Anda di halaman 1dari 4

PENYULUHAN PROLANIS: STROKE

dr. Mayya Mumtaz Maharani

A. Definisi

Stroke adalah kondisi klinis akut akibat disfungsi neurologis pada otak, medulla spinalis, dan
retina baik sebagian atau menyeluruh yang menetap selama 24 jam atau menimbulkan kematian
akibat gangguan pembuluh darah. Stroke yang disebabkan oleh infark disebut stroke iskemik. Stroke
perdarahan dapat disebabkan oleh perdarahan intrakranial atau subaraknoid tanpa didahului trauma.
Sedangkan transient ischemic attack (TIA) didefinisikan sebagai disfungsi neurologis sementara akibat
iskemia fokal termasuk iskemi retina dan medulla spinalis.

B. Epidemiologi

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, prevalensi nasional stroke adalah 8,3
per 1.000 penduduk. Berdasarkan data stroke registry tahun 2012-2014, sebanyak 67% dari total stroke
adalah iskemik, dan 33% lainnya adalah stroke hemoragik. Stroke merupakan penyebab kematian no.2
di dunia dan penyebab kematian no.1 di Indonesia. Setiap 10 detik, 1 orang meninggal akibat stroke.
Stroke merupakan penyebab kecacatan no.1 di dunia dan di Indonesia. Angka kejadian stroke meningkat
37% setiap tahun, dan memberikan dampak beban ekonomi yang besar. Stroke termasuk 4 besar
penyakit dengan biaya tertinggi.

C. Tanda dan Gejala

SEGERA KE RS:

1. SEnyum tidak simetris (mencong ke satu sisi, tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba)
2. GErak separuh tubuh melemah secara tiba-tiba
3. bicaRA pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung
4. KEbas atau baal, atau kesemutan separuh tubuh
5. Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
6. Sakit kepala hebat yang muncul secara tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya,
gangguan fungsi keseimbangan, terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi.

Pada stroke perdarahan, gejala paling sering terjadi yaitu hilangnya kesadaran secara mendadak dengan
didahului sakit kepala hebat. Banyak diantaranya meninggal tanpa sempat sadar Kembali.

D. DIAGNOSIS
Diagnosis stroke ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan fisik dapat membantu menentukan lokasi kerusakan otak. Pemeriksaan penunjang
yang dapat dilakukan pada pasien stroke yaitu EKG, Lab lengkap, CT Scan atau MRI, angiografi/DSA.

E. Pencegahan
1. Faktor risiko
Pencegahan stroke pada pasien dilakukan dengan cara mengoptimalkan pengendalian faktor
risiko, terutama faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Beberapa faktor risiko stroke yaitu:
a. Riwayat keluarga (genetik)
b. Penyakit kardiovaskular (aterosklerotik, PJK, gagal jantung, dst): pemberian antiplatelet
c. Hipertensi: skrining tekanan darah teratur, modifikasi gaya hidup, pengobatan, target TD
<140/90
d. Merokok: rokok beresiko menyebabkan stroke iskemik dan perdarahan subarachnoid,
meningkatkan viskositas darah, kadar fibrinogen, mendorong agregasi platelet,
meningkatkan TD, menurunkan HDL dan meningkatkan LDL
e. Diabetes: diabetes meningkatkan resiko stroke, lakukan pemeriksaan gula darah teratur,
modifikasi gaya hidup dan terapi obat-obatan. Pada pasien diabetes dan GGK, kontrol
tekanan darah dengan target 130/80 dan mengontrol dislipidemia.
f. Dislipidemia: penyebab stroke keempat terbanyak di Indonesia, terutama stroke iskemik.
Lakukan modifikasi gaya hidup dan pemberian obat-obatan.
g. Fibrilasi atrium: pasien usia >65 tahun sebaiknya melakukan pemeriksaan nadi dan EKG
untuk melihat fibrilasi atrium
h. Obesitas dan lemak tubuh: lakukan penurunan BB

