana Anda dapat
menghadapinya.

PROMKES OBESITAS : Dalam bentuk poster

BAHAYA OBESITAS (Kemenkes RI)

 Obesitas berisiko 2 kali lipat mengakibatkan terjadinya Serangan jantung koroner, Stroke,
Diabetes melitus (kencing manis), dan Hipertensi (tekanan darah tinggi).

 Obesitas berisiko 3 kali lipat terkena batu empedu.

 Obesitas berisiko mengakibatkan terjadinya sumbatan nafas ketika sedang tidur.


 Obesitas berisiko tinggi untuk mengakibatkan penyakit kanker Laki-laki berisiko tinggi
menderita kanker usus besar dan kelenjar prostat, sedangkan Wanita berisiko tinggi untuk
menderita kanker payudara dan leher rahim.

 Obesitas berisiko meningkatkan lemak dalam darah dan asam urat.

 Obesitas dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesuburan reproduksi.

Anda mungkin juga menyukai