Anda di halaman 1dari 2

Upaya Preventif Stroke Hemorrhagic

1. Pencegahan Premordial
Tujuan pencegahan premordial adalah mencegah timbulnya faktor risiko bagi individu yang
belum mempunyai faktor risiko. Pencegahan premordial dapat dilakukan dengan cara
melakukan promosi kesehatan, seperti berkampanye tentang bahaya rokok terhadap stroke
dengan membuat selebaran atau poster yang dapat menarik perhatian masyarakat. Selain itu,
promosi kesehatan lain yang dapat dilakukan adalah program pendidikan kesehatan informasi
tentang penyakit stroke perdarahan melalui ceramah, media cetak, media elektronik.
2. Pencegahan Primer.
Tujuan pencegahan primer adalah mengurangi timbulnya faktor risiko stroke bagi individu yang
mempunyai faktor risiko tetapi belum menderita stroke dengan cara melaksanakan gaya hidup
sehat bebas stroke, antara lain:
a) Menghindari merokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan,
obatobatan golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya.
b) Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan seperti daging berlemak atau goreng-
gorengan.
c) Mengatur pola makan yang sehat seperti kacang-kacangan, susu dan kalsium, ikan,
serat, vitamin yang diperoleh dari makanan dan bukan suplemen (vit C, E, B6, B12 dan
beta karoten), teh hijau dan teh hitam serta buah-buahan dan sayur-sayuran.
d) Mengendalikan faktor risiko stroke, seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
jantung dan lain-lain.
e) Menganjurkan konsumsi gizi yang seimbang dan berolahraga secara teratur, minimal
jalan kaki selama 30 menit, cukup istirahat dan check up kesehatan secara teratur
minimal 1 kali setahun bagi yang berumur 35 tahun dan 2 kali setahun bagi yang
berumur di atas 60 tahun.
3. Pencegahan Sekunder
Untuk pencegahan sekunder, bagi mereka yang pernah mendapat stroke, dianjurkan:
a) Hipertensi: diet, obat antihipertensi yang sesuai
b) Diabetes melitus: diet, obat hipoglikemik oral/insulin
c) Penyakit jantung aritmik nonvalvular (antikoagulan oral)
d) Dislipidemia: diet rendah lemak dan obat antidislipidemia
e) Berhenti merokok
f) Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak.
4. Pencegahan Tertier.
Meliputi program rehabilitasi penderita stroke yang diberikan setelah terjadi stroke. Rehabilitasi
meningkatkan kembali kemampuan fisik dan mental dengan berbagai cara. Tujuan program
rehabilitasi adalah memulihkan independensi atau mengurangi ketergantungan sebanyak
mungkin.

(Jurnal Universitas Lampung, HAEMORRHAGIC STROKE ON ELDERLY MAN WITH UNCONTROLLED


HYPERTENSION”)
Upaya Preventif Stroke Iskemik

1. Pencegahan penyakit stroke terdiri dari pencegahan primer dan sekunder. Pada pencegahan
primer meliputi upaya – upaya perbaikan pola hidup dan pengendalian faktor – faktor risiko.
Pencegahan ini ditujukan kepada masyarakat yang sehat dan belum pernah terserang stroke,
namun termasuk pada kelompok masyarakat risiko tinggi.
Upaya - upaya yang dapat dilakukan adalah
a) mengatur pola makan sehat
b) penanganan stress dan beristirahat yang cukup
c) pemeriksaan kesehatan secara teratur dan taat anjuran dokter (diet dan obat)
2. Pencegahan sekunder, yakni dengan mengendalikan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
dan dapat digunakan sebagai penanda (marker) stroke pada masyarakat, sedangkan
pengendalian faktor risiko yang dapat dimodifikasi kita dapat melakukan evaluasi kepada pasien
stroke saat dirawat maupun ketika keluar dari RS. Pencegahan sekunder yang dapat dilakukan
pada pasien stroke iskemik akut
a) pemeriksaan MRI pada beberapa pasien dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan
informasi tambahan dalam penegakan diagnosis dan dalam membuat perencanaan
perawatan selanjutnya
b) pencitraan non invasif rutin dilakukan dalam waktu 24 jam sejak pasien masuk RS, dimana
hanya untuk pasien dengan Modified Rankin Scale (MRS) 0-2
c) monitoring jantung harus dilakukan setidaknya selama 24 jam pertama
d) pemeriksaan diabetes mellitus dengan pengujian glukosa plasma darah, hemoglobin A1c
atau tes toleransi glukosa oral
e) pengukuran kadar kolesterol darah pada pasien yang telah medapatkan terapi statin
f) penilaian troponin awal dapat diberikan, tetapi tidak boleh menunda alteplase IV atau
trombektomi
g) pemberian antikoagulasi pada pasien yang memiliki hasil tes koagulasi abnormal pasca
stroke iskemik
h) pemberian antitrombotik pada pasien stroke iskemik akut non kardioembolik, yakni
pemilihan antiplatelet dapat mengurangi risiko stroke berulang dan kejadian kardiovaskular
lainnya
i) pemberian terapi statin pada pasien selama periode akut
j) revaskularisasi karotid dapat dilakukan untuk pencegahan sekunder pada pasien stroke
dengan Modified Rankin Scale (MRS) 0-2, jika tidak ada kontraindikasi.
k) inisiasi intervensi di RS dengan menggabungkan farmakoterapi dan dukungan terapi perilaku
pada pasien stroke yang memiliki kebiasaan merokok, serta melakukan konseling rutin agar
membantu pasien berhenti merokok.
l) memberikan pendidikan tentang stroke. Pasien harus diberikan informasi, saran, dan
kesempatan untuk berdiskusi mengenai dampak stroke dalam kehidupan sehari-hari
mereka.
(Jurnal Universitas Tadulako, Ishemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention)

Anda mungkin juga menyukai