2. Modifikasi gaya hidup


a. Diet dan nutrisi: pembatasan asupan natrium (<6gr/hri, pada HT <2,3gr/hr), peningkatan
kalium (>4,7 gr/hr), Metode dietary approach to stop hypertension (DASH) yang
menekankan pada konsumsi buah, sayur dan produk susu rendah lemak.
b. Aktifitas fisik: aerobik minimal 150 menit setiap minggu intensitas sedang atau 75 menit
setiap minggu intensitas lebih berat. Contoh aktifitas fisik aerobic (jalan cepat, bersepeda,
berenang, dst)
c. Penurunan BB: Target IMT <25 Kg/m2, lingkar pinggang <80 untuk Wanita, <90 untuk pria
d. Mengatur pola makan sehat: biji2an (beras merah, jagung, gandum, oat, kacang kedele,
kacang-kacangan, susu (yang mengandung protein, kalsium, seng), ikan tuna, salmon,
buah2an, sayur2an, target 5 porsi setiap hari, kurma, pisang, apel, teh hijau. Sumber lemak
utamakan dari sayuran (kacang polong, kedelai, kacang merah, kubis, kol, brokoli, bayam,
tomat, jagung), ikan, kacang-kacangan.
e. Menghindari stress dan tidur yang cukup (6-8 jam)

3. Pemeriksaan Kesehatan teratur dan taat anjuran dokter mengenai gaya hidup sehat, diet, dan
obat
a. Faktor risiko harus dipantau secara teratur (DM, Penyakit jantung, hipertensi, dislipidemia)
b. Penderita HT target TD<140/90, penderita diabetes target TD<130/80
c. Target kadar HbA1c pada penderita DM <7%
d. Pengendalian kadar kolesterol dengan diet dan obat penurun lemak. Target LDL<100. Pasien
beresiko tinggi stroke target LDL<70

F. PERAWATAN FASE HIPERAKUT


Pasien ini dikatakan hiperakut apabila masih berada dalam rentang waktu 3-6 jam (golden hour)
dengan waktu jendela terapi 12-24 jam. Tata laksana fase hiperakut ini bertujuan untuk
menurunkan angka disabilitas dan angka kematian. Tata laksana multidisiplin pada fase hiperakut
diawali dari sejak pasien terkena serangan sampai mendapat terapi reperfusi di rumah sakit.

G. TERAPI STROKE
1. Terapi umum: stabilisasi jalan napas dan pernapasan, sirkulasi, pengendalian peningkatan
tekanan intrakranial, pengendalian kejang, pengendalian suhu tubuh, mencegah dan mengatasi
komplikasi (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, emboli paru, decubitus, kontraktur)
2. Terapi stroke iskemik akut: rtPA (recombinant tissue plasminogen activator)/ trombolisis
diberikan pada <4,5 jam pertama serangan stroke, trombektomi, anti platelet, antikoagulan,
penurunan tekanan darah bila TD>220/120, carotid endarterectomy
3. Terapi stroke perdarahan: koreksi koagulopati, penurunan tekanan darah bertahap (MAP
110/TD >160/90), evakuasi hematoma/kraniektomi dekompresi, infus mannitol, vit.K, FFP, asam
traneksamat
H. REHABILITASI
Rehabilitasi medis dilakukan setelah kondisi medis stabil.
1. Perubahan posisi secara berkala, penggunaan matras khusus
2. Mobilisasi duduk dan terapi Latihan aktif
3. Terapi fisik dada
4. Latihan luas gerak sendi, Latihan peregangan
5. Stimulasi sensoris
6. Latihan pergerakan
7. Latihan berjalan di berbagai jenis lantai, lingkungan, Langkah, kecepatan
8. Berjalan dengan alat bantu untuk membantu mobilisasi dan keamanan
9. Latihan komunikasi
10. Terapi psikologis
11. Bila gangguan menelan, pasang NGT, bila tidak bisa NGT, pasang gastrotomi
12. Bila gangguan berkemih, pasang kateter
13. Penggunaan alat-alat rehabilitasi: TENS, TMS, Ultrasound

I. PROGNOSIS
1. hanya 1/3 pasien yang bisa Kembali pulih setelah serangan stroke iskemik
2. umumnya, 1/3 nya lagi adalah fatal, dan 1/3 nya mengalami kecacatan jangka Panjang
3. jika pasien mendpata penanganan yang tepat dalam waktu 3 jam setelah serangan, 33%
diantaranya pulih dalam waktu 3 bulan.
4. Prognosis stroke perdarahan tergantung ukuran hematoma  hematoma berukuran >3cm
biasanya angka kematian tinggi.

Referensi:

Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stroke 2019.

Anda mungkin juga menyukai